Anda di halaman 1dari 36

Langkah 1 : Pengumpulan data dasar

1.

Riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalian, nifas dan sosial

2.

Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya

3.

Pemeriksaan khusus

4.

Pemeriksaan penunjang

5.

Meninjau catatan rekam medik pasien yang terbaru atau catatan


sebelumnya.

Langkah 2 : Merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien derdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

Langkah 3: Mengantisipasi Diagnosa atau Masalah Potencial


Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi, melakukan perencanaan
untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan-kemungkinan yang
tiba-tiba terjadi.

Langkah 4: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga
akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lainnya

Langkah 5: Menyusun Rencanakan Asuhan Secara Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan


oleh langkah-langkah sebelumnya.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yag sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya

Langkah 6 : Melaksanakan perencanaan


Pada langkah enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien, efetif dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan sebagian lagi oleh klien,atau anggota kesehatan lainnya.

Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah terakhir ini dilakukan Evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, apakah sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Ada
kemunginan bahwa rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif

1. Langkah I : Pengkajian.
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa data
sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien.Pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Data-data yang dikumpulkan meliputi :
a. Data Subjektif
1) Biodata atau identitas klien dan suami.
Yang perlu dikaji :
Nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat.
Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal klien).
2) Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke RS dan apa-apa saja yang dirasakan klien.

Kemungkinan yang ditemui :


a) Ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari
b) Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah
3) Riwayat perkawinan
Kemungkinan diketahui status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin baru hamil.
4) Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran
persalinan,siklus,lama,banyaknya,bau,warna dan apakah nyeri waktu haid, serta kapan
mendapat haid pertama kalinya.
5) Riwayat obstetrik yang lalu
Kehamilan yang lalu, kemungkinan klien pernah mengalami mual, muntah, perdarahan atau
pernah mendapat tokolitik.
a) Persalinan yang lalu,kemungkinan klien pernah mengalami persalinan cukup bulan.
b) Nifas yang lalu,kemungkinan keadaan involusi uterus,lochea, dan laktasi berjalan dengan
normal atau disertai komplikasi.
6) Riwayat kehamilan sekarang
a) Kemungkinan klien merasa mual,muntah,perdarahan.
b) Kemungkinan kapan merasakan gerakan janin pertama kali.
c) Kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan,mendapatkan
imunisasi TT dan tablet Fe.
d) Kemungkinan adanya tanda-tanda persalinan : keluarnya blood slem,keluar air-air,nyari
pinggang menjalar ke ari-ari.
7) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu; kemungkinan klien pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, DM, PMS dan mengalami operasi dinding rahim atau tidak.
b) Riwayat kesehatan sekarang; kemungkinan klien sedang menderita penyakit jantung,
hipertensi, DM, PMS dan penyakit lainnya atau tidak.
8) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit menular,
riwayat kehamilan kembar.
9) Riawayat Kontrasepsi
Kemungkinan klien pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak. Jenis kontrasepsi yang
digunakan.

10) Riwayat Seksualitas


Kemungkinan klien mengalami dispareunia, frigid, apakah aktifitasnya normal atau tidak.
11) Riwayat social, ekonomi dan budaya.
Kemungkinan hubungan klien dengan suami,keluarga dan masyarakat baik, kemungkinan
ekonomi yang kurang mencukupi, adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi kesehatan
kehamilan dan persalinannya.
12) Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik.
13) Riwayat psikologis
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap persalinan
ini.kemungkinan klien dan suaminya mengharapkan dan senang dengan persalinan ini.
kemungkinan klien cemas dan gelisah dengan persalinannya.
14) Kebutuhan dasar
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses
eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil.
b. Data objektif
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.
1) Pemeriksaan umum
kesadaran, tekanan darah, nadi, suhu, nafas, tinggi badan, dan berat badan biasanya
ditemukan dalam batas normal.
2) Pemeriksaan khusus
a) Secara Inspeksi ,yaitu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki.
kemungkinan ditemukan bentuk tubuh yang normal,kebersihan kulit baik, rambut tidak
rontok, muka, konjungtiva biasanya ditemukan pucat, sklera, hidung dan telinga normal,
caries dentis, dan stomatitis, pembesaran kelenjar gondok ada atau tidak dan kemungkinan
ditemukan pembesaran kelenjar limfe, payudara simetris kiri dan kanan, keadaan puting susu
menonjol atau tidak, colostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai dengan tua kehamilan,
ada bekas luka operasi, vulva apakah ada luka-luka, bersih, ada varices atau tidak, eudema
dan pengeluaran dari vagina ada cairan yang berbeda dari biasanya berwarna putih susu atau
tidak,anus ada luka-luka dan hemorrhoid atau tidak, ekstremitas atas dan bawah ada eudema
atau tidak.
b) Secara palpasi
Dengan menggunakan cara Leopold,kemungkinan

yang ditemukan ialah:


Leopold I : Tinggi fundus uteri pertengahan Processus xypoideus dan dengan pusat, pada
fundus kemungkinan teraba bagian bokong.
Leopold II : Pada dinding uterus klien sebelah kiri dan kanan kemungkinan teraba punggung,
anggota gerak.
Leopold III : Pada bagian terbawah kemungkinan teraba kepala
Leopold IV : Kepala biasanya sudah masuk PAP
c) Secara auskultasi
Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin, frekwensinya teratur dan posisi punctum
maximumnya di kuadran bawah pusat perut ibu.
d) Secara perkusi
Kemungkinan reflex patella kiri dan kanan positif
3) Pemeriksaan ukuran panggul
Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.
4) Pemeriksaan tafsiran berat janin (TBJ)
Kemungkinan berat badan janin normal dengan menggunakan rumus: (TFU dalam cm -13) x
155 Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100 cm.
5) Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
(1) Darah : Hb, hematokrit, golongan darah.
(2) Urine : apakah ada protein urine atau tidak
(3) USG : Kemungkinan ditemukan keadaan janin normal.
(4) Pemeriksaan Cardiotografi (CTG)
(5) Kemungkinan denyut jantung janin yang normal.
2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan diagnosa atau
masalah yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tapi membutuhkan penanganan yang
dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus
memenuhi standar nomenklatur kebidanan,yaitu:
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi

b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.


