Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KELUARGA BERENCANA

METODE SUNTIK 3 BULAN PADA Ny “T”


DI PMB ARIKA SAVITRI

Disusun Oleh:
BELA SINDIA PUTRI
19030007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
dr.SOEBANDI JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN

MAHASISWA

BELA SINDIA PUTRI

NIM 19030007

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING PRAKTEK


KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala Puji bagi Allah, atas berkat hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas asuhaan kebidanan di BPM Arika Savitri, AMd.Keb.
Kabupaten Jember Tahun 2021 untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan
pendidikan Ahli Madya Kebidanan STIKES dr.Soebandi Jember. Dalam penyusunan,
penulis telah mendapat bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak secara
langsung, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. H.Lulut Sasmito S.Kep,Ners. Selaku ketua Yayasan
2. Said Mardianto S.Kep., Ners. Selaku ketua STKES dr. Soebandi Jember
3. Yuni Handayani S.ST., MM.selaku ketua Prodi D III Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan dr.Soebandi Jember.
4. Rizki F M.Keb selaku pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan.
5. Arika Savitri AMd. Keb. selaku bidan pembimbing
6. Kedua orang tua saya yang selalu memberi saya semangat untuk segera
menyelasaikan asuhan kebidanan komprehensif ini.
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan kebidanan komprehensif ini


masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan asuhan kebidanan komprehensif ini. Semoga
asuhan kebidanan komprehensif ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun
penulis.
Jember, 28 Mei 2021
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................

1.2 Rumusan Masalah............................................................................

1.3 Tujuan..............................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan ...........................................................................

BAB 2 TINJAUAN TEORI..............................................................................


2.1 Konsep Teori Kb Suntik Progestin...................................................

2.1.1 Filosofi Asuhan Kehamilan..................................................

2.1.2 Profil Kontrasepsi Suntikan Progestin.................................


2.1.3 Efektivitas Kontrasepsi Suntikan Progestin.........................
2.1.4 Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Progestin.......................
2.1.5 Kekurangan Kontrasepsi Suntikan Progestin.......................
2.1.6 Indikasi Kontrasepsi Suntikan Progestin.............................
2.1.7 Kontraindikasi Kontrasepsi Suntikan Progestin...................

2.2 Konsep Teori Asuhan Kebidanan.....................................................

BAB 3 TINJAUAN KASUS............................................................................

BAB 4 PEMBAHASAN...................................................................................

BAB 5 PENUTUP............................................................................................

