Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA AKSEPTOR KB

IMPLANT DI PUSKESMAS AIR BESAR

KOTA AMBON

Oleh :

SUMILA TEHUAYO
NIM. 202208144

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2023

i
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada


Akseptor Kontrasepsi KB Implant Di Puskesmas Air Besar Kota Ambon” telah
disetujui oleh pembimbing penyusunan Askeb Holistik pada KB dan Pelayanan
Kontrasepsi.
Hari/tanggal :

Ambon, 12 Mei 2023


Mahasiswa

Sumila Tehuayo

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

(Dewi Taurisiawati Rahayu, SST,.M.Kes) (Nuraini Tutupoho Amd.Keb)

ii
KATA PENGANTAR

........................................................... Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat Menyelesaikan “Asuhan Kebidanan

Keluarga Berencana Pada Calon Kontrasepsi KB Implant Di Puskesmas Air Besar

Kota Ambon” Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak

lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis.

Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.

Hal ini karena keerbatasan pengetahuann dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk

itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini

sangat penulis harapkan.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................4
1.4 Manfaat....................................................................................................5
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1 Kajian dari sumber pustaka.....................................................................6
2.2 Kajian dari jurnal penelitian...................................................................15
2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan .............................................................17
BAB 3 Tinjauan Kasus
3.1 Data subjektif.........................................................................................23
3.2 Data Objektif..........................................................................................27
3.3 Analisa data/Diagnosa............................................................................30
3.4 Intervensi................................................................................................30
3.5 Penatalaksanaan......................................................................................31
3.6 Evaluasi..................................................................................................33
BAB 4 Pembahasan
4.1 Pembahasan............................................................................................38
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan.............................................................................................35
5.2 Saran.......................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi yaitu 1,38% pertahun.

Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah tingginya

angka kelahiran yang berkaitan erat dengan usia perkawinan pertama. Keadaan

ini merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan

kebijakan kependudukan. Kebijakan kependudukan tersebut dilakukan dengan

menurunkan tingkat pertumbuhan serendahrendahnya. Cara efektif untuk

menurunkan angka pertumbuhan penduduk dengan jalan mengikuti program

Keluarga Berencana (Arum & Sujiyatini, 2012).

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Program keluarga berencana

nasional merupakan salah satu komponen pembangunan nasional terkait dengan

upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesehatan, dan kesejahteraan

keluarga. Secara umum, tujuan keluarga berencana adalah untuk memenuhi

perintah masyarakat akan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun

keluarga kecil berkualitas (Noviawati, 2011).


Pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi yaitu 1,38% pertahun.

Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah tingginya

angka kelahiran yang berkaitan erat dengan usia perkawinan pertama. Keadaan

ini merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan

kebijakan kependudukan. Kebijakan kependudukan tersebut dilakukan dengan

menurunkan tingkat pertumbuhan serendahrendahnya. Cara efektif untuk

menurunkan angka pertumbuhan penduduk dengan jalan mengikuti program

Keluarga Berencana (Arum & Sujiyatini, 2011).

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Program keluarga berencana

nasional merupakan salah satu komponen pembangunan nasional terkait dengan

upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesehatan, dan kesejahteraan

keluarga. Secara umum, tujuan keluarga berencana adalah untuk memenuhi

perintah masyarakat akan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun

keluarga kecil berkualitas (Noviawati, 2011).

Saat ini tersedia berbagai metode atau alat kontrasepsi seperti IUD, suntik, pil,

implant, kontrasepsi mantap (kontap), dan kondom. Salah satu metode

kontrasepsi yang menjadi pilihan akseptor adalah KB Implant. Implant adalah

bentuk kontrasepsi yang efektif, hampir 100% mencegah kehamilan. Akseptor

2
KB Implant menunjukkan bahwa pada tahun pertama dan kedua terjadi kehamilan

sebanyak 0,2 kehamilan per 100 akseptor KB Implant. Pada tahun ke-3, angka

kehamilan pada akseptor implant adalah 0,9 per 100 wanita, pada tahun ke-4

angka kehamilan 0,5 per 100 wanita, dan pada tahun ke-5 sebanyak 1,1 per 100

wanita selama tahun pemakaian (Everett, 2010).

