Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA

BERENCANA
“JENIS-JENIS KONTRASEPSI DAN METODENYA”

DOSEN MATA KULIAH :


Zuraidah Sembiring, S, SiT. M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5:

1. FIDIANA ELIZAABETH (P0.73.24.2.18.014)


PARDEDE
(P0.73.24.2.18.015)
2. FINTA SIREGAR
(P0.73.24.2.18.016)
3. GABRIELLA TAMARA BARUS

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MEDAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PRODI PEMANTANG SIANTAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kepada Tuhan YME, atas limpahan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana dengan judul “Jenis-jenis Kontrasepsi dan Metodenya”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang
diampu oleh Zuraidah Sembiring S, SiT. M.Kes pada program studi kebidanan prodi
Pemantang Siantar
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang ini.

Pemantang Siantar, Febuari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Tujuan......................................................................................................................2

C. Manfaat Makalah.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3

A. Definisi Kontrasepsi................................................................................................3

B. Program Baru BKKBN............................................................................................3

C. Jenis-Jemis alat kontrasepsi dan Jenisnya..............Error! Bookmark not defined.

1. Metode Sederhana 4

2. Metode Modern 8

3. Metode Operasi 18

BAB III PENUTUP.............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awalnya, kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk menjarangkan
kehamilan atau mengurangi jumlah penduduk. Seiring dengan perkembangan, masalah
kontrasepsi tersebut, kini menjadi bagian dari masalah kesehatan reproduksi . Teknologi
kontrasepsi berkembang sangat pesat dalam waktu tiga dasawarsa terakhir ini. Standarisasi
pelayanan kontrasepsi secara nasional dan oleh Badan Internasional (misal: WHO) telah
diterbitkan secara berkala. Sayangnya,perkembangan tersebut tidak selalu diikuti dengan
cermat oleh para petugas kesehatan dan keluarga berencana di Indonesia.
Berbagai kontroversi timbul dalam perkembangan teknologi kontrasepsi selama ini,
khususnya mengenai dampak negatif penggunaan kontrasepsi bagi wanita dalam jangka
panjang. Banyak berbagai pertanyaan yang diajukan tentang berbagai risiko negatif
penggunaan kontrasepsi, tetapi sangat sedikit penyampaian informasi tentang dampak
positif kontrasepsi kepada kesehatan reproduksi wanita. Padahal, kontrasepsi tidak hanya
memiliki dampak negatif, tetapi memiliki dampak positif seperti mencagah jenis kanker
tertentu dan anemia yang seringkali dijumpai pada wanita di Indonesia.
Bagaimanapun juga, pemberi pelayanan KB tentunya memerlukan penyegaran
pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi kontrasepsi
maupun perkembangan ilmu terbaru untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan KB
bagi masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar pemberi pelayanan KB
adalah para bidan. Program KB di Indonesia tidak akan berhasil tanpa hadirnya bidan.
Bidan merupakan ujung tombak penyedia layanan KB. Hal senada tercantum dalam
Kepmenkes No. 1464/Menkes/PER/X/2010 yang menyatakan bahwa bidan dalam
menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan
kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan KB, dan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan. Para anggota IBI diharapkan dapat meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi terstandar. Standarisasi
pelayanan KB telah ada dalam kebijakan Depkes RI yang meliputi keahlian, kompetensi,
peralatan, sarana, prasarana, dan manajemen klinik. Oleh karenanya, melalui pelatihan ini
diharapkan kualitas pelayanan KB akan semakin meningkat sesuai dengan standar
sehingga dapat memuaskan klien/akseptor KB, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
jumlah akseptor KB.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih jelas jenis-jenis kontrasepsi
2. Untuk mengetahui metode-metode pada kontrasepsi

C. Manfaat Makalah
1. Sebagai bahan pembantu materi yang akan dipelajari pada mata kuliah
kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
2. Sebagai bahan diskusi bagi mahasiswa dalam memahami jenis-jenis alat
kontrasepsi dan metodenya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi asal kata dari ‘kontra’ yang berarti mencegah/ menghalangi dan
‘konsepsi’ yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi
kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai
macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi.
Menurut Kamus BKKBN (2011) Kontrasepsi adalah Obat atau alat untuk mencegah
terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada dua macam, yaitu kontrasepsi yang
mengandung hormonal (pil, suntik dan implant) dan kontrasepsi non-hormonal (IUD,
Kondom).
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Dapat dipercaya; 2. Tidak menimbulkan efek
yang mengganggu kesehatan; 3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan; 4. Tidak
menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus; 5. Tidak memerlukan motivasi terus-
menerus; 6. Mudah pelaksanaanya; 7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat; 8. Dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang
bersangkutan.