c. Memiliki ciri kebidanan.
d. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
e. Didukung oleh Clinical Judgement dalam lingkup praktek kebidanan.
Berdasarkan kasus ini, maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa : Ibu parturien Kala IV keadaan umum ibu sedang, dengan atonia uteri.
Dasar : Pemeriksaan fisik dan anamnesa
2) Masalah
Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah gangguan rasa nyaman sehubungan dengan
lelah yang dialami ibu
Dasar :
Kemungkinan ibu mengatakan merasa tidak nyaman dengan lelah yang dialami ibu
3) Kebutuhan
a) Dukungan psikologi
b) Hidrasi dan nutrisi
c) Rasa nyaman
3. Langkah III : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi,bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien,bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi
Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul pada kasus atonia uteri :
Perdarahan Post Partum Primer.
4. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsulkan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi klien.
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan atonia uteri adalah: pemasangan
infus
5. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau

diagnosis yang telah diidentifikasi atau di antisipasi.


Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi/perkiraan yang mungkin terhadap wanita tersebut, apakah dibutuhkan
penyuluhan/konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah yang berkaitan
dengan sosial-ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Asuhan pada wanita sudah
mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesehatan. Setiap asuhan kesehatan
harus di setujui oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan secara
efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, tugas bidan
dalam langkah ini adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pemahasan klien
yang kemudian membuat kesepakatan sebelum melaksanakannya.
6. Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
dan sebagian oleh klien,atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan
sendiri, ia tetap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
Bila bidan berkolaborasi degan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi
maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksannya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang
efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien. Kaji
ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan
7. Langkah VII : Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan pada atonia uteri. Asuhan manajemen
kebidanan dilakukan secara kontinu sehinggga peru dievaluasi setiap tindakan yang telah
diberikan agar lebih efektif.
Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan:
a. Tercapai seluruh perencanaan tindakan
b. Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan revisi (Purwandari,
2008)

TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY A DENGAN ATONIA UTERI DI

BPM FITRI DARWINI.A.MD.KEB LUBUK SIKAPING


TANGGAL 29 NOVEMBER 2013
No. MR :
Masuk Tgl / Jam : 29 November 2013/ 08.30 WIB
I. Pengkajian ( Tanggal / jam : 29 November 2013/ 08.35 WIB)
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn.K
Umur : 25 Tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Melayu Suku : Koto
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Perguruan tinggi Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Puti Sangka Bulan No: 78, Jorong I, Lubuk Sikaping.
DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari, dan lesu
a. Kontraksi uterus Sejak Tanggal 28 November 2013 Pukul 14.00 WIB
Frekuensi : 2 dalam 10 menit
Durasi : 20 Detik
Kekuatan : lemah
Lokasi Ketidaknyamanan Di : Pinggang menjalar ke ari-ari
Pengeluaran Pervaginam
Lendir Darah : Ya
Air Ketuban : Tidak
Darah : Tidak
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche Umur : 13 Tahun
b. Haid : Teratur : Ya
c. Siklus : 28 Hari
d. Disminorhe : Tidak ada
e. Warna : Merah Tua
f. Banyaknya : 2-3x ganti duk

g. Lama : 6-7 hari


h. Bentuk Pendarahan / Haid : Cair / Encer
i. Bau Haid : Amis
j. Fluor Albus : Ya
k. Kapan : Sebelum Haid
Sedikit
l. Lama : 1 hari
m. Warna : jernih
n. Bau : tidak berbau
3. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU
No Tgl lahir Usia keha-milan Jenis persaLinan Tempat Persali-nan Komplikasi Penolong Bayi nifas
Ibu Bayi PB/BB/
JK Keadaan lochea laktasi
1 12/12/09 aterm Spontan RS Tidak ada Tidak ada Dokter 50 cm /3 kg/LK baik normal 2
tahun menyusui
2 Ini
4. Riwayat Kontrasepsi Yang Pernah Digunakan :
Suntik 3 bulan, tidak ada keluhan.
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Hari Pertama Haid Terakhir : 01 Maret 2013
b. Taksiran Persalinan : 8 Desember 2013

c. Keluhan keluhan dalam Kehamilan


Trimester Masalah/Keluhan Tindakan/Therapy
Trimester I Mual muntah Konseling cara mengatasi keluhan
Trimester II Tidak ada
Trimester III Sakit punggung Konseling cara mengatasi keluhan
6. Riwayat Kesehatan Ibu
a. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita : Tidak Ada Kelainan
b. Riwayat Alergi
Jenis Makanan : Tidak ada

Jenis Obatan : Tidak ada


c. Riwayat Transfusi Darah : Tidak ada
d. Riwayat Operasi Yang Pernah Dialami : Tidak ada
e. Riwayat Pernah Mengalami Kelainan Jiwa : Tidak ada
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat Penyakit Menular / Keturunan : Tidak Ada Kelainan
b. Riwayat Keturunan Kembar : Tidak ada
8. Kebiasaan Hidup Sehari Hari
a. Makan dan Minum Terakhir
Makan
Pukul : 07.00 WIB
Macam : nasi, lauk pauk,sayur
Jumlah : piring+ potong+ mangkok
Keluhan : kurang nafsu makan
Minum
Pukul : 07.10
Macam : air putih
Jumlah : 1/2 gelas
Keluhan : tidak ada
b. Eliminasi Terakhir
BAK
Pukul : 08.25 WIB
Warna : Putih jernih
Bau : Khas
BAB
Pukul 05.00 WIB
Warna : Kuning Kecoklatan
Bau : Khas
Konsistensi : Agak lunak
c. Istirahat Terakhir
Istirahat : + 3-4 Jam
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : CMC