Menurut Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016, jumlah

akseptor KB aktif sebanyak 36.306.662 peserta (74,80%). Dengan rincian

pengguna kontrasepsi Kondom1.171.509 peserta (3,23%), Pil 8.280.823 peserta

(22,81%), Suntik 17.414.144 peserta (47,96%), IUD 3.852.561 peserta (10,61%),

Implant 4.067.699 peserta (11,20%), MOW 1.285.991 peserta (3,54%) dan MOP

233.935 peserta (0,64%).

Peningkatan dan perluasan pelayanan kesehatan keluarga berencana (KB)

merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu

yang sedemikian tinggi akibat kehamilan. Sebagian besar wanita harus

menentukan pilihan kontrasepsi yang beraneka ragam. Ragam metode yang

ditawarkan oleh program keluarga berencana (KB) didasarkan pada banyak

faktor, misalnya kebijakan program nasional, ketersediaan fasilitas dan petugas

kesehatan, biaya, kecenderungan penyedia layanan, analisis pilihan pemakai,

lama program dan ketersediaan kontrasepsi yang diberikan secara cuma-cuma

(Brahm, 2011).

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan suatu perumusan masalah

yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Keluarga Berencana Implan

di Puskesmas Air Besar Kota Ambon?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Akseptor

Keluarga Berencana Implan di Puskesmas Air Besar Kota Ambon.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian data subjektif

2) Melakukan pengkajian data objektif

3) Melakukan Analisa data

4) Melakukan penatalaksanaan

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai metode pembelajaran bagi mahasiswa agar lebih terampil

dalam memberikan asuhan kebidanan serta sebagai tambahan bahan

refrensi di perpustakaan tentang asuhan kebidanan pada anak sakit bayi,

dan balita secara berkesinambungan.

4
1.4.2 Bagi Petugas Kesehatan

Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah

ada serta mutu pelayanan kesehatan yang lebih efektif.

1.4.3 Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan metode pembelajaran dan refrensi tentang

asuhan kebidanan pada akseptor keluarga berencana (KB) implan.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian dari Sumber Pustaka

2.1.1 Keluarga Berencana

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak

dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah

mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda

kehamilan (Sulistyawati, 2013).

Kontrasepsi menurut Saifuddin (2011), merupakan bagian dari

pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan

merupakan hak setiap individu sebagai makhluk sosial.

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga

kecil bahagia sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga

dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga

bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

(Sulistyawati, 2013).

2.1.2 Metode Kontrasepsi

Macam-macam metode kontrasepsi yang ada dalam program

KB di Indonesia menurut Handayani (2010), adalah sebagai

berikut:

6
1) Metode Kontrasepsi Sederhana

Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 macam, yaitu:

 Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat antara lain :

Metode Amenore Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode

Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu

Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu

basal dan lendir serviks.

 Metode kontrasepsi dengan alat yaitu kondom, diafragma,

cup serviks dan spermisida.

2) Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi

menjadi 2, yaitu:

a. Metode Kontrasepsi Hormonal Kombinasi yaitu

mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik.

Contohnya: pil dan suntikan/injeksi.

b. Metode Kontrasepsi Hormonal Progesteron yaitu metode

kontrasepsi hormonal yang hanya berisi progesteron saja.

Contohnya: pil, suntik dan implan.

3) Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2

yaitu:

7
a. AKDR yang mengandung hormon (sintetik progesteron)

b. Yang tidak mengandung hormon.

4) Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu:

a. Metode Operatif Wanita (MOW).

MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip

metode ini adalah memotong atau mengikat saluran

tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum

dan sperma.

b. Metode Operatif Pria (MOP).

MOP Sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong

atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma

tidak diejakulasikan,

5) Metode Kontrasepsi Darurat

Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2

macam yaitu pil dan AKDR.

2.1.3 Mekanisme kerja

Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan

balik, terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga

terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses

ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat

8
menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH)

sehingga perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf tidak

terjadi. Di samping itu progesteron dapat menghambat

pengeluaran Hormone Luteinizing (LH). Estrogen mempercepat

peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus

endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi

Manuaba, 2010).

2.1.4 Implant

2.1.4.1 Definisi

Menurut Anggraini & Martini (2012), Implan

merupakan kontrasepsi jenis lain yang bersifat hormonal,

dan dimasukkan kebawah kulit. Menurut Wulansari &

Huriawati (2010), Norplant adalah suatu sistem implan

subdermis yang memberikan proteksi kontrasepsi hingga

lima tahun, terdiri dari enam kapsul karet silikon

(masing-masing mengandung levonorgestrel 36 mg) yang

dimasukkan ke bawah kulit lengan wanita.

Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi

yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik

yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas

(Handayani, 2010:116).

9
2.1.4.2 Jenis implant

Jenis Implant menurut Dewi dkk ( 2011), ada 3 macam,

yaitu:

1) Norplant Terdiri dari 6 batang silastik lembut

berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter

2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan

lama kerjanya 5 tahun.

2) Implanon Terdiri dari satu batang putih lentur

dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2

mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Ketodesogestrel dan

lama kerjanya 3 tahun.

3) Jadena atau indoplant Terdiri dari 2 batang, yang

berisi dengan 75 mg levonogestrel dengan lama kerja

3 tahun.

2.1.4.3 Mekanisme Kerja Implant

Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin

(2010) yaitu:

1) Lendir serviks menjadi kental

2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga

sulit terjadi implantasi

3) Mengurangi transportasi sperma

10
4) Menekan ovulasi.

2.1.4.4 Efektivitas Implant

Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah

99,5- 99,9% dan 97% (Handayani, 2010).

2.1.4.5 Keuntungan

1) Daya guna tinggi

2) Perlindungan jangka Panjang

3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

6) Tidak mengganggu ASI

7) Klien hanya kembali jika ada keluhan

8) Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan

9) Mengurangi nyeri haid

10) Mengurangi jumlah darah haid

11) Mengurangi dan memperbaiki anemia

12) Melindungi terjadinya kanker endometrium

13) Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara 38

14) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang

panggul

11
15) Menurunkan kejadian endometriosis.

2.1.4.6 Keterbatasan

Keterbatasan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin

(2010) yaitu:

1) Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa

perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau

meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorrhea.

2) Tidak memberikan efek protektif terhadap penyakit

Menular Seksual, termasuk AIDS.

3) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi

dan pencabutan.

4) Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian

kontrasepsi ini sesuai keinginan, akan tetapi harus pergi ke

klinik untuk pencabutan.

2.1.4.7 Waktu Memulai Menggunakan Implant

Waktu memulai menggunakan implant menurut

Saifudin (2010):

1) Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke –

7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.

12
2) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak

terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke – 7

siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual

atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari

saja.

3) Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat,

asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan

melakukan hubungan seksual atau gunakan metode

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

4) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca

persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila

menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode

kontrasepsi lain.

5) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid

kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan

melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

6) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin

menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan

setiap saat.

13
7) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien

ingin menggantinya dengan implant, implant dapat

diinsersikan pada saat haid dari hari ke – 7 dan klien

jangan melakukan hubungan seksual selam 7 hari atau

gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR

segera dicabut.

2.1.4.8 Prosedur pemasangan

Prosedur pemasangan menurut Handayani (2010 ) yaitu :

1) Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE

yang selengkap mungkin mengenal norplant ini sehingga

calon akseptor benar – benar mengerti dan menerimanya

sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakainya dan

diberikan informed consent untuk ditanda tangani oleh

suami isteri.

2) Persiapan alat – alat yang diperlukan :

a. Sabun antiseptic

b. Kasa steril

c. Cara aseptic

d. Kain steril yang mempunyai lubang

e. Obat anestesi local

f. Semprit dan jarum suntik

14
g. Trokar no. 10

h. Sepasang sarung tangan steril

i. Satu set kapsul norplant (2 buah)

j. Scapel yang tajam

2.2 Hasil Penelitian Berdasarkan Jurnal Ilmiah

2.2.1 Jurnal ilmiah menurut Netti Meilani tahun 2019 dengan judul

“Pemasangan Kontrasepsi Implan dan Alat Kontrasepsi dalam

Rahim di Dusun XVIII Kecamatan Percut Sei Tuan”.

Pemasangan kontrasepsi implan dan alat kontrasepsi dalam

rahim dilakukan untuk membantu pemerintah dalam mencanangkan

program keluarga berencana agar terwujud keluarga berkualitas.

Menurut data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

(BPPKB) tahun 2014 bahwa peserta KB AKDR sebanyak 29.292

(7,7%), implant sebanyak 32.383 (8,5%).

