Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

CALON AKSEPTOR KB PIL


PADA Ny. “K” UMUR 30 TAHUN

Disusun Oleh:
ALIVIA EKA PUTRI
18030004

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
dr.SOEBANDI JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN

Mahasiswa

Alivia Eka Putri


18030004

Pembimbing Lahan Tanggal

Lolok Rita Magdalena, STr.Keb. ...........................................

Pembimbing Akademik Tanggal

Ernawati Anggraeni, SST., M.M. ...........................................

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kesempatan yang telah diberikan, sehingga laporan kebidanan komprehensif yang
membahas tentang “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana” dapat diselesaikan
dengan baik. Laporan komprehensif ini disusun dalam rangka pemenuhan target
laporan komprehensif praktek klinik kebidanan fisiologis yang ditetapkan kepada
mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes dr.Soebandi Jember

Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, antara lain:

1. Dosen pembimbing asuhan kebidanan fisiologis yang telah bersedia


membimbing dari pendidikan
2. Bidan pembimbing yang telah bersedia membimbing di tempat praktek
3. Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan
ini.
Penulis manyadari bahwa laporan asuhan kebidanan komprehensif ini masih
jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca maupun penulis.

Jember, 26 Desember 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.......................................................................................... 2
Kata Pengantar.................................................................................................. 3
Daftar Isi........................................................................................................... 4
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 5
1.2 Tujuan.......................................................................................................... 9
1.3 Ruang Lingkup............................................................................................ 9
1.4 Manfaat....................................................................................................... 9
BAB 2 TINJAUAN TEORI............................................................................... 11
2.1 Teori Keluarga Berencana Pil..................................................................... 11
2.1.1 Pengertian KB Pil................................................................................... 11
2.1.2 Efektivitas.............................................................................................. 11
2.1.3 Cara Kerja............................................................................................... 11
2.1.4 Jenis KB Pil............................................................................................ 12
2.1.5 Keuntungan............................................................................................. 12
2.1.6 Kerugian.................................................................................................. 13
2.1.7 Indikasi.................................................................................................... 13
2.1.8 Kontraindikasi......................................................................................... 14
2.1.9 Waktu Dilakukan / Pelaksanaan............................................................... 14
2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana................................... 14
BAB 3 TINJAUAN KASUS............................................................................... 18
3.1 Subjektif....................................................................................................... 18
3.2 Objektif........................................................................................................ 20
3.3 Analisa......................................................................................................... 20
3.4 Penatalaksanaan........................................................................................... 20
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................... 21

4
BAB 5 PENUTUP............................................................................................. 23
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 23
5.2 Saran........................................................................................................... 23
Daftar Pustaka................................................................................................... 24

5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) mempunyai arti dalam
mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera disamping program pendidikan
dan kesehatan (Irianto, 2014). Pengguna kontrasepsi telah banyak dibelahan
dunia, terutama di bagian Asia dan Amerika Latin dan terendah dibagian Afrika.
Secara global kontrasepsi modern meningkat menjadi 57% pada tahun 2014
sedangkan Negara bagian Afrika sebesar 27,6%, Negara bagian Asia terjadi
peningkatan menjadi 61,6% dan Negara bagian Amerika sebesar 67% (WHO,
2014).
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk
terbanyak didunia. Menurut data Sensus Penduduk pada tahun 2010 jumlah
penduduk Indonesia sekitar 237,6 juta jiwa dengan peningkatan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 % dibandingkan pada tahun-tahun
sebelumnya yang cenderung menurun (Christiana dkk, 2015).
Adanya gerakan keluarga berencana (KB) dapat memberikan kontribusi
yang sangat besar dalam menurunkan pertumbuhan penduduk Selain itu program
Keluarga Berencana (KB) juga berperan besar untuk mencapai pengurangan
Angka Kematian Ibu (AKI) dengan melalui perencanaan keluarga dalam
mengatur kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan. Dalam memilih suatu
metode kontrasepsi, wanita harus 2 menimbang berbagai faktor termasuk status
kesehatan mereka, seperti efek samping yang dialami dalam kurun waktu yang
lama (Kemenkes RI, 2013).
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang
wanita dengan cara diminum (pil) Tujuan dari konsumsi pil KB adalah untuk
mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang

