Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA Ny. “N” UMUR 21 TAHUN AKSEPTOR KB


SUNTIK KB 1 BULAN

Disusun Oleh:
ALIVIA EKA PUTRI
18030004

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
dr.SOEBANDI JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN

Mahasiswa

Alivia Eka Putri


18030004

Pembimbing Lahan Tanggal

Lolok Rita Magdalena, STR.Keb. ...........................................

Pembimbing Akademik Tanggal

Ernawati Anggraeni, SST., M.M. ...........................................

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kesempatan yang telah diberikan, sehingga laporan kebidanan komprehensif yang
membahas tentang “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Suntik 1 Bulan” dapat
diselesaikan dengan baik. Laporan komprehensif ini disusun dalam rangka
pemenuhan target laporan komprehensif praktek klinik kebidanan fisiologis yang
ditetapkan kepada mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes dr.Soebandi Jember.
Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, antara lain:
1. Dosen pembimbing asuhan kebidanan fisiologis yang telah bersedia
membimbing dari pendidikan
2. Bidan pembimbing yang telah bersedia membimbing di tempat praktek
3. Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan
ini.
Penulis manyadari bahwa laporan asuhan kebidanan komprehensif ini masih
jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca maupun penulis.

Jember, 15 Oktober 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan......................................................................................... 2
Kata Pengantar................................................................................................. 3
Daftar Isi.......................................................................................................... 4
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 6
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 6
1.2 Tujuan........................................................................................................ 8
1.3 Ruang Lingkup.......................................................................................... 8
1.4 Manfaat...................................................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN TEORI............................................................................ 9
2.1 Teori Keluarga Berencana Suntik Kombinasi (1 Bulan)........................... 9
2.1.1Pengertian Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan) ........................... 9
2.1.2Cara Kerja Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan) ........................... 19
2.1.3Efektivitas Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan) ........................... 10
2.1.4Keuntungan Kontraseptif dan Non Kontraseptif Suntik Kombinasi (1
Bulan)....................................................................................................... 10
2.1.5Keterbatasan Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan)......................... 11
2.1.6Indikasi Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan)................................. 11
2.1.7Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan)...................... 12
2.1.8Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan).................. 12
2.1.9Cara Pemberian Kontrasepsi Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1
Bulan)....................................................................................................... 12
2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana............................... 16
BAB 3 TINJAUAN KASUS........................................................................... 19
3.1 Subyektif.................................................................................................... 19
3.2 Obyektif..................................................................................................... 20
3.3 Analisa....................................................................................................... 21
3.4 Penatalaksanaan......................................................................................... 21

4
BAB 4 PEMBAHASAN................................................................................. 23
BAB 5 PENUTUP........................................................................................... 25
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 25
5.2 Saran.......................................................................................................... 25
Daftar Pustaka.................................................................................................. 26

5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia
merupakan jumlah terbesar di Asia Tenggara yakni 65 juta di ikuti Vietnam (25,3
juta) dan Filipina (23 juta). Melihat data tersebut, dikhawatirkan jumlah
penduduk akan semakin banyak dan terjadi ledakan penduduk di tahun 2030
menjadi sebesar 295 juta jiwa. Hal ini tentu akan menjadi sebuah masalah yang
besar, meningat ledakan penduduk ini masuk pada tantangan mega-demografi.
Untuk itu pemerintah berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
melalui program Keluarga Berencana (KB).
Program Keluarga Berencana memiliki makna yang sangat strategis,
komprehensif dan fundamental dalam mewujudkan manusia Indonesia yang
sehat dan sejahtera. UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa keluarga
berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Berbagai metode kontrasepsi dikenalkan dan dikembangkan dalam upaya
mengendalikan ledakan penduduk baik secara oral dengan memanfaatkan
hormone dalam bentuk pil, injeksi, AKDR dan sterilisasi. Metode kontrasepsi
dapat dibagi berdasarkan jangka waktu pemakaian yaitu Metode Kontasepsi
Jangka Panjang (MKJP) dan non MKJP. MKJP yang terdiri dari Intra Uterine
Device (IUD), Metode Operasi Pria (MOP), Metode Operasi Wanita (MOW),
dan implant, sedangkan non MKJP terdiri dari kondom, pil, dan suntik.
Berdasarakan kandungan metode kontrasepsi terdiri atas kontrasepsi hormonal
dan non hormonal.

