Anda di halaman 1dari 46

HALAMAN JUDUL

PRAKTIKUM DASAR GIZI

ANTROPOMETRI DAN SURVEY KONSUMSI MAKANAN

WAHYU KURNIAWAN RAMADHAN

J1A118095

KESLING

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Pujisyukursayapanjatkankehadirat Allah SWT atassegalarahmat dan


karunia-Nya yang telahdiberikan, sehinggapenyusun bias
menyelesaikanLaporanPraktikumGiziini. Adapun
tujuandisusunnyalaporaniniadalahsebagaisyaratuntukmemenuhitugaspraktikumGi
zi.

Dalampenyusunanlaporanini, sayamengucapkanterimakasihsebesar-
besarnyakepadasemuapihak yang telahmembantuterselesaikannyalaporanini.

Saya sangatmenyadaribahwalaporaninimasihlahjauhdarisempurna.
Untukitu, sayaselakupenyusunmenerimadenganterbukasemuakritik dan saran yang
membangun agar laporanini bias tersusunlebihbaiklagi. Saya
berharapsemogalaporaninibermanfaatuntukkitasemua.

Kendari, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................3
C. TUJUAN PRAKTIKUM...........................................................................3
D. RUANG LINGKUP PRAKTIKUM.........................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

A. TINJAUAN ANTROPOMETRI...............................................................4
B. TINJAUAN SURVEY KONSUMSI MAKANAN (FOOD RECAL DAN
SEMI FFQ)...........................................................................................................7
BAB III METODE...............................................................................................10

A. ALAT DAN BAHAN.............................................................................10


B. TATA CARA PENGKURAN.................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................13

A. PENGUKURAN ANTROPOMETRI.....................................................13
B. SURVEY KONSUMSI MAKANAN (FOOD RECALL).......................18
C. SURVEY KONSUMSI MAKANAN (SEMI FFQ)................................22
BAB V PENUTUP................................................................................................43

A. KESIMPULAN.......................................................................................43
B. SARAN...................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45

LAMPIRAN..........................................................................................................46

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Antropometri dalam ilmu gizi dikaitkan dengan proses pertumbuhan tubuh
manusia. Ukuran tubuh manusia akan berubah seiring dengan bertambahnya
umur, pertumbuhan yang baik akan menghasilkan berat dan tinggi badan yang
optimal. Kesesuaian antara pertumbuhan seseorang dengan pertumbuhan yang
umum terjadi pada anak sehat, akan menghasilkan status gizi yang baik.
Pertambahan ukuran tubuh dapat menjadi acuan dalam penentuan status gizi. Jadi
antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Status gizi dengan indikator status gizi memiliki pengertian yang berbeda.
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan
gizi dan kebutuhan tubuh, sedangkan indikator status gizi memberikan refleksi
tidak hanya akibat asupan gizi tetapi juga pengaruh di luar gizi, misalnya
aktivitasatau penyakit. Oleh karena itu, indikator status gizi dikategorikan sensitif
tetapi tidak selalu spesifik.

Antropometri juga dapat digunakan sebagai indikator untuk penilaian status


gizi, karena pertumbuhan seseorang yang optimal memerlukan asupan gizi yang
seimbang. Gizi yang tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya gangguan
pertumbuhan. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan,
sebaliknya kelebihan gizi dapat mengakibatkan pertumbuhan berlebih (gemuk).
Oleh karena itu, antropometri sebagai parameter status pertumbuhan dapat
digunakan untuk menilai status gizi.

Fungsi antropometri sebagai parameter untuk menilai status gizi secara garis
besar ada 2, yaitu untuk menilai status pertumbuhan dan untuk menilai status gizi
pada populasi tertentu. Antropometri sebagai penilaian status pertumbuhan,
digunakan untuk menilai pertambahan ukuran tubuh dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan tubuh akan berkembang danbertambah setiap waktu tergantung

1
2

asupan gizi yang dikonsumsi. Ukuran tubuh yang dapat dinilai untuk mengukur
pertumbuhan di antaranya adalah berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar
kepala yang dilakukan teratur setiap periode tertentu. Misalnya, pemantauan
pertumbuhan yang dilakukan di posyandu dengan memantau pertambahan berat
badan dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat), atau pemantauan
pertumbuhan yang dilakukan pada setiap anak balita yang berkunjung di
Puskesmas dengan menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA). Fungsi
kedua antropometri adalah untuk penilaian status gizi pada waktu tertentu.
Kegiatan penilaian status gizi di sini dilakukan dalam kurun waktu yang panjang,
misalnya setiap 1 tahun atau 5 tahun sekali atau hanya dilakukan pada 1 kali
periode saja dan dilakukan pada populasi.

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 lebih dari dua
miliar penduduk dunia diperkirakan mengalami defisiensi mineral dan vitamin
yang penting bagi tubuh. Kekurangan mikronutrien dianggap sebagai masalah
kesehatan global yang harus diwaspada. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan
berbagai metode pengukuran. Metode yang sering digunakan adalah metode food
recall 24 jam. Metode food recall 24 jam sering digunakan karena memiliki
beberapa kelebihan yaitu sederhana, tidak terlalu membebani responden, serta
relatif murah. Metode ini juga memiliki kekurangan seperti validitasnya
tergantung pada daya ingat responden.

Food Frequency Questionnaire (FFQ) merupakan sebuah kuesioner yang


memberikan gambaran konsumsi energi dan zat gizi lainnya dalam bentuk
frekuensi konsumsi seseorang. Frekuensi tersebut antara lain harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan yang kemudian dikonversikan menjadi konsumsi per hari.
FFQ memberikan gambaran pola atau kebiasaan makan individu terhadap zat gizi.
Bahan makanan dan makanan yang tercantum dalam FFQ tersebut dapat dibuat
sesuai kebutuhan peneliti dan sarana penelitian.
3

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanacara melakukan pengukuran dari berbagaai jemis parameter
antropometri ?
2. Bagaimana cara melakukan survey konsumsi makanan dengan cara food
recall 24 jam ?
3. Bagaimana cara melakukan survey konsumsi makanan dengan cara semi
food frequency questionnaire ?

C. TUJUAN PRAKTIKUM

1. TujuanUmum :

Mahasiswa mampu melakukan pengukuran dengan benar berbagai jenis


parameter antropometri dan mampu melakukan survey konsumsi makanan.