6
tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan mengkonsumsi pil KB secara teratur
sesuai dengan dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan
mengkonsumsi pil KB bertujuan agar manfaat konsumsi pil KB yaitu mencegah
menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan.
Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak bisa menjamin bahwa
akseptor pil KB terhindar dari kehamilan. Hal ini dikarenakan pengkonsumsian
yang tidak teratur emnjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan
tetapi fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sering kali akseptor pil KB
tidak patuh dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi pil KB. Ketidakpatuhan
ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pil KB. Mereka
cenderung menghemat pengkonsumsian dengan meminum pil KB dibawah
ukuran yang disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkin akseptor
pil KB mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (Depkes RI, 2001).
Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan
keluarga berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri berkembang
menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi 5% dari jumlah
tersebut penggunanya adalah tidak melakukan pengkonsumsian secara teratur
sehingga beresiko terjadinya kehamilan (Depkes RI, 2001).
Data akseptor kontrasepsi di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo
tahun 2009 sebesar 5.386 orang dari keseluruhan pasangan usia subur, dengan
perincian yang dipakai adalah suntikan (48,5%), pil (21,5%), dan implant atau
susuk alat kontrasepsi (30%). Dari jumlah pengguna pil KB yang patuh
mengkonsumsi pil KB sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan hanya 54%. Dari
2 jumlah tersebut yang masih mengeluh menemukan tanda-tanda kehamilan
sebanyak 56%. Hal ini dikarenakan kebiasaan mengkonsumsi pil KB yang tidak
teratur. Studi pendahuluan didapatkan data dari 10 akseptor pil KB yang patuh
dan rutin mengkonsumsi pil KB sebanyak 4 orang (40%) sedangkan yang tidak
patuh dan tidak rutin mengkonsumsi pil KB sebanyak 6 orang (60%) (Havitia,
2009).

7
Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk
mencegah ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Seorang wanita tidak
bisa hamil jika dia tidak berovulasi karena tidak ada telur untuk dibuahi. Pil KB
juga bekerja dengan menebalkan lendir di sekitar leher rahim, yang membuatnya
sulit bagi sperma untuk memasuki rahim dan mencapai setiap telur yang telah
muncul. Hormon-hormon dalam pil KB terkadang juga dapat mempengaruhi
lapisan rahim, sehingga sulit bagi telur untuk menempel ke dinding rahim.Pada
jenis pil yang lain dapat mengubah periode menstruasi adalah pil progesteron
berdosis rendah, atau kadang-kadang disebut juga pil mini. Jenis pil KB ini
berbeda dari pil lain yang hanya berisi satu jenis hormon progesterone. Pil mini
bekerja dengan mengubah lendir serviks dan dinding rahim, dan terkadang juga
mempengaruhi ovulasi juga.(Arum, D dan Sujiyatini, 2009)
Ketidakteraturan pengkonsumsian pil KB menyebabkan hormon yang
terkandung dalam pil KB tidak bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga
memungkinkan akseptor pil KB terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kondisi
ini bisa membuat akseptor pil KB panik hingga sehingga melakukan tindakan
aborsi yang beresiko tinggi (Depkes, 2002).
Pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami tentang pil KB yang mereka ketahui berdasarkan kebutuhan dan
kepentingan keluarga. Kodyat (1999). Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan
oleh wanita yang berpendidikan rendah mencapai 4,1%, sedangkan kelompok
berpendidikan tinggi hanya 2,7% per keluarga. Hal itu dikarenakan wanita
berpendidikan rendah cenderung mempunyai pola fikir yang tidak ingin mencari
informasi dan memahami tentang pentingnya melakukan keteraturan
pengkonsumsian pil KB (Ruslan, 2010).
Pada wanita berpendidikan rendah, angka 3 kematian ibu tinggi yaitu 228
kasus per seratus ribu kelahiran sedangkan kematian bayi 34 kasus dari seribu
kelahiran. Penduduk Indonesia 60% hanya tamatan SMA atau lebih rendah.
Pengaruh antara wanita berpendidikan tinggi dengan wanita berpendidikan

