OLEH :
YUSKA ARINDAH
NIM.B 21.03.227
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah, Sehingga Pendokumentasian Asuhan kebidanan ini yang
berjudul “Laporan Pengkajian Kasus Kebidanan Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana Pada Ny “M“ Akseptor KB Implant Dengan Amenorea
Di UPTD Puskesmas Boboli Tanggal 7 Maret 2022” dapat diselesaikan.
Laporan Akhir ini dapat diselesaikan dengan bimbingan dan Arahan dari
berbagai pihak, untuk itu rasa terimakasih penulis ucapkan kepada Bd.Maswaty
Madjid, S.KM.S.Tr.Keb.,M.Si.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Institusi dan
Bd.Hj.Janita., SKM.,S.Tr.Keb.,M.Kes selaku Pembimbing Lahan atas jerih payah
beliau dalam membimbing Laporan Tugas Akhir ini hingga selesai. Pada
kesempatan ini juga Penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Hasni
Rimbuata,S.KM Selaku Kepala Puskesmas Bobolio beserta staf 2 .Orang tua dan
keluarga yang telah memberikan dukungan doa dan material, 3.Teman sejawat
yang tidak bisa saya sebutkan satu satu.
Akhir kata, penulis berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Sebelumnya
penulis mohon apabila terdapat kesalahan kata-kata dalam penulisan, mohon
kritik dan saran demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................4
A.Keluarga Berencana......................................................................................5
B.Kontrasepsi Kombinasi.................................................................................7
BAB III STUDI KASUS.........................................................................................13
A.Langkah I. Identifikasi Data Dasar...............................................................13
B.Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual......................................15
C.Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial.................................15
D.Langkah IV. Identifikasi Tindakan Segera/ Kolaborasi...............................15
E.Langkah V. Rencana Asuhan........................................................................15
F.Langkah VI. Implementasi............................................................................16
G.Langkah VII. Evaluasi..................................................................................17
Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan...................................................18
BAB 1V PEMBAHASAN........................................................................................20
BAB V PENUTUP..................................................................................................22
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan
nasional dicapai dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan
kesehatan dan juga di pengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk
sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan bangsa
menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur. Proses pertumbuhan
penduduk harus di pantau dan dikendalian salah satunya dengan pengadaan
Program keluarga Berencana ( KB ).
Tingginya angka kelahiran di Indonesia menggelisahkan banyak pihak.
Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban,
hingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun. Ledakan penduduk
disadari akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber
daya manusia. Untuk menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha
keras menekan angka kelahiran hingga dibawah 4,5 juta jiwa per tahun.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertanggung
jawab dibidang ini berusaha meningkatkan kinerja dengan meluncurkan
program pemberian insentif bagi tenaga medis (BKKBN, 2011).
Di Indonesia terdapat berbagai macam metode keluarga berencana
seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), susuk/implant, kontrasepsi
suntikan, kontrasepsi pil, kondom, dan kontrasepsi mantap, metode operasi
wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan
pilihan akseptor (Sarwono, 2008).
1
Dilihat dari data pengguna alat kontrasepsi diatas, dapat disimpulkan
dari beberapa alat kontrasepsi, kontrasepsi suntik paling diminati peserta
keluarga berencana karena merupakan salah satu alat kontrasepsi yang
berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap
hari. Kontrasepsi suntik hormonal dinilai paling efektif dan memiliki resiko
yang tidak terlalu besar. Maka dari itu, saya memilih kasus kontrasepsi suntik
untuk dijadikan makalah.
Berdasarkan data dari puskesmas Bobolio tahun 2021 didapatkan jumlah
akseptor KB suntik berjumlah 240 0rang dari 544 pasangan usia subur di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Bobolio.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB
suntik kombinasi dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut
SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB suntik kombinasi.
b. Dapat menetapkan diagnosa dan masalah dari hasil pengkajian.
c. Dapat menetapkan diagnosa potensial.
d.Dapat menetapkan tindakan segera.
e. Dapat merencanakan asuhan kebidanan pada akseptor suntik kombinasi.
f. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah disusun.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
C. Manfaat
Laporan ini dibuat agar dapat memberi manfaat bagi :
1. Bagi BPS
2
Evaluasi keberhasilan belajar Praktek Klinik Kebidanan
3. Bagi Klien / Masyarakat
Agar masyarakat dan klien mendapat pelayanan kesehatan yang efisien
tentang KB
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keluarga Berencana
1. Definisi
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
4
b. Tujuan Khusus
5
c. Memberi kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
pendapatan tidak habis buat hidup saja
5. Untuk Seluruh Keluarga
a. Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi dari setiap anggota
keluarga
b. Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik memberi yang
nyata bagi generasi yang akan datang
c. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak
untuk mendapatkan pendidikan
d. Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat memberi
sumbangan yang lebih banyak untuk kesejahteraan lingkungan.