Berat Badan Sebelum Hamil : 60 Kg
Berat Badan Sekarang : 70 Kg
Tinggi Badan : 150 cm
Lingkar Lengan Atas (LILA) : 29,5 cm
2. Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali / menit
Teratur
Pernafasan : 20 kali / menit
Teratur
Suhu : 36,7 0C
Axila
3. Pemeriksaan Fisik
a. Chloasma Gravidarum : Tidak ada
b. Kelopak Mata : Tidak Oedema
c. Konjungtiva : pucat
d. Sklera : Putih
e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer
tyroid dan limfe
f. Dada
Mamae : Simetris kiri dan kanan, Tidak Ada
Benjolan,
Puting Susu : Menonjol bersih, Hiperpigmentasi
Areola
Colostrum : Sudah keluar
4. Pemeriksaan Abdomen
a. INSPEKSI
Pada abdomen terlihat Line nigra dan striae livide
b. PALPASI
LEOPOLD I : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat dengan px, pada fundus teraba lunak,
agak bundar dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
LEOPOLD II : Pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstremitas pada bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang kemungkinan pungung

janin
LEOPOLD III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bundar kemungkinan kepala janin
dan sedikit masih dapat digoyangkan
LEOPOLD IV : Sebagian kecil kepala sudah masuk PAP, posisi Tangan konvergent
Mc.Donald : 32 cm
TBBJ : 3255 gram
MASSA LAIN : Tidak ada
HIS
a) Frekuensi : 2 kali dalam 10 menit
b) Durasi : 30 detik
c) Kekuatan : sedang
c. AUSKULTASI
DJJ : Positif, 145 Kali / menit
Teratur
d. PERKUSI
Reflek patella : (+) kiri dan kanan
5. Anogenitalia
Pemeriksaan Dalam
a. Pembukaan : 2 cm
b. Portio : Tebal
c. Ketuban : Utuh
d. Presentasi : kepala
e. Posisi : belum teraba
f. Penurunan : Hodge I-II
g. Bagian Terkemuka : Tidak Ada
UPD
a. Promontorium : Tidak dilakukan
b. Linea Innominata : Tidak dilakukan
c. Os Sakrum : Tidak dilakukan
d. Dinding Samping Panggul : Tidak dilakukan
e. Spina Ischiadica : Tidak dilakukan
f. Os Cocygeus : Tidak dilakukan
g. Arcus Pubis : Tidak dilakukan
6. Ekstremitas Atas dan Bawah

Oedema Tangan dan Jari : Tidak Ada


Oedema Tibia, Kaki : Tidak Ada
Betis Merah/lembek/keras : Tidak Ada
Varises Tungkai : Tidak Ada
Reflek : Positif
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
HB : 10,5 gr %
Tanggal Pemeriksaan : 21 November 2013
PROTEIN URINE : tidak dilakukan
GLUKOSA URINE : Tidak dilakukan
b. USG :
c. RADIOLOGI :
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ADENGAN ATONIA UTERI DI
BPM FITRI DARWINI.A.MD.KEB LUBUK SIKAPING TANGGAL 29 NOVEMBER 2013
Pengumpulan Data Dasar Interpretasi Data Mengidentifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial
Tindakan Segera Intervensi Implementasi Evaluasi
Tgl : 29 November 2013
Jam : 08.35 WIB
Kala I
DS :
Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya dan tidak pernah keguguran
Ibu mengatakan tidak datang haid sejak 10 bulan yang lalu
Ibu mengatakan HPHT nya 01 maret 2013
Ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari
Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah
Berat Badan Lahir anak pertama: 3 Kg, lahir normal
ibu mengatakan ia merasa lesu
DO
TTV
TD:110/80 mmHg
N : 80 kali /i

P : 20 kali /i
S : 36,7 0C
Inspeksi: konjuntiva pucat
Palpasi :
L1 : tinggi fundus uteri pertengahan Processus Xhypoideus, teraba lunak, agak bundar dan
tidak melenting kemungkinan bokong janin
L2 : pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin,
pada bagian kanan perut ibu teraba keras dan memanjang kemungkinan punggung janin.
L3 : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bundar, melenting kemungkinan kepala janin,
dan sedikit dapat digoyangkan
L4 : sebagian kecil kepala sudah masuk PAP, posisi tangan konvergen
Tinggi Fundus Uteri menurut Mc. Donal:32 cm
TBBJ : 3255 gram
His : 2 x dalam 10 menit lamanya 30 detik
BJA : (+), 145 x /i
Pemeriksaan dalam:
Pembukaan : 2 cm
Portio : Tebal
Ketuban: Utuh
Presentasi: Kepala
Posisi: belum teraba
Penurunan : Hodge I-II
Bagian Terkemuka: Tidak Ada
HB: 10,5 gr%
Pukul 12.30 Wib
DS :
Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya dan tidak pernah keguguran
Ibu mengatakan tidak datang haid sejak 10 bulan yang lalu
Ibu mengatakan HPHT nya 01 maret 2013
Ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari
Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah
Berat Badan Lahir anak pertama: 3 Kg, lahir normal
Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat dan sering

Inspeksi: konjuntiva pucat


ibu mengatakan ia merasa lesu
DO :
TTV
TD:120/80 mmHg
N : 80 kali /i
P :20 kali /i
S : 36,8 0C
Inspeksi: konjuntiva pucat
Palpasi :
L1 : tinggi fundus uteri pertengahan Processus Xhypoideus, teraba lunak, agak bundar dan
tidak melenting kemungkinan bokong janin
L2 : pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin,
pada bagian kanan perut ibu teraba keras dan memanjang kemungkinan punggung janin.
L3 : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bundar, melenting kemungkinan kepala janin,
dan sedikit dapat digoyangkan
L4 : sebagian kecil kepala sudah masuk PAP, posisi tangan konvergen
Tinggi Fundus Uteri menurut Mc. Donal:32 cm
TBBJ : 3255 gram
His : 3 x dalam 10 menit lamanya 38 detik
BJA : (+), 145 x / i
Pemeriksaan dalam:
Pembukaan : 4 cm
Portio : Tebal
Ketuban: Utuh
Presentasi: Kepala
Posisi: belum teraba
Penurunan : Hodge II-III
BagianTerkemuka: Tidak Ada
HB: 10,5 gr%

DX:
Ibu parturien kala IV dengan atonia uteri, KU ibu sedang
Dasar:
Plasenta dan selaput lahir lengkap pukul:16.20 wib
Tidak ada robekan selaput
kontraksi uterus lemah
TFU setinggi pusat
perdarahan 500 cc
KU: CMC
TTV:
TD: 80/60 mmHg
N: 95 x/menit
P: 21 x/menit
S: 36,8C

