Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

PRAKTIKUM PARASITOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBACAAN SEDIAAN MALARIA

OLEH:

PUTU AYU DIAN ASTARI (211310848)

DOSEN PENGAMPU:
ANAK AGUNG AYU EKA CAHYANI, S.Si., M.Kes.

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2022
I. JUDUL

Pembacaan Sediaan Malaria

II. DASAR TEORI

Malaria adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh parasite

plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina

(Benusu, 2019). Terdapat beberapa jenis malaria yaitu

1. Malaria Falciparum yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.

Gejala demam timbul intermiten dan dapat berlanjut. Jenis malaria ini

paling sering menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian

2. Malaria Vivax disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam

berulang dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga

kasus malaria berat yang disebabkan oleh Plasmodium vivax

3. Malaria Ovale disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis

biasanya bersifat ringan. Pola demam seperti malaria vivax

4. Malaria Malariae disebabkan oleh plasmodium malariae. Gejala demam

berulang dengan interval bebas demam 3 hari

5. Malaria Knowlesi disebabkan oleh Plasmodium knowlesi. Gejala demam

menyerupai malaria falciparum

Gejala demam yang dirasakan tergantung dari jenis malaria. Sifat demam

akut (paroksismal) yang didahului oleh stadium dingin (menggigil) diikuti

demam tinggi kemudian berkeringat banyak. Gejala klasik ini biasanya

ditemukan pada penderita non imun. Selain gejala klasik, dapat juga

ditemukan gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal,

dan nyeri otot (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017)


Untuk mendapatkan kepastian diagnosis malaria harus dilakukan

pemeriksaan sediaan darah. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan melalui:

1. Pemeriksaan dengan mikroskop

Pemeriksaan dengan mikroskop merupakan standar baku untuk

diagnosis pasti malaria. Pemeriksaan mikroskop dilakukan dengan

membuat sediaan darah tebal dan tipis. Pemeriksaan sediaan darah tebal

dan tipis di rumah sakit/puskesmas/lapangan untuk menentukan ada

tidaknya parasite malaria (positif atau negative); spesies dan stadium

plasmodium; kepadatan parasite.

2. Pemeriksaan dengan tes diagnostic cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT)

Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasait

malaria dengan menggunakan metode imunokromatografi. Tes ini

digunakan pada unit gawat darurat, pada saat terjadi KLB, dan di daerah

terpencil tidak tersedia fasilitas laboratorium mikroskopis. Hal yang

penting yang perlu diperhatikan adalah sebelum RDT dipakai agar

terlebih dahulu membaca cara penggunaannya pada etiket yang tersedia

dalam kemasan RDT untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan.

3. Pemeriksaan dengan Plymerase Chain Reaction (PCR) dan Sequensing

DNA

Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada fasilitas yang tersedia.

Pemeriksaan ini penting untuk membedakan antara re-infeksi dan

rekrudensi pada P.falcifarum. selain itu dapat digunakan untuk

identifikasi spesies Plasmodium yang jumlah parasitnya rendah atau di

bawah batas ambang mikroskopis. Pemeriksaan dengan menggunakan


PCR juga sangat penting dalam eliminasi malaria karena dapat

membedakan antara parasite impor atau indigenous.

4. Terdapat juga pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah

a. Pengukuran hemoglobin dan hematokrit

b. Perhitungan jumlah leukosit dan trombosit

c. Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT, dan SGPT,

alkali fosfate, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium, dan

kalium, analisis gas darah) dan urinalisis

III. TUJUAN

Untuk mengidentifikasi parasit malaria pada sediaan apusan darah tebal

dan tipis.

IV. PRINSIP

Untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan

banyak metode. Salah satu metode yang paling diyakini dapat menemukan

jenis serta stadium dari parasit Plasmodium adalah pembacaan sediaan darah

malaria (apusan darah tebal dan apusan darah tipis) dengan mikroskop.

