Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PVBP-A

Dosen Pembimbing:

Ngadino, S. Si., M.Psi


Suprijandani, SKM, M.Sc, PH
Kartaji

Disusun oleh :

KELOMPOK B

1. Laksamana Jalasena (P27833317002)


2. Dzahabiyyah Dwi Putri (P27833317006)
3. Dwi Annarya Ning Tyas (P27833317008)
4. Feby Carira Sindy (P27833317013)
5. Pradevi Milafitri (P27833317016)
6. Zefanya Meylan Avenia (P27833317023)
7. Tegar Ardiyansah (P27833317027)
8. Aprilia Putri Agnia (P27833317028)
9. Galih Agata Pascariti (P27833317031)
10. Namira Kholifatul (P27833317033)
11. Eliza Anvi Irawan (P27833317037)

PROGRAM STUDI D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AJARAN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan hidayah-
Nya, sehingga “Laporan Besar Praktikum PVBP-A” ini dapat terselesaikan. Untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Entomologi

Penyusuanan laporan besar ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh nilai
ketuntasan pada mata kuliah Praktik PVBP-A. Tidak lupa kami juga berterima kasih kepada
semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini sehingga dapat kami selesaikan.

Akhir kata, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, namun
tetap besar harapan kami materi yang akan kami berikan dapat bermanfaat, dan memberi
wawasan serta pengetahuan baru bagi pembaca khususnya para mahasiswa Program Studi
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.

Surabaya, 12 Desember 2018

Kelompok B

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
POKOK BAHASAN
Uji Kerentanan Nyamuk (Suscepbillity Test) ..................................................................... 4
Pining Serangga Umum ...................................................................................................... 10
Tata Hidup Nyamuk Aedes aegypti .................................................................................... 22
Mengidentifikasi Lalat dan Kecoa ...................................................................................... 34
Mengidentifikasi Pinjal Pada Tikus .................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 70

iii
UJI KERENTANAN NYAMUK TERHADAP INSEKTISIDA

I. JUDUL PRAKTIKUM

Uji Kerentanan Nyamuk (Uji Suscepbility)

II. LATAR BELAKANG

Uji kerentanan vector terhadap insektisida atau suscepbility test adalah metode yang
digunakan untuk mengetahui kerentanan nyamuk vector terhadap racun serangga yang
digunakan untuk pemberantasan vector. Dari hasil kegiatan ini diharapkan untuk memperoleh
informasi mengenai kerentanan vector nyamuk terhadap insektisida yang digunakan instansi
kesehatan atau program di wilayah kegiatan.

III. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dilaksanakan praktek ini adalah untuk mngetahui kerentanan nyamuk
vector terhadap beberapa insektisida yang digunakan instansi kesehatan

IV. TEMPAT DAN WAKTU

Kegiatan ini bertempat di Laboratorium Entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan


Surabaya yang dilaksanakan pada Rabu, 26 September 2018

V. TINJAUAN PUSTAKA
Suscepbility test atau uji kerentanan adalah suatu test untuk
mengetahui tingkat kerentanan atau kekebalan serangga, terhadap suatu
racun/insektisida. Kekebalan seranggan terhadap insektisida adalah kemampuan populasi
serangga untuk bertahan terhadap pengaruh insektisida yang biasanya mematikan. Proses
seleksi peningkatan kekebalan terhadap insektisida tidak terjadi dalam waktu singkat,
tetapi berlangsung lama dalam singkat ada banyak generasi yang diakibatkan oleh
perlakuan inssektisida secara terus menerus.

4
Uji ini bertujuan untuk menyelidiki apakah ada kekebalan atau tidak,
dan kalau ada,kapan timbulnya. Oleh karena itu uji ini tidak cukup hanya dilakukan
sekali saja,melainkan berulang-ulang sejak sebelum ada penyemprotan sampai
sesudahnya. Uji ini untuk menyelidiki kekebalan fisiologis, bukan untuk mengetahui
kekuatanr a c u n / i n s e k t i s i d a . H a l d e m i k i a n t e r j a d i k a r e n a adanya index
absorbsi yang berlainan, ada tidaknya jaringan tubuh yang dapatmenyimpan
racun (misal: lemak), organ ekskresi yang berlainan, kemampuan regenerasi
dan detoksikasi yang dimiliki, dan karena perilaku yang berubah/berbeda
(misal: mampu menghindari racun)

VI. PROSEDUR KERJA

A. ALAT DAN BAHAN


a. Alat yang digunakan :
 Tabung uji
 Tabung kontrol
 Aspirator
 Pengukur waktu (timer)

b. Bahan yang digunakan :


 Insektisida malathion 0,8% dan 5% yang telah diberi pada kertas saring
(Insektisida Impregnated paper)
 Nyamuk yang akan diuji

B. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan tabung suscepbility test warna merah dan hijau