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada NyA dengan Atonia uteri. Tahap manajemen
asuhan kebidaanan yang terdiri dari pengumpulan data, interpretasi data, diagnosa potensial,
tindakan segera, intevensi, implementasi dan evaluasi.
Penulis menemukan banyak kesamaan antara pembahasan teori dengan kenyataan di
lapangan, namun kesenjangan tetap ada.
Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa persamaan antara pembahasan teori dengan
kenyataan yang ada dilapangan menguraikan kesenjangan-kesenjangan yang ditemui serta
mencari jalan keluarnya yang sesuai dengan langkah-langkah dalam manajemen asuhan
kebidanan maka asuhannya adalah:
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti, baik dalam
pengumpulan data Subjektif, objektif, primer dan sekunder, dimana didukung oleh peralatan
dan pelayanan yang memadai, pencatatan yang baik dan pembimbing klinik yang bersedia
memberi masukan dan arahan.
Dibawah ini penulis uraikan data yang diperoleh dari teori yang ada antara lain:
a. Data subjektif

1) Keluhan utama
Ibu mengeluhkan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari, keluar lendir bercampur darah. Hal ini
sesuai dengan teori, yang merupakan tanda-tanda inpartu. Lelah yang dialami ibu berkaitan
dengan istirahat yang kurang karena kontraksi uterus dirasakan ibu sejak pukul 14.00 Wib
tanggal 28 November 2013
2) Riwayat HPHT
HPHT : 01 Maret 2013
TP : 08 Desember 2013
Usia kehamilan 39-40 minggu adalah kehamilan aterm , dimana biasanya timbul tanda-tanda
persalinan
3) Pola makan
Makan
Pukul : 07.00 WIB
Macam : nasi, lauk pauk,sayur
Jumlah : piring+ potong+ mangkok
Keluhan : kurang nafsu makan
Minum
Pukul : 07.10
Macam : air putih
Jumlah : 1/2 gelas
Keluhan : tidak ada
Intake nutrisi ibu kurang karena ibu merasa tidak nyaman berhubungan dengan nyeri yang
sudah dirasakan ibu sejak kemarin.
4) Istirahat Terakhir
Istirahat : + 3-4 Jam
Ibu tidak cukup istirahat karena ibu merasa tidak nyaman dengan nyeri yang ia alami,
sehingga ibu mudah lelah
b. Data objektif
1) Pemeriksaan Fisik
Konjungtiva ibu pucat, hal ini merupakan tanda dan gejala anemia.
2) Pemeriksaan Abdomen
LEOPOLD I : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat dengan px, pada fundus teraba lunak,
agak bundar dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
LEOPOLD II : Pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan

ekstremitas pada bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang kemungkinan pungung
janin
LEOPOLD III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bundar kemungkinan kepala janin
dan sedikit masih dapat digoyangkan
LEOPOLD IV : Sebagian kecil kepala sudah masuk PAP, posisi Tangan konvergent
TFU ibu pertengahan pusat dengan PX yang menunjukkan usia kehamilan 40 minggu, hal ini
sesuai dengan teori.
3) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
HB : 10,5 gr %
Tanggal Pemeriksaan : 21 November 2013
Bedasarkan teori ibu mengalami anemia ringan
2. Interpretasi data
a) Diagnosis
Berdasarkan teori cara menegakkan diagnosa pada pasien dengan atonia uteri sama yaitu: Ibu
parturien kala III dengan atonia uteri KU ibu baik.
Pada atonia uteri yang biasa ditemukan yaitu:
1) kontraksi lemah
2) TFU setinggi pusat
3) Perdarahan > 600 cc
4) Kandung kemih teraba
b) Masalah
Berdasarkan teori cara mengetahui masalah dengan mengetahui keluhan ibu seperti ibu
merasa tidak nyaman berhubungan dengan nyeri yang dialami ibu
c) Kebutuhan
Berdasarkan teori pemenuhan kebutuhan dapat berupa apa-apa saja kebutuhan pasien saat
dilakukan anamnesa. Seperti pasien membutuhkan dukungan psikologis untuk menentramkan
hatinya yang cemas dengan kehamilannya agar pasien tidak stres, Memberikan kenyamanan
kepada ibu dengan membantunya menjaga personal Hygiene ibu.
Kebutuhan pasien pada teori ada kesamaan dengan yang dilapangan. Kebutuhan pasien
dilapangan seperti pasien butuh dukungan psikologis dan rasa nyaman.
3. Diagnose potensial
Perdarahan post partum primer.
Karena lemahnya kontraksi uterus setelah bayi dan plasenta lahir menyebabkan uterus tidak

mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta sehingga berpotensi
terjadi perdarahan post partum Primer
4. Tindakan segera
Tindakan segera yang dilakukan di lapangan adalah mengosongkan kandung kemih karena
kandung kemih yang penuh akan menghalangi uterus untuk berkontraksi secara baik. Namun
berdasarkan teori tindakan segera yang harus dilakukan adalah pemasangan infus.
5. Perencanaan
Perencanaan dirumuskan mengacu pada masalah yang kita temui waktu melakukan
pengkajian sesuai dengan kondisi pasien. Sebagian besar dari perencanaan di lapangan sama
dengan teori namun kesenjangan tetap ada.
6. Pelaksanaan
Pada tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat. Semua perencanaan yang
telah dilakukan telah dilaksanakan dengan baik namun tetap ada kesenjangan antara teori
dengan praktek di lapangan.
seperti:
1) Dalam penatalaksanaan atonia uteri sebelum pemasangan infus dilakukan KBI terlebih
dahulu, sedangkan berdasarkan teori pemasangan infus dilakukan sebelum semua tindakan
dilakukan.
2) Dalam penatalaksanaan atonia uteri pemberian jenis uterotonika tidak sesuai dengan teori
yang ada, berdasarkan teori yang diberikan uterotonika yang digunakan adalah ergometrin
kecuali jika ibu mengalami hipertensi maka diberikan oksitosin. Dilapangan ibu tidak
mengalami hipertensi namun tidak diberikan ergometrin tetapi oksitosin.
3) Pada kasus KBE tidak dilakukan oleh keluarga karena adanya rekan tenaga kesehatan lain
yang melakukannya.
4) Pada kasus dosis misoprostol yang diberikan kurang, seharusnya dosis yang diberikan 6001000 mcg
Pemberian misoprostol pada kasus dilakukan karena penghentian perdarahan post partum
yang terjadi tidak responsif dengan pemberian oksitosin atau metilergometrin. Hal ini sesuai
dengan teori.
Dosis yang diberikan kurang dari seharusnya, Dosis optimal yang dapat diberikan untuk
menurunkan angka kejadian tindakan intervensi bedah untuk perdarahan pascapersalinan
adalah pemberian misoprostol 1000 mcg perektal. Namun masih dibutuhkan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui dosis yang paling efektif dan aman dalam penatalaksanaan
perdarahan pasca persalinan.

