Disusun Oleh:
ALIVIA EKA PUTRI
18030004
Mahasiswa
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kesempatan yang telah diberikan, sehingga laporan kebidanan komprehensif yang
membahas tentang “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana” dapat diselesaikan
dengan baik. Laporan komprehensif ini disusun dalam rangka pemenuhan target
laporan komprehensif praktek klinik kebidanan fisiologis yang ditetapkan kepada
mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes dr.Soebandi Jember
Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, antara lain:
Penulis
3
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.......................................................................................... 2
Kata Pengantar.................................................................................................. 3
Daftar Isi........................................................................................................... 4
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 5
1.2 Tujuan.......................................................................................................... 9
1.3 Ruang Lingkup............................................................................................ 9
1.4 Manfaat....................................................................................................... 9
BAB 2 TINJAUAN TEORI............................................................................... 11
2.1 Teori Keluarga Berencana Pil..................................................................... 11
2.1.1 Pengertian KB Pil................................................................................... 11
2.1.2 Efektivitas.............................................................................................. 11
2.1.3 Cara Kerja............................................................................................... 11
2.1.4 Jenis KB Pil............................................................................................ 12
2.1.5 Keuntungan............................................................................................. 12
2.1.6 Kerugian.................................................................................................. 13
2.1.7 Indikasi.................................................................................................... 13
2.1.8 Kontraindikasi......................................................................................... 14
2.1.9 Waktu Dilakukan / Pelaksanaan............................................................... 14
2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana................................... 14
BAB 3 TINJAUAN KASUS............................................................................... 18
3.1 Subjektif....................................................................................................... 18
3.2 Objektif........................................................................................................ 20
3.3 Analisa......................................................................................................... 20
3.4 Penatalaksanaan........................................................................................... 20
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................... 21
4
BAB 5 PENUTUP............................................................................................. 23
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 23
5.2 Saran........................................................................................................... 23
Daftar Pustaka................................................................................................... 24
5
BAB 1
PENDAHULUAN
6
tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan mengkonsumsi pil KB secara teratur
sesuai dengan dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan
mengkonsumsi pil KB bertujuan agar manfaat konsumsi pil KB yaitu mencegah
menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan.
Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak bisa menjamin bahwa
akseptor pil KB terhindar dari kehamilan. Hal ini dikarenakan pengkonsumsian
yang tidak teratur emnjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan
tetapi fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sering kali akseptor pil KB
tidak patuh dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi pil KB. Ketidakpatuhan
ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pil KB. Mereka
cenderung menghemat pengkonsumsian dengan meminum pil KB dibawah
ukuran yang disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkin akseptor
pil KB mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (Depkes RI, 2001).
Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan
keluarga berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri berkembang
menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi 5% dari jumlah
tersebut penggunanya adalah tidak melakukan pengkonsumsian secara teratur
sehingga beresiko terjadinya kehamilan (Depkes RI, 2001).
Data akseptor kontrasepsi di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo
tahun 2009 sebesar 5.386 orang dari keseluruhan pasangan usia subur, dengan
perincian yang dipakai adalah suntikan (48,5%), pil (21,5%), dan implant atau
susuk alat kontrasepsi (30%). Dari jumlah pengguna pil KB yang patuh
mengkonsumsi pil KB sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan hanya 54%. Dari
2 jumlah tersebut yang masih mengeluh menemukan tanda-tanda kehamilan
sebanyak 56%. Hal ini dikarenakan kebiasaan mengkonsumsi pil KB yang tidak
teratur. Studi pendahuluan didapatkan data dari 10 akseptor pil KB yang patuh
dan rutin mengkonsumsi pil KB sebanyak 4 orang (40%) sedangkan yang tidak
patuh dan tidak rutin mengkonsumsi pil KB sebanyak 6 orang (60%) (Havitia,
2009).