6
Pengguna kontrasepsi di dunia menurut World Health Organization (WHO)
lebih dari 100 juta wanita menggunakan kontrasepsi yang memiliki efektifitas,
dengan pengguna kontrasepsi hormonal lebih dari 75% dan 25% menggunakan
non hormonal.
Di Indonesia kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi hormonal
yang paling banyak digunakan, hal ini dapat terlihat berdasarkan jumlah peserta
KB aktif di Indonesia tahun 2014 berjumlah 35.202.908 (74,87%), 47,57%
menggunakan kontrasepsi suntik, kontrasepsi pil (23,58%) dan implant
(10,46%). Sedangkan penggunaan metode non hormonal terbilang sedikit
dibandingkan metode hormonal yaitu IUD (11,07%), MOW (3,52%), kondom
(3,15%), dan MOP (0,69%). Hal tersebut dapat menjadi indikator bahwa KB
suntik merupakan pilihan utama peserta KB untuk mencegah kehamilan dan
mengatur kesuburan.
Provinsi Sumatera Barat termasuk dalam 5 pengguna kontrasepsi suntik
terbanyak di Indonesia. Mengenai penggunaan kontrasepsi di Provinsi Sumatera
Barat, didapatkan peningkatan persentase penggunaan kontrasepsi hormonal
suntik setiap tahunnya, 52.35% di tahun 2013 dan meningkat tahun 2014 menjadi
52,77%. Kontrasepsi suntik ini juga merupakan metode kontrasepsi yang paling
banyak dipilih dibandingkan dengan kontrasepsi yang lain.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
menunjukkan bahwa penggunaan KB Suntik di kota Padang mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 jumlah penggunaan
kontrasepsi suntik sebanyak 39.060 (48%) meningkat pada tahun 2014 mencapai
51.826 (53,2%). Puskesmas Lubuk Begalung merupakan puskesmas dengan
jumlah penggunaan kontrasepsi suntik tertinggi tahun 2014 dari 22 Puskesmas
yang ada di Kota Padang. Presentase pengguna kontrasepsi suntik di Puskesmas
Lubuk Begalung sebanyak 83.6%.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan asuhan
kebidanan pada keluarga berencana pada Ny. “N” 21 tahun di PMB L.

7
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan keluarga berencana pada Akseptor
KB suntik 1 bulan dengan pendekatan menejemen kebidanan.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data subjektif secara
lengkap pada Ny. “N” akseptor KB suntik 1 bulan di PMB L.
2. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data objektif secara
lengkap pada Ny. “N” akseptor KB 1 bulan PMB L.
3. Mampu menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan
masalah pada Ny. “N” akseptor KB suntik 1 bulan PMB L.
4. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada Ny. “N” akseptor KB suntik 1 bulan di PMB L.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup Asuhan Kebidanan pada Ny. “N” 21 tahun akseptor KB
suntik 1 bulan di PMB L.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan kajian mengenai asuhan kebidanan secara
langsung dan komprehensif pada akseptor KB suntik 1 bulan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Menambah pengalaman serta dapat memberikan asuhan pada Ny. “N”
akseptor KB 1 bulan yang sesuai dengan standar Asuhan Kebidanan dengan
pendekatan asuhan kebidanan.

8
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Keluarga Berencana Suntik Kombinasi (1 Bulan)


2.1.1 Pengertian Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan)
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksi progesterone
Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali
(Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang
diberikan injeksi I.M sebulan sekali. (Harni Koesno, 2014).

2.1.2 Cara Kerja Kontrasepsi Suntik Kombinasi


a) Menekan ovulasi.
Kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing
hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle
stimulating hormone (FSH) dan LH menurundan tidak terjadi lonjakan
LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah
ovulasi. Progesterone menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).
b) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu.
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan
mucus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan-perubahan
siklus yang normal padalendirserviks. Secret dari serviks tetap dalam
keadaan di bawah pengaruh progesterone hingga menyulitkan penetrasi
spermatozoa.
c) Perubahanpada endometrium sehingga implantasi terganggu.
Membuat endometrium menjadi kurang layak untuk implantasi
dari ovum yang telah dibuahi, yaitu mempengaruhi perubahan menjelang
stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk
memungkinkan nidasi dari ovum.

9
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Menghambat transportasi gamet, mungkin mempengaruhi
kecepatan transport ovuk di dalam tuba fallopi atau memberikan
perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.