Misoprostol berhubungan bermakna dengan peningkatan demam maternal dan menggigil.


Dibutuhkan investigasi lebih lanjut tentang penggunaan misoprostol pada perdarahan
pascapersalinan sebagai alternatif penggunaan methylergometrin karena masuk kedalam air
susu 2 x lebih banyak.
5) Pemberian terapi pasca persalinan:
a) sulfas ferrosus 60 mg / hari selama 30 hari
b) Vitamin A 200.000 IU 1 kali.
c) Paracetamol 3 x 500 mg
Kesenjangan yang terjadi yaitu:
a) Karena ibu mengalami anemia berat pemberian Sulfas Ferrosus seharusnya 120 mg per
oral sekali sehari selama 6 bulan
b) Seharusnya diberikan asam folat 120 mg per oral sekali sehari selama 6 bulan
c) Pemberian paracetamol (analgetik) sudah sesuai teori , karena ibu sangat mengeluh dengan
nyeri abdomen (mules), dapat diberikan analgetik atau sedative atau agar ibu dapat
beristirahat tidur
7. Evaluasi
Merupakan tahap akhir proses manajemen kebidanan berdasarkan laporan kasus yang penulis
lakukan selama melakukan manajemen terhadap pasien dengan atonia uteri. Penulis
mengambil kesimpulan pada dasarnya semua tujuan yang direncanakan dapat berhasil dan
direncanakan dengam baik. Serta dalam melakukan asuhan sudah sesuai dengan teori yang
ada.

C. ASSESSMENT
1.
Diagnosa kebidanan Ibu N umur 21 th GI PO AO hamil 39 minggu janin
2
tunggal hidup, intra uterine letak bujur, puki, preskep
/5 inpartu kala I fase aktif.
2. Dasar
a. Subjektif
- Ibu menyatakan umur 21 tahun
- Ibu mengatakan hamil yang pertama, belum pernah melahirkan belum pernah

keguguran.
- Ibu mengatakan hamil 39 minggu, HPHT 20 Januari 2009.
b. Objektif

Palpasi
Leopold I

: TFU 3 jari, bawah px, bagian atas perut ibu teraba 1 bagian besar,

Leopold II

bulat dan kurang melentang yaitu bokong janin


: - bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil yaitu
-

Leopold III

ekstremitas janin
Bagian kiri perut ibu teraba 1 bagian tahanan menunjang yaitu
punggung janin.
: bagian bawah perut ibu teraba 1 bagian besar, bulat, keras tidak

melintang yaitu kepala janin yang sudah tak bisa digoyang.


2
Leopold IV : divergen
/5 bagian.
Periksa dalam 7 cm.
3. Planning
1) Melakukan inform consent pada pasien.
Ev : inform consent sudah dilakukan.
2) Memberikan ibu tentang hasil kala III, plasenta sudah lahir.
Ev : ibu sudah diberitahu dan ibu sudah mengerti.
3) Memberitahu ibu Uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
pemijatan fundus uteri
Ev : ibu sudah mengerti
4) Memberikan tindakan manual plasenta sebelum memberikan tindakan manual
plasenta maka pasien dipasang infus terlebih dahulu.
Ev : pasien bersedia dipasang infus.
5) Memberikan 0,2 mg ergometrin dan untuk membentu kontraksi uterus.
Ev : ergometrin sudah diberikan pasien.
6) Tetap dilakukan massase perut untuk merangsang kontraksi uterus.
Ev : ibu sudah melakukan massase.
7) Pada retensionya plasenta setelah dilakukan mausal plasenta, tindakan selanjutnya
adalah melakukan Kompresi Bimanual Eksterna (KBE), tetapi sebelum melakukan
tindakan KBE memastikan kandung kemih kosong.
Ev : ibu sudah diberitahu dan ibu bersedia dilakukan KBE.
8) Setelah melakukan KBE, kemudian melakukan tindakan Kompresi Bimanual
Internal (KBI). Prosesnya tersebut sebelum melakukan KBI memastikan kandung
kemih kosong.
Ev : ibu bersedia dan ibu bersedia dilakukan KBI.
9) Pada tindakan KBI setelah uterus berkontraksi, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus berkontraksi dengan baik dan perlahan dengan mengubah kepalan menjadi
tangan obstetrik, kemudian mengeluarkan tangan dengan hati-hati.
Ev : uterus sudah dilakukan sesuai prosedur dan sudah berkontraksi.
10)
Antisipasi kolaborasi / rujuk SpOG
Ev : jika tindakan tidak berhasil, maka bidan berkolaborasi dengan SpOG.

PATOFISIOLOGI
Definisi

Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan
bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi
tidak terkendali. Umumnya perdarahan karena atonia uteri terjadi dalam 24 jam
pertama post partum (APN, 2008).

Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi
dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta
menjadi tidak terkendali. (Sumarah, 2009).

Atonia Uteri adalah keadaan lemahnya tonus kontraksi rahim yang menyebabkan
uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta
setelah bayi dan plasenta lahir. ( Saifudin, 2008)
ETIOLOGI
Faktor Predisposisi

Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli, polihidramnion, atau anak


terlalu besar
Kelelahan karene persalinan lama atau persalinan kasep
Kehamilan grande-multipara
Ibu dengan keadaan umum jelek, anemis atau menderita penyakit menahun
Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim
Infeksi intrauterine (korioamnionitis)
Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya
(Prawirohardjo, 2008)
Persalinan cepat (partus presipitatus)
Persalinan yang di induksi atau dipercepat dengan oksitosin (augmentasi)
Magnesium sulfat digunakan untuk mengendalikan kejang pada preeklamsi
eklamsia
(APN, 2008)
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan Gejala Atonia Uteri

Uterus tidak berkontraksi dan lembek

Perdarahan segera setelah anak lahir

Syok (kadang kadang ada)


(Hanifa, 2002)
PENANGANAN
Penatalaksanaan Atonia Uteri

Jika Uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (masssase)
fundus uteri

Melakukan kompresi bimanual internal


a.

Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut memasukkan
tangan (dengan cara menyatakan kelima Ujung jari) ke introitus dan kedalam vagina ibu.

b.

Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum
uteri tidak dapat berkontraksi secara penuh.

c.

Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus, sementara
telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat di dinding.

d.

Tekan uterus dari kedua tangan secara kuat, kompresi uterus ini memberikan tekanan
langsung pada pembuluh darah didalam dinding uterus dan juga merangsang miometrium
untuk berkontraksi.

Evaluasi keberhasilan

1.

Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2
menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina.

2.

Uterus akan berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa perineum, vagina
dan serviks apakah terjadi laserasi dibagian tersebut. Seberapa lakukan penjahitan jika
ditemukan laserasi.

3.

Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk
melakukan, kompresi bimanual eksternal, kemudian teruskan dengan langkah - langkah
penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya minta tolong keluarga mulai menyiapkan
rujukan.

Alasan : Atonia uteri seringkali bisa di atasi dengan KBI tidak berhasil dalam waktu 5 menit
diperlukan tindakan-tindakan lain.

Berikan 0,2mg ergometrin IM (jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi).
Alasan : Ergometrin yang diberikan, akan meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari
kondisi normal.

Menggunakan jarum berdiameter (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500
melakukan larutan RL yang mengandung 20 unit oksitosin.
Alasan: Jarum dengan diameter besar, memungkinkan pemberian cairan IV secara cepat,
dapat langsung digunakan jika ibu membutuhkan tranfusi darah. Oksitosin IV akan dengan
cepat merangsang kontraksi uterus. RL akan membantu mengganti volume cairan yang hilang
selama perdarahan.

Pakai sarung tangan steril atau DTT dan ulangi KBI.

Alasan: KBI yang digunakan bersama dengan ergometrin dan oksitosin dapat membantu
membuat uterus berkontraksi.

Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampi 2 ment, segera lakukan rujukan.
Berarti ini bukan atonia uteri sederhana. Ini membutuhkan perawatan gawat darurat di
fasilitas kesehatan yang dapat melakukan tindakan pembedahan dan tranfusi darah.
Dampingi Ibu ke tempat rujukan, teruskan melakukan KBI hingga Ibu tiba di tempat rujukan.
Teruskan pemberian cairan IV hingga Ibu tiba di fasilitas rujukan.
a.

Infus 500 melakukan yang pertama dan dalam waktu 10 menit.

b.

Kemudian berikan 500 / jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah cairan
yang diinfuskan mencapai 1,5 liter, dan kemudian berikan 125 / jam.

c.

Jika cairan secara IV tidak cukup, infus botol kedua berisi 500 melakukan cairan
dengan tetes lambat dan berikan cairan secara oral untuk asupan cairan tambahan.

Kompresi Bimanual Ekternal

1.

Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat di atas simpisis pubis.

2.

Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus uteri) usahakan
memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.

3.

Lakukan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan kompresi pembuluh
darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus di artara kedua tangan tersebut.
Ini akan membantu uterus berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus. (APN : 2008)

KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN ATONIA


UTERI
Tanggal Masuk RS/RB/BPS/PKM

Jam

Tanggal Pengkajian

Jam

Nomor registrasi pasien

Nomor tempat tidur

Diagnosa masuk

I.

PENGKAJIAN
A. Data Subyektif

1.

Biodata
Nama Istri :

Ny. ""

Umur

Umur

Agama

Agama

Suku/Bangsa

Suku/Bangsa :

Pendidikan

: Tn. ""

Pendidikan

Pekerjaan

Pekerjaan

Penghasilan

Penghasilan

Alamat

Alamat

2.

Keluhan Utama
-

Nama suami

Kondisi tubuh lemah

Nyeri perut setelah persalinan

Pengeluaran pervaginam/ perdarahan/ lokhea

Perut tidak mengeras

3.
a.
b.
c.

Riwayat Perkawinan
Kawin . Kali
Kawin pertama kali usia .. tahun
Dengan suami sekarang sudah tahun

4.

Riwayat menstruasi
Menarche selama nifas

.th

5.

Banyaknya

Warna

Keluhan

Fluor albus

HPHT

HPL

Riwayat obstetric

a.

Riwayat kehamilan yang lalu


G: .
P:.
Usia kehamilan berapa saat persalinan anak terakhir?
b.
Riwayat persalinan
Tanggal persalinan :
Proses persalinan : normal/ tidak
Penolong
: dukun/bidan/dokter
Penyulit persalinan : ada/tidak
Tindakan penyulit :
c.
Keadaan bayi
APGAR score
:
IMD berapa lama :
6.
a.

Riwayat KB
Jenis kontrasepsi

: hormonal (pil,suntik, AKDR progestin, implant)

Non hormonal (KB sederhana, IUD)


b.
c.

Mulai menggunakan :
Mulai melepas
:

7.

Riwayat Kesehatan yang lain


Ibu sedang / tidak menderita penyakit menahun : HT, TBC, menurun : asma, DM
dan menular seperti : hepatitis, HIV / AIDS.dan tidak/sedang menderita penyakit
infeksi dan mastitis.

8.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga pasien tidak ada/ ada yang menderita penyakit menahun : HT, TBC,
menurun:asma, DM dan menular seperti : hepatitis, HIV / AIDS dan tidak ada

keturunan kembar. Dan tidak/selam hamilpernah menderita penyakit infeksi nifas dan
mastitis.
9.

Pola Makan Minum

a.

Selama hamil

b.

c.

Makan

: Makan x/hari, porsi .. ... piring : nasi, lauk pauk, sayur.

Minum

: minum .. . Gelas . ml

Selama inpartu
Makan

: Makan x/hari, porsi .. ... piring : nasi, lauk pauk, sayur.

