Anda di halaman 1dari 3

Fishbone Penemuan Kasus AFP (Accute Flaccid Paralysisis) / Lumpuh layu akut

AFP (Acute Falccid Paralysis) adalah setiap kasus kelemahan atau kelumpuhan yang
bersifat layuh dan terjadi mendadak pada usia kurang dari 15 tahun. Pelacakan ini dilakukan
untuk dapat menemukan kemungkinan masih ada anak yang berumur kurang dari 15 tahun
yang mengalami kelumpuhan, lemas atau layu terutama pada bagian alat pergerakan tubuh
yang dialami secara mendadak. Sehubungan dengan hal tersebut Dinas kesehatan Kota
Semarang menargetkan setiap Puskesmas di Kota Semarang untuk menemukan 1 kasus AFP
setiap tahun. Namun, Puskesmas Manyaran belum mendapat kasus AFP sehingga tidak
memenuhi target kinerja. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya faktor
manusia (petugas), metode penemuan, lingkungan dan sarana.
Faktor manusia (petugas) merupakan Petugas baru belum mendapat pelatihan atau
pembekalan terkait pelacakan AFP dan Petugas juga masih kurang koordinasi dengan lintas
program, tokoh masyarakat dan kader kesehatan. Faktor metode petugas melakukan
skrining belum tepat sasaran, karena hanya dilakukan di masyarakat umum dan kurang jeli
dalam melaksanakan skrining. Selain itu petugas juga belum melakukan
sosialisasi/penyuluhan tentang kasus AFP pada masyarakat. Dari faktor lingkungan,
masyarakat/ToMa/Kader belum mendapat penyuluhan terkait AFP dan tidak
menginformasikan ada warganya yang mengalami lumpuh layu mendadak. Faktor sarana
prasarana untuk menunjang kegiatan pelacakan AFP seperti media penyuluhan dan pot
Feses juga belum tersedia di Puskesmas.

Pemecahan Masalah Cakupan Penemuan Kasus AFP yang Belum Mencapai Target
1. Faktor Manusia (Petugas)
a. Petugas koordinasi dan bekerjasama dengan lintas program (Gasurkes, KIA/Bidan,
Dokter dan Petugas Gizi Puskesmas) apabila ada ada pasien atau saat kegiatan di
masyarakat menemukan kasus lumpuh layu agar diinformasikan pada petugas
surveilans PD3I.
b. Petugas Surveilans PD3I koordinasi dan bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat dan
kader kesehatan apabila ada warga atau balita di Posyandu yang mengalami lumpuh
layu mendadak agar diinformasikan pada petugas Puskesmas / petugas Epidemiolog
Puskesmas
c. Sie P2TMS Dinas kesehatan Kota Semarang mengadakan pembekalan untuk petugas
surveilans PD3I terkait penemuan Suspek AFP
2. Faktor Metode
a. Petugas Surveilans PD3I bekerja sama dengan Gasurkes dan kader untuk skrining AFP
selain di masyarakat, juga di Posyandu dengan lebih jeli lagi
b. Petugas Surveilans PD3I memberikan penyuluhan tentang kasus AFP pada pertemuan
kader agar diinformasikan kepada masyarakat
3. Faktor Lingkungan
Petugas surveilans PD3I bekerjasa sama dengan Petugas Promkes dan Gasurkes
memberikan informasi terkait kasus AFP kepada masyarakat, kader kesehatan dan Tokoh
masyarakat agar memahami tanda dan gejala kasus AFP sehingga apabila menemukan
kasus tersebut bisa segera diinformasikan kepada petugas Puskesmas
4. Faktor Sarana
a. Petugas surveilans PD3I bekerja sama dengan Petugas Promkes untuk membuat
media penyuluhan kasus AFP
b. Petugas surveilans PD3I bekerja sama dengan Sie P2TMS DKK agar diberi poit feses,
apabila sewaktu-waktu ada kasus pot feses sudah siap.

Anda mungkin juga menyukai