V. ALAT DAN BAHAN

- Preparate malaria

- Minyak imersi

- Mikroskop

VI. PROSEDUR KERJA

1. Pra analitik

a. Tangan dicuci dengan 6 langkah menggunakan sabun dan air

mengalir, kemudian dikeringkan dengan menggunakan tissue


b. APD digunakan

c. Meja praktikum di desinfeksi dengan alcohol 70% sebelum

melakukan praktikum

d. Alat dan bahan disiapkan

2. Analitik

a. Preparate yang akan diperiksa diletakkan diatas mikroskop

b. Pengamatan dilakukan dengan pembesaran lensa obyektif 10x

c. Minyak imersi ditambahkan pada preparate

d. Pengamatan dilakukan dengan pembesaran lensa obyektif 100x

3. Post Analitik

a. Hasil pengamatan dilaporkan

b. Alat dan bahan yang digunakan dibersihkan

c. Meja paktikum di desinfeksi dengan alcohol 70%

d. Handscoon yang telah digunakan dilepaskan dan dibuang

e. Tangan dicuci dan dikeringkan dengan menggunakan tissue

f. APD dilepaskan

g. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan

h. Menyusun laporan praktikum

VII. INTERPRETASI HASIL

(+) = bila ditemukan Plasmodium malaria pada sediaan hapusan darah

(-) = bila tidaka ditemukan Plasmodium malaria pada sediaan hapusan darah
VIII. HASIL

Gambar 1. Hasil Pengamatan Apusan Tebal

Gambar 2. Hasil Pengamatan Apusan Tipis

IX. PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sediaan

darah yang diidentifikasi tidak terdapat parasite malaria. Dalam proses

pembacaan dilakukan dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 100x.

Pembesaran 10x dilakukan untuk mencari fokus, setelah itu dilakukan

pembesaran 100x. Sediaan diamati dengan lensa obyektif 10x, tidak

dianjurkan untuk langsung menggunakan lensa obyektif 100x untuk

memfokuskan lapangan pandang. Bila lapangan pandang sudah


ditemukan/sudah ditemukan fokus, maka minyak imersi diteteskan pada

lapangan pandang tersebut dan lensa obyektif diputar pada ukuran 100x.

Pemeriksaan diarahkan pada lapangan pandang dimana sel darah merah

terpish satu sama lain. Pada pemeriksaan sediaan darah tipis, pemeriksaan

dilakukan sampai 100 lapangan pandang untuk menentukan negative, bila

diperlukan dapat dilihat sampaia 400 lapangan pandang. Pemeriksaan darah

tebal, pemeriksaan rutin sediaan tebal dinyatakan negative bila tidak

ditemukan parasite pada 100 lpaang pandang. Bila hasil positif, maka

dilakukan hitung parasite terhadap 200 atau 500 lekosit.

Minyak imersi digunakan pada pemeriksaan sediaan darah malaria

menggunakan mikroskop pembesaran objektif 100x. minyak imersi

digunakan untuk meningkatkan indeks bias ibjek yang dilihat. Uji kualitas

minyak imersi dapat dilakukan dengan cara (Theodora, et al., 2020) :

1. Uji kekentalan : pengujian dapat dilakukan dengana memasukkan batang

pengaduk kedalam wadah berisi minyak imersi. Angkat batang pengaduk

dan amati. Jika minyak imersi masih menempel pada batang pengaduk

dan menetes lambat maka kualitas minyak imersi masih baik

2. Uji kekeruhan : pengujian dilakukan dengan mengamati ada tidaknya

kekeruhan minyak imersi pada wadah transparan. Bila terlihat keruh maka

kualitas minya imersi sudah berkurang

3. Perubahan warna : amati ada tidaknya perubahan minyak imersi pada

wadah transparan. Bila terjadi perubahan warna (kekuningan) maka

kualitas minyak imersi sudah berkurang.


X. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan pada sampel yang

digunakan dalam praktikum tidak terdapat parasite malaria yang dilakukan

pada pembacaan dibawah mikroskop.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Benusu, A. Y. (2019). Gambaran Morfologi Sediaan Darah Malaria yang


Diwarnai Dengan Pewarnaan Giemsa Variasi Buffer. Kupang: Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kupang.
Indonesia, K. K. (2017). Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. Jakarta.
Theodora, M., Anggraeni, N., Kresnowati, O., Mulyani, P. S., Isa, R., Winita, R., .
. . Yuzwar, Y. E. (2020). Modul Pelatihan Mikroskopis Malaria Bagi
Tenaga ATLM. (Nurasni, Ed.) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai