1.
2.
3.
Pemeriksaan khusus
4.
Pemeriksaan penunjang
5.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yag sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya
Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah terakhir ini dilakukan Evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, apakah sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Ada
kemunginan bahwa rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif
1. Langkah I : Pengkajian.
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa data
sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien.Pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Data-data yang dikumpulkan meliputi :
a. Data Subjektif
1) Biodata atau identitas klien dan suami.
Yang perlu dikaji :
Nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat.
Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal klien).
2) Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke RS dan apa-apa saja yang dirasakan klien.
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY A DENGAN ATONIA UTERI DI
janin
LEOPOLD III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bundar kemungkinan kepala janin
dan sedikit masih dapat digoyangkan
LEOPOLD IV : Sebagian kecil kepala sudah masuk PAP, posisi Tangan konvergent
Mc.Donald : 32 cm
TBBJ : 3255 gram
MASSA LAIN : Tidak ada
HIS
a) Frekuensi : 2 kali dalam 10 menit
b) Durasi : 30 detik
c) Kekuatan : sedang
c. AUSKULTASI
DJJ : Positif, 145 Kali / menit
Teratur
d. PERKUSI
Reflek patella : (+) kiri dan kanan
5. Anogenitalia
Pemeriksaan Dalam
a. Pembukaan : 2 cm
b. Portio : Tebal
c. Ketuban : Utuh
d. Presentasi : kepala
e. Posisi : belum teraba
f. Penurunan : Hodge I-II
g. Bagian Terkemuka : Tidak Ada
UPD
a. Promontorium : Tidak dilakukan
b. Linea Innominata : Tidak dilakukan
c. Os Sakrum : Tidak dilakukan
d. Dinding Samping Panggul : Tidak dilakukan
e. Spina Ischiadica : Tidak dilakukan
f. Os Cocygeus : Tidak dilakukan
g. Arcus Pubis : Tidak dilakukan
6. Ekstremitas Atas dan Bawah
P : 20 kali /i
S : 36,7 0C
Inspeksi: konjuntiva pucat
Palpasi :
L1 : tinggi fundus uteri pertengahan Processus Xhypoideus, teraba lunak, agak bundar dan
tidak melenting kemungkinan bokong janin
L2 : pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin,
pada bagian kanan perut ibu teraba keras dan memanjang kemungkinan punggung janin.
L3 : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bundar, melenting kemungkinan kepala janin,
dan sedikit dapat digoyangkan
L4 : sebagian kecil kepala sudah masuk PAP, posisi tangan konvergen
Tinggi Fundus Uteri menurut Mc. Donal:32 cm
TBBJ : 3255 gram
His : 2 x dalam 10 menit lamanya 30 detik
BJA : (+), 145 x /i
Pemeriksaan dalam:
Pembukaan : 2 cm
Portio : Tebal
Ketuban: Utuh
Presentasi: Kepala
Posisi: belum teraba
Penurunan : Hodge I-II
Bagian Terkemuka: Tidak Ada
HB: 10,5 gr%
Pukul 12.30 Wib
DS :
Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya dan tidak pernah keguguran
Ibu mengatakan tidak datang haid sejak 10 bulan yang lalu
Ibu mengatakan HPHT nya 01 maret 2013
Ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari
Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah
Berat Badan Lahir anak pertama: 3 Kg, lahir normal
Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat dan sering
DX:
Ibu parturien kala IV dengan atonia uteri, KU ibu sedang
Dasar:
Plasenta dan selaput lahir lengkap pukul:16.20 wib
Tidak ada robekan selaput
kontraksi uterus lemah
TFU setinggi pusat
perdarahan 500 cc
KU: CMC
TTV:
TD: 80/60 mmHg
N: 95 x/menit
P: 21 x/menit
S: 36,8C
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada NyA dengan Atonia uteri. Tahap manajemen
asuhan kebidaanan yang terdiri dari pengumpulan data, interpretasi data, diagnosa potensial,
tindakan segera, intevensi, implementasi dan evaluasi.
Penulis menemukan banyak kesamaan antara pembahasan teori dengan kenyataan di
lapangan, namun kesenjangan tetap ada.
Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa persamaan antara pembahasan teori dengan
kenyataan yang ada dilapangan menguraikan kesenjangan-kesenjangan yang ditemui serta
mencari jalan keluarnya yang sesuai dengan langkah-langkah dalam manajemen asuhan
kebidanan maka asuhannya adalah:
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti, baik dalam
pengumpulan data Subjektif, objektif, primer dan sekunder, dimana didukung oleh peralatan
dan pelayanan yang memadai, pencatatan yang baik dan pembimbing klinik yang bersedia
memberi masukan dan arahan.