B. Program Baru BKKBN


Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam paradigma baru Program Keluarga Berencana ini, misinya sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral
dalam meningkatkan kualitas keluarga (Sarwono, 2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program Keluarga Berencana Nasional melalui
pemilihan alat kontrasepsi yang tepat mempunyai kontribusi penting dalam upaya
meningkatkan kualitas penduduk.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2011 akan
memprioritaskan tiga program peningkatan partisipasi KB, yaitu program KB bagi
generasi muda memasuki usia nikah, program KB bagi penduduk miskin, dan program KB
bagi penduduk di daerah terpencil dan perbatasan (Kompas, 2010).
Kepala BKKBN Sugiri Syarief mengemukakan hal itu sebelum memimpin rapat
Penyerahan Daftar Isian Proyek Anggaran (DIPA) 2011 kepada jajaran BKKBN di Jakarta.
Penekanan tiga prioritas program tersebut, karena sesuai hasil evaluasi pelayanan Program
KB pada 2010, kepesertaan KB bagi kalangan penduduk miskin dinilai masih rendah,
termasuk penduduk di daerah terpencil dan perbatasan, serta sosialisasi program bagi
generasi muda menjelang usia nikah juga masih kurang. Adanya anggaran untuk program
KB Nasional termasuk BKKBN pada 2011 yang mencapai Rp 2,4 triliun, maka tiga
sasaran kesertaan KB tersebut, termasuk di luar tiga sasaran juga mampu meningkatkan
kesertaan KB Nasional (Kompas, 2010).
Dengan anggaran Program KB yang cukup, maka BKKBN akan mampu memenuhi
target rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) periode 2009-2014 antara lain
penurunan pertumbuhan penduduk dari 1,4 persen per tahun saat ini menjadi 1,1 persen
pada 2014, serta penurunan angka kesuburan wanita (TFT- total fertility rate) dari 2,4
menjadi 2,1 pada 2014. Kesertaan KB Pria yang baru mencapai 1,5 persen saat ini,
BKKBN bekerjasama Unair Surabaya dan Indofarma telah mengembangkan alat
kontrasepsi oral (pil) KB Pria berupa fitofamarka dari buah gandarusa yang dijadwalkan
diluncurkan penggunaan pada akhir 2011 mendatang. Fitofarmaka (pil) jamu tersebut telah
diujicobakan pada fase I bagi 36 pria yang terbukti tidak memiliki efek samping,
selanjutnya pada fase II akan diujicobakan bagi 200 pria, sehingga nantinya diharapkan
dapat disosialisasikan masyarakat luas untuk peningkatan kesertaan KB pria (Kompas,
2010).
C. Jenis-jenis alat kontrasepsi diantaranya :
1. Metode Sederhana
a. Metode tanpa alat
1) Metode kalender
a) Mekanisme kerja
Metode kalender menggunakan prinsip berkala yaitu tidak
melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan
masa subur istri digunakan tiga patokan, yaitu :
1. Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah
ejakulasi
3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Nampaknya cara ini mudah dilaksanakan , tetapi dalam
praktiknya sukar untuk menetukan saat ovulasi dengan tepat, karena
hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, dan juga dapat
terjadi variasi terutama pascapersalinan dan pada tahun-tahun
menjelang menopause.
b) Cara menentukan masa aman
Pertama dicatat lama siklus haid selama tiga bulan terakhir,
tentukan lama siklus haid terpendek dan terpanjang. Kemudian sikus
haid terpendek dikurangi 18 hari, dan siklus haid terpanjang dikurangi
11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan rentang masa subur.
Dalam jangka waktu subur tersebut pasangan suami istri harus
pantang melakukan hubungan seksual, sedangkan diluar waktu
tersebut merupakan masa aman.

