Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN DARAH UNTUK


FILARIA DAN MALARIA

JURUSAN SARJANA TERAPAN


KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................I

I. LATAR BELAKANG....................................................................................3

II. TUJUAN..........................................................................................................3

III. DASAR TEORI...............................................................................................4

IV. METODE PRAKTIKUM..............................................................................6

4.1. Alat dan Bahan..........................................................................................6

4.2. Prosedur Praktikum...................................................................................6

V. KESIMPULAN...............................................................................................9

VI. SARAN.............................................................................................................9

VII. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................10

I
I. Latar Belakang

Meningkatnya pasien penyakit malaria berbanding lurus dengan


peningkatan vektor nyamuk di daerah tersebut. Berbeda penyakit,
berbeda pula cara transmisi dari vektor ke manusia. Di suatu daerah
endemi malaria dan filariasis dapat dipastikan lebih banyak jumlah
penderita malaria dibandingkan penderita filarisis. Karena mikrofilaria
yang dibawa nyamuk pembawa filaria, tidak akan langsung masuk ke
dalam aliran darah tetapi hanya berada di sekitar probosis. Saat
probosis diangkat, mikrofilaria baru bisa masuk dan memperlukan
ribuan kali gigitan nyamuk. Namun kebanyakan kasus sebelum
mikrofilaria masuk, banyak manusia yang langsung membunuh
nyamuk tersebut sehingga mikrofilaria tidak bisa masuk ke dalam
tubuh manusia.

Penggolongan filariasis yang termasuk penyakit kronis juga salah


satu faktor pembeda dari malaria. Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat
dari jumlah plasmodium dan mikrofilaria dalam darah manusia. Maka
dari itu dibutuhkan pemeriksaan di laboratorium.

Diharapkan dengan adanya laporan praktikum ini mahasiswa dan


pembaca dapat memahami semua tata cara proses praktikum
pemeriksaan darah untuk malaria dan filaria dengan baik dan tepat
setelah membaca laporan ini.

II. Tujuan Praktikum


1. Dapat mengetahui cara pemeriksaan darah untuk filaria dan malaria
2. Dapat memahami tata cara pemeriksaan darah untuk filaria dan
malaria
3. Dapat menentukan tata cara pemeriksaan darah untuk filaria dan
malaria
4. Tetap melaksanan kegiatan menyusun laporan praktikum saat
learning from home (LFH)

III. Dasar Teori


1. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
plasmodium yang hidup dan berkembangbiak dalam sel darah merah
manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina.

Parasit malaria adalah protozoa (binatang bersel satu) bergenus


plasmodium yang hidup sebagai parasit pada sel darah merah.
Plasmodium memakan hemoglobin dari sel darah merah
mengakibatkan induk semang/ host/ penderita mengalami anemia.
Spesies plasmodium ada 4 macam yaitu :
1. Plasmodium falciparum
Merupakan penyebab penyakit malaria tropika yang sering
menyebabkan malaria berat/ malaria otak yang fatal, gejala
serangannya timbul berselang setiap dua hari (48 jam) sekali
2. Plasmodium vivak
Penyebab malaria tertiana yang gejala serangannya timbul
berselang setiap tiga hari
3. Plasmodium malariae
Penyebab penyakit malaria quartana yang gejala serangannya
timbul berselang setiap empat hari
4. Plasmodium ovale
Jenis ini jarang ditemui di indonesia, banyak dijumpai di Afrika
dan Pasifik Barat

Seseorang dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium,


infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Yang
terbanyak terdiri dari dua campuran yaitu plasmodium falciparum
dengan plasmodium vivak atau p.falciparum dengan p.malariae.
Infeksi campuran biasanya terjadi di daerah yang angka penularan
yang tinggi. Gejala klinis penyakit malaria yaitu demam, menggigil,
berkeringat, sakit kepala, mual atau muntah dan gejala khas daerah
setempat (diare pada balita dan sakit otot pada orang dewasa).

Pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan cara mikroskopik,


yaitu mengamati sediaan darah di bawah mikroskop dan pemeriksaan
menggunakan RDT (Rapid Diagnostic Test).

2. Filaria
Filariasis merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui
vektor nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) yang jika tidak
mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan kecatatan tetap berupa
pembesaran kaki, lengan, payudara serta alat kelamin. Penyakit ini
disebabkan oleh 3 spesies cacing filaria yaitu : Wucheria bancrofti,
Brugia malayi dan Brugia timori. Cacing ini menyerupai benang dan
hidup dalam tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan
darah (Akhsin Zulkoni, 2011).

Berbagai macam spesies nyamuk dapat menjadi vektor filariasis.


Suatu spesies nyamuk dapat dinyatakan sebagai vektor filariasis
apabila dari tubuh nyamuk tersebut dapat diisolasi larva cacing
infektif yang dapat menginfeksi manusia dan pertumbuhan larva
cacing filaria dalam tubuh nyamuk yang berasal dari koloni infeksi
percobaan secara morfologik identik dengan pertumbuhan nyamuk di
alam. Penularan filariasis akan efektif apabila kepadatan mikrofilaria
dalam darah 1 – 3 mikrofilaria/µL darah.
Penularan filariasis dari nyamuk ke manusia berbeda dengan
penularan malaria dan demam berdarah. Seseorang dapat terkena
filariasis apabila mendapat gigitan nyamuk vektor ribuan kali
sehingga peluang untuk infeksi dari satu gigitan nyamuk vektor sangat
kecil.

IV. Metode Praktikum


Laporan praktikum berasal dari proses analisa video dengan judul
“Pemeriksaan Darah Untuk Filaria dan Malaria” yang dilaksanakan
oleh Dr. Adrial M. Kes, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas.