Dibawah ini penulis uraikan data yang diperoleh dari teori yang ada antara lain:
a. Data subjektif
1) Keluhan utama
Ibu mengeluhkan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari, keluar lendir bercampur darah. Hal ini
sesuai dengan teori, yang merupakan tanda-tanda inpartu. Lelah yang dialami ibu berkaitan
dengan istirahat yang kurang karena kontraksi uterus dirasakan ibu sejak pukul 14.00 Wib
tanggal 28 November 2013
2) Riwayat HPHT
HPHT : 01 Maret 2013
TP : 08 Desember 2013
Usia kehamilan 39-40 minggu adalah kehamilan aterm , dimana biasanya timbul tanda-tanda
persalinan
3) Pola makan
Makan
Pukul : 07.00 WIB
Macam : nasi, lauk pauk,sayur
Jumlah : piring+ potong+ mangkok
Keluhan : kurang nafsu makan
Minum
Pukul : 07.10
Macam : air putih
Jumlah : 1/2 gelas
Keluhan : tidak ada
Intake nutrisi ibu kurang karena ibu merasa tidak nyaman berhubungan dengan nyeri yang
sudah dirasakan ibu sejak kemarin.
4) Istirahat Terakhir
Istirahat : + 3-4 Jam
Ibu tidak cukup istirahat karena ibu merasa tidak nyaman dengan nyeri yang ia alami,
sehingga ibu mudah lelah
b. Data objektif
1) Pemeriksaan Fisik
Konjungtiva ibu pucat, hal ini merupakan tanda dan gejala anemia.
2) Pemeriksaan Abdomen
LEOPOLD I : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat dengan px, pada fundus teraba lunak,
agak bundar dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
LEOPOLD II : Pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstremitas pada bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang kemungkinan pungung
janin
LEOPOLD III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bundar kemungkinan kepala janin
dan sedikit masih dapat digoyangkan
LEOPOLD IV : Sebagian kecil kepala sudah masuk PAP, posisi Tangan konvergent
TFU ibu pertengahan pusat dengan PX yang menunjukkan usia kehamilan 40 minggu, hal ini
sesuai dengan teori.
3) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
HB : 10,5 gr %
Tanggal Pemeriksaan : 21 November 2013
Bedasarkan teori ibu mengalami anemia ringan
2. Interpretasi data
a) Diagnosis
Berdasarkan teori cara menegakkan diagnosa pada pasien dengan atonia uteri sama yaitu: Ibu
parturien kala III dengan atonia uteri KU ibu baik.
Pada atonia uteri yang biasa ditemukan yaitu:
1) kontraksi lemah
2) TFU setinggi pusat
3) Perdarahan > 600 cc
4) Kandung kemih teraba
b) Masalah
Berdasarkan teori cara mengetahui masalah dengan mengetahui keluhan ibu seperti ibu
merasa tidak nyaman berhubungan dengan nyeri yang dialami ibu
c) Kebutuhan
Berdasarkan teori pemenuhan kebutuhan dapat berupa apa-apa saja kebutuhan pasien saat
dilakukan anamnesa. Seperti pasien membutuhkan dukungan psikologis untuk menentramkan
hatinya yang cemas dengan kehamilannya agar pasien tidak stres, Memberikan kenyamanan
kepada ibu dengan membantunya menjaga personal Hygiene ibu.
Kebutuhan pasien pada teori ada kesamaan dengan yang dilapangan. Kebutuhan pasien
dilapangan seperti pasien butuh dukungan psikologis dan rasa nyaman.
3. Diagnose potensial
Perdarahan post partum primer.
Karena lemahnya kontraksi uterus setelah bayi dan plasenta lahir menyebabkan uterus tidak
mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta sehingga berpotensi
terjadi perdarahan post partum Primer
4. Tindakan segera
Tindakan segera yang dilakukan di lapangan adalah mengosongkan kandung kemih karena
kandung kemih yang penuh akan menghalangi uterus untuk berkontraksi secara baik. Namun
berdasarkan teori tindakan segera yang harus dilakukan adalah pemasangan infus.
5. Perencanaan
Perencanaan dirumuskan mengacu pada masalah yang kita temui waktu melakukan
pengkajian sesuai dengan kondisi pasien. Sebagian besar dari perencanaan di lapangan sama
dengan teori namun kesenjangan tetap ada.