2) Metode pantang berkala


Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam metode KB pantang berkala
dapat diambil suatu rangkuman sebagai berikut :
a) Prinsipnya adalah tidak melakukan hubungan seksual pada masa
subur. Patokan masa subur adalah sebagai berikut :
1. Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah
ejakulasi
3. Ovum dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi
b) Enam langkah menentukan masa aman dalam pantang berkala
1. Tentukan siklus haid terpendek
2. Tentukan siklus haid terpanjang
3. Siklus haid terpendek dikurangi 18
4. Siklus haid terpanjang dikurangi 11
5. Tentukan masa ovulasi
6. Tentukan masa aman
Contoh : haid terakhir tanggal 9 maret 2011, maka perhitungan pantang
berkala berdasarkan enam langkah tersebut adalah sebagai berikut :
 Siklus terpendek = 29
 Siklus terpanjang = 36
 29-18 = 11
 36-11 = 25
Masa ovulasi mulai dari hari ke 16 sampai dengan hari ke 25 siklus
haid, yaitu 19 maret sampai dengan 2 april 2011. Masa aman mulai hari
pertama sampai ke-9 siklus haid dan hari ke 26 sampai 9 hari setelahnya
yaitu mulai 9-17 maret dan 3-16 april 2011.
3) Metode Suhu Basal
Cara lain untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu basal
tubuh. Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih 24
jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih tinggi dari pada
suhu sebelum ovulasi. Fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan
waktu ovulasi. Suhu basal dicatat dengan teliti setiap hari. Suhu basal
diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan
aktivitas.
Penggunaan suhu basal dan penentuan masa aman akan meningkatkan
daya guna pantang berkala. Namun suhu basal tubuh dapat pula meningkat
pada beberapa kondisi seperti infeksi, ketegangan dan waktu tidur yang
tidak teratur. Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak melakukan
hubunganseksual sampai terlihat suhu tetap tinggi tiga hari (pada waktu
pagi) berturut-turut. Panjang siklus haid yang teratur adalah 28-30 hari.
Dengan mengenal tanda-tanda premenstruasi maka saat ovulasi dapat
diperkirakan.
a) Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini
dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat
berhubungan.
b) Daya guna
Gana guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Daya guna pemakaian ialah 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola cara
rintangan, misalnya kondom atau spermisida disamping pantang
berkala.
4) MAL
MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan
pemberian ASI pada bayinya. Akan tetap mempunyai efek kontrasepstif
apabila menyusukan secara penuh (eksklusif), belum haid dan usia bayi
kurang dari 6 bulan. Mal berfungsi efektif hingga 6 bulan, dan bila tetap
belum ingin hamil, kombinasikan dengan metode kontrasepsi lain setelah
bayi berusia 6 bulan.
Konseling yang dilakukan kepada klien harus jelas dan informatif,
sehingga pencegahan kehamilan dapat terjadi, seperti : memberikan ASI
(secara penuh) dari kedua payudara sesuai kebutuhan (sekitar 6-10 kali per
hari), memberikan ASI paling sedikit satu kali pada malam hari (tidak boleh
lebih dari 4-6 jam diantara 2 pemberian), tidak menggantikan jadwal
pemberian ASI dengan makanan/cairan lain, jika frekuensi menyusukan
kurang dari 6-10 kali @ 60 ml per hari atau atau bayi tidur semalaman tanpa
menyusu (mendapat ASI), maka MLA kurang dapat diandalkan untuk
metode kontrasepsi, serta menggantikan jadwal pemberian ASI dengan
makanan atau suplemen lainnya maka daya hisap bayi akan berkurang
sehingga mengurangi efektifitas mekanisme kerja kontraseptif MLA
Mekanisme kerja pada MAL adalah dengan adanya sekresi GnRH
yang tidak teratur akan menganggu pelepasan hormon FSH (follicle
stimulating hormone) dan LH (leutinizing hormone) untuk menghasilkan sel
telur dan menyiapkan endometrium, penghisapan ASI yang intensif secara
berulangkali akan menekan sekresi hormon GnRH (gonadotrophin releasing
hormone) yang mengatur kesuburan, sehingga rendahnya kadar hormon
FSH dan LH menekan perkembangan folikel di ovarium dan menekan
ovulasi.

