Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

MATA KULIAH BAKTERIOLOGI

III

DISUSUN OLEH :

INTAN PUTRI PERMATA 51120013


JEFRI ARDIANSYAH 51120014
MEILISA DWI SELA 51120015
NABILA MARGARETA PUTRI 51120016
NECI ECIN 51120017
NUR HALIZA 51120018
NURUL PATHIA 51120019
PUTRI UTAMI 51120020
ROSILAWATI 51120022
SUCI ROMADHONA 51120023
UMI KALSUM 51120024

DOSEN PEMBIMBING: INDAH SARI, S.Si. T., M. Si

PRODI SARJANA TERAPAN

TEKNOLOGI LABORATORIUM

MEDIS FAKULTAS SAINS &

TEKNOLOGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN & TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
LAPORAN TUTORIAL

MATA KULIAH BAKTERIOLOGI III

DOSEN PEMBIMBING : Indah Sari, S. Si. T. M. Si

Skenario Kasus 2

Seorang pasien dengan gejala batuk terus menerus dan adanya penurunan berat badan disertai
sesak nafas dirujuk dokter untuk pemeriksaan dahak. ATLM telah melakukan pemeriksaan
dahak pasien dengan menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) dengan Xpert
MTB/RIF. Hasil pemeriksaan tertulis "MTB DETECTED; Rif Resistance DETECTED".
Apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh ATLM?

7 STEP PENYELESAIAN
STEP 1 Klasifikasi Istilah
a. Pasien
Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan
pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh
tenaga kesehatan yang dikemukakan oleh Prabowo (Triwuri, dkk, 2018).
b. ATLM
ATLM adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi melakukan pengumpulan sampel
dan melakukan pengujian terhadap cairan tubuh,jaringan dan subtansi lainnya. Selain itu juga
memiliki kemampuan mengoprasikan peralatan (Munawaroh, dkk, 2021)
c. Tes Cepat Molekuler (TCM)
Tes cepat molekuler (TCM) merupakan terobosan dalam percepatan penanggulangan TBC
dengan mempermudah akses dan mempercepat diagnosis sehingga pasien khususnya terduga
TBC, TBC RO, TBC HIV, TBC pada anak dan masyarakat rentan lainnya dapat memperoleh
pengobatan sedini mungkin ( Anggraini, 2021)
d. Epert MTB/RIF
Uji Xpert MTB / RIF merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi kuman Mycobacterium
tuberculosis dan resistensinya terhadap rifampisin dengan tehnik amplifikasi asam nukleat
(Susilawati, 2019)
e. MTB Detected
Tes Mtb/ Rif adalah mendeteksi apakah sensitif terhadap Tb dan resisten terhadap
rimpamfisin langsung dari dahak yang tidak diobati,dalam waktu kurang dari dua jam (
Susilawati, 2019)
f. Rif Resistance Detected
Rif resistance merupakan pemeriksaan uji resistensi bakteri terhadap obat Rifampicin.
Rifampicin merupakan salah satu obat yang digunakan dalam pengobatan TBC (Hartina,
2018)

STEP 2 Analisis masalah

1. Apakah pemeriksaan yang dirujuk oleh dokter untuk pasien ?


2. Apa nama alat tes yang digunakan oleh atlm untuk pemeriksaan dahak pasien?
3. Bagaiman hasil pemeriksaan tertulis?
STEP 3 Penjelasan masalah
1. Pemeriksaan yang dirujuk oleh dokter untuk pasien adalah pemeriksaan dahak
2. Nama alat yang digunakan oleh atlm untuk pemeriksaan dahak adalah alat cepat molekuler
(TCM) dengan Xpert MTB/RIF
3. Hasil pemeriksaan tertulis adalah MTB DETECTED