Minum

: minum .. . Gelas . ml

Terakhir
Makan

: Makan x, porsi .. ... piring : nasi, lauk pauk, sayur.

Minum

: minum .. . Gelas . ml

10. Pola aktivitas sehari hari


a.

b.

c.

Selama hamil
Istirahat

: istirahat siang jam . WIB

Tidur

: Tidur + jam, malam jam : . WIB.

Seksualitas

: .. x seminggu/sebulan

Selama inpartu
Istirahat

: istirahat siang jam . WIB

Tidur

: Tidur + jam, malam jam : . WIB.

Seksualitas

: .. x seminggu/sebulan

Terakhir
Istirahat

: istirahat siang jam . WIB

Tidur

: bisa/tidak,. jam

Seksualitas

: melakukan/ tidak

Pola Eliminasi
a.

Selama hamil
BAB

: BAB . x/hari warna . konsistensi .


BAK

b.

: BAK x/hari warna .. nyeri/tidak

Selama inpartu
BAB

: BAB . x/hari warna . konsistensi .


BAK

c.

: BAK x/hari warna .. nyeri/tidak

Terakhir
BAB

: bisa/tidak warna.. konsistensi..

BAK

: bisa/ tidak, .. x warna konsistensi

d.

Perilaku Kesehatan

Minum alcohol/ obat obatan

:tidak/ya

Jamu yang sering diguanakan

:tidak / ya, apa

Merokok, makanan sirih, kopi

:apa

Ganti pakaian dalam

e.

Kepercayaan yang berhubungan dengan Nifas

: berapa kali sehari, Minimal 2x sehari

Selama nifas pasien ada/ tidak pantangan terhadap makanan tertentu. Diadakan/ tidak
acara selamatan dengan harapan ibu dan bayi sehat.
f.

Keadaan Psikologi

Ibu gelisah dan cemas karena darah yang terus menerus mengalir dari jalan lahir.

Hubungan pasien dengan suami dan keluarga baik.

Pasien beragama Islam taat menjalankan sholat 5 waktu dan selalu berdoa kepada
Allah SWT agar dapat melahirkan dengan lancar dan bayi selamat.
B.

1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
a.
1.

Data Obyektif

Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: lemah
Kesadaran
: composmentis
Penampilan
: pucat
Tekanan darah
: 110/70 120/80 mmHg
Nadi
: 80 - 100 x/menit
Suhu
: 36,5 37,5 0C
Respirasi
: 16 22 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : warna rambut hitam kusam benjolan
: tidak ada
Rontok : tidak
ketombe
: tidak ada
2.
Muka cloasma gravidarum : tidak
3.
Mata
: Kelopak mata : normal (ka/ki)
Konjungtiva
: kemerahan (ka/ki)
Slera
: putih (ka/ki)
4.
Hidung : simetris ya (ka/ki), secret tidak ada (ka/ki), polip tidak ada (ka/ki)
5.
Mulut dan gigi :
Lidah
: bersih
Gusi
: tidak epulis
Gigi
: tidak karies
6. Telinga : simetris ya (ka/ki), serumen tidak ada (ka/ki)
7.
Leher
: nomal, tidak ada pembengkakan vena jugularis
8. Axilla : pembengkakan kelenjar limfe
: tidak ada
9.
Dada :
Payudara
Pembesaran
: ya (ka/ki)
Simetris
: ya (ka/ki)
Papilla mamae
: menonjol (ka/ki)
Pengeluaran
: ya (ka/ki)
Benjolan/tumor
: tidak (ka/ki)
Strie
: ya (ka/ki)
Kebersihan
: ya (ka/ki)
10. Abdomen:

TFU dan Kontraksi


:TFU setinggi pusat kontraksi lemah

Bekas luka operasi


: tidak ada

Kandung kemih
: kosong
11. Punggung
:

Posisi tulang belakang : normal, tidak ada kelainan


12. Ekstremitas
:
Atas
Bawah
Simetris : ya (ka/ki)
Simetris
: ya (ka/ki)
Oedema : tidak (ka/ki)
Oedema
: tidak (ka/ki)
Varises : tidak (ka/ki)
Varises
: tidak (ka/ki)
13. Anogenital
:

Keadaan perineum
: utuh

b.

c.

Luka jahitan episiotomi


: terbuka
Lochea
: tidak berbau
Anus
: tidak ada laserasi
Perkusi
Reflek patella
: positif ka/ki
Auskultasi
Dada : tidak ada ronki/ wessing
Perut : kembung/ tidak, bising usus

Pemeriksaa Penunjang
Pemeriksaan laboratorium:
Hb:gr%
Kesimpulan :
Ibu Post partum dengan Atonia Uteri.
II.

DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx

: Ibu Post partum dengan Atonia Uteri.

Ds

: - Ibu mengatakan ini persalinannya yang ke


- Ibu mengatakan tubuhnya lemah sebelum melahirkan dan merasa

keluar darah terus menerus dari kemaluannya.


Do

: Tekanan darah

: 110/70 120/80 mmHg

Nadi

: 80 - 100 x/menit

Suhu

: 36,5 37,5 0C

Respirasi

: 16 22 x/menit

TFU

: setinggi pusat

Kontraksi uterus

: lemah setelah dilakukan masage selaman 15 detik.

Robekan perineum

: Derajat II.

Placenta lengkap.

III.

IDENTIFIKASI POTENSIAL MASALAH DIAGNOSA

Potensial terjadi hypovelemik shock

IV.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Rehidrasi per IV pasang infus

Rehidrasi peroral

Pemberian oxytocin ulang.


V.

INTERVENSI
Diagnosa

Ibu Post partum dengan Atonia Uteri.

Tujuan

:- Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 30


menit perdarahan berhenti.
- Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 24 jam
ibu dalam keadaan normal

Kriteria hasil
-

K/U

: baik

TTV
Tekanan darah

: 110/70 120/80 mmHg

Nadi

: 80 - 100 x/menit

Suhu

: 36,5 37,5 0C

Respirasi

: 16 - 24x/menit

Perdarahan < 500 cc, tidak terjadi lagi.

TFU dalam batas normal.