8
rendah dalam melaksanakan program KB yaitu dengan tingginya angka kelahiran
pada wanita yang berpendidikan rendah (Wibowo, 2010). Wanita yang
mempunyai pengetahuan lebih baik tentang pil KB dan manfaatnya akan lebih
mentaati aturan penggunaan pil KB. Untuk menambah pengetahuan menjadi
lebih baik bisa dilakukan dengan kunjungan ke posyandu, baik dari buku atau
media cetak lainnya atau melakukan konseling dengan bidan desa tentang pil KB
.(Arum, D dan Sujiyatini, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan asuhan
kebidanan pada keluarga berencana pada Ny. “K” 30 tahun di PMB L.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan keluarga berencana pada Akseptor
KB pil dengan pendekatan menejemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data subjektif secara
lengkap pada Ny. “K” akseptor KB pil di PMB L.
2. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data objektif secara
lengkap pada Ny. “K” akseptor KB pil di PMB L.
3. Mampu menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan
masalah pada Ny. “K” akseptor KB pil di PMB L.
4. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada Ny. “K” akseptor KB pil di PMB L.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup Asuhan Kebidanan pada Ny. “K” 30 tahun akseptor KB
Pil di PMB L.

1.4 Manfaat

9
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan kajian mengenai asuhan kebidanan secara
langsung dan komprehensif pada calon akseptor KB pil.
1.4.2 Manfaat Praktis
Menambah pengalaman serta dapat memberikan asuhan pada Ny. “K”
akseptor KB pil yang sesuai dengan standar Asuhan Kebidanan dengan
pendekatan asuhan kebidanan.

10
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Keluarga Berencana Pil


2.1.1 Pengertian KB Pil
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi
hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut
(diminum), berisi hormone esterogen dan atau progesterone, yang bertujuan
untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kekhamilan dengan
menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya.
Pil oral akan menggantikan produksi normal esterogen dan
progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama
siklus haid yang normal, sehingga juga menekan releasing factors di otak dan
akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian pil oral bukan hanya untuk mencegah
ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan
palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri.
Pil KB secara umum tidak sepenuhnya melindungi wanita dari infeksi
penyakit menular seksual dan akan efektif secara aman apabila digunakan
secara benar dan konsisten. Pil KB berisi zat yang berguna untuk mencegah
lepasnya ovum dari tuba falopii wanita. Sebelum meminu pil, Kesehatan ibu
perlu diperiksa terlebih dahulu. Jika menurut hasil pemeriksaan ibu dapat
memakai pil maka ibu dapat mulai minum pil KB.

2.1.2 Efektivitas
Keefektivitasan pada penggunaan yang sempurna (teratur) adalah
99,5-99,9% dan 97% .

2.1.3 Cara Kerja


1) Menekan ovulasi.

11
2) Mencegah implantasi.
3) Mengentalkan lendir serviks.
4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.

2.1.4 Jenis KB Pil


1. Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif esterogen atau progesteron, dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
2. Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif esterogen, progestin, dengan dua dosis berbeda, 7 tablet tanpa
hormon aktif, dosis hormon bervariasi.
3. Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif esterogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda, 7 tablet
tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.
(Sulistyawati, 2013)

2.1.5 Keuntungan
1) Tidak mengganggu hubungan seksual.
2) Siklus haid menjadi teratur.
3) Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang.
4) Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause.
5) Mudah dihentikan setiap saat.
6) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
7) Membantu mencegah : kehamilan ektopik, kankaer ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.

12
2.1.10 Kerugian
1) Amenorhea.
2) Perdarahan haid yang berat.
3) Perdarahan diantara siklus haid.
4) Depresi.
5) Kenaikan berat badan.
6) Mual dan muntah.
7) Perubahan libido.
8) Hipertensi.
9) Jerawat.
10) Nyeri tekan payudara.
11) Pusing, sakit kepala.
12) Kesemutan dan baal bilateral ringan.
13) Mencetuskan moniliaris.
14) Cloasma.
15) Hirsutisme.
16) Leukorhea.
17) Pelumasan yang tidak mencukupi.
18) Perubahan lemak.
19) Disminorhea.
20) Kerusakan toleransi glukosa.
21) Hipertrofi atau ekropi serviks.
22) Perubahan visual.
23) Infeksi pernapasan.
24) Peningkatan episode sistitis.
25) Perubahan fibroid uterus.

