DISUSUN OLEH
DOSEN PEMBIMBING :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan KaruniaNya, kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik baiknya dan tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Perhitungan BBR (Berat Badan Relatif)” untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah pilihan yaitu Analisis Makanan dan
Minuman. Makalah ini dibuat dengan menjadi kesatuan yang sistematis. Terimakasih
kami ucapkan kepada semua pihak yang menjadi sumber referensi bagi kami.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Kami selaku
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah kami.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpilan.............................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diantaranya berat badan, panjang atau tinggi badan, lingkar lengan atas, lapisan
lemak bawah kulit, lingkar kepala, lingkar dada, dan lainnya (Thamaria
Netty,2017).
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan dari menghitung berat badan relatif (BBR) pada umunya adalah
untuk mengetahui kadar dan ketentuan dari berat badan yang ideal pada
manusia, Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak
digunakan karena parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka
yang buta huruf. Agar berat dapat dijadikan satu ukuran yang valid,
parameter lain seperti tinggi, ukuran rangka, proporsi lemak, otot, tulang,
serta komponen “berat patologis” (misalnya edema,splenommegali) harus
dipertimbangkan. Dengan kata lain, ukuran berat harus dikombinasikan
dengan parameter antropometris yang lain (Rachmania dkk,2019).
3
berat badan mudah diperoleh. Antropometri dalam ilmu gizi dikaitkan dengan
proses pertumbuhan tubuh manusia (Thamaria Netty,2017).
4
diantaranya gangguan kardiovaskular seperti hipertensi, stroke, dan penyakit
jantung koroner, serta kondisi yang berhubungan dengan resistensi insulin
seperti diabetes melitus tipe 2, dan beberapa tipe kanker. Obesitas juga
berhubungan dengan peningkatan inflamasi dan metabolisme tubuh yang
abnormal, sehingga meningkatkan risiko resistensi insulin, diabetes melitus
tipe 2, stroke, dan penyakit kardiovaskular (Septiyanti dan Seniwati. 2020)
5
Tabel Kategori ambang batas IMT > 18 tahun (Hakim dan
Fatikasari,2021).
a. Jenis Kelamin
Hal ini diperkuat dengan grafik BMI (Body Mass Index) menurut
CDC, dimana angka BMI pada usia reponden penelitian (4-5 tahun),
pada usia tersebut antara laki-laki dan perempuan hanya berselisih
6
1kg/m2, dimana perempuan 19kg/m2 sedangkan laki-laki 18kg/m2, hal
ini terjadi karena adanya perbedaan tingkat aktivitas fisik dan asupan
energi pada laki-laki dan perempuan.Perempuan mengontrol kelebihan
energi sebagai lemak simpanan, sedangkan laki-laki menggunakan
kelebihan energinya untuk mensintesis protein.
b. Genetik
c. Aktifitas Fisik
7
d. Pola Makan
e. Lama tidur
Body Mass Index (BMI) atau Indeks massa tubuh (IMT) adalah
parameter yang digunakan untuk mengetahui status berat badan seseorang
apakah tergolong normal maupun tidak (underweight, maupun overweight),
data yang diperlukan untuk mencari BMI adalah data selisih antara berat badan
dan tinggi badan. BMI juga dapat digunakan untuk menggambarkan komposisi
tubuh secara kasar, meskipun tidak disertai dengan nilai dari konstribusi berat
dari lemak dan otot. Indeks dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, wanita
lebih mungkin memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki dan usia yang tidak produktif lagi (Kristina et al., 2016),
dengan kata lain bahwa laki-laki akan cenderung mempunya IMT yang ideal
seperti pada hasil penelitian ini. Indeks massa tubuh yang berlebih dapat
menimbulkan keadaan yang patologis oleh karena penyakit jantung dan
pembuluh darah (Wijana dan Arini,2020).
9
Menurut Arisman (2011) Indeks Massa Tubuh (IMT) penhitungan nya
menguanakan rumus sebagai berikut:
Rumus Schofield :
10
1. Jika hanya BB yang diketahui
a. BMR Laki-laki
b. BMR Perempuan
a. BMR Laki-laki
b. BMR Perempuan
11
3. Untuk lansia umur ≥60 th
3. Normal : 18,5-25,0
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Hakim Aziz A dan Fatikasari W. 2021. Body Mass Inde (BMI) Profile of The
Surabaya City Contingent Team In the 2019 East Java Porprov.
Gorontalo Sport Science. Vol 1(2).
Lailatul Muniroh dan Izmi Faizah. 2018. Analisis Perubahan Berat Badan, Indeks
Massa Tubuh dan Perentase Lemak Tubuh Klien Pasca Pemberian Diet
South Beach pada My Meal Catering Surabaya. Research Study.
Manfred James Muller. 2018. Ideal body weight or BMI: so. Institute of Human
Nutrition and Food Science, Christian-Albrechts-University zu Kiel,
Kiel, Germany. Am J Clin Nutr 2018;103:1193–4. Printed in USA.2018
American Society for Nutrition.
Nicholas Appelbaum and Jonathan Clarke dkk. 2021. Ideal body weight calculations:
fit for purpose inmodern anaesthesia. Eur J Anaesthesiol 2021;
38:1211–1214
Rachmania dkk. 2019. Gambaran Status Gizi Berdasarkan Lingkar Lengan Atas dan
Indeks Masa Tubuh pada Mahasiswa Fikes Uika Bogor Tahun 2019.
Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Vol 2(5).
Seniwati dan Septiyanti. 2020. Obesitas dan Obesitas Sentral pada Masyarakat Usia
Dewasa di Daerah Perkotaan Indonesia.Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol
2(1).
14
Susianti dkk. 2018. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Lama Siklus Menstruasi
Pada Mahasiswi Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Majority. Vol 7(2).
Thamaria Netty. 2017. Buku Penilaian Status Gizi. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Wijana Ketut dan Arini Ari Luh. 2020. Korelasi Antara Body Mass Index (BMI)
Dengan Blood Pressure (BP) Berdasarkan Ukuran Antropometri Pada
Atlet. Jurnal Kesehatan Perintis. Vol 7(1).
15
LAMPIRAN
16
17
18
19
20
21
22
23