Kontraksi uterus baik.

Wajah tidak pucat.

Conjungtiva merah muda

Intervensi :
1.

Lakukan pemijatan fundus uteri segera setelah lahirnya placenta (maksimal


15 detik).
R/

Pemijatan merangsang kontraksi uteri dan dapat melakukan


penilaian kontraksi uteri.

2.

Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan saluran
serviks
R/

3.

Dapat menghalangi kontraksi uterus secara baik.

Pastikan bahwa kandungan kemih kosong. Jika penuh atau dapat dipalpasi,
lakukan keterisasi menggunakan teknik aseptik
R/

Memberikan tekanan langsung pada pembuluh terbuka di dinding


dalam uterus dan merangsang mionietrium untuk berkontraksi.
Jika tidak berhasil setelah 5 ment, diperlukan tindakan lain.

4.

Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit.


R/

5.

Dapat merangsang uterus berkontraksi secara baik.

Anjurkan keluarga untuk mulai melakukan kompresi bimanual eksternal


R/

Keluarga dapat meneruskan proses kompresi bimanual secara


eksternal selama anda melakukan langkah-langkah selanjutnya.

6.

Keluarkan tangan perlahan-lahan


R/

7.

Untuk kenyamanan pasien agar tidak sakit

Berikan ergometrin 0,2 mg IM (jangan diberikan jika hipertensi)


R/

Ergometrin akan bekerja dalam 5 7 menit dan menyebabkan


kontraksi uterus

8.4.

Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500 ml +


20 unit. Habiskan 500 ml pertama secepat mungkin.
R/

Dapat membantau memulihkan volume cairan yang hilang selama


perdarahan. Oksitosin IV akan dengan cepat merangsang kontraksi
uterus.

9.

Ulang kompresi bimanual internal


R/

KBI yang dilakukan ditambah dengan ergometrin dan oksitosin

akan membantu uterus berkontraksi.


10

Rujuk segera jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit

.
R/

Berarti bukan atonia yang sederhana, ibu membutuhkan perawatan


gawat darurat dengan fasilitas yang lebih tinggi dengan
memberikan transfusi darah.

11. Dampingi ibu ke tempat rujukan, teruskan melakukan KBI


R/

Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh


terbuka dinding uterus dan merangsang miometrium untuk
berkontraksi.

12

Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin, dalam 500 ml larutan dengan

tetesan 500 ml / jam hingga ditempat rujukan menghabiskan 1,5 liter


infus. Kemudian berikan 125 ml / jam. Jika tidak tersedia cairan yang
cukup, berikan 500 ml kedua dengan perlahan dan berikan minum untuk
rehidrasi.
R/

RL akan membantu memulihkan volume cairan yang hilang


selama perdarahan. Oksitosin secara IV akan dengan cepat
merangsang kontraksi uterus.

13

Observasi TFU, kontraksi dan kandung kemih

.
R/

Penurunan fundus uteri yang sesuai, kontraksi yang bagus,


kandung kemih yang kosong memperlancar involusi.

14

Observasi TTV

.
R/
15

Deteksi dini adanya kelainan.

Observasi jumlah perdarahan

.
R/
16

Deteksi dini adanya perdarahan post partum.

Lakukan message pada uterus searah jarum jam

.
R/

Memperkuat kontraksi uterus

VI.

IMPLEMENTASI

Tanggal : Jam :. WIB


Sesuai dengan intervensi, namun dalam keadaan tertentu tindakan yang dilakukan harus
disesuaikan dengan kondisi ibu dan bayinya. Situasi ruangan dan sarana yang ada di mana
ibu dan bayi dirawat.

VII.

EVALUASI

Tanggal : Jam : ..WIB.


Mengacu pada kriteria hasil
S : Data yang didapat dari pertanyaan klien secara langsung
O : Data yang didapat dari hasil observasi dan pemeriksaan
A : Interprestasi data antara S dan O
P : Rencana yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi

DAFTAR PUSTAKA
1. Manjoer, Arif dkk.2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media
Aeusculapius
2. Pranoto. 2008. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
3. Saifudin. 2008. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
4. Sumarah dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin). Yogyakarta : Fitramaya
5. Wiknjosastro, Prof. Dr. dr. Gulardi Hanifa,SpOG,dkk. 2008. Asuhan Persalinan
Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JNPK-KR

ANALISA
a. Diagnosa
Kala IV dengan Atonia Uteri.

PEMBAHASAN
4.1

Subyekti
Berdasarkan asuahan kebidanan pada Ny R telah dilakukan Anamnesa

dilahan sesuai dengan pedoman anamnesa dan telah mencakup seluruh aspek yang
dibutuhkan data dasar dalam asuhan kebidanan. Factor predisposisi dari atonia
salah satunya adalah riwayat post partum dengan atonia uteri
4.2

Obyektif
Berdasarkan asuhan kebidanan pada Ny R didapatkan data obyektif dari

hasil pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan dalam dan

pemeriksaan penunjang untuk memantau keadaan ibu dan telah dilkukan sesuai
dengan prosedur yang ada baik dipendidikan maupun dilahan sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.3

Analisa
Berdasarkan asuhan kebidanan pada Ny R didapatkan diagnosa yaitu

setelah plsenta lahir uterus tidak berkontraksi selama 15 detik setelah dilakukan
masase fundus uteri. Menurut fadalan 2011 Atonia uteri (relaksasi otot uterus)
adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilkukan pemijatan fundus
uteri (plasenta telah lahir). Sehingga antara teori dan praktik tidak ada kesenjangan.
4.4

Penatalaksanaan
Berdasarkan asuhan kepada Ny R mahasiswa telah mampu melakukan

penatalaksanaan pada ibu post partum dengan atonia uteri yaitu dengan cara masase pundus
uteri dan melakukan kontraksi bimanual interna sehingga perdarahan bias teratasi. Menurut
teori Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik), Bersihkan
bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks, Pastikan bahwa
kandung kemih kosong. Jika penuh dan dapat dipalpasi, lakukan katerisasi menggunakan
teknik aseptic, Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit, dan pertahankan
selama 2 menti jika uterus berkontrksi. Sehingga antara teori dan praktik tidak terjadi
kesenjangan.

Anda mungkin juga menyukai