5.1 Kesimpulan......................................................................................

5.2 Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paradigma baru program keluarga berencana nasional telah diubah visinya
dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Program
Keluarga Berencana (KB) salah satu kebijakan kependudukan yang sangat
populer dalam bidang kelahiran (fertilitas). Menurut Sulistyawati (2012), program
KB bertujuan untuk memenuhi permintaan pelayanan kesehatan reproduksi yang
berkualitas serta mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas penduduk dan mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Penentuan jarak kehamilan salah satu cara untuk mengendalikan angka kelahiran,
menentukan berapa jarak yang akan direncanakan diantara kehamilan yang satu
dengan yang lain (Mustikawati, 2015: 16).
Berdasarkan pandangan dari World Health Organisation (WHO) tahun 1970
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga. Kontrasepsi adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula
bersifat permanen.Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi fertilitas (Sundari, 2016: 9)
World Health Organization (WHO) tahun 2014 penggunaan kontrasepsi telah
meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan
terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah
meningkat tidak signifikan dari tahun 1990 sampai tahun 2014, mengalami
peningkatan dari 54% menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi
pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi
modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi
27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika
latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0% (WHO, 2014).
Adapun data yang diperoleh dari Depkes cakupan peserta KB baru dan KB
aktif di Indonesia pada tahun 2014 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
sebanyak 47.019.002. Peserta KB baru sebesar 7.761.961 (16,15%) meliputi
suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB sebanyak 1.951.252 (25,14%),
kondom sebanyak 441.141 (5,68%), implan sebanyak 826.627 (10,65%), IUD
(Intra Uterine Device) sebanyak 555.241 (7,15%), Metode Operasi Wanita
(MOW) sebanyak 116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062
(0,2%). Sedangkan peserta KB aktif sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak
3.896.081 (11,07%), MOW sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak 241.642
(0,69%), implant sebanyak 3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak 1.110.341
(3,15%), suntikan sebanyak 16.734.917 (47,54%), dan pil KB sebanyak
8.300.362 (29,58%).
Faktor-faktor dalam menentukan jarak kehamilan pada saat merencanakan
kehamilan yang harus dihindari yaitu: terlalu tua pada saat melahirkan (>35
tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4
anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun). Komplikasi yang
biasaterjadi jika terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering hamil, yaitu perdarahan
trimester III, plasenta previa, anemia, Ketuban Pecah Dini (KPD), endometriosis
masa nifas, kematian saat melahirkan, kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh
dapat menimbulkan resiko tinggi seperti persalinan lama, dan jarak kehamilan
yang terlalu dekat menyebabkan sibling rivaly (Riestya, 2016: 48).
Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak
lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. sekitar 25-
50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan kehamilan
(Firdayanti, 2012: 11). Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga
berencana nasional mempunyai konstribusi penting dalam upaya meningkatkan
kualitas penduduk. Kontribusi pelaksanaan program keluarga berencana nasional
tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan program Making Prengnancy Safer dimana
pesan kunci program ini adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan
kehamilan yang diinginkan (Hartanto, 2010: 45).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan kebidanan komprehensif pada Kontrasepsi Suntik Progestin
di Praktek Mandiri Bidan Arika Savitri.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada
Kontrasepsi Progestin
1.3.2 Tujuan Khusus
A. Konsep Teori
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari kontrasepsi suntikan
progestin.
2. Mahasiswa mampu mengetahui profil dari kontrasepsi suntikan
progestin.
3. Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja dari kontrasepsi
suntikan progestin.
4. Mahasiswa mampu mengetahui efektifitas dari kontrasepsi
suntikan progestin.
5. Mahasiswa mampu mengetahui keuntungan dari kontrasepsi
suntikan progestin.
6. Mahasiswa mampu mengetahui kekurangan dari kontrasepsi
suntikan progestin.
7. Mahasiswa mampu mengetahui indikasi dari kontrasepsi suntikan
progestin.
8. Mahasiswa mampu mengetahui kontraindikasi dari kontrasepsi
suntikan progestin.
9. Mahasiswa mampu mengetahui efek samping dari kontrasepsi
suntikan progestin.
10. Mahasiswa mampu mengetahui kapan waktu mulai menggunakan
kontrasepsi suntikan progestin.
11. Mahasiswa mampu mengetahui informasi lain-lain yang perlu
