Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan berjuta
karunia dan nikmat-Nya sehingga kami dapat meyusun serta menyelesaikan Laporan
praktikum pengomposan dengan cacing
Selama proses peyusunan laporan ini, kami mendapatkan banyak rintangan dan
kesulitan. Namun berkat do’a, bimbingan, motivasi, serta arahan dari berbagai pihak,
semuanya dapat kami lewati, sehingga kamim mampu menyesaikan laporan ini. Oleh karena
itu, dengan penuh rasa hormat kami mengucapkan rasa terima kasih kepada pembimbing
dalam penulisan laporan ini. Serta rekan-rekan yang telah memberikan motivasi serta
semangat selama proses pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini jauh dari kesempurnaan, sehingga
kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan khususnya dari guru mata pelajaran
PTPSP untuk dijadikan pedoman pada penulisan laporan praktikum berikutnya. Harapan
kami semoga penulisan laporan praktikum ini bisa bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
khususnya bagi penulis. Amin.
A. Latar Belakang
Saat ini banyak industri rokok di Indonesia sedang berusaha untuk dapat
mengatasi permasalahan yang timbul sehubungan dengan pencemaran lingkungan.
Pencemaran disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah karena pemakaian
pupuk anorganik bagi tanaman. Pemakaian pupuk anorganik selain mencemari
tanaman juga mencemari tanah dan air tanah yang ada di bawahnya. Oleh sebab itu
dibutuhkan pupuk yang berasal dari bahan organic agar tidak mencemari lingkungan.
Seperti yang telah diketahui oleh masyarakat, kompos merupakan pupuk alami yang
sering digunakan. Pupuk kompos dapat dibuat dari berbagai macam bahan seperti
daun-daunan, sayuran, vermicompos, bahkan kotoran hewan. vermicompos adalah
jenis kompos yang dibuat dengan menggunakan cacing sehingga menghasilkan
casting (kotoran) yang dapat menyuburkan tanah. Vermicompos dapat meningkatkan
penyerapan nutrient di tanah dan dapat pula memperbaiki struktur tanah.
Vermicompos memiliki keunggulan lain yaitu harganya yang terjangkau, sehingga
para petani dapat memilih vermicompos sebagai alternative lain daripada
menggunakan pupuk anorganik untuk menyuburkan tanah.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apa saja pesiapan yang harus dilakukan dalam pembuatan kompos dengan
cacing tanah?
2. Bagaimana proses dalam pengomposan dengan cacing tanah?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang penulis teliti, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui persiapan-persiapan yang harus dilakukan dalam pembuatan kompos
dengan cacing tanah
2. Mengetahui bagaimana proses pengomposan dengan cacing tanah
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Vermicompos
Vermes berasal dari bahasa latin yang berarti cacing dan vermicomposting
adalah pengomposan dengan cacing, agar menghasilkan casting. Casting merupakan
kotoran cacing yang mengandung lebih banyak mikroorganisme, bahan organik, dan
juga bahan anorganik dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman dibandingkan dengan
tanah itu sendiri. Sejumlah penelitian telah menunjukkan, cacing tanah mempunyai
kemampuan dalam mendekomposisi bermacam-macam limbah organik, seperti feses
hewan, lumpur yang berasal dari saluran pembuangan air, sisa hasil panen dan limbah
pertanian.
Vermicompos memiliki sejumlah keuntungan bagi tanah pertanian,
diantaranya adalah (1) meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap dan
menyimpan air, (2) meningkatkan penyerapan nutrien, (3) memperbaiki struktur
tanah, dan (4) mengandung mikroorganisme dalam jumlah yang tinggi. Produk akhir
dari vermicomposting disebut vermikompos. Beberapa spesies cacing tanah yang
telah digunakan untuk vermicomposting diantaranya adalah Lumbricus rubellus,
Pheretima hupiensis, Eudrilus eugeniae, Eisenia foetida, Lampito mauritii, Lumbricus
terrestris.
