Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOSEROLOGI
“Pemeriksaan TP (Treponema pallidum)”

Disusun Oleh: Kelompok 1


1. Nabila Azzahrah B1D122051
2. Aswin Syaputra B1D122052
3. Anjela Arwalembun B1D122053
4. Anjelika Riones Rikumahu B1D122054
5. Justika Septiana B1D122055
6. Marni Toding B1D122057

Kelas: B, 2022

PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Prinsip
B. Pra Analitik
C. Analitik
D. Pasca Analitik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sifilis merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum. Sifilis bersifat kronik dan sistemik karena
memiliki masa laten, dapat menyerang hampir semua alat tubuh, menyerupai
banyak penyakit, dan ditularkan dari ibu ke janin.
Treponama Pallidum Subspesies Pallidum (biasa disebut dengan
Treponema Pallidum) merupakan bakteri gram negatif, berbentuk spiral yang
halus. Bakteri yang patogen terhadap manusia bersifat parasit obligat
intraseluler, mikroaerofilik, akan mati apabila terpapar okigen, antiseptik,
pemanasan, pengeringan sinar matahari dan penyimpanan di refrigerator.
Penularan sifilis biasanya melalui kontak seksual dengan pasangan yang
terinfeksi, kontak langsung dengan lesi/luka yang terinfeksi atau dari ibu yang
menderita sifilis ke janinnya melalui plasenta pada stadium akhir kehamilan.
Tes pemeriksaan immunokromatografi TPHA adalah salah satu metode
untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yang
menyebabkan penyakit sifilis. Tes ini biasanya dilakukan dengan mengambil
sampel darah dan kemudian mengvaluasi apaka terdapat antibodi terhadap
bakteri tersebut.
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui adanya bakteri Treponema pallidum di dalam darah
yang menyebabkan sifilis dengan uji serologi metode immunokromatografi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sifilis adalah penyakit infeksi disebabkan oleh Treponema Pallidum


Subspesies Pallidum (T. pallidum), merupakan penyakit kronis ddan bersifat
sistemik. Sifilis merupakan penyakit yang progresif dengan gambaran klinis aktif
(Stadium primer, sekunder, dan tersier) serta periode asitomatik (Stadium laten).
Sifilis yang tidak diobati dapat berkembang menjadi sifilis lanjut, yaitu sifilis
tersier, sifilis kardiovaskuler, atau neurosifilis. Angka kejadian sifilis mencapai
90% di negara-negara berkembang. WHO memperkirakan 12juta kasus baru
terjadi di afrika, asia selatan, asia tenggara, amerika latin, dan caribhean (Sinaga
& Triwasely, 2019).

TPHA (Treponema Pallidum Haemaglutination Assay) adalah


pemeriksaan serologi untuk penyakit sifilis. Keuntungan penggunaan tes TPHA
adalah lebih spesifik jika dibandingkan dengan tes lainnya, dimana teknik serta
hasil dapat dibaca dengan mudah dan selain bakteri yang berasal dari keluarga
Treponema, tidak ada yang memberikan hasil positif dalam tes ini. Kekurangan
TPHA yaitu kurang sensitif jika diaplikasikan dengan sebagai tes skrining yang
merupakan tahap awal pemeriksaan (Sinaga & Triwasely, 2019).

Bakteri Treponema pallidum, ketika menginfeksi hospes akan memicu


hospes melepaskan respon imun selular dan humoral dengan tujuan membunuh
kuman. Treponema pallidum sendiri memilik kemampuan untuk menghindar dari
respon hospes serta mengakibatkn infeksi persisten. Diagnosis sifilis berdasarkan
riwayat penyakit, ciri-ciri pada gangguan saraf, kondisi fisik lalu pemeriksaan
serologis nontreponema dan treponema. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan TPHA yaitu waktu pembacaan yang kurang dari 1 jam dapat
memberikan hasil positif palsu dimana hemaglutinasi belum terbentuk sempurna.
Secara pengendalian mutu untuk metode TP-Rapid, untuk kontrol kualitas internal
penelitian ini yaitu pada alat terpasang fitur kontrol internal yaitu garis C. Garis C
akan muncul setelah menambahkan sampel dan pengencer. Jika garis C tidak
terlihat, tinjau kembali prosedur alat uji dan lakukan pengujian ulang dengan alat
uji yang baru. Untuk kontrol kualitas eksternal selain menyertakan kontrol positif
dan negative pada setiap pemeriksaan juga harus mempertimbangkan operator atau
tenaga terlatih, alat dan reagen yang baru (Fadhilah, dkk. 2023).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prinsip
Spesimen diteteskan pada ruang membran akanbereaksi dengan partikel
yang telah dilapisi dengan protein A yang terdapat pada bantalan spesimen,
selanjutnya akan bergerak secara kromatografi dan bereaksi dengan antigen
yang terdapat pada garis test. Jika spesimen mengandung antibody majaa akan
timbul garis warna.