2. TujuanKhusus :
a) Mahasiswa mampu melakukan pengukuran bera badan, tinggi
badan danlimgkar lengan atas (LILA)
b) Mahasiswa mampu melakukan survey knsumsi makanan dengan
cara food recall 24 jam
c) Mahasiswa mampu melakukan survey knsumsi makanan dengan
cara food frequency questionnaire

D. RUANG LINGKUP PRAKTIKUM

Adapun ruanglingkup pada praktikuminiadalahsistem tata


laksanapengumpulan, pengolahan dan interpretasiAntropometri, Food Recall dan
Semi – FFQ.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti
manusia, dan metric berarti ukuran, jadi antropometri adalah ukuran tubuh
manusia. Secara definisi anthropometric (antropometri) adalah studi yang
mempelajari tentang ukuran tubuh manusia. Saat ini antropometri banyak
digunakan untuk keperluan berbagai keilmuan, baik ilmu kesehatan maupun di
luar ilmu kesehatan, misal tentang ergonomi pada kesehatan kerja.(sugeng
wiyono, dkk., 2017)
1. Berat Badan
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan
mineral yang terdapat di dalam tubuh. Berat badan merupakan komposit
pengukuran ukuran total tubuh. Beberapa alasan mengapa berat badan
digunakan sebagai parameter antropometri. Alasan tersebut di antaranya
adalah perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu singkat dan
menggambarkan status gizi saat ini. Pengukuran berat badan mudah
dilakukan dan alat ukur untuk menimbang berat badan mudah diperoleh.
Pengukuran berat badan memerlukan alat yang hasil ukurannya
akurat. Untuk mendapatkan ukuran berat badan yang akurat, terdapat
beberapa persyaratan alat ukur berat di antaranya adalah alat ukur harus
mudah digunakan dan dibawa, mudah mendapatkannya, harga alat relatif
murah dan terjangkau, ketelitian alat ukur sebaiknya 0,1 kg (terutama alat
yang digunakan untuk memonitor pertumbuhan), skala jelas dan mudah
dibaca, cukup aman jika digunakan, serta alat selalu dikalibrasi.
Beberapa jenis alat timbang yang biasa digunakan untuk mengukur
berat badan adalah dacin untuk menimbang berat badan balita, timbangan
detecto, bathroom scale (timbangan kamar mandi), timbangan injak
digital, dan timbangan berat badan lainnya.(sugeng wiyono, dkk., 2017)

4
5

2. Tinggi Badan
Tinggi badan atau panjang badan menggambarkan ukuran
pertumbuhan massa tulang yang terjadi akibat dari asupan gizi. Oleh
karena itu tinggi badan digunakan sebagai parameter antropometri untuk
menggambarkan pertumbuhan linier. Pertambahan tinggi badan atau
panjang terjadi dalam waktu yang lama sehingga sering disebut akibat
masalah gizi kronis.
Istilah tinggi badan digunakan untuk anak yang diukur dengan cara
berdiri, sedangkan panjang badan jika anak diukur dengan berbaring
(belum bisa berdiri). Anak berumur 0–2 tahun diukur dengan ukuran
panjang badan, sedangkan anak berumur lebih dari 2 tahun dengan
menggunakan microtoise. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tinggi badan atau panjang badan harus mempunyai ketelitian 0,1 cm.
Tinggi badan dapat diukur dengan menggunakan microtoise (baca:
mikrotoa). Kelebihan alat ukur ini adalah memiliki ketelitian 0,1 cm,
mudah digunakan, tidak memerlukan tempat yang khusus, dan memiliki
harga yang relatif terjangkau. Kelemahannya adalah setiap kali akan
melakukan pengukuran harus dipasang pada dinding terlebih dahulu.
Sedangkan panjang badan diukur dengan infantometer (alat ukur panjang
badan).(sugeng wiyono, dkk., 2017)

3. Lingkar kepala
Lingkar kepala dapat digunakan sebagai pengukuran ukuran
pertumbuhan lingkar kepala dan pertumbuhan otak, walaupun tidak
sepenuhnya berkorelasi dengan volume otak. Pengukuran lingkar kepala
merupakan predikator terbaik dalam melihat perkembangan syaraf anak
dan pertumbuhan global otak dan struktur internal.
Menurut rujukan CDC 2000, bayi laki-laki yang baru lahir ukuran
ideal lingkar kepalanya adalah 36 cm, dan pada usia 3 bulan menjadi 41
cm. Sedangkan pada bayi perempuan ukuran ideal lingkar kepalanya
adalah 35 cm, dan akan bertambah menjadi 40 cm pada usia 3 bulan. Pada
6

usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 612 bulan
pertambahan 0,5 cm per bulan.
Cara mengukur lingkar kepala dilakukan dengan melingkarkan pita
pengukur melalui bagian paling menonjol di bagian kepala belakang
(protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella). Saat pengukuran sisi pita
yang menunjukkan sentimeter berada di sisi dalam agar tidak
meningkatkan kemungkinan subjektivitas pengukur. Kemudian cocokkan
terhadap standar pertumbuhan lingkar kepala.(sugeng wiyono, dkk., 2017)

4. Lingkar lengan atas (LILA)


Lingkar lengan atas (LILA) merupakan gambaran keadaan jaringan
otot dan lapisan lemak bawah kulit. LILA mencerminkan tumbuh
kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh cairan
tubuh.
Ukuran LILA digunakan untuk skrining kekurangan energi kronis
yang digunakan untuk mendeteksi ibu hamil dengan risiko melahirkan
BBLR. Pengukuran LILA ditujukan untuk mengetahui apakah ibu hamil
atau wanita usia subur (WUS) menderita kurang energi kronis (KEK).
Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK adalah 23.5 cm. Apabila
ukuran kurang dari 23.5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai risiko
KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Cara ukur pita LILA untuk mengukur lingkar lengan atas
dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak aktif. Pengukuran LILA
dilakukan pada pertengahan antara pangkal lengan atas dan ujung siku
dalam ukuran cm (centi meter). Kelebihannya mudah dilakukan dan
waktunya cepat, alat sederhana, murah dan mudah dibawa.(sugeng
wiyono, dkk., 2017)
7