2.1.11 Indikasi

13
1) Usia reproduksi.
2) Telah memiliki anak atau belum memiliki anak.
3) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.
4) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
5) Pasca keguguran.
6) Siklus haid tidak teratur.

2.1.12 Kontraindikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Perdarahan pervagina yang belum diketahui jelas penyebabnya.
3) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
4) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi (TD
>180/110 mmHg).
5) Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis.
6) Miom uterus.
7) Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi / riwayat epilepsi).
8) Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi
(fenitoin dan barbiturat).

2.1.13 Waktu Dilakukan / Pelaksanaan


1) Setiap saat selama haid (hari pertama sampai ke-7 siklus haid), untuk
meyakinkan bahwa perempuan tidak hamil.
2) Boleh menggunakan pada hari ke-8, tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke-8 sampai ke-14, atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan paket pil
tersebut.
3) Setelah melahirkan:
a) Setelah 6 bulan pemerian ASI eksklusif

14
b) Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
c) Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari).
4) Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi yang lain dan ingin
mengganti ke KB pil, pil dapat segera diberikan tanpa menunggu haid
dengan dipastikan bahwa klien tidak hamil, atau dapat diberikan pada saat
klien hiad.
(Affandi, Biran, 2014)

2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Ny. “T” Umur 45 Tahun Calon Akseptor KB
Pil

a. Data Subjektif
1) Alasan Kunjungan/Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi setelah persalinan untuk
menunda dan menjarangkan kehamilan.
2) Riwayat Kesehatan
Pasien tidak sedang sakit DM , gangguan pembuluh darah, hipertensi, jantung,
kanker, kista, migren (Handayani, 2010)
3) Riwayat Menstruasi
Adanya perubahan gangguan pola haid atau mengalami perdarahhan diluar
siklus menstruasi
4) Riwayat Obsteteri
Pasca keguguran, setelah persalinan, sedang menyusui < 6 bulan

b. Data Objektif

15
1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : Normal 90/60 – 120/80

Suhu : 36,5 – 37,5

Nadi : Keadaan normal 60 – 90


kali/menit

RR : Normal 16 – 24 kali/menit

BB : Bisa terjadi kenaikan sekitar antara 1 – 5 kg


dalam tahun pertama

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah : Tidak oedema, tidak pucat.

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera


berwarna putih, kelopak mata tidak bengkak

Dada : Simetris, tidak terdapat wheezing ataupun ronci

Payudara : Simetris, teraba penuh ASI, tidaak terdapat


pembesaran kelenjar limfe pada aksila kanan
dan kiri

Abdomen : Tidak ada pembesaran (untuk memastikan tidak


ada kehamilan), tidak ada nyeri tekan, dan tidak
ada massa

c. Analisa

16
Dx : Ny. “T” Umur 45 Tahun Calon Akseptor KB Pil
Masalah : tidak ada
d. Penatalaksanaan

Tanggal/jam Penatalaksanaan Paraf

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu,


bahwa hasil pemeriksaan tanda vital ibu
dalam batas normal.
R/ Ibu mengerti.
2. Menjelaskan pada ibu cara mengonsumsi
KB Pil. KB pil harus dikonsumsi setiap
hari pada jam yang sama.
R/ ibu mengerti dan akan melakukannya.
3. Ibu dianjurkan kunjungan ulang pada saat
KB pil habis.
R/ ibu mengerti dan bersedi datang untuk
melakukan kunjungan ulang.