Data menunjukkan bahwa kontrasepsi metode jangka panjang

kurang diminati oleh wanita usia subur. Hal ini terbukti dari prevalensi

kontrasepsi suntik sebanyak 74.038 (20,2%). Hasil wawancara singkat

yang dilakukan kepada wanita usia subur di Dusun XVIII Kecamatan

Percut Sei Tuan, menjelaskan bahwa ibu – ibu tersebut takut sakit, jarak

yang jauh untuk mengakses pelayanan kesehatan. Dari hasil pendataan

15
yang dilakukan bahwa masih banyak wanita usia subur yang sudah

memiliki > 2 anak akan tetapi enggan untuk dilakukan pemasangan

kontrasepsi.

Hal ini juga dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang

kontrasepsi jangka panjang. Oleh karena itu penting untuk dilakukan

pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan edukasi tentang

kontrasepsi jangka panjang serta p1emasangan AKDR dan Implant pada

wanita usia subur di Dusun XVIII Kampung KB Kecamatan Percut Sei

Tuan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa

pemberian pendidikan kesehatan dan pemasangan AKDR dan Implan.

Lokasi kegiatan di Kampung KB Desa Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang. Diadakan pada tanggal 8-9 Juli 2019, dim2ana pemberian

pendidikan kontrasepsi pada tanggal 8 Juli 2019 dan pemasangan

Implan dan AKDR pada tanggal 9 Juli 2019.

2.2.2 Jurnal ilmiah menurut Husna Farianti Amran tahun 2019 dengan

judul “Analisis Efek Samping Penggunaan Metode Kontrasepsi

Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru”.

Hasil penelitian diperoleh efek samping penggunaan kontrasepsi

Implant yang dirasakan oleh responden antara lain gangguan siklus haid

yaitu amenore sebanyak 76 responden (82,6%), spotting yaitu 81

16
responden (88,1%), menoragia yaitu 16 responden (17,4%). Efek

samping gangguan berat badan yaitu 81 responden (89,1%), efek

samping gangguan nyeri payudara yaitu 47 responden (51,1%), efek

samping timbulnya jerawat yaitu 61 responden (66,3%), dan efek

samping gangguan psikologis berupa gelisah atau gangguan emosi yaitu

87 responden (94,6%).

Efek samping yang banyak timbul dari pemakaian Implant yaitu

gangguan menstruasi, gangguan berat badan, jerawat dan depresi.

Untuk itu diharapkan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan harus

memperhatikan efek samping penggunaan kontrasepsi implat dan dapat

memberikan konseling dan penatalaksanaan yang sesuai dengan efek

samping yang dirasakan oleh akseptor sehingga akseptor mendapatkan

asuhan lebih terfokus dan terarah.

2.3 Tinjauan Manajemen 5 Langkah Askeb

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan

ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Berikut adalah

asuhan kebidanan menurut Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/ VIII/2007.

2.3.1 Standar I: Pengkajian

2.3.1.1 Pernyataan Standar

17
Mengumpulksn semua informasi yang akurat, relevan dam

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.

Kriteria Pengkajian :

1) Data tepat, akurat, dan lengkap

2) Terdiri dari Data Subjektif (hasil anamnesa; biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya)

3) Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang)

2.3.2 Standar II: Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

2.3.2.2 Pernyataan Standar

Menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian, menginter

pretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan diagnosa

dan masalah kebidanan yang tepat. Kriteria Perumusan Diagnosa

dan atau Masalah

1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3) Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,

kolaborasi, dan rujukan.

2.3.3 Standar lll : Perencanaan

2.3.3.1 Pernyataan Standar

18
Merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan. Kriteria Perencanaan

1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

secara komprehensif.

2) Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga

3) Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya klien/

keluarga.

4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien.

5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku

sumberdaya serta fasilitas yang ada.

2.3.4 Standar IV : Implementasi

2.3.4.1 Pernyataan Standar

Melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based

kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi

dan rujukan. Kriteria :

19
1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-

sosial-spiritual-kultural.

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien

dan atau keluarganya (inform consent).

3) Melaksankan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.

4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

5) Menjaga privasi klien/pasien.

6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai.

9) Melakukan tindakan tindakan sesuai standar.

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

2.3.5 Standar V : Evaluasi

2.3.5.1 Pernyataan Standar

Melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan kebidanan yang sudah

diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

Kriteria Evaluasi

20
1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan

sesuai kondisi klien.

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien

dan atau keluarga.

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

2.3.6 Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

2.3.6.1 Pernyataan Standar

Melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan

jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan

dalam memberikan asuhan kebidanan. Kriteria Pencatatan Asuhan

Kebidanan

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/Status Pasien/Buku

KIA).