B. TINJAUAN SURVEY KONSUMSI MAKANAN (FOOD RECAL DAN


SEMI FFQ)
1. Food Recall 24 Jam
Metode pencatatan makanan (Food Record) adalah metode yang
difokuskan pada proses pencatatan aktif oleh subjek terhadap seluruh
makanan dan minuman yang telah dikonsumsi selama periode waktu
tertentu. Pencatatan adalah fokus yang harus menjadi perhatian karena
sumber kesalahannya juga adalah pada proses pencatatan yang tidak
sempurna. Jika pencatatan dilakukan dengan sempurna maka hasilmetode
ini adalah sangat baik.(Trina astuti, dkk., 2018)
Metode pencatatan ini dapat dilakukan di rumah tangga ataupun di
institusi. Syarat umum pencacatan adalah literasi subjek harus baik.
Konsistensi dalam proses pencatatan juga menjadi aspek yang harus
ditekankan agar informasi terhadap makanan dan minuman akurat dan
dapat memberikan informasi jumlah makanan yang dikonsumsi secara
tepat. Literasi merupakan syarat utama sehingga pada subjek dengan
kemampuan baca tulis tidak ada tidak dapat dilakukan. Pencacatan hanya
dapat dilakukan oleh subjek yang diukur dan tidak dapat dilakukan oleh
orang lain, karena alasan tidak efisien.(Trina astuti, dkk., 2018)
Metode pencatatan makanan tidak dapat dilakukan pada subjek
yang tidak memiliki tempat tinggal menetap dalam periode waktu tertentu.
Alasannya adalah karena informasi makanan dan minuman yang
dikonsumsi harus dapat dicatat dalam periode waktu. Periode waktu yang
dimaksud adalah lima dan tujuh hari. Jika pada periode tersebut tidak
dapat dilakukan pencatatan maka metode ini tidak dapat digunakan. Selain
itu kondisi subjek dalam periode waktu tersebut harus konsisten sehat.
Jika pada periode pencatatan subjek sakit maka pencatatan dapat
dihentikan karena alasan subjek sakit.(Trina astuti, dkk., 2018)
8

2. Semi-FFQ

Metode semifrekuensi makan (Food Frequency Questionnaire)


adalah metode yang difokuskan pada kekerapan konsumsi makanan pada
subjek ditambah dengan informasi kuantitatif jumlah makanan yang
dikonsumsi setiap porsi makan. Kekerapan konsumsi akan memberikan
informasi banyaknya ulangan pada beberapa jenis makanan dalam periode
waktu tertentu. Informasi tambahan adalah takaran saji atau porsi yang
biasa digunakan untuk setiap jenis makanan. Pada metode ini ulangan
(repetisi), diartikan tidak hanya sebagai ragam jenisnya (kualitatif) tetapi
banyaknya (kuantitatif) paparan konsumsi makanan pada subjek yang
akhirnya akan berkorelasi positif dengan status asupan gizi subjek dan
risiko kesehatan yang menyertainya.(Trina astuti, dkk., 2018)
Metode ini biasanya digunakan untuk studi awal fortifikasi zat gizi
tertentu pada bahan makanan yang potensial sebagai wahana (vehicle).
Hanya dengan metode ini dapat dilakukan estimasi yang tepat terhadap
dosis fortifikan. Contoh di Indonesia metode ini pernah dipakai saat
melakukan fortifikasi provitamin A pada minyak goreng. Dilakukan studi
konsumsi pangan dengan metode Semi FFQ untuk mengetahui berapa
konsumsi minyak goreng dan seberapa sering dikonsumsi oleh orang
Indonesia. Informasi yang dibutuhkan adalah kekerapan konsumsi dan
dosis konsumsi, sebagai dasar menghitung banyaknya vitamin A yang
akan dimasukkan ke dalam menyak goreng agar memberikan efek positif
terhadap pengurangan defisiensi vitamin A di Indonesia.(Trina astuti, dkk.,
2018)
Metode ini tidak cocok dilakukan di skala individu, selain kurang
efektif juga fortifikasi jarang dilakukan untuk skala individu. Metode ini
unit analisisnya adalah individu akan tetapi hasilnya adalah untuk
populasi. Jika metode ini dilakukan pada tingkat individu maka informasi
yang diperoleh sebatas untuk individu dimaksud. Misalnya seorang pasien
DM rawat jalan dilakukan metode semi FFQ untuk mengetahui selisih
9

gula murni yang dapat dikonsumsi setiap hari agar kenaikan gula darahnya
terkontrol. Pada kasus ini semi FFQ dapat memberikan informasi
kuantitatif rerata asupan gula setiap kali makan dan informasi pada bahan
makanan apa saja gula itu disuplai. Informasi ini berguna untuk anjuran
dan terapi gizi yang bersangkutan, tetapi tidak dapat digunakan untuk
jumlah dan jenis yang sama pada pasien lain.(Trina astuti, dkk., 2018)
BAB III METODE

A. ALAT DAN BAHAN


1. Antropometri
a. Microtoise
b. Timbangan
c. Pita Lila
2. Food Recall 24 jam
a. Kuesioner Food Recall
3. Semi-FFQ
a. Kuesioner FFQ

B. TATA CARA PENGKURAN


1. Berat Badan
a. Persiapan
1. Letakkantimbangan di tempat yang datar
2. Pastikanposisibandul pada angkanol dan
jarumdalamkeadaanseimbang
3. Jelaskanprosedurpenimbangankepada pasien
4. Pasien yang akanditimbangdimintamembuka alas kaki dan
jaketsertamengeluarkanisiPosisikanpasien di
atastimbangankantong yang beratsepertikunci, dll
b. ProsedurPenimbangan
1. Geserbandulsesuaiberatpasiensampaiposisijarumseimbang.
2. Perhatikanposisi kaki pasientepat di tengahalattimbang,
tidakmenumpu pada salah satu kaki, sikap tenang
(JANGAN BERGERAK-GERAK) dan
kepalatidakmenunduk (memandangluruskedepan)
3. Baca dan catatberat badan pada status
4. Minta pasienturundarialattimbang

10
11

2. Tinggi Badan
a. Persiapan
1. Gantungkanbandulbenanguntukmembantumemasangmicrot
oise di dinding agar tegaklurus.
2. Letakanalatpengukur di lantai yang DATAR
tidakjauhdaribandultersebut dan menempel pada dinding.
Dindingjanganadalekukanatautonjolan (rata).
3. Tarik papanpenggesertegakluruskeatas,
sejajardenganbenangberbandul yang tergantung dan Tarik
sampaiangka pada jendelabacamenunjukkanangka 0
(NOL). Kemudiandipakuataudirekatdenganlakban pada
bagianatasmicrotoise.
4. Untukmenghindariterjadiperubahanposisi pita,
berilagiperekat pada posisisekitar 10 cm
daribagianatasmicrotoise.

b. ProsedurPengukuran
1. Dilakukan oleh dua orang, yang seorang di dekat kepala
anak dan seorang yang lain didekat kaki anak.
2. Lepaskan alas kaki, bando, dll yang dapat mengganggu
pengukuran.
3. Anak diukur dalam posisi terlentang, menghadap ke atas,
kepala terfiksir pada bagian atas infantometer, kedua kaki
diluruskan. Tarik papan infantometer bagian bawah sampai
mengenai kaki anak yang menapak lurus dan jari kaki
menghadap lurus ke atas.