disampaikan dari kontrasepsi suntikan progestin.
12. Mahasiswa mampu mengetahui peringatan bagi pemakai
kontrasepsi suntikan progestin.
13. Mahasiswa mampu mengetahui cara penggunaan dari kontrasepsi
suntikan progestin.
B. Konsep Teori Asuhan Kebidanan
1. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan kontrasepsi
suntikan progestin.
2. Mahasiswa mampu membaca kesenjangan antara teori dengan
kasus pada kontrasepsi suntik progestin.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam memberikan
asuhan dan memahami berbagai proses dari Kontrasepsi Progestin.
1.4.2 Untuk Klien
Untuk mendapatkan asuhan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
dan menambah pengetahuan masyarakat tentang Kontrasepsi Progestin.
1.4.3 Untuk Pelayanan Kesehatan
Dapat sebagai acuan untuk mempertahankan mutu pelayanan, terutama dalam
memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif pada
Kontrasepsi Progestin.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah bahan referensi kepustakaan dalam acuan pembuatan
asuhan kebidanan secara komprehensif pada Kontrasepsi Progestin
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Definisi Kontrasepsi Suntikan Progestin
Kontrasepsi suntik progestin adalah suatu sintesa progestin yang
mempunyai efek progestin asli dari tubuh wanitda dan merupakan suspense
steril medroxy progesterone asetat dalam air, yang mengandung progesterone
acetate 150 mg. Kontrasepsi ini telah dipakai lebih dari 90 negara, telah
digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya
berjumlah kira-kira 5 juta wanita.DMPA
(Depo Medroksiprogesteron Asetat) atas Depo Provera diberikan
setiap 3 bulan sekali dengan cara disuntik intramuskuler dengan dosis 150 mg
(di daerh bokong). Depo Nerotisteron Enantat (Depo Noristerat) yang
mengandung 200 mg Nerotindron Enantat diberikan setiap 2 bulan dengan
cara disuntik intramuskuler. (Marmi, 2016).
2.1.2 Profil Kontrasepsi Suntikan Progestin
1. Sangat efektif.
2. Aman.
3. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.
5. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
2.1.3 Cara Kerja Kontrasepsi Suntikan Progestin
1. Mencegah ovulasi. Bekerja dengan cara menghalangi pengeluaran FSH dan
LH, sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.
2. Mengentalkan lender servik sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma, karena sperma sulit menembus kanalis servikalis.
3. Perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu.
4. Menghambat transportasi gamet karena terjadi perubahan peristaltic tuba
falopi.
2.1.4 Efektivitas Kontrasepsi Suntikan Progestin
Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas tinggi yaitu 0,3
kehamilan per 100 perempuan per-tahun, asalah penyuntikannya dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tingginya minat
pemakaian alat kontrasepsi ini oleh karena murah, aman, sederhana, efektif
dan dapat dipakai pada pasca persalinan.
2.1.5 Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6. Klien tidak perlu menyimpan pil.
7. Dapat digunakan oleh perempuan >35 tahun sampai perimenopause.
8. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
9. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
10. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
11. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
2.1.6 Kekurangan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1. Sering ditemukan gangguan haid.
2. Klien sangat beruntung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan)
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
4. Permasalahan kenaikan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B maupun HIV.
6. Terlambatnya kesuburan setelah penghentian pemakaian.
7. Terlambatnya kembalinya kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan
atau kelainan pada organ melainkan karena belum habisnya pelepasan
obat suntikan.
8. Terjadinya perubahan lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, sakit kepala, nervositas dan jerawat.
2.1.7 Indikasi Kontrasepsi Suntikan Progestin
1. Usia reproduksi.
2. Setelah melahirkan.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Perokok (kontraindikasi pada suntik kombinasi)
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
9. Tidak menggunakan kontrasepsi berestrogen.
10. Anemia defisiensi besi.
11. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau
anemia bulan sabit.
12. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturate) atau obat
tuberculosis (rifampisin).
13. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
2.1.8 Kontraindikasi Kontrasepsi Suntikan Progestin
1. Hamil atau dicurigai hamil.
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara dan diabetes
dengan komplikasi.
2.1.9 Efek Samping Kontrasepsi Suntikan Progestin
1. Gangguan haid (ini yang paling sering terjadi), Amenorhoe, Spotting dan
Metrorhagia. Pola haid yang normal dapat menjadi amenorhoe,
perdarahan ireguler, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi yang
lama. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan
intermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya waktu,
sedangkan kejadia amenorhoe bertambah besar. Insiden yang tinggi dari