B. Pra Analitik
1. Alat: a. Centrifuge e. Spoit
b. Mikropipet f. Torniquet
c. Tabung reaksi g. Tabung plain
d. Rak tabung

2. Bahan a. Strip TPHA e. Plester


b. Sampel serum
c. Tip kuning
d. Alkohol swab

C. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Dilakukan teknik sampling flebotomi.
3. Dicentrifuge sampel darah dengan kecepatan 3000rpm selama 10 menit.
4. Dipindahkan serum kedalam tabung reaksi dengan mikropipet.
5. Dibuka strip TPHA dan celupkan strip pada serum.
6. Ditunggu selama 10 menit.
7. Diinterpretasikan hasil yang muncul pada strip.
D. Pasca Analitik
 Interpretasi hasil
1. Hasil negatif: Terdapat 1 garis merah pada line control (C).
2. Hasil positif: Terdapat 2 garis merah pada line control (C) dan test (T).
3. Hasil Invalid: Terdapat 1garis merah pada line test (T).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini, yaitu negatif karena
terdapat 1 garis merah pada line control (C).

Hasil negatif
B. Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan Treponema Pallidum Haemaglutination
Assay (TPHA) yang dilaksanakan pada hari Kamis 25 Januari 2024, pukul
08.00 – 11.00 wita, di laboratorium Patologi Klinik, DIV Teknologi
Laboratorium Medis, gedung D, lantai 2, Universitas Megarezky Makassar.
Tujuan pemeriksaan ini, yaitu untuk mengetahui adanya bakteri Treponema
pallidum di dalam darah yang menyebabkan sifilis dengan uji serologi metode
immunokromatografi.
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh bakteri
Treponema pallidum , dimana cirus ini dapat menyebar melalui ubungan
seksual serta lesi yang terinfeksi ole bakteri Treponema pallidum, disamping
itu juga ibu yang terinfeksi sifilis dapat menularkan sifilis kebayinya melalui
ari-ari selama kehamilan.
Struktur treponema pallidum terdiri dari membran sel bagian dalam,
dindingnya dilapisi oleh peptidoglean yang tipis, dan mebran sel bagian luar.
Penyebaran sifilis dapat dicegah dengan cara tidak bergonta-ganti pasangan,
tidak menggunakan obat-obatan yang terlarang, menghindar alkohol, tidak
menggunakan jarum yang tidak steril, dan memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang bahaya penyakit menular seksual.
Pada praktikum ini didapatkan hasil negatif, karena hanya terdapat 1 garis
merah pada line control (C). Keuntungan dan kekurangan rapid test, yaitu
keuntungan TP-Rapid adalah pemeriksaan mudah, waktu yang singkat, dapat
menggunakan spesimen serum, plasma, whole blood, tidak memerlukan alat
kusus. Sedangkan kekurangan adalah tidak dapat membedakan antara infeksi
aktif dan nonaktif dan tidak dapat dipakai untuk menilai hasil pengobatan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini, yaitu didapatkan hasil
negatif, dikarenakan hanya terdapat 1 garis merah yang muncul pada
bagian control (C).
B. Saran
Adapun saran pada prakikum ini yaitu, diharapkan untuk praktikum
kedepannya praktikan dapat melakukan praktikum ini dengan baik dan
benar, serta teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Fadhilah, Fitri Rahmi, dkk. 2023. Evaluasi Pemeriksaan Treponema Pallidum


Rapid (TP-RAPID) Dan Treponema Pallidum Haemaglutination Assay
(TPHA)Pada Kelompok Wanita Pekerja Seks Di Kota Bandung. Jurnal of
Indonesian Medical Laboratory and Science. Vol. 4, No. 1.
Sinaga, Herlando dan Triwasely Amir Said. 2019. Pemeriksaan Treponema
Pallidum Haemaglutination Assay Dan Treponema Pallidum Rapid Pada
Penderita Sifilis Di Valai Laboratorium Kesehatan Provinsi Papua. Jurnal
pnelitian Kesehatan Suara Forikes. Vol. 10, No. 2.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Alat dan bahan Lakukan sampling flebotomi Dicentrifuge

Hasil negatif (-)


Celupkan strip dalam
serum

Anda mungkin juga menyukai