3. LingkarLengan (LILA)
12

a. Persiapan
1. Pastikan pita LiLAtidakkusut, tidakterlipat-
lipatatautidaksobek
2. Jika lenganpasien> 33cm, gunakanmeterankain
3. Sebelumpengukuran,
dengansopanmintaizinkepadapasienbahwapetugasakanmen
yingsingkan baju lengankiripasiensampaipangkal bahu.
Bilapasienkeberatan, mintaizinpengukurandilakukan di
dalamruangan yang tertutup.
4. Pasiendimintaberdiridengantegaktetapirileks,
tidakmemegangapapunsertaototlengantidaktegang
5. Baju pada lengankiri (lengan yang kurangdominan)
disingsingkankeatassampaI pangkal bahu
terlihatataulenganbagianatastidaktertutup.

b. ProsedurPengukuran
1. Pengukur berdiri menghadap bagian kiri orang yang akan
diukur.
2. Orang yang diukur berdiri tegak menghadap lurus ke depan.
3. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri atau pada lengan
yang tidak sering digunakan untuk aktivitas.
4. Orang yang diukur diminta untuk membengkokkan siku 900
dan meletakkan lengan bawah di depan tubuh. Cari tonjolan
tulang pada bahu dan punggung siku. Ukur jarak kedua
ujung tulang tersebut dengan menggunakan tali. Lipat tali
menjadi dua bagian yang sama, beri tanda dengan spidol
pada pertengahan kedua tonjolan tulang tersebut.
5. Lingkarkan pita ukur secara pas pada lengan setinggi tanda
tadi.
6. Baca dan catat hasil pengukuran sampai milimeter terdekat.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENGUKURAN ANTROPOMETRI

a) Hasil pengukuran TB, BB dan LILA


TABEL 1. Tinggi badan

N NAMA UMUR JENIS TINGGI BADAN


O KELAMIN (TB)
1

Berdasarkan pengukuran antropometri tinggi badan


diperoleh hasil yaitu responden 1 memiliki tinggi badan 177 cm,
responden 2 memiliki tinggi badan 156 cm, responden 3 memiliki
tinggi badan 169 cm, responden 4 memiliki tinggi badan 158 cm
dan responden 5 memiliki tinggi badan 177 cm.
TABEL 2. Berat badan

NO NAMA UMUR JENIS BERAT BADAN


KELAMIN BADAN (BB)
1

13
14

Berdasarkan pengukuran antropometri berat badan


diperoleh hasil yaitu responden 1 memiliki berat badan 75 Kg,
responden 2 memiliki berat badan 46Kg, responden 3 memiliki
berat badan 54 Kg, responden 4 memiliki berat badan 48 Kg, dan
responden 5 memiliki berat badan 79 Kg.

TABEL 3. Lingkar lengan atas (LILA)

N NAMA UMUR JENIS LINGKAR


O KELAMIN LENGAN ATAS
(LILA)
1

2
3

Berdasarkan hasil pengukuran LILA , 2 responden yaitu


responden 1 dan responden 2 memiliki ukuran LILA yaitu 23 cm
untuk responden 1 dan 24 cm untuk responden 2, yang berarti
bahwa responden 1mengalami Kurang Energi Kronik (KEK)karena
ukuran LILAnya lebih dari 23.5 cm, dan untuk responden 2tidak
mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) karena ukuran LILAnya
lebih dari 23.5 cm.

1) Pengukuran IMT
Berat badan (kg)
IMT =
Tinggi badan (m²)

Kategori pengukuran IMT :


<18 = Berat badan kurang
18,5-22,9 = Berat badan normal
15

23-29,9 = Berat badan berlebih (Kecenderungan obesitas)


30> = Obesitas
Responden 1
Nama : Suwadi
Umur : 45
Tb : 177 cm
Bb : 75 Kg
Indeks masa tubuh
75 kg
IMT =
1,77 m ²
75 kg
IMT =
3,1329 ¿
¿
IMT =23,93
Responden 2
Nama : Hastuty
Umur : 42
Tb : 156 cm
Bb : 46 Kg
Indeks masa tubuh
46 kg
IMT =
1,56 m ²
46 kg
IMT =
2,4336

IMT=¿18,90

Responden 3
Nama : Ian adigunawan
Umur : 19
16

Tb : 169 cm
Bb : 54 Kg
Indeks masa tubuh
54 kg
IMT =
1,69 m ²
46 kg
IMT =
2,8561
IMT =18,90
Responden 4
Nama : Niwayan eka n.
Umur : 19
Tb : 158 cm
Bb : 48 Kg
Indeks masa tubuh
48 kg
IMT =
1,58 m ²
48 kg
IMT =
2,4964
IMT =19,22
Respnden 5
Nama : davin rahmat
Umur : 24
Tb : 177 cm
Bb : 79 Kg
79 kg
IMT =
1,77 m ²
79 kg
IMT= IMT=25,21
3,1329
NO NAMA UMUR JENIS BERAT TINGGI Hasil KETERANGAN
KELAMIN BADAN BADAN IMT
17

BADAN (BB) (TB)


1 Suwadi 45 Laki laki 75 Kg 177 cm 23,93 Kecenderungan
obesitas

2 Hastuty 42 Perempuan 46 Kg 156 cm 18,90 Berat badan


normal

3 Ian adigunawan 19 Laki laki 54 Kg 169 cm 18,90 Berat badab


normal

Pembahasan :
Berdasarkan hasil perhitungan IMT maka responden pertama dan
responden kelima termasuk dalam kategori berat badan berlebih (kecenderungan
obesitas).Responden kedua, responden ketiga dan responden keempat termasuk
dalam kategori berat badan normal. Perhitungan IMT diperoleh dengan cara
membagi BB(kg) dengan TB(M²).