6. Pelaksanaan
Pada tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat. Semua perencanaan yang
telah dilakukan telah dilaksanakan dengan baik namun tetap ada kesenjangan antara teori
dengan praktek di lapangan.
seperti:
1) Dalam penatalaksanaan atonia uteri sebelum pemasangan infus dilakukan KBI terlebih
dahulu, sedangkan berdasarkan teori pemasangan infus dilakukan sebelum semua tindakan
dilakukan.
2) Dalam penatalaksanaan atonia uteri pemberian jenis uterotonika tidak sesuai dengan teori
yang ada, berdasarkan teori yang diberikan uterotonika yang digunakan adalah ergometrin
kecuali jika ibu mengalami hipertensi maka diberikan oksitosin. Dilapangan ibu tidak
mengalami hipertensi namun tidak diberikan ergometrin tetapi oksitosin.
3) Pada kasus KBE tidak dilakukan oleh keluarga karena adanya rekan tenaga kesehatan lain
yang melakukannya.
4) Pada kasus dosis misoprostol yang diberikan kurang, seharusnya dosis yang diberikan 6001000 mcg
Pemberian misoprostol pada kasus dilakukan karena penghentian perdarahan post partum
yang terjadi tidak responsif dengan pemberian oksitosin atau metilergometrin. Hal ini sesuai
dengan teori.
Dosis yang diberikan kurang dari seharusnya, Dosis optimal yang dapat diberikan untuk
menurunkan angka kejadian tindakan intervensi bedah untuk perdarahan pascapersalinan
adalah pemberian misoprostol 1000 mcg perektal. Namun masih dibutuhkan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui dosis yang paling efektif dan aman dalam penatalaksanaan
perdarahan pasca persalinan.
C. ASSESSMENT
1.
Diagnosa kebidanan Ibu N umur 21 th GI PO AO hamil 39 minggu janin
2
tunggal hidup, intra uterine letak bujur, puki, preskep
/5 inpartu kala I fase aktif.
2. Dasar
a. Subjektif
- Ibu menyatakan umur 21 tahun
- Ibu mengatakan hamil yang pertama, belum pernah melahirkan belum pernah
keguguran.
- Ibu mengatakan hamil 39 minggu, HPHT 20 Januari 2009.
b. Objektif
Palpasi
Leopold I
: TFU 3 jari, bawah px, bagian atas perut ibu teraba 1 bagian besar,
Leopold II
Leopold III
ekstremitas janin
Bagian kiri perut ibu teraba 1 bagian tahanan menunjang yaitu
punggung janin.
: bagian bawah perut ibu teraba 1 bagian besar, bulat, keras tidak
PATOFISIOLOGI
Definisi
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan
bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi
tidak terkendali. Umumnya perdarahan karena atonia uteri terjadi dalam 24 jam
pertama post partum (APN, 2008).
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi
dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta
menjadi tidak terkendali. (Sumarah, 2009).
Atonia Uteri adalah keadaan lemahnya tonus kontraksi rahim yang menyebabkan
uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta
setelah bayi dan plasenta lahir. ( Saifudin, 2008)
ETIOLOGI
Faktor Predisposisi
Jika Uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (masssase)
fundus uteri
Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut memasukkan
tangan (dengan cara menyatakan kelima Ujung jari) ke introitus dan kedalam vagina ibu.
b.
Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum
uteri tidak dapat berkontraksi secara penuh.
c.
Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus, sementara
telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat di dinding.
d.
Tekan uterus dari kedua tangan secara kuat, kompresi uterus ini memberikan tekanan
langsung pada pembuluh darah didalam dinding uterus dan juga merangsang miometrium
untuk berkontraksi.
Evaluasi keberhasilan
1.
Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2
menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina.
2.
Uterus akan berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa perineum, vagina
dan serviks apakah terjadi laserasi dibagian tersebut. Seberapa lakukan penjahitan jika
ditemukan laserasi.
3.
Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk
melakukan, kompresi bimanual eksternal, kemudian teruskan dengan langkah - langkah
penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya minta tolong keluarga mulai menyiapkan
rujukan.
Alasan : Atonia uteri seringkali bisa di atasi dengan KBI tidak berhasil dalam waktu 5 menit
diperlukan tindakan-tindakan lain.
Berikan 0,2mg ergometrin IM (jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi).
Alasan : Ergometrin yang diberikan, akan meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari
kondisi normal.
Menggunakan jarum berdiameter (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500
melakukan larutan RL yang mengandung 20 unit oksitosin.