b. Metode dengan alat


1) Kondom
Kondom merupakan salah satu metode kontrasepsi barier sebagai
perlindungan ganda apabila akseptor menggunakan kontrasepsi modern
dalam mencegah penularan Penyakit Menular Seksual maupun ISR dan
juga sebagai alat kontrasepsi.
 Keuntungan
Tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan, efektifitas segera
dirasakan., murah dan dapat dikai secara umum, praktis, memberi
dorongan bagi pria untuk ikut berpartisipasi dalam kontrasepsi,
dapat mencegah ejakulasi dini, metode kontrasepsi sementara
apabila metode lain harus ditunda.
 Kerugian
Angka kegagalan kondom yang tinggi yaitu 3-15 kehamilan per 100
wanita pertahun, mengurangi sensitifitas penis, perlu dipakai setiap
hubungan seksual, mungkin mengurangi kenikmatan hubungan
seksual, pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan
mempertahankan ereksi.
2. Metode Modern
a. Kontrasepsi hormonal
KB Hormonal adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon
estrogen saja, progesteron sajamaupun kombinasi keduanya.
A. Pil kombinasi
1) Profil
Efektif, harus diminum setiap hari, pada bulan pertama efek samping
berupa mual dan perdarahan bercakyang tidak berbahaya dan segera
akan hilang. Efek samping yang serius sangatjarang terjadi, dapat
dipakai oleh semua ibu usi reproduksi, baik yang sudah mempunyai
anak maupun belum, dapat diminum setiap saat bila yakin tidak hamil,
tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui karena mengurangi produksi
ASI.
2) Macam-macam nama dagang alat kontrasepsi pil
Mengandung 2 hormon (Andalan pil KB, Microgynon) dan
mengandung 1 hormon (Andalan pil KB, Microlut).
3) Cara kerja pil kombinasi
Mencegah pengeluaran hormon dari kelenjar hipofise (hormon LH)
sehingga tidak terjadi ovulasi, menyebabkan perubahan pada
endometrium, sehingga endometrium tidak siap untuk nidasi,
menambah kepekatan lender serviks, sehingga sulit dilalui sperma,
pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.
4) Keuntungan (manfaat) pil kombinasi
Alat kontrasepsi yang sangat efektif bila minum secara teratur (tidak
lupa), tidak mengganggu senggama, reversibilitas (pemulihan
kesuburan) tinggi siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia) tidak terjadi nyeri haid, dapat digunakan
jangka panjang selama perempuan masih menggunakannya untuk
mencegah kehamilan, dapat digunakan sejak usia remaja hingga
menopause, mudah dihentikan setiap saat, membantu mencegah
kehamilan ektopik, kanker ovarium, penyakit radang panggul,
disminore, mengurangi perdarahan menstruasi.
5) Kerugian pil Kombinasi
Membosankan karena harus minum setiap hari, mual, pusing terutama
pada 3 bulan pertama, perdarahan bercak terutama 3 bulan pertama,
nyeri payudara, berat badan naik sedikit tetepi padaperempuan tertentu
berat badan justru memilki dampak positif, amenore, tapi jarang sekali
untuk pil kombinasi, tidak boleh diberikan pada ibu yang menyusui
karena akan mengurangi produksi ASI, pada sebagian kecil wanita dapat
menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati sehingga keinginan
untuk melakukan hubungan senggama berkurang, dapat meningkatkan
tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke dan gangguan
pembekuan darah pada vena sedikit meningkat. Pada perempuan usia >
35 tahun keatas dan merokok perlu hati-hati, tidak mencegah IMS,
HIV/AID’s.Informasi terkini menunjukkan bahwa yang dapat
menggunakan pil kombinasiadalah usia reproduksi, telah memiliki anak
ataupun yang belum memiliki anak, gemuk atau kurus, menginginkan
alkon dengan efektivitas tinggi, setelah melahirkan dan tidak menyusui,
setelah melahirkan 6 bulan dan tidak memberikan ASI eksklusif,
sedangkan semua cara yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut,
pasca keguguran, anemia karena haid yang berlebihan, nyeri haid hebat,
siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara,
kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan
saraf, penyakit tiroid, radang panggul, endometriosis, atau tumor
ovarium jinak, dan varises.Sementara yangtidak boleh menggunakan pil
kombinasiadalah yang sedang hamil atau dicurigai hamil, menyusui
eksklusif, perdarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya,
hepatitis, perokok dengan usia lebih 35 tahun, riwayat penyakit jantung,
stroke, atau tekanan darah > 140/90 mmhg, riwayat gangguan factor
pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun, kanker payudara atau
dicurigai kanker payudara, endometrium, migraine dan gejala
neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi).Penggunaan Pil Kombinasi
dapat kontra indikasi relative pada pasien yang menderita asma,
penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit kandung empedu, depresi
(terutama bila memburuk pada masa sebelum menstruasi atau setelah
melahirkan), varises.
B. Suntikan Kombinasi
1) Profil
Suntikan kombinasi disuntikkan secara IM, diberikan setiap 1 bulanan
dan mengandung 2 hormon, sangat efektif (terjadi kegagalan 0,1-0,4
kehamilan per 100 perempuan), jenisnya ada 3 yaitu cyclofem sebanyak
1 cc, sedangkan gestin F2 sebanyak 1,5 cc, tetapi kalau cyclogeston
sebanyak 1 cc.
2) Cara kerja
Menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga
penetrASI sperma terganggu, perubahan pada endometrium (atrofi)
sehingga implantasi terganggu, menghambat transportasi sperma.
3) Keuntungan alat kontrasepsi suntikan kombinasi
Resiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh terhadap hubungan
suami istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang, efek
samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
4) Keuntungan non kontrasepsi
Mengurangi jumlah perdarahan, mengurangi nyeri saat haid, mencegah
anemia, khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker
endometrium, mencegah kehamilan ektopik, melindungi klien dari
jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul
5) Kerugian
Terjadi perubahan pola haid,seperti tidak teratur,spotting, mual,sakit
kepala, nyeri payudara ringan, keluhan seperti ini akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga, ketergantungan klien terhadap pelayanan
kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan
suntikan, efektivitas berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-
obat epilepsy (fenitoin dan barbioturate) atau obat tuberculosis
(firampisin), dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan
jantung, stroke,bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan
timbul tumor hati, penambahan berat badan, kemungkinan terlambat.
C. Minipil
1) Profil
Cocok untuksemu ibu menyusui, dosis rendah,tidak menurun kan
produksi ASI, tidak memberikan efek samping estrogen, spotting dan
perdrahan tidak teratur, banyak dapat dipakai sebagai kontrasepsi
darurat
2) Efek sampingMenstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi, kenaikan
berat badan, nyeri tekan pada payudara, depresi, penurunan HDL,
kemungkinan penurunan massa tulang.
3) Tanda peringatan
Nyeri hebat pada abdomen bawah, sakit kepala hebat, tidak menstruasi
pada waktu yang biasanya menstruasi, perdarahan pervaginam hebat
(pada penggunaan depo provera).Sangat diperlukan melakukan
konseling konseling mini pil pada klien. Pasien harus mengetahui secara
pasti bahwa Mini pil sangat efektif (98,5% tidak terjadi kehamilan),
jangan sampai ada tablet yang lupa, tablet digunakanpada jam yang
sama (malam hari setelah makan), senggama sebaiknya dilakukan 3-20
jam setelah penggunaan mini pil, diminum mulai hari pertama sampai
hari ke-5 siklus haid, bila menggunakannya pada hari ke 5 haid, jangan
melakukan senggama selama 2 hari atau boleh menggunakan kondom,
bila klien tidak haid minipil dapat digunakan setiap saat asal klien yakin
tidak hamil, bila menyusui penuh antara 6 minggu dan 6 bulan pasca
persalinan mini pil dapat dimulai setiap saat dan tanpa memerlukan
alkon tambahan, bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien
telah mendapat haid, mini pil dapat diminum mulai hari 1 sampai
dengan siklus haid, mini pil dapat diberikan segera pasca keguguran,
bila sebelum pakai hormonal yang lain atau pakai IUD ingin ganti mini
pil, bisa diberikan segera asal yakin tidak hamil, bila klien muntah
dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, gunakan metode
kontrasepsi lain (kondom), bila klien ingin melakukan hubungan
senggama pada 48 jam berikutnya, bila klien lupa terlambat minum pil
lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu klien ingat, dan gunakan
metode pelindung selama 48 jam, bila klien lupa minum 1-2 tablet,
minumlah segera pil yang terlupa tersebut sesegera klien ingat dan
gunakan metode pelindung sampai akhir bulan, walaupun klien belum
haid, mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis, bila haid
teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus haid (tidak haid)
b. Implant
1) Definisi
Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi,
2004). Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri
silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan
dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul panjangnya
44 mm masing masing batang diisi dengan 70mg levonorgetrel, dilepaskan
kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul levonorgetrel adalah
suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil
kombinasi (Prawirohardjo, 2009)

