IMMUNOSEROLOGI II
PEMERIKSAAN PARASIT PADA TETES DARAH TIPIS
DISUSUN OLEH :
Adi Subagio (2240014025)
DOSEN :
Dr. Mohammad Yusuf Alamudi, S.Si.,M.Kes
1.2 Tujuan
1.
2.
3.
BAB II
DASAR TEORI
Malaria di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius sehingga
memerlukan perhatian dan penatalaksanaan yang sistematis. Plasmodium malariae pada manusia
ada 4 spesies yaitu P. vivax, P. falciparum, P. ovale dan P. Malariae. Penyebab malaria berat
disebabkan P. falciparum dengan berbagai komplikasi yang dapat mengakibatkan kematian
terutama pada anak, sedangkan pada orang dewasa akan menurunkan produktifitas ekonomi dan
sosial. Sedangkan P.vivax dapat tinggal berbulan-bulan sampai bertahun-tahun di dalam sel hati
dan jika kondisi imunitas tubuh menurun menimbulkan kambuh (relaps).
Kecepatan penemuan dan pengobatan penderita merupakan kunci keberhasilan program
penatalaksanaan malaria, karena dapat memutus rantai penularan. Penemuan penderita secara
dini dapat dilakukan dengan mendiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis.
Laboratorium parasitologi merupakan salah satu fasilitas yang digunakan Balai Litbang
dalam menunjang upaya menurunkan kejadian mlaria dengan memutus rantai penularan dengan
malakukan diagnosis malaria secara mikroskopis, yang meliputi: Pembuatan preparat malaria
sediaan darah tipis dan tebal, Pembuatan preparat malaria dengan Giemsa,
Sediaan hapusan darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini masih di gunakan pada
pemeriksaan laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan hapusan darah ini adalah dengan
meneteskan darah lalu di paparkan di atas objek glass, kemudian di lakukan pengecatan dan
diperiksa di bawah mikroskop cahaya binokuler.
Banyak orang tidak mengetahui bahwa penyebab malaria adalah adanya parasit malaria yang
masuk ke dalam darah. Ukuran parasit tersebut sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan
menggunakan bantuan mikroskop. Untuk dapat melihat adanya parasit di dalam darah penderita,
perlu dibuat sediaan darah malaria (SD). Diperlukan keterampilan yang baik dari petugas dalam
memeriksa SD malaria. Dengan adanya buku pedoman ini diharapkan dapat membantu
memperoleh keterampilan tersebut. Petunjuk yang paling sederhana untuk membedakan keempat
spesies malaria adalah perubahan yang terlihat pada sel darah merah yang terinfeksi. Ukuran sel
darah merah yang terinfeksi dapat terlihat membesar atau normal. Pada sitoplasma eritrosit yang
terinfeksi dapat ditemukan titik Schuffner atau Maurer.
BAB III
METODE KERJA
3.1 Metode : Pewarnaan SADT
3.2 Alat dan bahan
Alat
1. Nedlee (alat suntik) 3 ml
2. Tabung EDTA
3. Kapas alkohol
4. Kapas kering
5. Torniquet
6. Objek glass
7. Pipet tetes, pipet ukur
8. Beaker glass
Bahan
1. Darah EDTA
2. Pewarna Giemsa
3. Buffer
4. Aquades
1.
menit.
Meletakkan sediaan apus dalam posisi tegak dan biarkan mengering.
Membaca di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Data pasien.
1. Nama
: Adi Subagio
Umur
: 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Asal daerah : Surabaya , Jawa Timur
4.2 Hasil pemeriksaan
No.
Gambar
Keterangan
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan uji pemeriksaan parasit dengan metode mikroskopis
yang dilakukan dengan penecatan giemsa pada sediaan darah tipis. Jenis parasit yang kita cari
khususnya adalah parasit plasmodium yang sering kita jumpai berkembang dalam darah manusia
dan dapat menyebabkan malaria terutama di daerah endemis seperti indonesia.
Plasmodium adalah jenis parasit yang berasala dari tanah yang dapat beradaptasi dan
bereproduksi dengan baik di dalam tubuh nyamuk. Plasmodium bila masuk ke dalam tubuh
manusia dapat menyebabkan malaria. Malaria terjadi karena adanya parasit plasmodium yang
masuk ke dalam tubuh manuia melalui alira darah.
Sediaan darah tipis sendiri merupakan sediaan yang hanya terdiri dari satu lapisan sel darah
merah yang melekat pada kaca sediaan dan digunakan untuk melihat morfologi parasit dengan
bentuk-bentuk parasit yang utuh serta sebagai konfirmasi ulang pada penderita malaria berat
yang densitas parasitnya tinggi.
Sediaan darah tipis di dapat dengan membuat apusan darah EDTA di atas obek glass dengan
ketebalan yang cukup karena bila terlalu tebal darah akan memperlihatkan sel yang menumbuk
dan jika terlalu tipis sel darah akan hilang dan apusan akan gagal..
Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan darah, antara lain :
dengan methilen biru akan menghasilkan pulasan berupa sel darah berwarna merah muda
(Hadidjaja, 1992).
Setelah dilakukan pewarnaan maka preparat hasil sediaan apusan darah tipis di periksa
dibawah mikroskop dengna perbesaran 100x dengan penambahan imertion oil. Pemeriksaan
secara mikroskopis ini seharusnya dilakukan secara rutin, khususnya di daerah endemis. Hal ini
karena gambaran klinis malaria yang bervariasi, seperti infeksi malaria dapat juga terjadi sebagai
akibat transfusi darah dari donor yang terinfeksi. Selain itu, pemeriksaan dengan laboratorium
dapat digunakan untuk diagnosis kasus pada kegagalan obat, penyakit berat dengan komplikasi
dan mendeteksi parasit dari adanya infeksi parasit malaria yaitu P.falciparum dan P.vivax secara
bersamaan, sebab pengobatan keduanya berbeda.
Interpretasi hasil lapang pandang yang diperiksa secara mikroskopis sediaan malaria yaitu :
1.
2.
Dari kali ini sampel yang saya periksa dari sediaan apusan darah milik saya sendiri negaif
dari infeksi malaria karena tidak terdapat parasit plasmodium di dalam sedian apusan darah yang
diwarnai dengan giemsa dan dilihat pada mikroskop cahaya binokuler dengan perbesaran 100x.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali dapat disimpulkan bahwa dilakukan pembuatan apusan darah tipis
yang diwarnai dengan pewarna giemsa pada pasien bernama Adi Subagio hasil yang
diperoleh ialah tidak terjangkit penyakit malaria atau tidak terdapatnya Plasmodium dalam
sel darah.
5.2 Saran
Pada pemeriksaan plasmodium harus dilakukan dengan prosedur yang benar dengan APD
yang lengkap karena pada daerah endemis seperti indoesia masih disinyalir terdapat
DAFTAR PUSTAKA
-
Laporan-Praktikum-Pemeriksaan-Malaria.pdf
http://www.atlm.web.id/2014/11/makalah-plasmodium-malaria.html