Adanya penduduk yang terkena kasus malaria namun tidak mendapatkan kelambu
berinsektisida sebab akses yang sulit dicapai.
Sistem monitoring dalam pelaksanaan kegiatan surveilans maupun kegiatan
pengendalian dan penanggulangan malaria lainnya masih lemah.
Kegiatan penanggulangan malaria seperti IRS dan MBS dilakukan oleh orang-
orang yang bukan berlatarbelakang dari pendidikan kesehatan.
Banyakya kegiatan, namun kurang sumberdaya manusia. Program yang dijalankan
dimulai dari pengobatan hingga penanganan vektor.
Survei bionomik difokuskan pada genangan air pada tanah.
Kurangnya survei penyakit impor seperti datangnya supir dari bus AKAP yang
berasal dari luar kota terutama yang berasal dari kota endemis malaria seperti
menanyakan riwayat bepergian dan penginapan.
Lebih memerhatikan kandang ternak yang banyak sekali terdapat di desa Gunung
Asem karena dapat menjadi faktor resiko (resting place dan breeding place).
II. Laporan Survey
a. Survey Penderita dan Suspek
1. Survei penderita
Berdasarkan survey penderita malaria yang dilakukan
di dukuh Gunung Asem ada 8 penderita malaria yang
teridentifikasi. 5 orang berasal dari satu keluarga
sedangkan 3 orang berasal dari keluarga berbeda.
2. Survei Suspect
Berdasarkan MBS (Mass Blood Survey) yang dilakukan
kepada 121 penduduk dukuh Gunung Asem dengan
RDT tidak ditemukan penderita baru malaria. 5 orang
warga yang dilakukan RDT tidak menunjukkan hasil
positif mengandung Plasmodium falcifarum maupun
Plasmodium vivax.
b. Survey Lingkungan
Kualitas air dalam hal ini suhu air dilokasi yang terdapat
jentik Anophelesberkisar antara 30,0 – 32,4OC, sedangkan pH
anatara 3,4 – 5,7. Suhu air dan pH memungkinkan untuk
terdapatnya jentik Anopheles.
Kualitas udara dalam hal ini kelembaban antara 90,0 – 91,0%,
suhu air 30,0 – 32,4, kecepatan angin yang 1,30 – 2,90 meter per
detik merupakan tingkat kelembaban, suhu dan kecepatan
angin yang optimum bagi perkembangan dan penyebaran
nyamuk Anopheles
Survei lingkungan yang dilakukan di dusun karang asem
desa separe kecamatan loano mendapatkan hasil :
Tempat tinggal penderita berdekatan dengan sawah, kebun,
dan hutan.
Di sekitar pemukiman terdapat sungai dan mata air.
Lingkungan rumah yang penuh tanaman baik pohon maupun
perdu membuat udara cukup lembab.
Banyak genangan air di sekitar tempat tinggal.
C. Survey Masyarakat untuk Identifikasi Faktor Lain
Penyebab KLB
Kebiasaan Masyarakat Keluar Malam Hari
Lokasi Geografis
Pekerjaan
Pengobatan dan penanganan yang terlambat
Pemakaian kelambu yang tidak teratur
Ventilasi rumah yang tidak tertutup kasa (terbuka)
Gambaran Kasus
Kabupaten Purworejo Sebagai Kasus
Indigenous Tinggi di Jawa Tengah Tahun 2015
Kabupaten Purworejo merupakan
salah satu kabupaten di Jawa Tengah
dengan kasus indigenous malaria yang
tinggi (≥ 95%) pada tahun 2015.
Kabupaten dengan kasus indigenous
malaria tinggi lainnya yaitu Kabupaten
Banjarnegara. Hal ini menunjukkan bahwa
penularan malaria di Kabupaten
Purworejo lebih banyak terjadi di wilayah
setempat dibandingkan penularan dari luar
pulau (kasus import).
Desa HCI Malaria di Kabupaten Purworejo