2) Jenis
a) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg Levonogestrel
dan lama kerjanya 5 tahun.
b) Implanon dan Jadena
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-
desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c) Indolant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerjanya

3) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja implant :
a) Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi
b) Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi
spermatozoa
c) Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi
spermatozoa

4) Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka
panjang sampai 5 tahun, pengembalian kesuburan yang cepat pasca
pencabutan, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu senggama,
tidak mengganggu ASI

5) Kerugian
Menurut Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant
adalah:
a) Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b) Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant.
c) Biaya Lebih mahal.
d) Sering timbul perubahan pola haid.
e) Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya
sendiri.
f) Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena
kurang mengenalnya.
g) Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
Macam Implant
1) Non Biodegradable Implan
a) Norplant (6 kapsul), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 5 tahun.
b) Norplant-2 (2 batang), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 3
tahun.
c) Norplant 1 batang, berisi hormon ST – 1435, daya kerja 2 tahun.
d) Norplant 1 batang,1 batang berisi hormon 3 keto desogestrel, daya kerja
2,5 – 4 tahun.
Saat ini di Indonesia sedang di uji coba IMPLANON, implant 1 batang
dengan panjang 4 cm, diamater luar 2 mm, terdiri dari suatu EVA (Ethylene
Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3 ketodesogestrel yang dikelilingi suatu membran
EVA, berdaya kerja 2 – 3 tahun.