amenorhoe diduga berhubungan dengan atropi endometrium. Sedangkan
sebab-sebab dari perdarahan ireguler masih belum jelas, dan nampaknya
tidak ada hubungan dengan perubahan-perubahan dalam kadar hormone.
DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan. Amenorhoe adalah tidak
datangnya haid pada setiap bulan selama akseptor mengikuti KB.
2. Sakit kepala. Rasa berputar atau sakit kepala yang dapat terjadi pada satu
sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala. Ini biasanya bersifat
sementara dan akan hilang setelah suntik pertama dan kedua. Insiden sakit
kepala adalah sama pada DMPA maupun NET-EN dan terjadi pada
kurang dari 1 – 17% akseptor.
3. Penambahan berat badan. Umumnya pertambahan berat badan tidak
terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 – 5 kg dalam setahun
pertama. Penyebab perdarahan tidak jelas takmpaknya terjadi karena
bertambahnya lemah tubuh.
4. Keputihan (Leukorea).
5. Pada sistem kardio-vaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit
peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL-Kolesterol.
6. Galaktorea (pengeluaran ASI yang berlebihan). Pada DMPA tidak
ditemukan efek terhadap laktasi, malah mungkin dapat memperbaiki
kuantitas ASI (memperbanyak produksi ASI). DMPA tidak merubah
komposisi ASI.
7. Depresi.
8. Pusing dan mual.
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi.
2.1.10 Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1. Setiap saat selama siklus haid selama akseptor tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan ibu tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu tidak hamil, suntikan pertama dapat
segera diberikan atau tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi suntikan jenis lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi
suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi
suntikan yang sebelumnya.
6. Kapan Suntikan KB dapat diberikan :
a) Pasca Persalinan: Segera ketika masih di rumah sakit dan jadwal
suntikan berikutnya.
b) Pasca Abortus: Segera setelah perawatan dan jadwal waktu seuntikan
diperhitungkan.
c) Interval: Segera setelah perawatan dan jadwal waktu diperhitungkan;
jadwal waktu suntikan berikutnya diperhitungkan dengan pedoman
Depoprovera Interval 12 mgg. Norigest Interval 8 mgg.
2.1.11 Informasi Lain yang Perlu Disampaikan
1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid
(amenorhoe).
2. Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali
menganggu kesehatan.
3. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, bila sakit
kepala dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak
berbahaya dan cepat hilang.
4. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan
pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan dan bagi ibu yang
merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
5. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang, haid baru datang
kembali pada umumnya setelah 6 bulan, selama tidak haid tersebut
dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak haid juga, klien
harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari
penyebab tidak haid tersebut.
6. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja
tidak terjadi kehamilan. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7
hari.
7. Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi
suntikan dan kemudian meminta untuk diganti dengan kontrasepsi
suntik yang lain, sebaiknya jagan dilakukan.
8. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
2.1.12 Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntik Progestin
1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan
ektopik terganggu.
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4. Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berat atau kaburnya
penglihatan.
5. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali
lebih banyak dalam satu periode masa haid. Bila terjadi hal-hal yang
disebutkan diatas, hubungi segera Nakes atau Klinik terdekat.
2.1.13 Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin
Kontrasepsi suntik progestin DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intramuscular dalam didaerah pantat. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efektif. Pemberian kontrasepsi suntik progestin Noristerat
untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu.Mulai dengan injeksi
kelima diberikan setiap 12 minggu.
2.2 Konsep Teori Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Asuhan keluarga berencana (KB) yang dimaksud adalah konseling,
imformed choice, persetujuaan tindakan medis (informed consent) , serta
pencegahan infeksi dan pelayanan KB baik pada klien dan petugas pemberi
layanan KB. Konseling harus dilakukan dengan baikkarena ini merupakan aspek
yang sangat penting karena melalui konseling ini petugas membantu klien dalam
memilih dan memutuskan kontrasepsi yang akan digunakannya dan sesuai
dengan keinginannya, membuat klien merasa lebih puas, meningkatkan
hubungan kepercayaan yang sudah adaantara petugas dan klien, membantu klien
dalam menggunakan kontrasepsi lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