2. Masukkan nyamuk yang diuji ke dalam tabung penyimpanan yaitu tabung berwarna
hijau (Holding Tube) menggunakan aspirator dengan jumlah nyamuk pada tabung

5
percobaan dan tabung kontrol sama. Masukan nyamuk 10 ekor dengan keadaan full
feed (penuh darah)
3. Menyiapkan tabung berwarna merah/tabung percoban (expore tube) yang telah diisi
impregnated paper
4. Pindahkan nyamuk kedalam tabung percobaan (Expore tube) dengan cara membuka
pemisah antara 2 tabung dan meniup ujung tabung hijau sehingga nyamuk berpindah
ketabung merah
5. Biarkan nyamuk dalam tabung percobaan selama 60 menit, kemudian pindahkan lagi
ke tabung berwarna hijau
6. Lalu amati kematian pada nyamuk dan hitung kematian (pengamatan pertama)
7. Beri air gula pada segumpal kapas dan letakan di atas penutup tabung berwarna hijau
8. Diamkan selama 1x24 jam
9. Lalu amati kematian pada nyamuk dan hitung kematian (pengamatan kedua)
10. Lalu interpretasikan data, apabila kematian nyamuk yang diuji tersebut masih rentan
diatas 90 % dan apabila diantara 80 % artinya nyamuk uji masih meragukan dan
kurang dari 80 % maka nyamuk tersebut resisten terhadap insektisida.

VII. HASIL
Pengamatan Pertama Pengamatan Kedua
Tabung Konsentrasi
(Setelah 60 menit) (Setelah 1x24 jam)
1 0,8% 30% 30%
2 0,8% 50% 50%
3 5% 100% 100%
4 5% 100% 100%
kontrol 0% 0% 0%

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada di laboratorium vektor


Kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan maka diperoleh hasil yaitu penggunaan
insektisida malathion 5% pada kedua tabung mengalami kematian 100% selama 60 menit
pada pengamatan pertama maupun kedua. Sedangkan penggunaan insektisida malathion
(1) 0,8% mengalami kematian 30% dan (2) 50% pada pengamatan pertama. Pada

6
pengamatan kedua, penggunaan insektisida malathion (1) 0,8% mengalami kematian
30% dan (2) 50%. Pada tabung uji atau percobaan dan tabung kontrol tidak ditemukan
kematian nyamuk 0% kematian.

VIII. ANALISA HASIL


Berdasarkan hasil yang didapatkan yaitu kematian nyamuk pada tabung uji
dengan malathion 0,8% mencapai 30% kematian pada tabung uji 1 dan 50% kematian
pada tabung uji 2 selama 60 menit waktu paparan. Hal ini disebabkan karena daya tahan
nyamuk terhadap insektisida malathion 0,8% sudah hamper kebal. Dibandingkan dengan
menggunakan malathion 5%.
Berdasarkan hasil yang didapatkan yaitu kematian nyamuk pada tabung uji
dengan malathion 5% mencapai 100% kematian pada tabung uji dan tabung kontrol
didapatkan kematian 0 % selama 60 menit waktu paparan. Angka tersebut dapat diuji
menggunakan rumus koreksi abbout yaitu :

Rumus abbot = % kematian nyamuk uji – Kontrol x % uji kematian nyamuk


100 - % kematian jentik control
= 100 % - 0% x 100%
100 – 0%
= 100% x 100%
100
= 100%

Namun pada umumnya rumus atau perhitungan kematian koreksi tidak


diperlukan apabila pada kontrol < 20 % kematian , sehingga nilai efiksasi insektisida
baik. Persentase kematian pada uji kerentanan nyamuk dengan efikasi insektisida baik
dan masih efektif penggunaannya sebagai insektisida kimia dalam pengendalian vektor
nyamuk.

7
IX. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan malathion
5% efektif dalam membunuh nyamuk hal ini karena efikasi yang baik dengan
kontrol 0% kematian dengan waktu paparan 60 menit. Namun penggunaan
malathion perlu memperhatikan dosis yang digunakan agar tidak mencemari
lingkungan dan membahayakan makhluk hidup disekitarnya.

B. SARAN

Melalui praktek ini seluruh mahasiswa diharapkan mampu untuk


menerapkan uji kerentanan ini dilain waktu untuk kepentingan pendidikan dan
kesehatan. Diharapkan kepada seluruh mahasiswa kiranya mampu bekerjasama
dengan baik untuk mengurangi dampak nyamuk yang resisten di masa yang akan
datang, yaitu dengan cara menggunakan dosis yang benar dalam melakukan
pemberantasan/pengendalian nyamuk DBD di daerah-daerah endemis atau bukan.
Tidak hanya itu, mahasiswa kesehatan lingkungan juga diharapkan dapat
melakukan pengendalian nyamuk dengan benar khususnya nyamuk yang diduga
menjadi vektor atau penular utama dari penyakit.

8
DOKUMENTASI PRAKTIKUM PREPARASI SERANGGA

Anda mungkin juga menyukai