2) Biodegradable
Yang sedang diuji coba saat ini :
a) Copronor PP
Suatu kapsul polymer berisi hormon levronorgastel dengan daya kerja
18 bulan.
b) Pellets
Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol,daya kerja 1 tahun

3) Yang Paling Sering Dipakai


a) Norplant
1. Dipakai sejak tahun 1987
2. Terdiri dari 6 kapsul silastik (karet silicone) yang berisi dengan
hormon levonorgestrel dan uung – ujung kapsul ditutup dengan
silastik adhesive
3. Sangat efektif untuk mencegah kehamilan 5 tahun
4. Saat ini norplan yang paling banyak dipakai
b) Implanon
1. Dipakai sejak tahun 1987
2. Terdiri dari 2 batang silatik yang padat panjang tiap batang 40
mm, diameter 2,4 mm
3. Masing – masing batang diisi dengan 68 mg 3 ketodesogastrel di
2 matriks batang
4. Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun
c) Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgastrel dengan
lama kerja 3 tahun

c. AKDR
Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (Cu T 380 A sampai 10
tahun), haid menjadi lebih lama dan banyak, pemasangan dan pencabutan
memerlukan pelatihan, dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduksi, tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar IMS.
Sebagian besar AKDR dilengkapi dengan tali (ekor) agar mudah
mendeteksi. Bahan dasarnya plastik, Jenisnya banyak yaitu AKDR polos
(inert IUD), AKDR yang mengandung tembaga (copper bearing IUD),
AKDR yang mengandung obat (medicated IUD).
1) Jenis AKDR yang sering digunakan adalah Cu T 380 A
a) Mekanisme kerja AKDR Menghambat kemampuan sperma
untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi
sebelum ovum mencapai kavum uteri, AKDR bekerja
terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam
uterus
2) Efek Samping
a) Spotting
b) Perubahan siklus menstruasi.
c) Amenore
d) Dismenore
e) Menorrhagea
f) Fluor albus
g) Pendarahan Post seksual.
3) Keuntungan
a) Kontrasepsi ini sangat efektif mencegah kehamilan jangaka
penjang yang ampuh, paling tidak 10 tahun.
b) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
c) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi
lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
d) Metode jangka panjang.
e) Tidak adanya efek samping hormonal
f) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu
menyusui tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
4) Kerugian
Setelah pemasangan, biasanya ibu akan merasakan nyeri dibagian perut
dan mengalami pendarahan sedikit. Ini biasanya berjalan selama 3 bulan
setelah pemasangan dilakukan. Tetapi jika sudah lewat 3 bulan pendarahan
masih terjadi harus segera dilakukan pemeriksaan
5) AKDR Update
Jenis AKDR terbaru yaitu skyla, memiliki ukuran yang lebih kecil dari
AKDR mirena. Mengandung levonorgestrel. Jenis Skyla ini dapat
digunakan dalam jangka waktu 3 tahun, sedangkan Mirena dapat digunakan
dalam jangka waktu 5 tahun. Skyla dapat digunakan oleh wanita yang
belum memiliki anak dan mirena digunakan pada wanita yg sudah memiliki
anak.
Jenis AKDR yang lain adalah AKDR progestin dengan dua jenis yaitu
prigestase yang mengandung progesterone dan mirena yang mengandung
levonorgestrel. Cara kerjanya menutup jalan pertemuan sperma dan sel
telur, mengurangi jumlah sperma yang bisa masuk tuba falopi (tempat sel
telur), menjadikan selaput lendir rahim tipis dan tidak siap ditempati sel
telur, serta meng-inaktifkan sperma.
Kontrasepsi ini sangat efektif dan bisa dipasang selama satu tahun.
Keuntungan lainnya adalah tidak berpengaruh terhadap ASI, kesuburan
cepat kembali, dapat digunakan bersama dengan obat tuberculosis, epilepsi,
dan hormon estrogen untuk wanita perimenopause. Keterbatasannya perlu
dilakukan pemeriksaan dalam, harga dan pemasangan relatif mahal,
memerlukan tenaga kesehatan khusus, menyebabkan amenore pada
penggunaan jangka panjang, menurunkan kadar HDL kolesterol, memicu
pertumbuhan mioma dan kanker payudara, serta meningkatkan resiko
rangang panggul. Kontraindikasi pengguna AKDR progestin adalah hamil
(bisa menyebabkan keguguran), perdarahan per vagina yang belum jelas
penyebabnya, keputihan, menderita salah satu penyakit reproduksi, dan
menderita kanker.
AKDR progestin bisa dipasang selama siklus haid, 48 jam setelah
melahirkan, enam bulan pertama untuk ibu yang menyusui secara eksklusif,
serta pasca keguguran jika tidak mengalami infeksi. Kerugian Progestin
adalah versi sintetis dari progesteron, yaitu hormon seks wanita, yang
memainkan peran penting dalam kehamilan. Progestin adalah salah satu
hormon yang digunakan dalam terapi penggantian hormon yang banyak
digunakan untuk mengobati gejala-gejala menopause. Akan tetapi, suntikan
progestin juga telah dikaitkan dengan kegagalan perawatan kesuburan.
Peneliti menemukan risiko baru dalam penelitian terhadap ketiga kelompok
wanita tersebut. Semua alat kontrol kelahiran yang digunakan dalam
penelitian ini terbukti efektif dan tidak satupun dari peserta mengalami
perubahan berat badan dan peningkatan kadar kolesterol atau tekanan darah.