2.1.3 Efektivitas Kontrasepsi Suntik Kombinasi


Sangat efektif yaitu 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan pertahun.
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk
suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi
risiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping
biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi. Efektif
bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolic seperti
diabetes, hipertensi.
Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik
seperti diabetes, hipertensi, thrombosis atau gangguan pembekuan darah serta
riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita, perokok. Karena rokok dapat
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

2.1.4 Keuntungan Kontraseptif dan Non-kontraseptif Kontrasepsi Suntik Kombinasi


1. Keuntungan Kontraseptif
a) Risiko terhadap kesehatan kecil.
b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
d) Klien tidak perlu menyimpan pil kontrasepsi.
e) Efek samping kecil
2. Keuntungan Non-kontraseptif
a) Mengurangi kejadian amenorea.
b) Mengurangi nyeri haid.

10
c) Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker
endometrium.
d) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
e) Mencegah kehamilan ektopik.
f) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia
perimenopause.

2.1.5 Keterbatasan Kontrasepsi Suntik Kombinasi


1. Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
3. Ketergantungan klioen terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali
setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
4. Efektifitasnya berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat-obat
epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
5. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru/otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
6. Penambahan berat badan.
7. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B dan HIV.
8. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.

2.1.6 Indikasi Kontrasepsi Suntik Kombinasi


1. Usia reproduksi.
2. Telah memiliki anak maupun yang belum memiliki anak.
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
4. Pasca persalinan dan tidak menyusui.

11
5. Nyeri haid hebat.
6. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

2.1.7 Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan)


1. Hamil atau diduga hamil.
2. Menyusui.
3. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
4. Penyakit hati akut (virus hepatitis).
5. Usia > 35 tahun yang merokok.
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi >
180/110 mmHg.
7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20n tahun.
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine.
9. Keganasan pada payudara.

2.1.8 Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan)


Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan
intramuskular. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat
diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan
perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dan jadwal yang telah
ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

2.1.9 Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan)


1. Persiapan dan Pelaksanaan Palayanan
Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan untuk pasien rawat jalan maupun ruang perawatan dapat di gunakan
untuk pemberian kontrasepsi suntik. Bila mungkin, ruangan tersebut harus

12
berada jauh dari daerah ramai lingkungan klinik atau rumah sakit. Ruangan
tersebut harus :
 Mendapat cahaya yang memadai.
 Menggunakan lantai keramik atau semen agar mudah di bersihkan.
 Bebas dari debu dan serangga, dan
 Memiliki ventilasi yang baik.
Fasilitas untuk mencuci tangan juga harus tersedia di dekat ruang tersebut,
termasuk persediaan air bersih yang mengalir, serta tersedia wadah atau
kantung plastik untuk pembuangan limbah terkontaminasi. Wadah tahan tusuk
harus diletakkan di tempat yang aman untuk pembuangan jarum dan alat tulis.
Persiapan Klien
Karena kulit tidak mungkin disterilisasi, antiseptik digunakan untuk
meminimalkan jumlah mikroorganisme pada kulit tempat suntikan harus
dilaksanakan. Hal ini mutlak harus dilaksanakan untuk mengurangi
kemungkinan risiko infeksi pada lokasi suntik.
 Periksa daerah suntik apakah bersih atau kotor.
 Bila lengan atas atau pantat yang akan di suntik terlihat kotor, calon
klien diterima membersihkannya dengan sabun dan air.
 Biarkan daerah tersebut kering.
Persiapan yang Dilakukan Petugas
a) Langkah 1 : cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir.
Keringkan dengan handuk atau dianginkan.
b) Langkah 2 : buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet.
Hapus karet yang ada diatas bagian vital dengan kapas yang telah dibasahi
dengan alkohol 60-90%. Biarkan kering (depo profera / cyclofem).
c) Langkah 3 : bila menggunakan jarum dan semprit sekali pakai, segera
buka plastiknya. Bila menggunakan jarum dan semprit suntik yang telah

