III
DISUSUN OLEH :
TEKNOLOGI LABORATORIUM
TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
LAPORAN TUTORIAL
Skenario Kasus 2
Seorang pasien dengan gejala batuk terus menerus dan adanya penurunan berat badan disertai
sesak nafas dirujuk dokter untuk pemeriksaan dahak. ATLM telah melakukan pemeriksaan
dahak pasien dengan menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) dengan Xpert
MTB/RIF. Hasil pemeriksaan tertulis "MTB DETECTED; Rif Resistance DETECTED".
Apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh ATLM?
7 STEP PENYELESAIAN
STEP 1 Klasifikasi Istilah
a. Pasien
Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan
pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh
tenaga kesehatan yang dikemukakan oleh Prabowo (Triwuri, dkk, 2018).
b. ATLM
ATLM adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi melakukan pengumpulan sampel
dan melakukan pengujian terhadap cairan tubuh,jaringan dan subtansi lainnya. Selain itu juga
memiliki kemampuan mengoprasikan peralatan (Munawaroh, dkk, 2021)
c. Tes Cepat Molekuler (TCM)
Tes cepat molekuler (TCM) merupakan terobosan dalam percepatan penanggulangan TBC
dengan mempermudah akses dan mempercepat diagnosis sehingga pasien khususnya terduga
TBC, TBC RO, TBC HIV, TBC pada anak dan masyarakat rentan lainnya dapat memperoleh
pengobatan sedini mungkin ( Anggraini, 2021)
d. Epert MTB/RIF
Uji Xpert MTB / RIF merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi kuman Mycobacterium
tuberculosis dan resistensinya terhadap rifampisin dengan tehnik amplifikasi asam nukleat
(Susilawati, 2019)
e. MTB Detected
Tes Mtb/ Rif adalah mendeteksi apakah sensitif terhadap Tb dan resisten terhadap
rimpamfisin langsung dari dahak yang tidak diobati,dalam waktu kurang dari dua jam (
Susilawati, 2019)
f. Rif Resistance Detected
Rif resistance merupakan pemeriksaan uji resistensi bakteri terhadap obat Rifampicin.
Rifampicin merupakan salah satu obat yang digunakan dalam pengobatan TBC (Hartina,
2018)
B. Analitik
1. Bukalah penutup pot dahak, tambahkan Sample Reagent yang sudah tersedia sebanyak 2
kali volume spesimen.
2. Campur Sample Reagent dengan sampel, kocok, dan inkubasi
3. Masukkan spesimen ke dalam katrid
4. Masukkan katrid yang sudah berisi spesimen ke dalam alat TCM
5. Sample Reagent untuk pengolahan 1 spesimen dahak.
6. Apabila volume dahak >4 ml, maka disarankan untuk membagi spesimen menjadi 2
bagian dan harus dilakukan dalam BSC. Satu bagian digunakan untuk pemeriksaan TCM,
satu bagian lainnya disimpan dalam pot dahak baru sebagai cadangan.
7. Tutup kembali pot dahak, kemudian kocok dengan kuat sampai campuran dahak dan
Sample Reagent menjadi homogen.
8. Diamkan selama 10 menit pada suhu ruang.
9. Kocok kembali campuran, lalu diamkan selama 5 menit.
10. Bila masih ada gumpalan, kocok kembali agar campuran dahak dan Sample. Reagent
menjadi homogen sempurna dan biarkan selama 5 menit pada suhu kamar.
11. Buka penutup katrid, kemudian buka tempat penampung spesimen. Gunakan pipet yang
disediakan untuk memindahkan spesimen dahak yang telah diolah sebanyak 2 ml (sampai
garis batas pada pipet) ke dalam katrid secara perlahanlahan untuk mencegah terjadinya
gelembung yang bisa menyebabkan eror.
12. Tutup katrid secara perlahan dan masukan katrid ke dalam alat TCM. Spesimen yang
sudah diolah dan masuk ke dalam katrid harus segera dimasukkan ke dalam alat TCM.
Saat mengolah beberapa spesimen dalam satu waktu, pengisian spesimen ke dalam katrid
dilakukan satu persatu. Tutup katrid terlebih dahulu sebelum mengisi katrid berikutnya.
13. Jika terdapat sisa spesimen yang telah diolah, spesimen tersebut dapat disimpan selama 5
jam jika dibutuhkan pemeriksaan ulang.
C. Pasca analitk
1. Hasil positif MTB kompleks dan resisten terhadap RIF artinya bahwa bakteri mempunyai
probabilitas tinggi resistensi terhadap RIF.
2. Hasil positif MTB kompleks, namun negatif terhadap resistensi RIF yang artinya bakteri
sensitif terhadap RIF
3. Hasil positif MTB kompleks dan indeterminate resistensi RIF artinya pemeriksaan tidak
dapat secara akurat menunjukkan apakah bakteri resisten terhadap RIF
1. Dari hasil pemeriksaan diatas pasien terdeteksi bakteri TB terdapat resisten terhadap obat TB
(Rifampicin)
2. Setelah pasien terdeteksi bakteri TB maka pasien melanjutkan terapi
3. pasien ini sudah pernah terapi Obat Anti TB (OAT) Tapi tidak tuntas selama 6 bulan dan terjadi
kambuhan. Setelah diperiksa biasanya akan mengeluarkan hasil MTB Detected low/mediuh/high
dengan Rifampicin Sensitif/detected yg artinya si bakteri TB tadi sudah kebal dengan OAT tadi
(rifampicin) padahal rifampicin dan izoniazid obat penting buat kesembuhan pasien TB
Kesimpulan: Tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh ATLM adalah Melanjutkan uji
dengan resistensi terhadap antibiotik rifampicin.
Pertemuan Ke-1
Pertemuan ke-2
Absensi pertemuan ke-1
Absensi pertemuan ke-2