2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

3) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

4) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

5) A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan

21
6) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi/follow up dan

rujukan.

22
BAB 3

TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN

3.1 DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Sumila Di : PKM

Pada hari/tanggal : 10 Mei 2023 Pukul : 11.00 wit

3.1.1 IDENTITAS KLIEN No. Register : -

Nama Klien : Ny. M Nama Suami : Tn. W

Umur : 29 th Umur : 38 th

Suku/ Bangsa : Ambon/Indo Suku/ Bangsa : Maluku/Indo

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Ds. Oetefu

3.1.2 Alasan kunjungan saat ini

√ Kunjungan pertama Kunjungan ulang

3.1.3 Keluhan utama

Ibu ingin memasang kb implant

3.1.4 Riwayat menstruasi

 Menarche : 12 tahun

23
 Siklus menstruasi : 28 hari (teratur)

 Lama : 7 hari

 Banyaknya darah : 2-3 kali ganti pembalut (± 80 cc)

 Konsistensi : Cair

 Dysmenorhoe : Ya (sebelum menstruasi)

 Flour albus : Ya (sebelum dan sesudah menstruasi)

Warna: Putih Bau: - Gatal: -

3.1.5 Status perkawinan

 Kawin : 1 Kali

 Lama kawin : tidak dikaji

3.1.6 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas Anak


No Suam
Umu penyu penol Jeni Tem Penyu penyu L/ BB/PB menyusu H/ KB Ket
. i ke
r l s p l l P i M

1. 1 38- - Bida Spt Pkm - - P 2800gr/ Ya H Kb usia


39 n 48cm Stk 3 anak
bln skrn
g 10
th

2. 1 39 - Bida Spt Pkm - - L 3000gr/ Ya H Sunti Usia


n 50cm k3 anak
bln skrn
g4
th

3.1.7 Riwayat KB
No. Jenis Tempat Alasan Efek Samping Upaya yang dilakukan Ket
kontrasepsi Pelayanan Pemakaian
1 Kb suntik 3 Pkm Ingin - - -

24
bulan menunda
kehamilan

3.1.8 Riwayat Kesehatan keluarga

a. Keturunan kembar : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

b. Penyakit keturunan : Tidak ada

Jenis penyakit : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

c. Penyakit lain dalam keluarga : Tidak ada

Jenis penyakit : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

3.1.9 Riwayat kesehatan yang lalu

 Penyakit menahun : Tidak ada

 Penyakit menurun : Tidak ada

 Penyakit menular : Tidak ada

3.1.10 Keadaan Psikososial dan dukungan keluarga

- Alasan ibu menjadi akseptor KB :Untuk menunda kehamilan

- Motivasi ibu untuk menjadi akseptor berasal dari : Suami

- Dukungan dari suami : Ya

- Dukungan dari keluarga yang lain : Ya

3.1.11 Pola kebiasaan sehari-hari

25
a. Pola Nutrisi

- Makan nasi, lauk, sayur dan buah-buahan 3 x sehari porsi 1

piring

- Minum air putih ± 6-7 gelas perhari

- Masalah yang dirasakan : Tidak ada

b. Pola Eliminasi

- BAK : ± 4-5 kali perhari Warna : Kuning jernih Bau: Pesing

- BAB : ± 1-2 kali perhari Warna : Kuning kecoklatan

Bau: khas feses

- Masalah yang dirasakan : Tidak ada

c. Pola istirahat tidur

- Tidur siang ± 1 jam

- Tidur Malam ± 5-6 jam

d. Pola Aktivitas

Ibu melakukan aktivitas seperti biasa memasak, mencuci piring,

menyapu, ngepel dan lain sebagainya.