13
disterilkan dengan DTT, pakailah korentang atau forsep yang telah di
DTT.
Catatan : jangan pakai semprit suntik untuk lebih dari sekali suntik. Pada
penelitian di dapatkan pemakaian satu semprit dengan beberapa jarum
dapat menularkan virus hepatitis B.
d) Langkah 4 : pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan
jarum pada mulut semprit penghubung.
e) Langkah 5 : balikkan vial dengan mulut vial dibawah. Masukkann cairan
suntik dalam semprit. Gunakan jarum yang sama untuk menghisap
kontrasepsi suntik dan menyuntikkan pada klien.
Catatan : buang kebiasaan untuk tetap membiarkan satu jarum menancap pada
vial suntikan, dengan tujuan pemakaian beberapa kali. Cara ini akan
menyebabkan hubungan langsung dari udara ke dalam tabung sehingga
kuman dapat masuk dan mencemari obat atau kontrasepsi suntik.
Persiapan Daerah Suntikan
a) Langkah 1 : bersihkan kulit yang akan di suntik dengan kapas alkohol
yang dibasahi oleh ethil/isopropil alkohol 60-90%.
b) Langkah 2 : biarkan kulit tersebut kering sebelum dapat disuntik.
Peralatan
a) Obat yang akan disuntik (depo profera, cyclofem).
b) Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai).
c) Alkohol 60-90% dan kapas.
Teknik Suntikan
a) Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara (depo profera/cyclofem). Keluarkan isinya.
b) Suntikan secara intramuskular dalam di daerah pantat (daerah glutea).
Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi
suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.

14
c) Depo profera (3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan seetiap 3 bulan
(12 minggu).
d) Noristerat (200 mg) diberikan setiap 2 bulan (8 minggu).
e) Cyclofem (25 mg medroksi progesteron asetat dan 5 mg estrogen
sipionate) diberikan setiap bulan. Di Indonesia di dapatkan haid teratur
85% peserta suntikan cyclofem.

Setelah Tindakan Suntik


Untuk jarum dan semprit sekali pakai :
a) Jangan memijat daerah suntik. Jelaskan pada klien bahwa obat akan terlalu
cepat diserap.
b) Jangan masukkan kembali, dan jangan membengkokkan atau
mematahkannya. Buang jarum dam semprit dalam kotak / tempat tahan
robekan / tusukan / tembus, misalnya kotak kayu, botol plastik atau kaleng
yang mempunyai tutup. Botol bekas infus dapat di pakai, tetapi ada
kemungkinan tertembus / robek.
Hindari kemungkinan tertusuk jarum secara sengaja. Jangan pisahkan jarum
dengan semprit setelah pemakaian. Jangan di sarungkan kembali,
dibengkokkan atau dipathkan sebelum dibuang. Bila perlu menyarungkan
kembali, gunakan teknik “satu tangan”.
c) Letakkan kotak tersebut pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah
dibuka tanpa menggunakan benda tajam.
d) Kubur / bakar bila kotak tersebut telah 2/3 penuh.
Untuk jarum dan tabung yang dipakai lebih dari sekali.
Laukan dekontaminasi dengan merendamnya dalam cairan klorin 0,5%
sehingga jarum dan tabung aman dipakai (cairan klorin mematikan kuman
hepatitis dan HIV). Setelah dekontaminasi, pisahkan jarum dan tabung.
Bersihkan, cuci, dan sterilisasi dengan cara penguapan atau pemanasan
kering atau disinfeksi tingkat tinggi sesuai proses yang telah dijelaskan.

15
Otoklaf atau DTT dengan cara rebus. Bila menggunakan tabung kaca,
pemanasan kering dapat dilakukan.

Petunjuk Penggunaan Alat Suntik “Autodisable”


a) Periksa apakah kemasan alat suntik tidak rusak dan belum dibuka. Buang
bila telah terbuka atau rusak.
b) Buka bagian bawah kemasan dan keluarkan alat suntik tersebut.
c) Tanpa menyentuh jarum, pasang alat suntik ke jarum dengan kencang dan
putar.
d) Usapkan / bersihkan bagian atas vial dengan alkohol dan biarkan hingga
kering.
e) Buka tutup pelindung jarum. Jangan menggerakkan pendorong dan jangan
menyuntikkan udara ke dalam vial, karena akan membaut alat suntik tidak
berfungsih (disable).
f) Ambil dan balikkan vial. Masukkan jarum ke dalam vial.
g) Jaga agar ujung jarum tetap dalam cairan. Jangan memasukkan udara ke
dalam alat suntik. Hal tersebut dapat mengakibatkan dosis yang tidak
tepat. Tarik pendorong secara perlahan untuk mengisi alat suntik.
Pendorong akan berhenti secara otomatis bila telah mencapai tada batas
0,5 ml atau 1 ml, dan akan terdengar suara “klik”.
Untuk mengeluarkan gelembung udara, iarkan jarum dalam vial dan pegang
alat suntik dengan posisi tegak, dan ketuk tabung alat suntik. Kemudian
secara perlahan tekan pendorong ke tanda batas dosis (0,5 ml atau 1 ml).

