DISUSUN OLEH NAMA : REVOLINA BEATRIX KOIBUR NIM : 71547120037
DOSEN PENGAJARAN EVERDINA Y. WANGGAI SKM,.M.SI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG PRODI D-III KEBIDANAN MANOKWARI TAHUN 2024
RAPID DIAGNOSTIC TEST (RDT) MALARIA
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Di Indonesia, Plasmodium yang dapat dijumpai pada manusia adalah P. Falciparum, P. Vivax, P. Ovale, dan P. Malariae. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Salah satu cara untuk mendiagnosis penderita malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan di laboratorium. Terdapat tiga cara untuk mengetahui penderita penyakit malaria yaitu dengan menggunakan mikroskop, Rapid Diagnostic Test (RDT) dan Polymerase Chain Reaction (PCR) Kelebihan pemeriksaan RDT sebagai alat untuk diagnosa cepat malaria adalah konfirmasi infeksi patogen dapat diketahui secara cepat, tidak membutuhkan pengetahuan dan peralatan kesehatan yang khusus dan mahal, prosedur sederhana, dan mudah menyimpulkan hasil dengan validitas yang sama atau bahkan lebih baik dari cara mikroskopis. RDT merupakan suatu pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit malaria berdasarkan atas deteksi antigen parasit malaria di dalam darah dengan menggunakan prinsip imunokromatografi. Kelebihan RDT dapat mempermudah dan mempercepat mendiagnosis penyakit malaria dibandingkan menggunakan mikroskop karena menggunakan RDT tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak atau keahlian khusus, sedangkan pemeriksaan mikroskopik membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus. Kekurangan diagnosis malaria berdasarkan RDT dibandingkan diagnosis mikroskopis adalah RDT tidak dapat digunakan untuk mengetahui kapadatan parasit (densitas parasit) dalam darah.
Prosedur Pemeriksaan RDT
1. Menyapa pasien dan meminta persetujuan kepada pasien apakah sudah siap untuk dilakukan pemeriksaan RDT 2. Alat dan bahan : Rapid diagnostic test Handscoone Tisu
3. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
4. Petugas menggunakan handscoon 5. Membuka alat dan bahan kemudian menuliskan nama pasien 6. Bersihkan area yang akan di tusuk menggunakan alkohol swab, tunggu sampai benar-benar kering 7. Remas ujung jari dan tusuk di area jari yang sudah di bersihkan dengan menggunakan lancet yang telah di sediakan, kemudian buang di kotak benda tajam
8. Ambil sampel darah (5µl) dengan menggunakan pipet yang disediakan
atau mikropipepas alkohol. 9. Masukkan darah utuh (5 µl) ke dalam lubang sampel. 10. Tambahkan 3 tetes buffer ke lubang buffer 11. Tunggu sampai 15 menit, kemudian baca hasilnya