Anda di halaman 1dari 2

Beberapa faktor analisis yang mungkin mempengaruhi perbedaan hasil

swab PCR, meliputi faktor pra analisis, proses analisis, dan pasca analisis;
Faktor praanalisis meliputi teknik samping dan penyiapan spesimen, factor
analisis berupa proses analisisnya, dan factor pasca analisis yaitu
interpretasi hasil.

1.Teknik sampling yang kurang tepat. WHO menetapkan lokasi


pengambilan sampel ada di saluran napas atas tepatnya di
nasofaring (bagian dari tenggorakan yang berada di belakang
hidung) atau di orofaring. Tes gabungan usap nasofaringeal dan
orofaringeal terbukti meningkatkan sensitivitas dan
meningkatkan akurasi. Berdasarkan penelitian menemukan
bahwa usap nasofaringeal memberikan hasil yang lebih handal
dibandingkan orofaringeal. Spesimen saluran pernapasan bawah
hanya dianjurkan pada pasien yang secara klinis diduga kuat
mengalami COVID-19 dan dapat mengeluarkan sputum atau
dahak secara spontan. Mengingat ketepatan sampling sangat
penting, kemampuan atau ketrampilan dari tenaga kesehatan
yang melakukan pengambilan sampel menjadi faktor penting
yang juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, jangan menolak jika
akan diambil sampel di nasofaring.
2.Penyimpanan spesimen tidak terkontrol. Spesimen seharusnya
segera disimpan ditabung tertutup sehingga terhindar dari
kontaminasi virus. Jika tidak bisa langsung diujikan, spesimen
harus disimpan 2-8 °C jika ≤12 hari-70 °C jika >12 hari. Ingatkan
tenaga sampling untuk segera menutup tabung spesimen dan
menyimpannya di suhu dingin.
3.Proses analisis yang tidak valid. Validitas analisis dipengaruhi
oleh ketepatan preparasi, instrument, dan metode. Laboratorium
yang professional akan melakukan kontrol kualitas secara
berkala, sehingga pilihlah laboratorium yang terpercaya.
4. Interpretasi hasil swab PCR didasarkan atas nilai CT (Cycle threshold)
yang menunjukkan frekuensi perubahan RNA virus menjadi DNA,
sehingga pada satu titik diinterpretasikan sebagai hasil positif Covid-
19. Nilai CT ini berbanding terbalik dengan kemampuan virus untuk
menularkan ke orang lain. Berdasarkan laporan berbagai sumber,
batas nilai CT yang digunakan laboratorium untuk menyatakan positif
Covid-19 beragam, dari nilai <30 hingga <45. Hal ini menyebabkan
perbedaan hasil atau kesimpulan Covid-19 ini. Apalagi, masyarakat
umumnya hanya menggunakan hasil kualitatif berupa positif atau
negatif saja, tanpa memperhatikan nilai CT. Sementara itu, hasil
laboratorium juga jarang sekali menampilkan nilai CT. Sebuah
penelitian menyebutkan bahwa nilai CT >34 memberikan risiko
penularan yang sangat rendah. Perbedaan interpretasi ini seharusnya
mengingatkan pentingnya meminta nilai CT ketika kita menerima
hasil swab PCR.
5. Ditulis oleh apt. Suci Hanifah, M.Si., Ph.D. (Dosen Jurusan Farmasi)
https://pharmacy.uii.ac.id/mengapa-hasil-swab-pcr-untuk-covid-19-berbeda/

Anda mungkin juga menyukai