7
Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk
mencegah ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Seorang wanita tidak
bisa hamil jika dia tidak berovulasi karena tidak ada telur untuk dibuahi. Pil KB
juga bekerja dengan menebalkan lendir di sekitar leher rahim, yang membuatnya
sulit bagi sperma untuk memasuki rahim dan mencapai setiap telur yang telah
muncul. Hormon-hormon dalam pil KB terkadang juga dapat mempengaruhi
lapisan rahim, sehingga sulit bagi telur untuk menempel ke dinding rahim.Pada
jenis pil yang lain dapat mengubah periode menstruasi adalah pil progesteron
berdosis rendah, atau kadang-kadang disebut juga pil mini. Jenis pil KB ini
berbeda dari pil lain yang hanya berisi satu jenis hormon progesterone. Pil mini
bekerja dengan mengubah lendir serviks dan dinding rahim, dan terkadang juga
mempengaruhi ovulasi juga.(Arum, D dan Sujiyatini, 2009)
Ketidakteraturan pengkonsumsian pil KB menyebabkan hormon yang
terkandung dalam pil KB tidak bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga
memungkinkan akseptor pil KB terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kondisi
ini bisa membuat akseptor pil KB panik hingga sehingga melakukan tindakan
aborsi yang beresiko tinggi (Depkes, 2002).
Pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami tentang pil KB yang mereka ketahui berdasarkan kebutuhan dan
kepentingan keluarga. Kodyat (1999). Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan
oleh wanita yang berpendidikan rendah mencapai 4,1%, sedangkan kelompok
berpendidikan tinggi hanya 2,7% per keluarga. Hal itu dikarenakan wanita
berpendidikan rendah cenderung mempunyai pola fikir yang tidak ingin mencari
informasi dan memahami tentang pentingnya melakukan keteraturan
pengkonsumsian pil KB (Ruslan, 2010).
Pada wanita berpendidikan rendah, angka 3 kematian ibu tinggi yaitu 228
kasus per seratus ribu kelahiran sedangkan kematian bayi 34 kasus dari seribu
kelahiran. Penduduk Indonesia 60% hanya tamatan SMA atau lebih rendah.
Pengaruh antara wanita berpendidikan tinggi dengan wanita berpendidikan
8
rendah dalam melaksanakan program KB yaitu dengan tingginya angka kelahiran
pada wanita yang berpendidikan rendah (Wibowo, 2010). Wanita yang
mempunyai pengetahuan lebih baik tentang pil KB dan manfaatnya akan lebih
mentaati aturan penggunaan pil KB. Untuk menambah pengetahuan menjadi
lebih baik bisa dilakukan dengan kunjungan ke posyandu, baik dari buku atau
media cetak lainnya atau melakukan konseling dengan bidan desa tentang pil KB
.(Arum, D dan Sujiyatini, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan asuhan
kebidanan pada keluarga berencana pada Ny. “K” 30 tahun di PMB L.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan keluarga berencana pada Akseptor
KB pil dengan pendekatan menejemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data subjektif secara
lengkap pada Ny. “K” akseptor KB pil di PMB L.
2. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data objektif secara
lengkap pada Ny. “K” akseptor KB pil di PMB L.
3. Mampu menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan
masalah pada Ny. “K” akseptor KB pil di PMB L.
4. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada Ny. “K” akseptor KB pil di PMB L.
1.4 Manfaat
9
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan kajian mengenai asuhan kebidanan secara
langsung dan komprehensif pada calon akseptor KB pil.
1.4.2 Manfaat Praktis
Menambah pengalaman serta dapat memberikan asuhan pada Ny. “K”
akseptor KB pil yang sesuai dengan standar Asuhan Kebidanan dengan
pendekatan asuhan kebidanan.
10
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.2 Efektivitas
Keefektivitasan pada penggunaan yang sempurna (teratur) adalah
99,5-99,9% dan 97% .
11
2) Mencegah implantasi.
3) Mengentalkan lendir serviks.
4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.
2.1.5 Keuntungan
1) Tidak mengganggu hubungan seksual.
2) Siklus haid menjadi teratur.
3) Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang.
4) Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause.
5) Mudah dihentikan setiap saat.
6) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
7) Membantu mencegah : kehamilan ektopik, kankaer ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.
12
2.1.10 Kerugian
1) Amenorhea.
2) Perdarahan haid yang berat.
3) Perdarahan diantara siklus haid.
4) Depresi.
5) Kenaikan berat badan.
6) Mual dan muntah.
7) Perubahan libido.
8) Hipertensi.
9) Jerawat.
10) Nyeri tekan payudara.
11) Pusing, sakit kepala.
12) Kesemutan dan baal bilateral ringan.
13) Mencetuskan moniliaris.
14) Cloasma.
15) Hirsutisme.
16) Leukorhea.
17) Pelumasan yang tidak mencukupi.
18) Perubahan lemak.
19) Disminorhea.
20) Kerusakan toleransi glukosa.
21) Hipertrofi atau ekropi serviks.
22) Perubahan visual.