B. SURVEY KONSUMSI MAKANAN (FOOD RECALL)

Nama Responden : Suwadi


Umur : 45
Jenis Kelamin: Laki laki
Bb: 75 kg
Tb : 177 cm
Tanggal : 12 dan 13 Mei 2020
HARI 1 HARI 2 TOTAL PERBANDINGAN
Energi 1533 1283 2816 2816:2 = 1408
Protein 22,09 25,5 48,4 48,4:4 = 12.1
18

Lemak 62,3 85,3 147,6 147,6:9 = 16,4


Karbohidrat 219 107 326 326:4 =81,5

Nama Responden : Hastuty


Umur : 42
Jenis Kelamin: Perempuan
Bb: 46 kg
Tb : 156 cm
Tanggal : 12 dan 13 Mei 2020
HARI 1 HARI 2 TOTAL PERBANDINGAN
Energi 1145 972 2117 2117:2 =1,058
Protein 19,2 22,9 42,1 42,1:4 = 10,525
Lemak 42,2 65,5 107,7 107,7:9 = 11,9
Karbohidrat 171 74 245 245:4 = 61

Nama Responden : Ian adigunawan


Umur : 19
Jenis Kelamin: Laki laki
Bb: 54 kg
Tb : 169 cm
Tanggal : 15 dan 16 Mei 2020
HARI 1 HARI 2 TOTAL PERBANDINGAN
Energi 971 1136 2107 2107:2 =1053
Protein 32,0 57,1 89,1 89,1:4 =22,2
Lemak 73,7 69,9 143,6 143,6:9 = 15,9
Karbohidrat 51,2 74,4 125,6 125,6:4 = 31,4

a) Pada hasil survey konsumsi makanan food recall 24 jam secara keseluruhan dapat
dilihat bahwa berdasarkan AKG responden pertama Suwadi pada hasil wawancara
hari pertama dan hari kedua
1. Kkal : 1408
2. Karbohidrat : 81,5
3. Lemak : 16,4
4. Protein : 12,1

Berdasarkan AKG, responden pertama bisa dibilang kekurangan angka kecukupan


gizi.
19

b) Pada hasil survey konsumsi makanan food recall 24 jam secara keseluruhan dapat
dilihat bahwa berdasarkan AKG responden pertama Hastuty pada hasil
wawancara hari pertama dan hari kedua
1. Kkal : 1508
2. Karbohidrat : 61
3. Lemak : 11,9
4. Protein : 10,525

Berdasarkan AKG, responden kedua bisa dibilang kekurangan angka kecukupan


gizi.

c) Pada hasil survey konsumsi makanan food recall 24 jam secara keseluruhan dapat
dilihat bahwa berdasarkan AKG responden pertama Ian adigunawan pada hasil
wawancara hari pertama dan hari kedua
1. Kkal : 1053
2. Karbohidrat : 41,4
3. Lemak : 15,9
4. Protein : 22,2

Berdasarkan AKG, responden ketiga bisa dibilang kekurangan angka kecukupan


gizi.

Pembahasan :

Jadi, secara keseluruhan semua makanan yang dikonsumsi oleh semua


responden yang diwawancara pada food recall 24 jam belum memenuhi angka
kecukupan gizi yang dianjurkan.
Semua responden belum memenuhi angka kecukupan gizi harian yang
telah dianjurkan sesuai dengan umur mereka masing-masing.Makanan yang
mereka konsumsi belum dapat memenuhi angka kecukupan gizi.
C. SURVEY KONSUMSI MAKANAN (SEMI FFQ)

Responden 1
Nama : Suwadi
Tanggal : 12 Mei 2020

Pertanyaan : Berapa sering anda mengonsumsi makanan di bawah ini ?


Ukuran Porsi Frekuensi
>1x 1x 3–6x 1– 2 x 2x -
URT Gram Perhari Perhari Perminggu Perminggu Perbulan Tidak
Daftar Bahan 50 25 15 10 atau Pernah Ket
Makanan/ kurang 0
Makanan
5
Makanan Pokok
a. Nasi putih 1 porsi 300 √ 2
besar
b. Bihun rebus - 0

20
c.mie basah 1 100 √ 2
piring
Lauk Hewani
a. Ayam goreng 1 ptg 60 √ 2

b. Ikan goreng 1 ekor 60 √ 5

c. Telur dadar 1 btr 60 √ 3

Lauk Nabati
a. Tahu goreng 4 ptg 40 √ 3
sdg

b. Tempe goreng 4 ptg 25 √ 4


Sdg
Sayur
a. Kangkung 5 sdm 50 √ 2

b. Sawi 1 100 √ 2
piring
c.sayur sop 3 sdk 90 √ 2
syr

21
Buah
a. Mangga 1 bh 250 √ 2
sdg
b. pisang 1 bh 100 √ 1

Lain-Lain
a.pastel 3 bh 150 √ 5

b.risoles 2 bh 50 √ 3

c.pisang ijo 1 porsi 180 √ 4


Skor konsumsi pangan 50 0 105 50 10 0

Total skor konsumsi pangan = 50 + 105 +50 + 10 = 215

1) Konsumsi nasi sebanyak 1 porsi sedang 2x dalam sehari, maka = 300 g x 2 = 600 g
2) Konsumsi mie basah sebesar 1 piring 2x dalam seminggu, maka = 100 g x 2x 2/7 = 57,14 g
3) Konsumsi ayam goreng sebesar 1 potong 2x dalam seminggu, maka = 60 g x 2 x 2/7 = 34,28 g
4) Konsumsi ikan goreng sebesar 1 ekor sedang 5x dalam sehari, mala = 60 g x 5 = 300 g
5) Konsumsi telur dadar sebesar 1 butir 3x dalam seminggu, maka = 60 g x 3x3/7 = 77,14 g
6) Konsumsi tahu gore6ng sebanya 3 potong 3x dalam seminggu, maka = 40 g x 3 x 3/7 = 51,42 g
7) Konsumsi tempe goreng sebanyak 4 potong 4x dalam seminggu, maka = 25 g x 4 x 4/7 = 57,14 g

22
8) Konsumsi sayur kangkung sebesar 1 piring 2x dalam seminggu, maka = 100 x 2x2/7 = 57,14 g
9) Konsumsi sayur sawi sebesar 1 piring 2x dalam seminggu, maka = 100 x 2 x 2/7 = 57,14 g
10) Konsumsi sayur sop sebesar 3 sendok sayur 2x dalam sebulan, maka = 90 x 2 x 2/30 = 12 g
11) Konsumsi mangga sebesar 1 buah sedang 2x dalam sebulan, maka = 250 x 2 x 2/30 = 33,33 g
12) Konsumsi pisang sebesar 1 buah 1x dalam perminggu, maka = 100 x 1 x 1/7 = 14,28 g
13) Konsumsi pastel sebesar 3 buah 5x dalam seminggu, maka = 50 x 3 x 5/7 = 107,14 g
14) Konsumsi risoles sebesar 2 buah 3x dalam seminggu, maka = 50 x 3 x 4/7 = 85,71 g
15) Konsumsi pisang ijo sebesar 1 porsi 4x dalam seminggu, maka = 180 x 4 x 4/7 = 411,42 g