4.1. Alat dan Bahan yang digunakan :


Alat dan Bahan :
1. Kaca objek 6. Larutan giemsa
2. Rak pewarnaan 7. Air kran
3. Lanset 8. Pipet tetes
4. Kapas alkohol 9. Jas laboratorium
5. Methanol

4.2. Prosedur Praktikum


 Sediaan darah tipis malaria
1. Bersihkan ujung jari tengah, sedangkan untuk bayi pada bagian
tumit atau cuping telinga dengan kapas alkohol. Biarkan kering
2. Tusuk ujung jari dengan lanset, hapus tetesan pertama dengan
kapas kering
3. Tetesan selanjutnya tampung dengan sebuah kaca objek
4. Dengan bantuan kaca objek lain buat sediaan apus tipis
sedemikian rupa, sehingga diperoleh sedian tipis seperti ujung
lidah. Biarkan kering
5. Dengan kaca objek lain tampung tetesan darah untuk sediaan
darah tebal
6. Buat sekurang kurangnya dua tetesan dan lebarkan dengan sudut
kaca lain. Biarkan kering
7. Letakkan sediaan darah tipis dan tebal diatas rak pewarna secara
horizontal
8. Sedian darah tipis di fiksasi dengan metil alkohol kurang lebih
setengah menit
9. Sedian darah tebal di hemolisir dengan air sampai pucat
kemudian air dituangkan dan diamkan sampai kering
10. Teteskan larutan giemsa ke atas masing – masing sediaan darah
11. Diamkan kurang lebih 15 – 30 menit
12. Setelah itu, cuci dengan air mengalir. Larutan giemsa tidak
boleh dituang langsung namun didorong menggunakan air agar
tidak terdapat endapan pada sediaan
13. Keringkan dengan cara memiringkan sediaan
14. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran okuler 100x.
sebelumnya sediaan di teteskan dengan minyak imersi sebanyak
1 tetes
15. Hasil dinyatakan negatif apabila tidak ditemukan parasit
sedikitnya pada seratus lapangan pandang

 Sediaan darah tipis mikrofilaria


1. Bersihkan ujung jari tengah, sedangkan untuk bayi pada bagian
tumit atau cuping telinga dengan kapas alkohol. Biarkan kering
2. Tusuk ujung jari dengan lanset darah steril, hapus tetesan
pertama dengan kapas kering
3. Teteskan darah sekitar 4 – 5 tetes ke atas kaca objek. Kemudian
lebarkan dengan bantuan sudut kaca objek lain sampai terbentuk
elips sebesar ¾ kaca objek. Lalu biarkan kering
4. Dengan bantuan kaca objek lain buat sediaan apus tipis
sedemikian rupa, sehingga diperoleh sedian tipis seperti ujung
lidah. Biarkan kering
5. Sediaan darah tebal di hemolisir dengan air sampai pucat
kemudian air dituangkan dan diamkan
6. Keringkan dengan cara memiringkan sediaan
7. Fiksasi dengan metil alkohol kurang lebih 1 - 2 menit
8. Teteskan larutan giemsa ke atas sediaan darah dan diamkan
selama 15 menit
9. Setelah itu, cuci dengan air mengalir. Larutan giemsa tidak
boleh dituang langsung namun didorong menggunakan air agar
tidak terdapat endapan pada sediaan
10. Keringkan dengan cara memiringkan sediaan
11. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran okuler 10x
12. Hasil dinyatakan negatif apabila tidak ditemukan parasit
sedikitnya pada seratus lapangan pandang
V. Kesimpulan Pemeriksaan Telur dan Larva Cacing :
1. Pengambilan darah sediaan darah di ujung jari tengah sedangkan
pada bayi pada bagian tumit atau cuping telinga
2. Pemeriksaan sediaan darah untuk malaria di bawah mikroskop
dengan pembesaran okuler 100x. sebelumnya sediaan di teteskan
dengan minyak imersi sebanyak 1 tetes
3. Larutan giemsa tidak boleh dituang langsung namun didorong
menggunakan air agar tidak terdapat endapan pada sediaan
4. Pemeriksaan sediaan darah untuk filaria di bawah mikroskop
dengan pembesaran okuler 10x
5. Hasil pemeriksaan darah malaria dan filaria dinyatakan negatif
apabila tidak ditemukan parasit sedikitnya pada seratus lapangan
pandang

VI. Saran Pemeriksaan Darah Untuk Malaria dan Filaria


1. Hati-hati saat mengambil darah dengan lanset
2. Jangan lupa menghapus tetesan pertama dengan kapas kering
3. Beri perhatian lebih saat membuat sediaan apus tipis
4. Hati-hati saat membuang larutan giemsa, jangan langsung
dimiringkan namun didorong menggunakan air mengalir lalu baru
dimiringkan
5. Sesuaikan lensa dan diafragma mikroskop dengan benar
6. Amati hasil pemeriksaan dengan seksama
DAFTAR PUSTAKA

Pemeriksaan Darah Untuk Filaria dan Malaria | Keterampilan Klinis | FK Unand.


https://www.youtube.com/watch?v=E6RnZnvARPQ

Supranelfy, Y., Ritawati, R., & Oktarina, R. (2019). PERIODISITAS


MIKROFILARIA Brugia malayi DALAM DARAH DI KABUPATEN MUARO
JAMBI. SPIRAKEL, 11(1), 17-23.

Dewi, N. U. (2018). IDENTIFIKASI MIKROFILARIA PADA PENDUDUK DI


KEPULAUAN DOANG-DOANGAN CADDI KABUPATEN
PANGKEP. Jurnal Media Analis Kesehatan, 9(1).

Anda mungkin juga menyukai