2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Pada Ny. N Usia 24 Tahun akseptor KB
Suntik 1 Bulan

16
a. Data Subjektif
1) Alasan Kunjungan/Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi setelah persalinan
untuk menunda dan menjarangkan kehamilan.
2) Riwayat Kesehatan
Pasien tidak sedang sakit DM , gangguan pembuluh darah,
hipertensi, jantung, kanker, kista, migren (Handayani, 2010)
3) Riwayat Menstruasi
Adanya perubahan gangguan pola haid atau mengalami
perdarahhan diluar siklus menstruasi
4) Riwayat Obsteteri
Pasca keguguran, setelah persalinan, sedang menyusui < 6 bulan
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran Composmentis (Sulistyawati, 2009)
TTV TD : Normal 90/60 – 120/80
Suhu : 36,5 – 37,5
Nadi : Keadaan normal 60 – 90
kali/menit
RR : Normal 16 – 24 kali/menit
BB Bisa terjadi kenaikan sekitar antara 1 – 5
kg dalam tahun pertama

2. Pemeriksaan Fisik
Wajah Tidak oedema, tidak pucat.
Mata Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
berwarna putih, kelopak mata tidak
bengkak
Dada Simetris, tidak terdapat wheezing ataupun

17
ronci
Payudara Simetris, teraba penuh ASI, tidaak terdapat
pembesaran kelenjar limfe pada aksila
kanan dan kiri
Abdome Tidak ada pembesaran (untuk memastikan
n tidak ada kehamilan), tidak ada nyeri
tekan, dan tidak ada massa
c. Analisa
Dx : Ny. N usia ... tahun dengan akseptor KB suntik 1 bulan
Masalah : tidak ada
d. Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan Paraf
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu,
bahwa hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
ibu dalam batas normal.
R/ Ibu memehami penjelasan.
2. Memeberitahu ibu bahwa kaan dilakukan
tindakan penyuntikkan suntik KB 1 bulan di
bokong. Anjurkan ibu untuk miring atau
tengkurap, serta membuka pakaian
bawahnya. Melakukan tindakan
penyuntikkan.
R/ ibu mengerti dan bersedia untuk disuntik.
3. Meminta ibu untuk melakukan kunjungan
ulang pada tanggal .... .
R/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

18
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Pada Ny. N usia 24 Tahun Akseptor KB
Suntik 1 Bulan

No.Register : KB/B/356/X/2017
Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 14 Oktober 2020
Jam Pengakajian : 17.50 WIB
Tempat Pengkajian : PMB L
Pengkaji : Alivia Eka Putri

3.1 SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny. N Nama : Tn. H
Umur : 24 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gumukbanji – Wonorejo, Kencong
2. Alasan Kunjungan
Ibu datang mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang. Ibu mengatakan
belum ingin punya anak dan ingin menunda kehamilan, serta ibu dalam keadaan
baik-baik saja.
3. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : 14 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Lama : 5-7 hari

19
d) Banyak : 2-3 x ganti pembalut per hari
e) Disminorhae : Ya
f) Fluor albus : Ya
4. Riwayat KB
a) Jenis : suntik KB 1 Bulan
b) Lama : 1.5 tahun
5. Riwayat kesehatan.
a. Sekarang
Ibu mengatakan bahwa tidak sedang menderita penyakit menurun
(hipertensi, DM, Asma), penyakit menular (TBC, Hepatitis, PMS,
HIV/AIDS), penyakit menahun/sistemik (jantung, ginjal).
b. Dahulu
Ibu mengatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menurun
(hipertensi, DM, Asma), penyakit menular (TBC, Hepatitis, PMS,
HIV/AIDS), penyakit menahun/sistemik (jantung, ginjal).
c. Keluarga
Ibu mengatakan bahwa ibu dan keluarganya tidak pernah memiliki
penyakit menurun (hipertensi, DM, Asma), penyakit menular (TBC,
Hepatitis, PMS, HIV/AIDS), penyakit menahun/sistemik (jantung,
ginjal), serta riwayat alergi.
6. Riwayat psikologi
Ibu mengatakan cocok menggunakan KB suntuk 1 bulan ini karena membuat
haid ibu menjadi rutin dan ingin terus melanjutkannya. Serta ibu mengatakan
bahwa suami mendukung ibu menggunakan KB suntik ini.