Responden 2
Nama : Hastuty
Tanggal : 12 Mei 2020
Pertanyaan : Berapa sering anda mengonsumsi makanan di bawah ini ?
Ukuran Porsi Frekuensi
>1x 1x 3–6x 1– 2 x 2x -
URT Gram Perhari Perhari Perminggu Perminggu Perbulan Tidak
Daftar Bahan 50 25 15 10 atau Pernah Ket
Makanan/ kurang 0
Makanan

23
5
Makanan Pokok
a. Nasi putih 1 porsi 300 √ 2
besar
b. Bihun rebus - 0

c.mie basah 1 100 √ 2


piring
Lauk Hewani
a. Ayam goreng 1 ptg 60 √ 2

b. Ikan goreng 1 ekor 60 √ 5

c. Telur dadar 1 btr 60 √ 3

Lauk Nabati
a. Tahu goreng 4 ptg 40 √ 3
sdg

b. Tempe goreng 4 ptg 25 √ 4


Sdg
Sayur

24
a. Kangkung 5 sdm 50 √ 2

b. Sawi 1 100 √ 2
piring
c.sayur sop 3 sdk 90 √ 2
syr
Buah
a. Mangga 1 bh 250 √ 2
sdg
b. pisang 1 bh 100 √ 1

Lain-Lain
a.pastel 3 bh 150 √ 5

b.risoles 2 bh 50 √ 3

c.pisang ijo 1 porsi 180 √ 4


Skor konsumsi pangan 50 0 105 50 10 0

Total skor konsumsi pangan = 50 + 105 +50 + 10 = 215

1) Konsumsi nasi sebanyak 1 porsi sedang 2x dalam sehari, maka = 300 g x 2 = 600 g

25
2) Konsumsi mie basah sebesar 1 piring 2x dalam seminggu, maka = 100 g x 2x 2/7 = 57,14 g
3) Konsumsi ayam goreng sebesar 1 potong 2x dalam seminggu, maka = 60 g x 2 x 2/7 = 34,28 g
4) Konsumsi ikan goreng sebesar 1 ekor sedang 5x dalam sehari, mala = 60 g x 5 = 300 g
5) Konsumsi telur dadar sebesar 1 butir 3x dalam seminggu, maka = 60 g x 3x3/7 = 77,14 g
6) Konsumsi tahu goreng sebanya 3 potong 3x dalam seminggu, maka = 40 g x 3 x 3/7 = 51,42 g
7) Konsumsi tempe goreng sebanyak 4 potong 4x dalam seminggu, maka = 25 g x 4 x 4/7 = 57,14 g
8) Konsumsi sayur kangkung sebesar 1 piring 2x dalam seminggu, maka = 100 x 2x2/7 = 57,14 g
9) Konsumsi sayur sawi sebesar 1 piring 2x dalam seminggu, maka = 100 x 2 x 2/7 = 57,14 g
10) Konsumsi sayur sop sebesar 3 sendok sayur 2x dalam sebulan, maka = 90 x 2 x 2/30 = 12 g
11) Konsumsi mangga sebesar 1 buah sedang 2x dalam sebulan, maka = 250 x 2 x 2/30 = 33,33 g
12) Konsumsi pisang sebesar 1 buah 1x dalam perminggu, maka = 100 x 1 x 1/7 = 14,28 g
13) Konsumsi pastel sebesar 3 buah 5x dalam seminggu, maka = 50 x 3 x 5/7 = 107,14 g
14) Konsumsi risoles sebesar 2 buah 3x dalam seminggu, maka = 50 x 3 x 4/7 = 85,71 g
15) Konsumsi pisang ijo sebesar 1 porsi 4x dalam seminggu, maka = 180 x 4 x 4/7 = 411,42 g

26
Responden 3
Nama : Ian adigunawan
Tanggal : 15 Mei 2020
Pertanyaan : Berapa sering anda mengonsumsi makanan di bawahini?
Ukuran Frekuensi
Porsi
Daftar
>1x 1x 3–6x 1– 2 x 2x Ket
Bahan
URT Gram
Makanan/ Perbulan
Perh Per Permin Permin atau
Makanan
ari hari ggu ggu Tidak
kurang
50 25 15 10 Pernah
5
0
Makanan Pokok
a. Nasi putih 1 porsi 300 √ 2
besar
b. bihun rebus 0

c. Mie basah 1 100 √ 2

27
piring
Lauk Hewani
a. Ayam goring 1 ptg 40 √ 2

b. Ikan goring 1 ekor 60 √ 2

c. Telur dadar 1 btr 60 √ 3

Lauk Nabati
a. Tahu goring 1 ptg 40 √ 2
sdg

b. Tempe goring 2 ptg 100 √ 3


bsr
Sayur
a. Kangkung 5 sdm 50 √ 3

b.Sawi 4 sdm 60 √ 3

c.Sayur Sop 2 sdk 60 √ 2


sayur
Buah
a. mangga 1 250 √ 2

28
bhsdg
b. pisang 2 bh 200 √ 2

Lain-Lain
a. pastel 3 bh 150 √ 5

b. risoles 2 bh 50 √ 3

c. pisang ijo 1 porsi 180 √ 4


Skor konsumsi pangan 100 0 105 50 10 0

Total skor konsumsi pangan : 100+105+50+10= 265


1) Konsumsi nasi putih sebanyak 1 porsi besar 2 kali sehari maka : 300x2= 600 gram
2) Konsumsi mie basah sebanyak 1 piring 2 kali perbulan maka : 100x2x2/30 =13,33 gram
3) Konsumsi ayam goreng sebanyak 1 potong 2 kali perbulan maka : 40x2x2/30=5,33 gram
4) Konsumsi ikan goreng sebanyak 1 ekor , 2 kali perminggu maka : 60x2x2/7= 34,28
5) Konsumsi telur dadar sebanyak 1butir, 3 kali perminggu maka : 60x3x3/7= 77,14 gram
6) Konsumsi tahu goreng sebanyak 1 potong sedang 2 kali perminggu maka : 40x2x2/7= 22,85 gram
7) Konsumsi tempe goreng sebanyak 2 potong besar 3 kali perminggu maka : 100x3x3/7= 128,57 gram
8) Konsumsi Sayur kangkung sebanyak 5 sdm, 3 kali perminggu maka : 50x3x3/7= 64,28
9) Konsumsi Sayur sawi sebanyak 4 sdm, 3 kali perminggu maka : 60x3x3/7= 77,14 gram
10) Konsumsi sayur Sop sebanyak 2 sendok sayur, 2 kali perminggu maka : 60x2x2;7= 34,28 gram