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

e. Pola seksualitas

Sesuai kebutuhan

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

f. Perilaku Kesehatan

26
Penggunaan obat/jamu/rokok, dll : Tidak ada

3.2 Data Objektif

3.2.1 Pemeriksaan Umum

 Kesadaran : Composmentis

 Tekanan Darah : 120/80 mmHg

 Suhu : 36,4 ° C

 Nadi : 82x/m

 RR : 23x/m

 BB : 43 kg

 TB : 152 cm

3.2.2 Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

 Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe, dan

tidak ada benjolan abnormal

 Muka : Kelopak mata : Simetris

Conjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Tidak ikterik

 Mulut dan gigi : Bibir : Lembab

Gigi : Tidak berlubang dan tidak ada

karies

 Hidung : Simetris : Tidak ada pembesaran  polip,

27
tidak ada pernafasan cuping

hidung

Sekret : Tidak ada pengeluaran

Kebersihan : Bersih

 Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening :Tidak ada

 Dada : Simetris :

Pembesaran payudara : Simetris, tidak

ada benjolan abnormal

Kebersihan : Bersih

 Perut : Pembesaran : Tidak ada

pembengkakan abnormal di perut

Bekas luka operasi : Tidak ada

Linea : Tidak ada

Striae : Tidak ada

Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

 Anogenetalia : Vulva vagina warna : Normal

Luka parut : Tidak ada

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

28
Kebersihan : Bersih

 Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Kekakuan sendi : Tidak ada

b. Palpasi

 Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid: Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

 Dada : Benjolan/ Tumor : Tidak ada

 Perut : Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

Kandung kemih : Kosong

 Ekstremitas atas dan bawah : Oedema :. Tidak ada

3.2.3 Pemeriksaan Laboratorium

Sekret : cairan vagina : Tidak ada pengeluaran cairan di vagina

IVA : Negatif

PAP Smear : Tidak dilakukan

Darah : HB : Tidak dilakukan

WR : Tidak dilakukan

VDRL : Tidak dilakukan

Urine : Albumin : Tidak dilakukan

Reduksi : Tidak dilakukan

29
3.2.4 Pemeriksaan penunjang yang lain

USG : Tidak dilakukan

NST : Tidak dilakukan

Rotgen Foto : Tidak dilakukan

3.3 ANALISA/DIAGNOSA

Ny. M umur 29 tahun P20002 dengan akseptor kb implant

1.

2.

3.

3.4 RENCANA ASUHAN

1. Lakukan pemeriksaan fisik

R/ Untuk mengetahui keadaan ibu hamil dan janin

2. Jelaskan pada ibu apa yang dimaksud dengan kb implant

R/ Menambah pengetahuan sehingga lebih kooperatif terhadap tindakan

3. Jelaskan efek samping kb implant

R/ Menambah pengetahuan sehingga lebih kooperatif terhadap tindakan

4. Jelaskan keuntungan kb implant

R/ Menambah pengetahuan sehingga lebih kooperatif terhadap tindakan

5. Lakukan tindakan prosedur pemasangan implant

R/ Menambah pengetahuan sehingga lebih kooperatif terhadap tindakan

6. Berikan terapi obat

30
R/ Ibu bersedia minum obat yang diberikan bidan

7. Anjurkan untuk kontrol ulang

R/ Ibu bersedia untuk kunjungan ulang.

3.5 PENATALAKSANAAN:

1. Melakukan pemeriksaan fisik keadaan umum ibu baik, TD : 120/80 mmHg,

N: 82 x/m Suhu : 36,4 ° C, RR: 23x/m, BB: 43 kg dan ibu sedang tidak hamil

2. Menjelaskan pada ibu maksud dari KB implant yaitu kontrasepsi Implant

merupakan kontrasepsi jenis lain yang bersifat hormonal, dan dimasukkan

kebawah kulit dengan lama pemakaian 3 tahun.

3. Menjelaskan efek samping atau keterbatasan KB implant dimana kebanyakan

pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan, bercak

(spooting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid, serta

amenorrhea (Tidak haid).

4. Menjelaskan keuntungan kb implant yaitu antara lain :

 Daya guna tinggi

 Perlindungan jangka Panjang

 Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

 Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

 Tidak mengganggu ASI

 Klien hanya kembali jika ada keluhan

31
 Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan

 Mengurangi nyeri haid

 Mengurangi jumlah darah haid

 Mengurangi dan memperbaiki anemia

 Melindungi terjadinya kanker endometrium

 Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara 38

 Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul

5. Menjelaskan prosedur pemasangan implant yaitu :

 Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap

mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor benar – benar

mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan

dipakainya dan diberikan informed consent untuk ditanda tangani oleh

suami isteri.