Kelebihan dari vermikompos adalah lebih mudah, murah, waktu singkat,
ramah lingkungan, mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K,
Ca, Mg, S. Fe, Mn, AI. Na, Cu. Zn, Bo dan Mo, mempunyai kemampuan menahan air
40-60%, memperbaiki struktur tanah, menetralkan pH tanah dan sumber nutrisi bagi
mikroba tanah. Sehingga mikroba pengurai bahan organik akan terus berkembang dan
menguraikan bahan organik dengan lebih cepat.
D. Media Composting
Vermicomposting memerlukan suatu media sebagai nutrisi bagi cacing
tanah. Media yang baik untuk pembuatan vermikompos yaitu kelembapan
sekitar 50-55 %, Suhu 30-55oC, pH 5,5-8, aerasi (udara). Untuk memperoleh
kondisi ini maka media (bahan organik) sebelum digunakan sebagai media
atau pakan cacing tanah, difermentasi atau didiamkan terlebih dahulu kurang
lebih selama 2 minggu. Media untuk vermicompos dapat dibuat menggunakan
bahan bahan organic seperti sayuran, serabut kelapa, dan lain sebagainya.
Bahan organic tersebut kemudian difermentasikan hingga media cocok
digunakan untuk hidup cacing tanah. Media untuk vermicomposting yang
sering digunakan adalah coco peat.
Cocopeat adalah media tanam yang termasuk media organic karena
dibuat dari bahan alami yaitu sabut atau tempurung kelapa. Bentuk dan tekstur
cocopeat lebih menyerupai serbuk kayu hasil gergaji dan lebih lembut
dibandingkan media coconut coir lainnya. Beberapa keunggulan menggunakan
cocopeat adalah bentuk dan tekstur cocopeat menyerupai tanah dan butirannya
yang halus membuat tanaman dapat beradaptasi dengan baik seperti halnya
jika ditanam pada tanah serta cocopeat merupakan media tanam yang memiliki
daya serap air yang cukup tinggi dan dapat menyimpan air dalam jumlah yang
lebih banyak daripada yang ditampung dalam tanah.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Vermicomposting adalah pengomposan dengan cacing, agar menghasilkan casting.
Beberapa jenis cacing tanah yang paling banyak digunakan saat ini,
yaitu Eiseniafoetida (Cacing Tiger) dan Lumbricusrubellus (Cacing Tanah Merah). Lama
proses pengomposan ditentukan oleh jumlah cacing. Semakin banyak cacing, maka
semakin cepat proses pengomposan.
Kelebihan dari vermikompos adalah lebih mudah, murah, waktu singkat, ramah
lingkungan, mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg,
S. Fe, Mn, AI. Na, Cu. Zn, Bo dan Mo, mempunyai kemampuan menahan air 40-60%,
memperbaiki struktur tanah, menetralkan pH tanah dan sumber nutrisi bagi mikroba
tanah. Sehingga mikroba pengurai bahan organik akan terus berkembang dan
menguraikan bahan organik dengan lebih cepat.
B. SARAN
Anwar, E.K. 2009. Efektivitas Cacing Tanah Pheretima hupiensis, Edrellus sp. dan
Lumbricus sp. Dalam Proses Dekomposisi Bahan Organik. Balai Penelitian Tanah dan
Agroklimat. Vol. 14, No. 2: 149-158.
Manaf, L.A., M.L. Jusoh, M.K. Yusof, T.H. Ismail, R. Harun, H. Juahir. 2009. Influence of
Bedding Material in Vermicomposting Process. International Journal of Biology. Vol. 1.
No. 1.
Rahmatullah, Fitri. 2013. Potensi Vermikompos Dalam Meningkatkan Kadar N dan P Pada
Pupuk Dari Limbah Tikar Pandan, Pelepah Pisang Dan Sludge Ipal Pt. Djarum. Skripsi
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang
LAMPIRAN