29
11) Konsumsi mangga sebesar 1 buah sedang 2x dalam sebulan, maka = 250 x 2 x 2/30 = 33,33 g
12) Konsumsi pisang sebesar 1 buah 2x dalam perminggu, maka = 200 x 1 x 1/7 = 28,57 g
13) Konsumsi pastel sebesar 3 buah 5x dalam seminggu, maka = 50 x 3 x 5/7 = 107,14 g
14) Konsumsi risoles sebesar 2 buah 3x dalam seminggu, maka = 50 x 3 x 4/7 = 85,71 g
15) Konsumsi pisang ijo sebesar 1 porsi 4x dalam seminggu, maka = 180 x 4 x 4/7 = 411,42 g

Nama responden Energy (Kcal) Lemak (fat) Protein Karbohidrat


Suwadi 3660,5 : 2 = 1830,25 128,5 : 9 = 14,27 124,8 : 4 = 31,2 496,4 : 4 = 124,1
Hastuty 3660,5 : 2 = 1830,25 128,5 : 9 = 14,27 124,8 : 4 = 31,2 496,4 : 4 = 124,1
Ian adigunawan 3290,1 : 2 = 1645,05 103,6 : 9 = 11,51 89,4 : 4 = 22,35 499,2 : 4 = 124,8

Pembahasan :
Berdasarkan hasil survey semi –ffq yang dilakukan dengan cara wawancara, pewawancara menanyakan mengenai seberapa
sering responden mengkonsumsi makanan yang ada pada kuesioner, maka diperoleh hasil bahwa energi,protein,lemak,dan
karbohidrat yang dikonsumsi responden belum memenuhi Angka Kecukupan Gizi harian yang dianjurkan.Frekuensi konsumsi
makananan pada ketiga responden tersebut berbeda-beda,ada yang mengkonsumsi salah satu jenis makanan tersebut setiap hari,ada
yang perminggu dan ada yang mengkonsumsi suatu jenis makanan 2 kali perbulan.

30
Frekuensi Makan
Tidak
>1x 1x 3–6x 1– 2 x 2x
pernah
Bahan perbulan
No Jumlah Skor Interpretasi
Makanan perhari perhari perminggu perminggu atau
kurang
50 25 15 10 5 0

1 Nasi Putih 250 0 0 0 0 0 250 50 Baik


2 Bihun
0 0 0 0 0 0 0 0
rebus
3 Mie Basah 0 0 15 20 10 0 45 9 Kurang
4 Ayam 0 0 0 30 5 0 35 7 Kurang

31
Goreng
5 Ikan
0 0 60 10 0 0 70 14 Kurang
Goreng
6 Telur
0 0 75 0 0 0 75 15 Kurang
Dadar
7 Tahu
50 0 45 10 0 0 105 21 Baik
goreng
8 Tempe
50 0 60 0 0 0 110 22 Baik
goreng
9 Sayur
100 0 15 10 10 0 125 25 Baik
Kangkung
10 Sayur
0 25 15 20 0 0 60 12 Kurang
sawi
11 Sayur sop 0 25 0 20 10 0 55 11 Kurang
12 Mangga 0 0 0 10 20 0 30 6 Kurang
13 Pisang 0 0 30 30 0 0 60 12 Kurang
14 Pastel 0 0 75 0 0 0 75 15 Kurang

15 Risoles 0 0 75 0 0 0 75 15 Kurang

32
16 Pisang Ijo 0 0 45 20 0 0 65 13 Kurang
Total 1,235    
Rata – rata dibagi Jumlah Responden ( 1,235 : 5) 247    
Rata – rata dibagi Jumlah Bahan Makanan (247: 16) 15,43    
Skor rata – rata Frekuensi Konsumi Bahan Makanan 15,43    
Pembahasan :
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada survey konsumsi makanan dengan metode semi-ffq, ada 16 jenis makanan yang
ditanyakan kepada responden.Hasilnya,diketahui jumlah total frekuensi makanan adalah 1,235, skor rata-rata frekuensi konsumsi
bahan makanan adalah 15,43.Dari 16 jenis makanan ada 4 bahan makanan dengan frekuensi makan yang dikategorikan baik,dan ada
11 bahan makanan dengan frekuensi makan yang dikategorikan kurang.

33
BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti


manusia, dan metric berarti ukuran, jadi antropometri adalah ukuran tubuh
manusia. Secara definisi anthropometric (antropometri) adalah studi yang
mempelajari tentang ukuran tubuh manusia. Saat ini antropometri banyak
digunakan untuk keperluan berbagai keilmuan, baik ilmu kesehatan maupun di
luar ilmu kesehatan, misal tentang ergonomi pada kesehatan kerja. Terdapat 3
pengukuran antropometri yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar
lengan atas (LILA).
Metode pencatatan makanan (Food Record) adalah metode yang
difokuskan pada proses pencatatan aktif oleh subjek terhadap seluruh makanan
dan minuman yang telah dikonsumsi selama periode waktu tertentu. Pencatatan
adalah fokus yang harus menjadi perhatian karena sumber kesalahannya juga
adalah pada proses pencatatan yang tidak sempurna. Jika pencatatan dilakukan
dengan sempurna maka hasilmetode ini adalah sangat baik. Metode pencatatan
ini dapat dilakukan di rumah tangga ataupun di institusi. Syarat umum pencacatan
adalah literasi subjek harus baik. Konsistensi dalam proses pencatatan juga
menjadi aspek yang harus ditekankan agar informasi terhadap makanan dan
minuman akurat dan dapat memberikan informasi jumlah makanan yang
dikonsumsi secara tepat.Metode semifrekuensi makan (Food Frequency
Questionnaire) adalah metode yang difokuskan pada kekerapan konsumsi
makanan pada subjek ditambah dengan informasi kuantitatif jumlah makanan
yang dikonsumsi setiap porsi makan, Metode pencatatan ini dapat dilakukan di
rumah tangga ataupun di institusi. Syarat umum pencacatan adalah literasi subjek
harus baik. Konsistensi dalam proses pencatatan juga menjadi aspek yang harus
ditekankan agar informasi terhadap makanan dan minuman akurat dan dapat
memberikan informasi jumlah makanan yang dikonsumsi secara tepat.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden yang akan di tanyai
mengenai perihal porsi makan serta seberapa banyak asupan yang sering mereka
konsumsi, berdasarkan hasil wawancara terhadap 5 responden yang dimana hasil
wawancara terhadap 5 responden tersebut masukkan ke aplikasi nutrisurvey
sehingga dapat di ketahui jumlah energy, karbohidrat, lemak, dan proteinnya.