Konseling harus dilakukan dengan baik dengan memperhatikan beragai
aspek seperti memperlakukan pasien dengan baik, petugas menjadi pendengar
yang baik, memberikan informasi yang baik dan benar, membahas metode yang
diingini klien, membantu klien unruk mengerti dan mengingat. Dengan caraini
petugas membantu klien untuk menntukan suatu pilihan itulah yang disebut
dengan informed choice.
Pengkajian Data Keluarga Berencana
A. DATA SUBJEKTIF
1. Anamnesa Pada langkah pertama harus mengumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2. Identitas Nama, umur, ras atau suku, agama, status perkawinan, pekerjaan.
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identitas(mengenal) klien dan
menentukan status sosial ekonominya yang harus kita ketahui.
3. Keluhan utama Alasan ibu datang ketempat bidan/klinik yang diungkapkan
dengan kata-kata sendiri.
4. Riwayat pernikahan
a. Nikah atau tidak
b. Berapa kali nikah
c. Berapa lama nikah
5. Riwayat kehamilan sekarang Riwayat kehamilan sekarang meliputi HPHT,
gerak janin, tanda-tanda bahaya, keluhankeluhan pada kehamilan,
penggunaan obat-obatan, kekhawatiran yang dirasakan ibu.
6. Riwayat kebidanan yang lalu Riwayat kebidanan yang lalu meliputi jumlah
anak, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan premature,
keguguran, persalinan dengan tindakan, riwayat perdarahan pada kehamilan,
persalinan dan nifas sebelumnya, kehamilan dengan tekanan darah tinggi,
berat badan bayi, dan masalah-masalah yang di alami ibu.
7. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang
didapat dahulu dan sekarang, seperti masalah hipertensi, diabetes mellitus,
malaria, PMS atau HIV/AIDS.
8. Riwayat sosial dan ekonomi Riwayat sosial dan ekonomi meliputi status
perkawinan, respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu, riwayat KB,
dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi yang
dikonsumsi dan kebiasaan makan, kebiasaan hidup sehat, merokok dan
minuman keras, mengkonsimsi obat-obat terlarang, kegiatan sehari-hari,
tempat dan petugas kesehatan yang di inginkan.
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan awal wanita hamil
untuk memastikan apakah wanita hamil tersebut mempunyai abnormalitas media
atau penyakit. Berikut adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum dan kesadaran penderita Composmentis (kesadaran baik),
gangguan kesadaran meliputi apatis (masa bodoh), samnolen (kesadaran
menurun), spoor (mengantuk), koma.
b. Pengukuran tanda-tanda vital.
Tekanan darah Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai
140/90 mmHg. Bila > 140/90 mmHg hati-hati adanya
hipertensi/preeklamsi.
Nadi Nadi normal adalah 60-100 menit. Bila nadi tidak normal mungkin
ada kelainan paru-paru atau jantung.
Pernapasan Pernapasan normal adalah 18-24 kali/menit.
Suhu Badan Suhu badan normal adalah 36,5 - 37,5 . Bila suhu lebih tinggi
dari 37,5 kemungkinan ada infeksi.
Tinggi Badan Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran<145 cm.
Berat Badan
Pada kehamilan peningkatan berat badan sektar 25 % dari sebelum hamil
(9,5 - 12,5 kg).
Selama TM I kisaran pertambahan berat badan sebaiknya 1-2 kg (350-500
gr/minggu)
sedangkan pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/ minggu. Kenaikan
BB ibu hamil
berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) agar kita bisa
mengontrol kenaikan BB itu
hamil agar tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.
IMT dapat di interpretasikan dalam kategori berat kurang dengan IMT
kurang dari 19,8,
kategori normal dengan IMT 19,8-26, kategori berat lebih atau tinggi
dengan IMT 26-29 dan
kategori obesitas dengan IMT lebih dari 29.
c. Kepala dan Leher
1. Apakah ada edema pada wajah, adakah cloasma gravidarium
2. Pada mata adakah pucat pada konjungtiva, adakah ikhterus pada sklera
dan oedem pada palpebra
3. Pada hidung adakah pengeluaran cairan atau polip
4. Pada mulut adakah gigi yang berlubang, lihat keadaan lidah
5. Telinga adakah pengeluaran dari saluran luar telinga.
6. Leher apalah ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe.
d. Payudara
1. Memeriksa bentuk, ukuran dan simestris atau tidak, ada
benjolan/massa apa tidak
2. Puting payudara menonjol, datar, atau masuk kedalam.
3. Ada colostrum atau cairan lain dari puting susu.
4. Pada saat klien berbaring, lakukan palpasi secara sistematis dari arah
payudara danaksila, kemungkinan terdapat massa atau pembesaran
pembuluh limfe dan benjolan.
e. Abdomen : Tidak teraba massa .
f. Ekstremitas tidak udem dan refleks patella baigus
g. Genetalia :Tidak varices, atau pengeluaran cairan normal Pemeriksaan
Penunjang yang dianggap perlu.
C. ANALISA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Ibu ingin ikut KB suntik tiga bulan.
D. PENATALAKSANAAN
a. Penentuan kebutuhan untuk melakukan test kepastian tidk dlam keadaan
hamil, dengan plano test dan wawancara.
b. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidak nyamanan seperti pegel setah
disuntik
c. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya. Kunjungan ulang setiap tiga bulan
sekali, sebaiknya tepat atau kurang 2 hari sebelum yanggal tersebut.
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Data Subjektif