3.2 Data Objektif


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis

20
Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5°C
BB sebelumnya : 43 kg
BB saat ini : 45 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : tidak odema, tidak pucat
b) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
c) Dada : tidak ada retraksi dada, tidak ada wheezing dan ronchi
d) Abdomen : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
massa.
e) Ekstrimitas : tidak odema, tidak ada varises

3.3 Analisa Data


Diagnosa : Ny. “N” usia 24 tahun Akseptor KB suntik 1 Bulan

3.4 Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan Paraf
18.00 WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu,
bahwa hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
ibu dalam batas normal.
R/ Ibu memehami penjelasan.
2. Memeberitahu ibu bahwa kaan dilakukan
tindakan penyuntikkan suntik KB 1 bulan di
bokong. Anjurkan ibu untuk miring atau
tengkurap, serta membuka pakaian

21
bawahnya. Melakukan tindakan
penyuntikkan.
R/ ibu mengerti dan bersedia untuk disuntik.
3. Meminta ibu untuk melakukan kunjungan
ulang pada tanggal 12-11-2020.
R/ ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

22
BAB 4
PEMBAHASAN

Saat penulis melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan


pada Ny. “N” dengan menerapkan menejemen asuhan kebidanan, maka penulis akan
membahas serta membandingkan antara teori dan pelaksanaan teori dengan kenyataan
yang terjadi saat memberikan asuhan.
Pasien datang ke PMB L pada tanggal 14 Oktober 2020 dan mengatakan ingin
melakukan kunjungan ulang suntik 1 bulan. Ibu juga mengatakan bahwa sangat cocok
menggunakan KB suntik 1 bulan dan membuat ibu haid menjadi rutin setiap
bulannya.
Menurut Affandi (2014) suntik kombinasi merupakan suntik yang hormone
sitetis estrogen dan progesteron, keuntungan pada suntik ini yaitu sangat efektif,
resiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, dapat
dipakai dan diberikan pasca persalinan, tidak terganggu pengeluaran laktasi dan
tumbuh kembang bayi. Suntik kombinasi kekurangannya adalah membuat perubahan
pada pola haid, seperti haid menjadi tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, serta
perdarahan sela selama 10 hari.
Menurut penulis, dari data diatas ada kesenjangan antara teori dan kasus yang
sedang dikaji. Karena jika menurut teori, KB suntik 1 bulan ini menyebabkan haid
tidak teratur, berdarahan bercak, serta perdarahan sela selama 10 hari. Sedangkan
yang ditemukan terhadap Ny. “N”, haidnya menjadi teratur setiap bulannya.
Kesenjangan ini terjadi karena produksi hormon pada setiap wanita berbeda-beda
yang menyebabkan efek dari KB suntik 1 bulan (KB hormonal) ini juga menjadi
berbeda-beda. Haid normal akan mengalami gangguan bila Ibu memakai kontrasepsi.
Artinya, setiap akseptor KB memiliki risiko untuk tidak cocok dengan metode KB
yang dipilihnya, perlu waktu dan proses adaptasi individual. KB suntik bulanan dapat
mengatur siklus haid menyerupai siklus normal, tetapi kadang kala pasien tidak cocok
menerima hormon dari luar. Jika dengan berKB ini membuat hadi ibu menjadi

23
teratur, artinya ibu cocok menggunakan KB suntik 1 bulan ini, dan ibu tidak perlu
khawatir selama haid teratur tersebut dalam batasan normal.

24
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan keluarg berencana pada Ny. “N” yaitu adalah memilih
untuk meneruskan menggunakan KB suntik 1 bulan karena ibu merasa cocok dan
mengalami haid teratur selama memakai KB suntik 1 bulan ini.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien
Setelah mendapatkan penjelasan dari petugas, diharapkan ibu mengerti,
sehingga ibu bisa mengatasi masalah yang terjadi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran, dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Koesno, Harni. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Marmi, 2016. Buku ajar pelayanan KB. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sulistyawati, A. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Yuhedi, Lucky Taufika dan Titik Kurniawati. 2015. Buku Ajar Kependudukan Dan
Pelayanan KB. Jakarta: EGC.

26

Anda mungkin juga menyukai