Anda di halaman 1dari 5

Atribut Survailens Demam Berdarah

Tugas Survailens Epidemiologi

Disusun Oleh :

Eggy Lasmawati 20420015


Ica Berliana 20420019
Iga Afifah Rahmadini 20420020
Indah Dwi Cuyunda 20420035
Ine Ahyar Hasriza 20420037

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2021
KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Latihan 1 : Atribut Surveilans

Metode : Diskusi Kelompok

Waktu : 25 Menit

Instruksi:

1. Kelas dibagi menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuk diisi oleh setiap
kelompok peserta.

2. Dosen menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :

a. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan atribut sistem surveilans

b. Peserta secara kelompok melakukan identifikasi atribut pada satu sistem surveilans yang
sedang dikelola oleh peserta

c. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.

3. Identifikasi dan berikan komentar / uraikan hasil diskusi pada tabel tersebut

a. Uraikan tujuan surveilans yang Saudara pilih?

b. Bagaimanakah bentuk penyelenggraan surveilans tersebut?

c. Apakah topik surveilans yang Saudara pilih memiliki ciri – ciri / sudah sesuai dengan
kriteria atribut surveilans dan uraikan?
FORMAT HASIL DISKUSI IDENTIFIKASI ATRIBUT SURVEILANS

KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

(Latihan1: Atribut Surveilans)

NO ITEM HASIL DISKUSI

A JUDUL SURVEILANS
B TUJUAN SURVEILANS

C BENTUK
PENYELENGGARAAN
D ATRIBUT SURVEILANS

1 Kesederhanaan (Simplicity)
2 Fleksibilitas (Flexibility)

3 Akseptabilitas (Acceptability)
4 Sensitivitas (Sensitivity) Dalam menilai suatu sistem surveilans menunjukkan bahwa
sensitivitas dalam sistem surveilans dapat ditingkatkan
melalui upaya screening deteksi kasus yang dinyatakan adalah
memang kasus. Upaya screening ini harus memiliki
sensitivitas yang tinggi. Dalam hal ini surveilans kasus DBD di
RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung mengunakan uji
laboratorium yang memiliki sensitivitas yang tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas
petugas RM RSPBA didapat bahwa alat yang dipakai untuk
pemeriksaan darah lengkap sudah menggunakan alat
otomatis berupa haematology analyser. Alat ini telah
dilakukan kontrol dan kalibrasi tiap 3 bulan sekali. Kontrol dan
kalibrasi dilaksanakan untuk memastikan bahwa alat yang
digunakan masih layak pakai, tidak ada kerusakan dan masih
bisa memberikan hasil yang akurat. Selama alat ini digunakan
di Laboratorium RS Pertamina Bintang Amin tidak pernah
sekalipun terjadi kerusakan alat. Petugas laboratorium selalu
melakukan croscheck dengan metode lain (secara manual)
bila terdapat hasil yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal
ini dilakukan untuk memastikan bahwa hasil yang dikeluarkan
oleh alat tidak jauh beda dengan perhitungan manual.

5 Nilai Prediktif Positif NPP dalam kegiatan survailans kasus dapat diukur dari
(Predictive Value Positive) cakupan penegakan diagnosis kasus DBD yang diperiksakan
laboratorium dan cakupan penanganan kasus. NPP kegiatan
surveilans kasus di RS Pertamina Bintang Amin Bandar
Lampung memiliki NPP tinggi. Hal ini dapat dilihat pada hasil
penelitian bahwa semua pasien DBD telah diperiksakan
laboratorium (100%) dalam penegakan kasus DBD. Begitu
juga dengan jumlah kasus yang tertangani, didapatkan bahwa
100% penderita DBD tertangani dengan baik. Hal ini tidak
terlepas dari upaya penanggulangan fokus yang dilakukan
oleh RS Pertamina Bintang Amin, Penanggulangan fokus
dilaksanakan untuk membatasi penularan DBD dan mencegah
terjadinya KLB di lokasi tempat tinggal penderita DBD.