23) Infeksi pernapasan.
24) Peningkatan episode sistitis.
25) Perubahan fibroid uterus.
2.1.11 Indikasi
13
1) Usia reproduksi.
2) Telah memiliki anak atau belum memiliki anak.
3) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.
4) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
5) Pasca keguguran.
6) Siklus haid tidak teratur.
2.1.12 Kontraindikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Perdarahan pervagina yang belum diketahui jelas penyebabnya.
3) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
4) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi (TD
>180/110 mmHg).
5) Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis.
6) Miom uterus.
7) Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi / riwayat epilepsi).
8) Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi
(fenitoin dan barbiturat).
14
b) Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
c) Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari).
4) Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi yang lain dan ingin
mengganti ke KB pil, pil dapat segera diberikan tanpa menunggu haid
dengan dipastikan bahwa klien tidak hamil, atau dapat diberikan pada saat
klien hiad.
(Affandi, Biran, 2014)
a. Data Subjektif
1) Alasan Kunjungan/Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi setelah persalinan untuk
menunda dan menjarangkan kehamilan.
2) Riwayat Kesehatan
Pasien tidak sedang sakit DM , gangguan pembuluh darah, hipertensi, jantung,
kanker, kista, migren (Handayani, 2010)
3) Riwayat Menstruasi
Adanya perubahan gangguan pola haid atau mengalami perdarahhan diluar
siklus menstruasi
4) Riwayat Obsteteri
Pasca keguguran, setelah persalinan, sedang menyusui < 6 bulan
b. Data Objektif
15
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
RR : Normal 16 – 24 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
c. Analisa
16
Dx : Ny. “T” Umur 45 Tahun Calon Akseptor KB Pil
Masalah : tidak ada
d. Penatalaksanaan
17
BAB 3
TINJAUAN KASUS
18
f. Fluor albus : Tidak
3.1.4 Riwayat KB
a. Jenis : KB pil
b. Lama Penggunaan : 8 bulan
3.1.5 Riwayat kesehatan.
Ibu mengatakan bahwa dirinya dan keluarganya tidak memiliki
penyakit menurun (hipertensi, DM, Asma), penyakit menular (TBC,
Hepatitis), penyakit menahun (jantung, ginjal).
3.1.6 Riwayat psikologi
Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang KB pil dan ingin
meneruskannya karena cocok serta membuat hadi ibu lancar. Suami juga
mendukung ibu untuk ber-KB.
19
d. Dada / Payudara : Tidak ada retraksi dada, tidak ada wheezing
dan ronchi, tidakada benjolan abnormal.
e. Abdomen : Tidak ada pembesaran (untuk memastikan
tidak ada kehamilan), tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada massa.
f. Ekstrimitas : Atas : tidak odema
Bawah : tidak odema, tidak ada varises
3.4 Penatalaksanaan
20
21
BAB 4
PEMBAHASAN
Saat penulis melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB pil pada Ny. “K”
dengan menerapkan menejemen asuhan kebidanan, maka penulis akan membahas
serta membandingkan antara teori dan pelaksanaan teori dengan kenyataan yang
terjadi saat memberikan asuhan.
Menurut teori, Pil oral (KB pil) akan menggantikan produksi normal estrogen
dan progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium 17 selama
siklus haid yang normal, sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan
akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah
ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu)
seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).
Keuntungan KB Pil menurut Handayani (2010) yaitu: tidak mengganggu hubungan
seksual, siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia), dapat digunakan sebagai
metode jangka panjang, dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse,
mudah dihentikan setiap saat, kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil
dihentikan, membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.
Berdasarkan teori dan hasil anamnesa Ny. “K” tidak ada kesenjangan
didalamnya. Bahwa mengonsumsi KB pil dapat membuat haid menjadi lancar dan
teratur setiap bulannya.
22
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. “K” yaitu memberikan
penjelasan mengenai keuntungan KB Pil yang dapat membuat haid menjadi
teratur dan lancar setiap bulannya.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien
Setelah mendapatkan penjelasan dari petugas, diharapkan ibu
mengerti, dan menggunakan KB pil dengan benar.
23
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran, dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Yuhedi, Lucky Taufika dan Titik Kurniawati. 2015. Buku Ajar Kependudukan Dan
Pelayanan KB. Jakarta: EGC.
Dr. Muliani. 2016. https://www.alodokter.com/komunitas/topic/haid-setelah-lepas-kb.
(diakses 06 November 2020)
24