Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KENDALI MUTU

Keandalan Tes Laboratorium:


1. Menghitung Impresisi (SD, CV) secara replikasi/duplikasi, Batas Impresisi, dan Manfaat bagi
klinisi (3SD) bermakna atau tidak suatu pengobatan
2. Menghitung Inakurasi sebagai validasi metode yg kita gunakan di Lab dengan assay sera/serum
kontrol yg sudah dikeathui kadar, nilai mean, dan SD
3. Menghitung sensitivitas dan spesitifitas diagnostik suatu pemeriksaan
4. Menghitung nilai ramal positif dan ramal negatif
5. Menghitung nilai rujukan suatu pemeriksaan
6. Menghitung efisiensi suatu pemeriksaan
Tugas diketik dan di Print out, dikumpul : Selasa, 20 November 2018

KENDALI MUTU
KEANDALAN TES LABORATORIUM
Keandalan tes laboratorium adalah untuk menilai seberapa jauh tes tersebut dapat digunakan
untuk kepentingan klinik. Dibagi menjadi:
1. Presisi dan Impresisi
➢ Presisi : Kesesuain dari hasil laboratorium apabila pemeriksaan dilakukan berulang dengan nilai
rata-ratanya
➢ Impresisi : standar deviasi (SD) dari hasil pemeriksaan ulang secara replikasi atau duplikasi.
Bisa dinyatakan dalam bentuk CV (Koefisien Variasi) satuan menjadi %.
Contoh: pemeriksaan glukosa dilakukan secara duplikasi dengan d1= 200 mg/dl, d2= 210
mg/dl, kemudian dihitung SD dan CV. Diperoleh CV= 5%, maka sudah dianggap cukup untuk
kepentingan klinik rutin. Jadi perbedaan antara kadar glukosa 200 mg/dl dan 210 mg/dl pada
pemeriksaan duplikasi dianggap tidak bermakna.
Pemeriksaan Klinik rutin CV ≤ 5 % →Dianggap sudah cukup
Pemeriksaan Enzimatis (SGOT, SGPT, dsb) CV ≤ 10 % →Masih dianggap cukup
➢ Batas Impresisi, tidak boleh melebihi variasi biologis. Dapat dihitung dengan rumus Tonk:
𝟏
𝒓𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍
𝟒
Batas Impresisi : ×100%
𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍
Contoh: Pemeriksaan kalium serum, nilai normal : 3,5 – 4,5 meq/l, rentang = 1 meq/l,
1
×1
4
Rata-rata = 4 meq/l. Batas impresisi yg bisa diterima adalah, × 100 % = 6,25%.
4
Rumus Tonk tidak selalu dapat diterapkan untuk setiap pemeriksaan. Pada pemeriksaan
enzimatis rumus ini memberikan batas yang besar. Semakin kecil batas impresisinya maka
hasilnya semakin baik.
➢ Manfaat Impresisi Bagi Klinisi
- Untuk kepentingan tindak lanjut suatu penyakit dengan pemeriksaan laboratorium
- Mengetahui keberhasilan dari pengobatan
- Menyatakan dua pemeriksaan berbeda bermakna atau tidak bermakna,
Beda ≥ 3 SD (99% Batas kepercayaan)

Contoh: Penderita hiperkolesterolemia, kadar kolesterol 400 mg/dl, dalam pengobatan selama 1
bulan. Kemudian kolesterol dicek lagi hasilnya 365 mg/dl dan impresisinya (sd) 20 mg/dl, dari
data tsb apakah pengobatan berhasil dalam satu bulan?
Beda : 400 mg/dl – 365 mg/dl = 35 mg/dl, kurang dari 3SD = 3 ×20 = 60 mg/dl
Karena perbedaan hasil pemeriksaan adalah 35 mg/dl kurang dari 60 mg/dl, maka perbedaan ini
tidak bermakna atau pengobatan belum nampak hasil.
2. Akurasi dan Inakurasi
➢ Akurasi : Kesesuaian dari rata-rata pemeriksaan replikat dengan nilai sebenarnya (nilai yg
benar)
➢ Inakurasi : perbedaan antara nilai rata-rata dari pemeriksaan replikat denga nilai sebenarnya.
Digunakan untuk Validasi metode yang digunakan. Rumus inakurasi :
𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒓𝒂𝒕𝒂" 𝒎𝒆𝒕𝒐𝒅𝒆 𝒌𝒊𝒕𝒂−𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒓𝒂𝒕𝒂" 𝒕𝒓𝒖𝒆 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆
Inakurasi = ×100%
𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒕𝒓𝒖𝒆 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆

Nilai True Value adalah assayed sera atau serum kontrol yang sudah diketahui kadarnya, nilai
Mean (rata-rata) dan SD. Sebagai perbandingan dengan hasil kontrol yang diukur dengan
metode kita.
Jika inakurasi hasil Negatif maka metode yang kita gunakan memberikan hasil lebih rendah
(tidak valid).
3. Sensitivitas : Persentase hasil positif yg didapat dari pemeriksaan pada penderita yang benar
menderita suatu penyakit yg dimaksud.
Contoh: 100 org penderita DM (dipastikan dg pemeriksaan urine dan darah). Dari 100 penderita
80 memberikan hasil positif, dan 20 negatif palsu.
80
Sensitivitas diagnostik = ×100% = 80%
100
4. Spesitifitas : Persentase hasil negatif yg didapat dari hasil pemeriksaan pada penderita yg benar
tidak menderita penyakit yg dimaksud.
Contoh : 100 org tidak menderita DM diperiksa , dari 100 org sebanyak 95 org memberikan
hasil negatif, sisanya positif palsu.
95
Spesitifitas diagnostik = ×100% = 95%
100
5. Nilai ramal positif : Persentase penderita yg memberikan hasil benar’’ positif (true positve)
dianatra penderita yg positive (true positive + false positive). Contoh:
80
Nilai ramal positif = ×100% = 94,1%
80+5
6. Nilai ramal negatif : Persentase penderita yg memberikan hasil benar” negatif (true negative)
diantara penderita yg negative (true negative +false negative). Contoh:
95
Nilai ramal negatif = ×100% = 82,6%
95+20

7. Nilai rujukan : Rentang hasil nilai pemeriksaan laboratorium pada kelompok orang yang
dianggap sehat pada suatu daerah tertentu. Dapat dihitung dengan,
Nilai rata-rata ±2SD

Contoh : 40 orang dianggap sehat dilakukan pemeriksaan kolesterol. Didapat nilai rata-rata =
160 mg/dl, nilai SD = 10 mg/dl.
Nilai rujukan = Nilai rata-rata ±2SD
= 160 ± 2.10
= 140 – 180 mg/dl
8. Efisiensi : Persentase yg memberikan hasil yg benar (True positive + True Negative) diantara
semua penderita.
𝑻𝒓𝒖𝒆 𝑷𝒐𝒔𝒊𝒕𝒊𝒗𝒆+𝑻𝒓𝒖𝒆 𝑵𝒆𝒈𝒂𝒕𝒊𝒗𝒆
Efisienesi = ×100%
𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂

Anda mungkin juga menyukai