6) IUD pascaplasenta
Segera pemasangan AKDR (dalam 10 menit dari plasenta lahir) adalah
aman bila dibandingkan dengan periode waktu postpartum kemudian dan
selang pemasanagan. Segera setelah postpartum pemasangan AKDR
menunjukkan tingkat pengeluaran lebih rendah bila dibandingkan dengan
tertunda pemasanagan selama postpartum dengan tingkat lebih tinggi dari
jarak pemasanagn. Pemasanagan Segera setelah kelahiran sesar
menunjukkan tingkat pelepasa yang rendah daripada langsung pemasangan
setelah kelahiran normal. Dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada
peningkatan risiko komplikasi antara wanita yang memiliki IUD
dimasukkan selama periode postpartum, namun beberapa kenaikan tarif
pengusiran terjadi dengan pemasangan tertunda postpartum bila
dibandingkan pemasanagan segera dan dengan pemasanagan langsung bila
dibandingkan dengan pemasanagan dengan jarak. Penempatan
Postplacental selama persalinan sesar berkaitan dengan tingkat pengusiran
rendah daripada postplacental setelah kelahiran pervagina, tanpa
peningkatan angka komplikasi pasca operasi.

3. Metode Operasi
a. MOW (Metode Operasi Wanita)
Sterilisasi adalah salah satu metode dan dan alat kontrasepsi bagi wanita
untuk mencegah kehamilan atau memutus kehamilan. Karena alasan tertentu
misalnya adanya penyakit bisa saja seorang wanita harus menggunakan alat
kontrasepsi berupa sterilisasi.

Gambar 1 Histerekopi pada pemasangan IUD

Metode sterilisasi ini untuk sebagian wanita merupakan suatu hal yang
meresahkan, karena metode ini dalam pelaksanaannya menggunakan sayatan,
sehingga banyak wanita yang tidak menginginkannya bahkan cenderung
menimbulkan ketakutan.
1) Macam-Macam Teknik dan Metode Sterilisasi antara lain :
a) Minilaparotomi
Teknik atau metode minilaparotomi ini dalam pelaksanaannya
harus dilakukan sayatan selebar kurang lebih 10 cm di bagian
perut.
b) Laparoskopi
Teknik atau metode laparoskopi ini dalam pelaksanaannya harus
dilakukan sayatan selebar kurang lebih 1,5 sampai 2 cm di bagian
perut.
Namun operasi bedah meskipun tidak menimbulkan rasa sakit tetap saja
banyak yang tidak menyukainya dan takut jika harus
menjalaninya. Perkembangan teknik dan metode sterilisasi ini terus berkembang
dari waktu ke waktu, sehingga kini telah hadir Metode dan Teknik Sterilisasi
Wanita Tanpa Sayatan yaitu Histeroskopi (Hysteroscopy). Dalam pelaksanaan
sterilisasi histeroskopi ini sama sekali tidak dilakukan sayatan sama sekali pada
perut, pasien juga dapat memilih tanpa pembiusan maupun dengan pembiusan
lokal. Tidak seperti teknik lain, setelah pasien menjalani operasi sterilisasi
histeroskopi ini pasien sudah bisa pulang dan juga beraktivitas seperti semula
tanpa melaui perawatan inap.
Dengan metode dan teknik sterilisasi histeroskopi ini diharapkan pasien
yang menjalaninya dapat merasa lebih nyaman, karena peralatan-peralatan yang
digunakannya menggunakan peralatan terbaru dengan bentuk yang sangat kecil.
Cara kerja alat ini sangat simpel, jika dilakukan oleh dokter yang ahli maka akan
cepat selesai. Proses sterilisasi histeroskopi adalah dengan memasukkan alat
sebesar 0,3 cm yang dilengkapi kamera mikro kedalam rahim melalui organ
vital wanita, dengan bantuan kamera inilah maka dengan tepat dokter dapat
menentukan saluran telur.
1) MOW tanpa sayatan
Teknik terbaru sterilisasi wanita, yakni operasi tanpa sayatan pada perut
mulai dikembangkan. Teknik tersebut menggunakan pendekatan
histereskopi streilisasi wanita. Sebelumnya, ada dua teknik operasi
sterilisasi wanita pada umumnya, yaitu melalui sayatan ± 10 cm pada perut
(minilaparatomi) atau menggunakan teknik minim sayatan ± 1,5 – 2 cm
pada perut (laparoskopi).