17
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Pada Ny. “K” umur 30 Tahun
Akseptor KB Pil

Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 23 Desember 2020


Jam : 07.30 WIB
Tempat : PMB L
Pengkaji : Alivia Eka Putri

3.1 DATA SUBJEKTIF


3.1.1 Identitas
Nama : Ny. K Nama : Tn. Y
Umur : 30 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Krajan A
3.1.2 Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan datang ke PMB ingin melakukan kunjungan ulang KB
pil.
3.1.3 Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 7 hari
d. Banyak : 2-3 x ganti pembalut per hari
e. Disminorhae : Tidak

18
f. Fluor albus : Tidak
3.1.4 Riwayat KB
a. Jenis : KB pil
b. Lama Penggunaan : 8 bulan
3.1.5 Riwayat kesehatan.
Ibu mengatakan bahwa dirinya dan keluarganya tidak memiliki
penyakit menurun (hipertensi, DM, Asma), penyakit menular (TBC,
Hepatitis), penyakit menahun (jantung, ginjal).
3.1.6 Riwayat psikologi
Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang KB pil dan ingin
meneruskannya karena cocok serta membuat hadi ibu lancar. Suami juga
mendukung ibu untuk ber-KB.

3.2 DATA OBJEKTIF


3.2.1 Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compomentis
c. Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5°C
d. BB saat ini : 62 kg
3.2.2 Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Tidak oedema, tidak pucat.
b. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
c. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar
limfe.

19
d. Dada / Payudara : Tidak ada retraksi dada, tidak ada wheezing
dan ronchi, tidakada benjolan abnormal.
e. Abdomen : Tidak ada pembesaran (untuk memastikan
tidak ada kehamilan), tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada massa.
f. Ekstrimitas : Atas : tidak odema
Bawah : tidak odema, tidak ada varises

3.3 Analisa Data


Diagnosa : Ny. “K” umur 30 tahun dengan Akseptor KB Pil

3.4 Penatalaksanaan

Tanggal/jam Penatalaksanaan Paraf

23-12-2020 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan


07.40 WIB pada ibu, bahwa hasil pemeriksaan
tanda vital ibu dalam batas normal.
R/ Ibu mengerti.
2. Menjelaskan pada ibu cara
mengonsumsi KB Pil. KB pil harus
dikonsumsi setiap hari pada jam yang
sama.
R/ ibu mengerti dan akan melakukannya.
3. Ibu dianjurkan kunjungan ulang
pada saat KB pil habis.
R/ ibu mengerti dan bersedi datang untuk
melakukan kunjungan ulang.

20
21
BAB 4
PEMBAHASAN

Saat penulis melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB pil pada Ny. “K”
dengan menerapkan menejemen asuhan kebidanan, maka penulis akan membahas
serta membandingkan antara teori dan pelaksanaan teori dengan kenyataan yang
terjadi saat memberikan asuhan.

Pasien datang ke PMB L pada tanggal 23 Desember 2020 dan mengatakn


bahwa ibu senang menggunakan KB pil karena membuat haid ibu menjadi lancar.

Menurut teori, Pil oral (KB pil) akan menggantikan produksi normal estrogen
dan progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium 17 selama
siklus haid yang normal, sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan
akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah
ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu)
seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).
Keuntungan KB Pil menurut Handayani (2010) yaitu: tidak mengganggu hubungan
seksual, siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia), dapat digunakan sebagai
metode jangka panjang, dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse,
mudah dihentikan setiap saat, kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil
dihentikan, membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.

Berdasarkan teori dan hasil anamnesa Ny. “K” tidak ada kesenjangan
didalamnya. Bahwa mengonsumsi KB pil dapat membuat haid menjadi lancar dan
teratur setiap bulannya.

22
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. “K” yaitu memberikan
penjelasan mengenai keuntungan KB Pil yang dapat membuat haid menjadi
teratur dan lancar setiap bulannya.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien
Setelah mendapatkan penjelasan dari petugas, diharapkan ibu
mengerti, dan menggunakan KB pil dengan benar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran, dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Koesno, Harni. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Marmi, 2016. Buku ajar pelayanan KB. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sulistyawati, A. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

Sari, SH. 2015. http://eprints.ums.ac.id/35879/6/BAB%20II.pdf (diakses 26


Desember 2020 pukul 23.38 WIB)

Yuhedi, Lucky Taufika dan Titik Kurniawati. 2015. Buku Ajar Kependudukan Dan
Pelayanan KB. Jakarta: EGC.
Dr. Muliani. 2016. https://www.alodokter.com/komunitas/topic/haid-setelah-lepas-kb.
(diakses 06 November 2020)

24

Anda mungkin juga menyukai