Alasan: Jarum dengan diameter besar, memungkinkan pemberian cairan IV secara cepat,
dapat langsung digunakan jika ibu membutuhkan tranfusi darah. Oksitosin IV akan dengan
cepat merangsang kontraksi uterus. RL akan membantu mengganti volume cairan yang hilang
selama perdarahan.
Alasan: KBI yang digunakan bersama dengan ergometrin dan oksitosin dapat membantu
membuat uterus berkontraksi.
Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampi 2 ment, segera lakukan rujukan.
Berarti ini bukan atonia uteri sederhana. Ini membutuhkan perawatan gawat darurat di
fasilitas kesehatan yang dapat melakukan tindakan pembedahan dan tranfusi darah.
Dampingi Ibu ke tempat rujukan, teruskan melakukan KBI hingga Ibu tiba di tempat rujukan.
Teruskan pemberian cairan IV hingga Ibu tiba di fasilitas rujukan.
a.
b.
Kemudian berikan 500 / jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah cairan
yang diinfuskan mencapai 1,5 liter, dan kemudian berikan 125 / jam.
c.
Jika cairan secara IV tidak cukup, infus botol kedua berisi 500 melakukan cairan
dengan tetes lambat dan berikan cairan secara oral untuk asupan cairan tambahan.
1.
Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat di atas simpisis pubis.
2.
Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus uteri) usahakan
memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
3.
Lakukan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan kompresi pembuluh
darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus di artara kedua tangan tersebut.
Ini akan membantu uterus berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus. (APN : 2008)
Jam
Tanggal Pengkajian
Jam
Diagnosa masuk
I.
PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1.
Biodata
Nama Istri :
Ny. ""
Umur
Umur
Agama
Agama
Suku/Bangsa
Suku/Bangsa :
Pendidikan
: Tn. ""
Pendidikan
Pekerjaan
Pekerjaan
Penghasilan
Penghasilan
Alamat
Alamat
2.
Keluhan Utama
-
Nama suami
3.
a.
b.
c.
Riwayat Perkawinan
Kawin . Kali
Kawin pertama kali usia .. tahun
Dengan suami sekarang sudah tahun
4.
Riwayat menstruasi
Menarche selama nifas
.th
5.
Banyaknya
Warna
Keluhan
Fluor albus
HPHT
HPL
Riwayat obstetric
a.
Riwayat KB
Jenis kontrasepsi
Mulai menggunakan :
Mulai melepas
:
7.
8.
keturunan kembar. Dan tidak/selam hamilpernah menderita penyakit infeksi nifas dan
mastitis.
9.
a.
Selama hamil
b.
c.
Makan
Minum
: minum .. . Gelas . ml
Selama inpartu
Makan
Minum
: minum .. . Gelas . ml
Terakhir
Makan
Minum
: minum .. . Gelas . ml
b.
c.
Selama hamil
Istirahat
Tidur
Seksualitas
: .. x seminggu/sebulan
Selama inpartu
Istirahat
Tidur
Seksualitas
: .. x seminggu/sebulan
Terakhir
Istirahat
Tidur
: bisa/tidak,. jam
Seksualitas
: melakukan/ tidak
Pola Eliminasi
a.
Selama hamil
BAB
b.
Selama inpartu
BAB
c.
Terakhir
BAB
BAK
d.
Perilaku Kesehatan
:tidak/ya
:apa
e.
Selama nifas pasien ada/ tidak pantangan terhadap makanan tertentu. Diadakan/ tidak
acara selamatan dengan harapan ibu dan bayi sehat.
f.
Keadaan Psikologi
Ibu gelisah dan cemas karena darah yang terus menerus mengalir dari jalan lahir.
Pasien beragama Islam taat menjalankan sholat 5 waktu dan selalu berdoa kepada
Allah SWT agar dapat melahirkan dengan lancar dan bayi selamat.
B.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
a.
1.
Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: lemah
Kesadaran
: composmentis
Penampilan
: pucat
Tekanan darah
: 110/70 120/80 mmHg
Nadi
: 80 - 100 x/menit
Suhu
: 36,5 37,5 0C
Respirasi
: 16 22 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : warna rambut hitam kusam benjolan
: tidak ada
Rontok : tidak
ketombe
: tidak ada
2.
Muka cloasma gravidarum : tidak
3.
Mata
: Kelopak mata : normal (ka/ki)
Konjungtiva
: kemerahan (ka/ki)
Slera
: putih (ka/ki)
4.