STEP 4 Pra analitik, analitik, pasca analitik


A. Pra Analitik
1. Persiapan ATLM
a. Cucilah tangan dengan 6 langkah

b. Menggunakan APD dengan lengkap dimulai dari jas laboratorium, sandal


laboratorium, masker dan handscoon
2. Persiapan Pasien
Tahap pra analitik yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien, menerima specimen atau
sampel, memberi identitas specimen, mengambil specimen dan menyimpan spesiemen
(Arifin dan Sjaaf. 2018).
a. Formulir permintaan pemeriksaan, apakah identitas pasien, identitas pengirim, nomor
laboratorium, tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan apakah sudah lengkap
dan jelas. Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai, sebelum
melakukan pemeriksaan perlu diperhatikan identifikasi dan pencatatan data pasien
yang benar.
b. Persiapan Pasien, apakah persiapan pasien sesuai persyaratan dan membuat petunjuk
tertulis untuk persiapan pasien pada setiap pemeriksaan laboratorium.
c. Pengambilan dan penerimaan pasien, apakah spesimen dikumpulkan secara benar
dengan memperhatikan jenis spesimen.
3. Pengumpulan Sampel
a. Sediakan pot dahak bertutup minimal 4 ulir, baru, bersih, dan bermulut lebar (±
diameter 5cm).
b. Tuliskan nama pasien dan nomor identitas spesimen dahak pada dinding pot dahak
sesuai dengan aturan penamaan pedoman nasional. JANGAN lakukan penulisan
identitas pasien pada tutup pot dahak.
c. Pengumpulan spesimen dahak dilakukan di tempat khusus berdahak (sputum booth)
yang terdapat di ruang terbuka, mendapat sinar matahari langsung, terdapat wastafel,
sabun cuci tangan, tempat sampah infeksius, tisu, dan tidak dilalui banyak orang.
d. Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur. Kumur dengan air minum
sebelum mengeluarkan dahak.
e. Tarik napas dalam sebanyak 2-3 kali dan setiap kali hembuskan napas dengan kuat.
f. Letakkan pot dahak yang sudah dibuka dekat dengan mulut.
g. Batukkan dengan keras dari dalam dada dan keluarkan dahak ke dalam pot. Tutup
langsung pot dahak dengan rapat. Hindari terjadinya tumpahan atau mengotori bagian
luar wadah dan kemudian kencangkan tutup pada wadah pengumpulan. Pemeriksaan
TCM membutuhkan volume dahak minimal 1 ml.
h. Bersihkan mulut dengan tisu dan buang tisu pada tempat sampah tertutup yang sudah
disediakan.
i. Cuci tangan dengan sabun dan antiseptik
4. Persiapan alat dan bahan (Arifin dan Sjaaf, 2018)
No Gambar Nama alat Fungsi alat

1. Jas laboratorium Fungsi jas lab yakni melindungi


pemakainya dari paparan atau
percikan bahan kimia maupun zat
kontaminan lainnya

2. Sandal Melindungi kaki dari tumpahan zat


laboratorium berbahaya

3. Handscoon Mencegah terjadinya infeksi silang


serta mencegah terjadinya penularan
kuman, digunakan untuk keperluan
bedah dan operasi.
4. Masker medis masker merupakan penghalang
sederhana yang bisa membantu
mencegah percikan pernapasan yang
berisi virus dari orang lain masuk
kedalam tubuh

5. Wadah sputum Sebagai penampung sample / bahan


sementara, atau bisa digunakan
sebagai penyimpan zat sementara.

6. Tissue Fungsinya, sebagai kertas


pembersih dan untuk mengeringkan
bagian tubuh yang terkena air setelah
buang air kecil atau besar.

7. Inkubator Inkubator digunakan untuk


membudidayakan organisme sel,
baik uniseluler maupun
multiseluler. Inkubator digunakan
untuk memproduksi kumpulan
mikroba. Inkubator digunakan
sebagai pengembangbiakan serangga
dan penetasan telur pada
laboratorium zoolog

8. Mikropipet Mikropipet ini adalah untuk


memindahkan larutan atau cairan
dari satu tempat ke tempat yang
lainnya, tetapi untuk volume yang
sangat kecil (dibawah 1,0 ml ).
9. Alat TCM Mampu menggantikan tes diagnostik
TB melalui mikroskop. Tes tersebut
memeriksa kuman pada dahak
pasien, apakah pasien positif kena
TB atau tidak

B. Analitik
1. Bukalah penutup pot dahak, tambahkan Sample Reagent yang sudah tersedia sebanyak 2
kali volume spesimen.
2. Campur Sample Reagent dengan sampel, kocok, dan inkubasi
3. Masukkan spesimen ke dalam katrid
4. Masukkan katrid yang sudah berisi spesimen ke dalam alat TCM
5. Sample Reagent untuk pengolahan 1 spesimen dahak.
6. Apabila volume dahak >4 ml, maka disarankan untuk membagi spesimen menjadi 2
bagian dan harus dilakukan dalam BSC. Satu bagian digunakan untuk pemeriksaan TCM,
satu bagian lainnya disimpan dalam pot dahak baru sebagai cadangan.
7. Tutup kembali pot dahak, kemudian kocok dengan kuat sampai campuran dahak dan
Sample Reagent menjadi homogen.
8. Diamkan selama 10 menit pada suhu ruang.
9. Kocok kembali campuran, lalu diamkan selama 5 menit.
10. Bila masih ada gumpalan, kocok kembali agar campuran dahak dan Sample. Reagent
menjadi homogen sempurna dan biarkan selama 5 menit pada suhu kamar.
11. Buka penutup katrid, kemudian buka tempat penampung spesimen. Gunakan pipet yang
disediakan untuk memindahkan spesimen dahak yang telah diolah sebanyak 2 ml (sampai
garis batas pada pipet) ke dalam katrid secara perlahanlahan untuk mencegah terjadinya
gelembung yang bisa menyebabkan eror.
12. Tutup katrid secara perlahan dan masukan katrid ke dalam alat TCM. Spesimen yang
sudah diolah dan masuk ke dalam katrid harus segera dimasukkan ke dalam alat TCM.
Saat mengolah beberapa spesimen dalam satu waktu, pengisian spesimen ke dalam katrid
dilakukan satu persatu. Tutup katrid terlebih dahulu sebelum mengisi katrid berikutnya.
13. Jika terdapat sisa spesimen yang telah diolah, spesimen tersebut dapat disimpan selama 5
jam jika dibutuhkan pemeriksaan ulang.