34
35

B. SARAN

Bagi para responden setelah mengetahui angka konsumsi gizi yang


menunjukan hasil yang kurang baik, sebaiknya mulai memperbaiki pola makan
agar asupan gizi tercukupi dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

sugeng wiyono, dkk. (2017). penilaian status gizi. Kemenkes.


Trina astuti, dkk. (2018). Survey konsumsi pangan. Kemenkes.

36
LAMPIRAN

1. Mikrotoise

2. Alat ukur lingkar lengan atas (LILA)

3. Timbangan berat badan

37
38

Responden 1
Nama : Suwadi
Umur : 45
Tanggal : 12 Mei 2020
BAHAN MAKANAN
WAKTU/ NAMA
Nama bahan BANYAKNYA KETERANGAN
MAKAN MAKANAN
makanan URT G

3 centong
Nasi putih
Beras rice cooker 150 g
Pagi 03.00 Sayur Kangkung
Sayur segar 1 piring 100 g  
WITA Ikan bandeng
Ikan  segar 1 potong  25 g
goreng 
bagian ekor

Siang
Tepung
Selingan Bakwan sayuran 3 buah   150 g  
Sayur
17:55
3 centong
Nasi putih
Beras rice cooker 150 g
Malam 18:30 Ikan bandeng
Ikan Segar 2 potong  50 g  
WITA goreng
Sayur Segar bagian ekor 250 g
Sayur kangkung
1 mangkok 
Pisang
Selingan Teung terigu 1 buah
 Es pisang ijo 200 g   
malam 19.00 Tepung beras besar 
Sirup
39

Nama : Suwadi
Umur : 45
Tanggal : 13 Mei 2020
BAHAN MAKANAN
WAKTU/ NAMA
Nama bahan BANYAKNYA KETERANGAN
MAKAN MAKANAN
makanan URT G

3 centong
Nasi putih
rice cooker
Sayur bayam Beras 150 g
Pagi 03.00 2 sendok
bening Sayur segar 30 g  
WITA sayur
Ikan bandeng Ikan  segar 25 g
1 potong
goreng 
bagian ekor

3 centong
Nasi putih
Beras rice cooker 150 g
Malam 18:30 Ikan bandeng
Ikan Segar 1 ptg bagian  30 g  
WITA kuah
Sayur Segar kepala 250 g
Sayur kangkung
1 mangkok 
Selingan Tepung
 Bakwan sayuran 3 buah   150 g  
malam 19.00 Sayur

Responden 2
Nama : Hastuty
Umur : 42
Tanggal : 12 Mei 2020
BAHAN MAKANAN
WAKTU/ NAMA
Nama bahan BANYAKNYA KETERANGAN
MAKAN MAKANAN
makanan URT G
40

1 centong
Nasi putih rice cooker
Beras 50 g
Pagi 03.00 Sayur Kangkung 1 piring
Sayur segar 100 g  
WITA Ikan bandeng 1 potong
Ikan  segar 40 g
goreng  bagian
badan

Siang
Tepung
Selingan Bakwan sayuran 2 buah   100 g  
Sayur
17:55
1 centong
Nasi putih rice cooker
Beras 60 g
Malam 18:30 Ikan bandeng 1 potong
Ikan Segar  40 g  
WITA goreng bagian
Sayur Segar 100 g
Sayur kangkung badan
1 mangkok 
Pisang
Selingan Teung terigu 1 buah
 Es pisang ijo 200 g   
malam 19.00 Tepung beras besar 
Sirup

Nama : Hastuty
Umur : 42
Tanggal : 13 Mei 2020
BAHAN MAKANAN
WAKTU/ NAMA
Nama bahan BANYAKNYA KETERANGAN
MAKAN MAKANAN
makanan URT G
Pagi 03.00 Nasi putih Beras 1 centong 50 g  
WITA Sayur bayam Sayur segar rice cooker 30 g
bening Ikan  segar 2 sendok 40 g
41

sayur
Ikan bandeng 1 potong
goreng  bagian
badan
1 centong
Nasi putih rice cooker
Beras 60 g
Malam 18:30 Ikan bandeng 1 ptg bagian
Ikan Segar  40 g  
WITA kuah dada
Sayur Segar 30 g
Sayur kangkung 2 sendok
sayur 
Selingan Tepung
 Bakwan sayuran 3 buah   150 g  
malam 19.00 Sayur

Responden 3
Nama : Ian adigunawan
Umur : 19
Tanggal : 15 Mei 2020
BAHAN MAKANAN
WAKTU/ NAMA
Nama bahan BANYAKNYA KETERANGAN
MAKAN MAKANAN
makanan URT G
2 centong
rice cooker
Nasi putih Beras 100 g
1 piring
Pagi 03.30 tumis Kangkung Sayur segar 100 g
2 potong  
WITA Ikan sarden Ikan  segar 140 g
sedang
tahu Tahu 160 g
2 potong
besar

Siang Terigu
Pastel 2 buah   100 g  
Selingan Sayur
42

17:55
2 centong
rice cooker
Nasi putih
Beras 1 piring 100 g
Malam 18:30 Tumis kangkung
Ikan Segar 2 potong  100 g  
WITA Ikan sarden
Sayur Segar sedang 140 g

Selingan Terigu
 Pastel 2 buah  100 g   
malam 19.00 Sayur

Nama : Ian adigunawan


Umur : 19
Tanggal : 16 Mei 2020
BAHAN MAKANAN
WAKTU/ NAMA
Nama bahan BANYAKNYA KETERANGAN
MAKAN MAKANAN
makanan URT G

2 centong
Nasi putih
Beras rice cooker 100 g
Sayur asem
Pagi 04.00 Sayur segar 1 mangkuk 250 g
Ikan tongkol  
WITA Ikan  segar 1 ekor 60 g
goreng
Tempe 2 potong 100 g
tempe
besar

Siang
Terigu
Selingan Pastel 2 buah   100 g  
Sayur
17:55
Malam 18:30 Nasi putih Beras 2 centong 100 g  
WITA Sayur asem Sayur Segar rice cooker 250 g
Telur dadar Telur 1 mangkuk 60 g
43

1 butir

Selingan Terigu
 Pastel 2 buah  100 g   
malam 19.00 Sayur

Anda mungkin juga menyukai