Hidung : simetris ya (ka/ki), secret tidak ada (ka/ki), polip tidak ada (ka/ki)
5.
Mulut dan gigi :
Lidah
: bersih
Gusi
: tidak epulis
Gigi
: tidak karies
6. Telinga : simetris ya (ka/ki), serumen tidak ada (ka/ki)
7.
Leher
: nomal, tidak ada pembengkakan vena jugularis
8. Axilla : pembengkakan kelenjar limfe
: tidak ada
9.
Dada :
Payudara
Pembesaran
: ya (ka/ki)
Simetris
: ya (ka/ki)
Papilla mamae
: menonjol (ka/ki)
Pengeluaran
: ya (ka/ki)
Benjolan/tumor
: tidak (ka/ki)
Strie
: ya (ka/ki)
Kebersihan
: ya (ka/ki)
10. Abdomen:
Kandung kemih
: kosong
11. Punggung
:
Keadaan perineum
: utuh
b.
c.
Pemeriksaa Penunjang
Pemeriksaan laboratorium:
Hb:gr%
Kesimpulan :
Ibu Post partum dengan Atonia Uteri.
II.
Dx
Ds
: Tekanan darah
Nadi
: 80 - 100 x/menit
Suhu
: 36,5 37,5 0C
Respirasi
: 16 22 x/menit
TFU
: setinggi pusat
Kontraksi uterus
Robekan perineum
: Derajat II.
Placenta lengkap.
III.
IV.
Rehidrasi peroral
INTERVENSI
Diagnosa
Tujuan
Kriteria hasil
-
K/U
: baik
TTV
Tekanan darah
Nadi
: 80 - 100 x/menit
Suhu
: 36,5 37,5 0C
Respirasi
: 16 - 24x/menit
Intervensi :
1.
2.
Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan saluran
serviks
R/
3.
Pastikan bahwa kandungan kemih kosong. Jika penuh atau dapat dipalpasi,
lakukan keterisasi menggunakan teknik aseptik
R/
4.
5.
6.
7.
8.4.
9.
Rujuk segera jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit
.
R/
12
13
.
R/
14
Observasi TTV
.
R/
15
.
R/
16
.
R/
VI.
IMPLEMENTASI
VII.
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
1. Manjoer, Arif dkk.2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media
Aeusculapius
2. Pranoto. 2008. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
3. Saifudin. 2008. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
4. Sumarah dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin). Yogyakarta : Fitramaya
5. Wiknjosastro, Prof. Dr. dr. Gulardi Hanifa,SpOG,dkk. 2008. Asuhan Persalinan
Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JNPK-KR
ANALISA
a. Diagnosa
Kala IV dengan Atonia Uteri.
PEMBAHASAN
4.1
Subyekti
Berdasarkan asuahan kebidanan pada Ny R telah dilakukan Anamnesa
dilahan sesuai dengan pedoman anamnesa dan telah mencakup seluruh aspek yang
dibutuhkan data dasar dalam asuhan kebidanan. Factor predisposisi dari atonia
salah satunya adalah riwayat post partum dengan atonia uteri
4.2
Obyektif
Berdasarkan asuhan kebidanan pada Ny R didapatkan data obyektif dari
pemeriksaan penunjang untuk memantau keadaan ibu dan telah dilkukan sesuai
dengan prosedur yang ada baik dipendidikan maupun dilahan sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.3
Analisa
Berdasarkan asuhan kebidanan pada Ny R didapatkan diagnosa yaitu
setelah plsenta lahir uterus tidak berkontraksi selama 15 detik setelah dilakukan
masase fundus uteri. Menurut fadalan 2011 Atonia uteri (relaksasi otot uterus)
adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilkukan pemijatan fundus
uteri (plasenta telah lahir). Sehingga antara teori dan praktik tidak ada kesenjangan.
4.4
Penatalaksanaan
Berdasarkan asuhan kepada Ny R mahasiswa telah mampu melakukan
penatalaksanaan pada ibu post partum dengan atonia uteri yaitu dengan cara masase pundus
uteri dan melakukan kontraksi bimanual interna sehingga perdarahan bias teratasi. Menurut
teori Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik), Bersihkan
bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks, Pastikan bahwa
kandung kemih kosong. Jika penuh dan dapat dipalpasi, lakukan katerisasi menggunakan
teknik aseptic, Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit, dan pertahankan
selama 2 menti jika uterus berkontrksi. Sehingga antara teori dan praktik tidak terjadi
kesenjangan.