6 Kerepresentatifan Berdasarkan data yang diperoleh dari ruang RM


(Representativeness) RSPBA diketahui bahwa data hasil surveilans kasus
DBD dianalisis menurut waktu oleh RS yakni kasus
DBD per Bulan dan per Tahun yang dimasukkan dalam
tabel rekapitulasi.

Berdasarkan distribusi jenis kelamin pasien di ruang


rawat inap anak R S P B A a d a l a h p a s i e n y a n g
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 17 pasien.
sedangkan pasien yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 13 pasien. B e r d a s a r k a n
distribusi usia pasien di ruang rawat
i n a p a n a k RSPB , bahwa pasien yang berusia 1-5 tahun
berjumlah 5 pasien, pasien yang berusia 6-10 tahun
berjumlah 15 pasien, pasien yang berusia 11-15 tahun
berjumlah 10 pasien.
7 Ketepatan Waktu Ketepatan waktu dari pelaksanaan surveilans kasus DBD
(Timeliness) dapat diukur dari ketepatan laporan dari sarana kesehatan,
dokter praktek umum dan time laps kecepatan pelaksanaan
PE (Penyelidikan Epidemiologi). serta laporan petugas RS ke
Dinkes Kota Bandar Lampung yang sudah ditentukan oleh
Ditjen P2PL.

Berdasarkan wawancara dengan petugas RM RSPBA, kasus


DB dilaporkan oleh rumah sakit, yang dilaporkan perbulan-
tahun, sekitar 76% pelaksanaan PE yang dilakukan dalam
waktu 1 × 24 jam setelah adanya laporan kasus.

8 Quality Kualitas data terkait dengan kualitas kelengkapan jumlah,


kelengkapan data dan sumber data (Centre for Disease
Control and Prevention. Serta cara pengolahan yang dapat
diukur dengan mengetahui persentase data yang kosong dan
tidak jelas pada form (kelengkapan mengisi komponen-
komponen yang ada di form). Berdasarkan hasil penelitian
didapat bahwa dalam hal kelengkapan data, formulir-formulir
yang digunakan oleh RS Pertamina Bintang Amin Bandar
Lampung dalam melaksanakan surveilans kasus sudah terisi
(100%) yang artinya tidak ada satu kolom pun yang tak terisi.
Jadi dalam kegiatan surveilans kasus yang dilaksanakan oleh
RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung memiliki kualitas
data yang baik. Data yang tepat waktu dan lengkap sangat
membantu dalam akurasi data, sehingga akan membantu
pula dalam analisa dan interpretasi data terutama deteksi dini
suatu penyakit.Kualitas data juga dinilai dari pengolahan data
pada suatu sistem. Pada pelaksanaan sistem surveilans kasus
di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung belum
melakukan pengolahan data dan analisis data secara rutin.
Pengolahan dan analisis data (data kasus berdasarkan waktu)
hanya akan dilakukan bila ada permintaan data dari Dinkes
Kota Bandar Lampung. Analisis data penting untuk dilakukan,
karena dengan melakukan analisis sederhana saja adalah alat
ampuh dalam mempengaruhi pengambilan keputusan

9 Stability Stabilitas data terdiri dari reliability dan avaibility. Reability


yang dimaksud adalah kemampuannya untuk pengumpulan,
manajemen dan menyediakan data secara benar Centre for
Disease Control and Prevention. Stabilitas data dalam
surveilans kasus berkaitan dengan cara/ sarana penunjang
yang digunakan dalam mencatat dan mengolah (merekap)
data jumlah kasus serta data tidak hilang/rusak. Data
kesehatan dengan stabilitas baik sangat diperlukan untuk
meningkatkan ketepatan waktu dari pemantauan outcome
kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa stabilitas data surveilans kasus di RS Pertamina
Bintang Amin Bandar Lampung memiliki stabilitas data yang
tinggi. Hal ini dapat diketahui bahwa dalam merekap dan
mengolah data sudah menggunakan sistem komputerisasi.
Selain itu juga tidak pernah terjadi kerusakan komputer dan
kehilangan data serta data dimasukkan dalam folder dan
selalu diback up baik di komputer RS maupun di leptop milik
petugas. Data juga dimasukkan ke dalam beberapa flash disk
untuk meminimalisir kehilangan data.

Anda mungkin juga menyukai