Anda di halaman 1dari 3

Korektor 1 Korektor 2

PEMERIKSAAN
RDT MALARIA
METODE : ICT

Probandus:

Nama : Tn, Anjar


Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : laki - laki

1. TUJUAN : Untuk Untuk mendeteksi antigen Plasmodium dalam darah secara


imunokromatografi.

2. PRINSIP : spesimen darah diteteskan pada lubang spesimen, dan ditambahkan buffer
pada lubang buffer. menjadi emas koloid, dan hasil positif terlihat sebagai garis
berwarna merah atau ungu-merah.

3. ALAT dan Bahan : a. Alat : 1. Rapid Tes RDT Malaria


2. Pipet Tetes
b. Bahan : Reagen buffer
c. Sampel : Serum

4. CARA KERJA : 1. Pipet darah masukan dalam sumur specimen


2. Buka tutup penyangga Vial yang mengandung buffer.
3. Tambahkan 2 tetes assay buffer ke dalam sumur buffer.
4. Baca hasil sesudah 20 menit.
Interpretasi Hasil :
- Negatif : Jika hanya satu garis yang terlihat pada control C.
- Positif : Jika terlihat dua garis yang terlihat pada control C dan Tes

5. HARGA NORMAL :-

6. HASIL : (+) terbentuk garis merah pada control line dan test line)

7. KESIMPULAN : Dalam sampel probandus yang diperiksa, dinyatakan positif malaria yang
ditandai dengan terbentuknya garis merah pada control line dan test line.

Imunoserologi II D-IV TLM


7. PEMBAHASAN

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak
dalam sel darah merah manusia. Di Indonesia, Plasmodium yang dapat dijumpai pada manusia adalah P. falciparum,
P. vivax, P. ovale, dan P. malariae. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Saat ini, banyak dikembangkan teknik untuk mendeteksi penularan penyakit malaria secara dini, mulai dari yang
bersifat klinis hingga molekuler. Semua itu bertujuan untuk menemukan secara dini kasus malaria, kemudian
secepatnya dilakukan upaya pengobatan terhadap penderita dan upaya pengendalian penyakit di masyarakat. Salah
satu teknik yang banyak digunakan oleh pusat layanan kesehatan adalah Rapid Diagnostic Tests (RDTs) dengan
pendekatan metode Immunocromatographic Test. Kelebihan penggunaan RDT sebagai alat untuk diagnosa cepat
malaria adalah konfirmasi infeksi patogen dapat diketahui secara cepat, tidak membutuhkan pengetahuan dan
peralatan kesehatan yang khusus dan mahal, prosedur sederhana, dan mudah menyimpulkan hasil dengan validitas
sama atau bahkan lebih baik dari cara mikroskopis.
Hingga saat ini, malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, khususnya bagi daerah
tropis dan subtropis. Diperkirakan 2,5 milyar manusia hidup di wilayah-wilayah endemis malaria dengan sekitar 300
juta kasus kesakitan dan 1 juta kematian yang sebagian besar adalah anak-anak. Jika wilayah endemis malaria
tersebut tidak ditanggulangi secara serius dapat dipastikan bahwa risiko penduduk tertular malaria akan semakin
besar. Oleh karena itu, World Health Organization menempatkan malaria sebagai prioritas utama program
penanggulangan dan penelitian penyakit tropis. Sekitar 275 juta dari 500 juta penduduk terinfeksi malaria di wilayah
Afrika Selatan Gunung Sahara, 100 juta diantaranya dengan gejala klinis. Setiap tahun, biaya untuk malaria lebih dari
US$ 12 milyar yang merupakan 40% dari seluruh biaya kesehatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi di berbagai
negara dengan prevalensi malaria yang tinggi jauh lebih rendah daripada negara yang tanpa malaria. Sekitar 100 ribu
kasus kematian akibat malaria terjadi setiap tahun di luar Afrika.

Daftar Pustaka

1. Sutisna P. Malaria secara ringkas dari pengetahuan dasar sampai terapan. Jakarta: Buku Kedokteran ECG; 2004.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2000. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2001.
3. Departemen Kesehatan RI. Status kesehatan masyarakat Indonesia survei. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2001

Imunoserologi II D-IV TLM


Imunoserologi II D-IV TLM

Anda mungkin juga menyukai