Pada data subjektif ibu mengatakan bahwa ingin suntik ulang kb 3 bulan.

4.2 Data Objektif


Pada data objektif didapatkan bahwa tekan darah 110/80 mmHg, BB 61kg
Dari kedua data diatas tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus,
kondisi ibu baik.
4.3 Analisa data
Ny “T” akseptor kb suntik 3 bulan dengan keadaan baik
4.4 Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu hasil pemeriksaan
2. Memberikan kesempatan pada ibu mengatakan keluhan
Ibu mngatakan tidak ada keluhan apapun
3. Memastikan ibu tidak sedang hamil.
Hasil pemeriksaan menunjukan ibu sedang tidak hamil
4. Menyiapkan alat dan obat untuk suntik KB 3 bulanan seperti :

Kapas alcohol
Spuit

Obat KB Depo

Menyiapkan obat dalam spuit

Menjaga keadaan jamur tetap steril

5. Memberitahukan tindakan yang diberikan


6. Memberi suntikan KB 3 bulanan secara IM
7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, terapi yang diberikan dan identitas
ibu
8. Mengisi kartu kunjungan ulang
9. Menganjurkan ibu untuk suntik ulang pada tanggal 14 Agustus 2021 atau jika
ada keluhan.
Pada penatalaksanaan ibu mengikuti semua arahan dari bidan sehingga semua
prosedur pelaksanaan KB suntik 3 bulan berjalan dengan lancar.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan kebidanan pada Ny T akseptor kb suntik 3
bulan dengan kondisi baik dan tidak ada keluhan, maka dapat disimpulkan bahwa
ibu dapat menggunakan kb suntik 3 bulan kembali.
5.2 Saran
5.2.1 Kepada Ibu
Ibu harus lebih aktif untuk memeriksakan kondisi ibu ke fasilitas kesehatan.
5.2.2 Kepada Mahasiswa
Mahasiswa harus lebih banyak belajar lagi.
5.2.3 Kepada Fasilitas Kesehatan
Diharapkan fasilitas kesehatan melengkapi sarana dan prasarana baik untuk
mahasiswa, maupun masyarakat.
5.2.4 Kepada Institusi
Diharapkan institusi pendidikan lebih memperhatikan apa yang dibutuhkan
oleh mahasiwa yang akan magang dan mengatur jadwal sebaik mungkin
DAFTAR PUSTAKA

Koesno, Harni. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT


Bina Pustaka Sarwono Prawirohatjo.
Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mustikawati, ari. “Gambaran tingkat pengetahuan akseptor KB suntik tentang efek
samping pemakaian KB suntik depoprovera di BPM Yuliana Banaran
Sragen”. Surakarta. 2015.
Rahmawati, Siti. “Asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan Dengan
Amenorhea Di Pustu Desa Karangampel Kecamatan Baregbeg Kabupaten
Ciamis”. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis, 2016.
Sundari. “Gambaran tingkat kepuasan PUS terhadap pemakaian KB suntik 3 bulan
di BPM Lilik Rukiyanah , Di desa lembeyan wetan kab. Magetan”. Akademi
Kebidanan Muhammadiyah Madiun, 2016.

Anda mungkin juga menyukai