 Persiapan alat – alat yang diperlukan :

a. Sabun antiseptic

b. Kasa steril

c. Cairan aseptic

d. Kain steril yang mempunyai lubang

e. Obat anestesi local

f. Semprit dan jarum suntik

g. Trokar no. 10

32
h. Sepasang sarung tangan steril

i. Satu set kapsul norplant (2 buah)

j. Scapel yang tajam

5) Pemberian terapi obat

R/ Amoxilin 3x1 (Anti biotik)

Asam Mefenamat 3x1 (Anti nyeri)

6) Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari setelah pemasangan dan

jika ada keluhan segera datang ketenaga Kesehatan

5. Evaluasi

S: Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan tentang hasil pemeriksaan.

O: Ibu mengerti dan sudah paham tentang kb implant serta efek sampingnya

A : Kb sudah dipasang dan ibu paham tentang penjelasan yang sudah

disampaikan

P : Ibu bersedia untuk kontrol kembali atau datang sewaktu waktu bila ada

keluhan

33
BAB 4

PEMBAHASAN

4. 1 Pembahasan

Ny. M Datang ke PMB pukul 11.00 wit mengatakan ingin memasang kb

implant untuk menunda kehamilan. Ny N usia 29 tahun P20002 dengan hasil

pemriksaan normal tidak ada komplikasi.

Menurut Anggraini & Martini (2012), Implan merupakan kontrasepsi

jenis lain yang bersifat hormonal, dan dimasukkan kebawah kulit. Menurut

Wulansari & Huriawati (2010), Norplant adalah suatu sistem implan subdermis

yang memberikan proteksi kontrasepsi hingga lima tahun, terdiri dari enam

kapsul karet silikon (masing-masing mengandung levonorgestrel 36 mg) yang

dimasukkan ke bawah kulit lengan wanita.

Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang

terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas

(Handayani, 2010). Implant adalah salah satu jenis kontrasepsi yang

pemakaiannya yaitu dengan cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit pada

bagian tangan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan. Tabung kecil

berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah

kehamilan (Proverawati, 2010).

Asuhan kebidanan yang telah dilakukan terhadap Ny. M yaitu

memberitahu hasil pemeriksaan kemudian menjelaskan pada Ny N KB implant

34
yaitu kontrasepsi Implant merupakan kontrasepsi jenis lain yang bersifat

hormonal, dan dimasukkan kebawah kulit dengan lama pemakaian 3 tahun,

menjelaskan keuntungan dan efek samping kb implan, melakukan pemasangan

implant di lengan kiri bagian dalam sesuai dengan SOP (Standart Operasional

Prosedur.

Setelah mendapat penjelasan dari tenaga kesehatan Ny. M mengatakan

sudah mengerti mengenai penjelasan dan sudah dapat mengulangi penjelasan

yang telah diberikan bidan serta bersedia datang ke tenaga kesehehatan jika ada

keluhan.

Berdasarkan data diatas tidak ditemukannya kesenjangan antara teori

dengan fakta.

35
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak

dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah

mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan.

(Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil

sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara

pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan

sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Klien

Mendapatkan suatu sumber informasi dan sebagai sumber

pengetahuan mengenai masalah keluarga berencana (KB).

5.2.2 Bagi Institusi kesehatan

Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan Pendidikan

asuhan kebidanan pada akseptor kb dengan meningkatkan

pengetahuan dan informasi mengenai masalah keluarga berencana

(KB).

36
5.2.3 Bagi Penulis

Meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan tentang

keluarga berencana sehingga kedepannya dapat memberikan asuhan

yang komprehensif dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas.

37
DAFTAR PUSTAKA

Arum, D.N.S. & Sujiyatini., 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini,


Yogyakarta: Nuha Medika.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional & Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2016. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca
Persalinan di Fasilitas Kesehatan, Jakarta: BKKBN dan Kemenkes RI.
Everentt, Suzanne. 2010. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual
Reproduktif. Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Husna Farianti Amran. 2019. Analisis Efek Samping Penggunaan Metode
Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru.
Internet available from :
https://ejournal.stikesadvaita.ac.id/index.php/MedikaUsada/article/view/50

Manuaba, dkk 2010. Buku ajar Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Bidan.
Jakarta: EGC.
Netti Meilani. 2019.Pemasangan Kontrasepsi Implan dan Alat Kontrasepsi dalam
Rahim di Dusun XVIII Kecamatan Percut Sei Tuan. Internet available from:
http://jurnal.utu.ac.id/baktiku/article/view/1470

Proverawati & Atikah, 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi, Yogyakarta: Nuha


Medika
Saifuddin. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medik

38
39

Anda mungkin juga menyukai