KENDALI MUTU
KEANDALAN TES LABORATORIUM
Keandalan tes laboratorium adalah untuk menilai seberapa jauh tes tersebut dapat digunakan
untuk kepentingan klinik. Dibagi menjadi:
1. Presisi dan Impresisi
➢ Presisi : Kesesuain dari hasil laboratorium apabila pemeriksaan dilakukan berulang dengan nilai
rata-ratanya
➢ Impresisi : standar deviasi (SD) dari hasil pemeriksaan ulang secara replikasi atau duplikasi.
Bisa dinyatakan dalam bentuk CV (Koefisien Variasi) satuan menjadi %.
Contoh: pemeriksaan glukosa dilakukan secara duplikasi dengan d1= 200 mg/dl, d2= 210
mg/dl, kemudian dihitung SD dan CV. Diperoleh CV= 5%, maka sudah dianggap cukup untuk
kepentingan klinik rutin. Jadi perbedaan antara kadar glukosa 200 mg/dl dan 210 mg/dl pada
pemeriksaan duplikasi dianggap tidak bermakna.
Pemeriksaan Klinik rutin CV ≤ 5 % →Dianggap sudah cukup
Pemeriksaan Enzimatis (SGOT, SGPT, dsb) CV ≤ 10 % →Masih dianggap cukup
➢ Batas Impresisi, tidak boleh melebihi variasi biologis. Dapat dihitung dengan rumus Tonk:
𝟏
𝒓𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍
𝟒
Batas Impresisi : ×100%
𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍
Contoh: Pemeriksaan kalium serum, nilai normal : 3,5 – 4,5 meq/l, rentang = 1 meq/l,
1
×1
4
Rata-rata = 4 meq/l. Batas impresisi yg bisa diterima adalah, × 100 % = 6,25%.
4
Rumus Tonk tidak selalu dapat diterapkan untuk setiap pemeriksaan. Pada pemeriksaan
enzimatis rumus ini memberikan batas yang besar. Semakin kecil batas impresisinya maka
hasilnya semakin baik.
➢ Manfaat Impresisi Bagi Klinisi
- Untuk kepentingan tindak lanjut suatu penyakit dengan pemeriksaan laboratorium
- Mengetahui keberhasilan dari pengobatan
- Menyatakan dua pemeriksaan berbeda bermakna atau tidak bermakna,
Beda ≥ 3 SD (99% Batas kepercayaan)
Contoh: Penderita hiperkolesterolemia, kadar kolesterol 400 mg/dl, dalam pengobatan selama 1
bulan. Kemudian kolesterol dicek lagi hasilnya 365 mg/dl dan impresisinya (sd) 20 mg/dl, dari
data tsb apakah pengobatan berhasil dalam satu bulan?
Beda : 400 mg/dl – 365 mg/dl = 35 mg/dl, kurang dari 3SD = 3 ×20 = 60 mg/dl
Karena perbedaan hasil pemeriksaan adalah 35 mg/dl kurang dari 60 mg/dl, maka perbedaan ini
tidak bermakna atau pengobatan belum nampak hasil.
2. Akurasi dan Inakurasi
➢ Akurasi : Kesesuaian dari rata-rata pemeriksaan replikat dengan nilai sebenarnya (nilai yg
benar)
➢ Inakurasi : perbedaan antara nilai rata-rata dari pemeriksaan replikat denga nilai sebenarnya.
Digunakan untuk Validasi metode yang digunakan. Rumus inakurasi :
𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒓𝒂𝒕𝒂" 𝒎𝒆𝒕𝒐𝒅𝒆 𝒌𝒊𝒕𝒂−𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒓𝒂𝒕𝒂" 𝒕𝒓𝒖𝒆 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆
Inakurasi = ×100%
𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒕𝒓𝒖𝒆 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆
Nilai True Value adalah assayed sera atau serum kontrol yang sudah diketahui kadarnya, nilai
Mean (rata-rata) dan SD. Sebagai perbandingan dengan hasil kontrol yang diukur dengan
metode kita.
Jika inakurasi hasil Negatif maka metode yang kita gunakan memberikan hasil lebih rendah
(tidak valid).
3. Sensitivitas : Persentase hasil positif yg didapat dari pemeriksaan pada penderita yang benar
menderita suatu penyakit yg dimaksud.
Contoh: 100 org penderita DM (dipastikan dg pemeriksaan urine dan darah). Dari 100 penderita
80 memberikan hasil positif, dan 20 negatif palsu.
80
Sensitivitas diagnostik = ×100% = 80%
100
4. Spesitifitas : Persentase hasil negatif yg didapat dari hasil pemeriksaan pada penderita yg benar
tidak menderita penyakit yg dimaksud.
Contoh : 100 org tidak menderita DM diperiksa , dari 100 org sebanyak 95 org memberikan
hasil negatif, sisanya positif palsu.
95
Spesitifitas diagnostik = ×100% = 95%
100
5. Nilai ramal positif : Persentase penderita yg memberikan hasil benar’’ positif (true positve)
dianatra penderita yg positive (true positive + false positive). Contoh:
80
Nilai ramal positif = ×100% = 94,1%
80+5
6. Nilai ramal negatif : Persentase penderita yg memberikan hasil benar” negatif (true negative)
diantara penderita yg negative (true negative +false negative). Contoh:
95
Nilai ramal negatif = ×100% = 82,6%
95+20
7. Nilai rujukan : Rentang hasil nilai pemeriksaan laboratorium pada kelompok orang yang
dianggap sehat pada suatu daerah tertentu. Dapat dihitung dengan,
Nilai rata-rata ±2SD
Contoh : 40 orang dianggap sehat dilakukan pemeriksaan kolesterol. Didapat nilai rata-rata =
160 mg/dl, nilai SD = 10 mg/dl.
Nilai rujukan = Nilai rata-rata ±2SD
= 160 ± 2.10
= 140 – 180 mg/dl
8. Efisiensi : Persentase yg memberikan hasil yg benar (True positive + True Negative) diantara
semua penderita.
𝑻𝒓𝒖𝒆 𝑷𝒐𝒔𝒊𝒕𝒊𝒗𝒆+𝑻𝒓𝒖𝒆 𝑵𝒆𝒈𝒂𝒕𝒊𝒗𝒆
Efisienesi = ×100%
𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