C. Pasca analitk
1. Hasil positif MTB kompleks dan resisten terhadap RIF artinya bahwa bakteri mempunyai
probabilitas tinggi resistensi terhadap RIF.
2. Hasil positif MTB kompleks, namun negatif terhadap resistensi RIF yang artinya bakteri
sensitif terhadap RIF
3. Hasil positif MTB kompleks dan indeterminate resistensi RIF artinya pemeriksaan tidak
dapat secara akurat menunjukkan apakah bakteri resisten terhadap RIF

STEP 5 Tujuan belajar

Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui bagaimana cara melakukan pemeriksaan


dahak dengan menggunakan alat tes cepat molkuler (TCM) dengan Xpert MTB/RIF mulai dari
pra analitik,analitik dan pacsa analitik dengan baik dan benar..

STEP 6 Informasi tambahan dan Kesimpulan

1. Dari hasil pemeriksaan diatas pasien terdeteksi bakteri TB terdapat resisten terhadap obat TB
(Rifampicin)
2. Setelah pasien terdeteksi bakteri TB maka pasien melanjutkan terapi
3. pasien ini sudah pernah terapi Obat Anti TB (OAT) Tapi tidak tuntas selama 6 bulan dan terjadi
kambuhan. Setelah diperiksa biasanya akan mengeluarkan hasil MTB Detected low/mediuh/high
dengan Rifampicin Sensitif/detected yg artinya si bakteri TB tadi sudah kebal dengan OAT tadi
(rifampicin) padahal rifampicin dan izoniazid obat penting buat kesembuhan pasien TB

Kesimpulan: Tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh ATLM adalah Melanjutkan uji
dengan resistensi terhadap antibiotik rifampicin.

STEP 7 Presentasi Bersama


Daftar Pustaka

Prasetyo Eko. 2019. Uji Imunogenitas Protein Rekombinan Fusi ESAT-6/CRP-10


Mycobacterium Tuberculosis (Galur Indonesia) : Ekspresi TNF-a IL-17 dan Sel T
CD4+ Pada Kultur PBMC. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Vol 30. No 3 Hal 160-167.
Zeffira Laura, dkk. 2022. Concordance Of The Scoring System' And Gene- Xpert
MTB/RIF To Diagnosa Childhood Tuberculosis In Primary Health Care. Jurnal
Eduhealt. Vol 12. No 02. Hal 84-92.
Novianti, dkk. 2019. Pemanfaatan Tes Cepat Molekuler (TCM) Genexpert Sebagai Alat
Diagnostik TB Paru Di RSUD Wangaya Kota Makassar. Jurnal Ekologi
Kesehatan. Vol 18. No 3. Hal. 135-148.
Latifah Imas, dkk. 2021. Studi Literatur Hasil Pemeriksaan TCM (Tes Cepat
Molekuler), Mikroskop BTA dan Kultur Pada Suspek TB (Tuberkulosis). Jurnal
Ilmiah Analis Kesehatan. Vol 7. No 1. Hal 87-96.
Gamarani Aruna, dkk. 2020. Hasil Pemeriksaan Kadar CD4 dan TCM Genexpert MTB
Pada Pasien Ko-Infeksi TB-HIV di RSUD Budhi Asih Jakarta. Jurnal Ilmiah
Analis Kesehatan. Vol 6. No 2. Hal 144-152.
Indriani Kristin, dkk. 2020. Gambaran Infeksi Nontuberculous Mycobacterium (NTM)
Pada Penderita Suspek TB Paru Menggunakan Multiplex PCR (MPCR)-
Universak Lateral Flow Assay (ULFA) Kit. Jurnal Kesehatan Andalan. Vol 9. No
3 Hal 291-230.
Lampiran

Pertemuan Ke-1

Pertemuan ke-2
Absensi pertemuan ke-1
Absensi pertemuan ke-2

Anda mungkin juga menyukai