b. MOP (Metode Operasi Pria)


1) RISUG (Reversible Inhibition of Sperm Under Guidance) /
RISUG merupakan salah satu metode kontrasepsi yang bekerja di
dalam saluran vas deferens atau saluran yang berfungsi untuk
mengalirkan sperma. Salah satu keuntungan dari metode ini adalah
karena bersifat sementara, sehingga kesuburan dapat kembali apabila
diinginkan. Suntikan ini sangat efektif dan per dosis bisa bertahan
hingga 10 tahun. Efek sampingnya juga sedikit dan dosisnya bisa
disesuaikan dengan kebutuhan. Keseluruhan prosedur biasanya
membutuhkan waktu kurang dari 15 menit.
2) Vasektomi
Pada prinsipnya vasektomi adalah memotong saluran sperma laki-laki.
Tujuannya untuk mencegah terjadinya pertemuan cairan sperma dan sel
telur, yaitu untuk mencegah kehamilan. Vasektomi adalah salah stu metode
kontrasepsi mantap yang paling aman dan efektif yang tersedia untuk kaum
pria.
Teknik Vasektomi Tanpa Pisau menjadi demikian menarik bagi pria bila
dibandingkan teknik Vasektomi konvensional, sebab dengan VTP para ahli
bedah hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Sedangkan untuk
menyelesaikan teknik Vasektomi konvensional para ahli bedah umumnya
membutuhkan waktu yang lama yaitu 20 - 30 menit. Setelah di Vasektomi
baik dengan teknik VTP maupun konvensional pasien dapat segera kembali
bekerja. Namun pada Vasektomi yang konvensional, beberapa pasien masih
merasakan rasa tidak nyaman setelah divasektomi. Lebih dari itu penelitian
menemukan bahwa 1% dari metode Vasektomi yang konvensional dapat
menimbulkan komplikasi, antara lain pendarahan, hematoma dan infeksi.
Menurunkan rasa sakit dengan cara baru.
BAB III
PENUTUP

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan
salah satu variebel yang mempengaruhi fertilisasi. (Prawirohardjo, 2006). Kontrasepsi
menurut Mochtar, 2004 adalah cara mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan
alat atau obat-obatan. Keluarga berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Sedangkan
kontrasepsi menurut BKKBN, 2012 adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
Adanya teknologi kontrasepsi terkini akan terus mengantisipasi beberapa hambatan
dalam penggunaan alat kontrasepsi, sehingga dapat mengurangi efek samping, menambah
kenyamanan dalam menggunakan kontrasepsi. Untuk itu setiap tenaga kesehatan harus
mengetahui teknologi-teknologi kontrasepsi terkini, dan dalam hal ini Pemerintah telah
mengadakan pelatihan-pelatihan CTU di daerah-daerah agar pelatihan ini berdistribusi
merata disegala daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Kunsila.2012. Suntikan KB Untuk Pria. Diperoleh tanggal 19 September 2013


melalui http://www.merdeka.com/sehat/vasalgel-suntikan-kb-untuk-pria.html

Anawalt BD, Herbst BD, Herbst KL et al. Desogestrel plus testosterona effectively
suppresses spermatogenesis but also causes modest weight gain and high density
lipo protein suppression. Fertility and Sterility 2000;14:704-714.

Prawirihardjo,Sarwono. 2010. “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono

Rizal, Syaiful. 2013. Sonicated Sperm : Could Ultrasound Be The Next Male
Contraceptive. Diperoleh tanggal 19 September 2013 melalui

Anda mungkin juga menyukai