4. Kontrasepsi
Kontrasepsi diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, yaitu :
1. Metode Sederhana
Metode sederhana dibagi menjadi metode sedehana dengan alat dan
metode sederhana tanpa alat, yaitu :
a. Tanpa alat :
1). KB alamiah : kalender, suhu basal, lendir serviks
2). Coitus intruptus (senggama terputus)
b. Dengan alat : kondom, diafragma, kap serviks, kondom wanita,
spermisida.
2. Modern
Metode kontrasepsi modern dibagi menjadi:
a. Hormonal
Metode modern hormonal terdiri atas: kontrasepsi pil, implan, dan
suntikan
b. Nonhormonal
Metode modern non hormonal adalah kontrasepsi IUD
3. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap terdiri atas Tubektomi dan Vasektomi
6
B. Kontrasepsi Suntik Kombinasi
1. Definisi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan
sekali ( Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol
Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Saifuddin, 2003).
Kontrasepsi suntik kombinasi adalah jenis kontrasepsi yang terdiri dari
dua hormone yaitu progestin dan estrogen seperti hormone alami pada tubuh
seorang perempuan. Progestin yang digunakan adalah Medroxy
Progesterone Acetate (MPA) dan estrogen nya adalah Estradiol Cypionate
(JNPK-KR, 2012).
2. Cara Kerja
Cara kerja kontrasepsi suntik kombinasi menurut Hanafi, 1996 antara lain:
a) Menekan ovulasi
b) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
tidak terganggu
c) Perubahan pada endomroetrium (atrofi) sehingga impalntasi terganggu
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba
3.Efektivitas
Menurut Ari Sulistyawati, 2011 . Keefektifan kontrasepsi suntik
kombinasi sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama penggunaan,
4. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik kombinasi menurut Saifuddin, 2006
antara lain:
a.Resiko terhadap kesehatan kecil
b.Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c.Tidak dilakukan pemeriksaan dalam
d.Jangka panjang
e. Efek samping sangat kecil
7
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Keuntungan Nonkontrasepsi
Keuntungan Nonkontrasepsi menurut Hanafi Hartanto 1996 di buku KB
dan Kontrasepsi, yaitu :
a. Mengurangi jumlah perdarahan
b. Mengurangi nyeri saat haid
c. Mencegah anemia
d. Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
e. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
f. Mencegah kehamilan ektopik
g. Melindungi klien dari jenis-jenis penyakit radang panggul
h. Pada keadaan tertentu dapat diberikan paada perempuan usia
perimenopause
6. Kerugian
Menurut JNPK-KR (2012) kerugian kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
a. Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spoting, atau perdarahan sampai 10 hari
b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
d. Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat
epilepsy (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)
e. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya
tumor hati
f. Penambahan berat badan
g. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV
h. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
8
7. Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi (menurut saefuddin
2006) :
a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
c. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
d. Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
e. Pascapersalinan dan tidak menyusui
f. Anemia
g. Nyeri haid hebat
h Riwayat kehamilan ektopik
i. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
8. Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi menurut Hanafi
Hartanto yaitu :
a. Hamil atau diduga hamil
b. Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan
c. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d. Penyakit hati akut (virus hepatitis)
e. Usia > 35 tahun yang merokok
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi
(>180/110 mmHg)
g. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
h. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migraine
i. Keganasan pada payudara
9. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi
Menurut Ari Sulistyawati waktu yg tepat untuk memulai menggunakan
suntikan kombinasi adalah :
a.Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan
9
b.Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari
c.Bila klien tidak haid, suntikan pertama diberikan setiap saat, asal saja
dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
d.Bila klien pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, maka
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dpastikan tidak hamil.
e.Bila pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
f.Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan
kombinasi.
g.Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat diberikan.
h.Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan atau dalam waktu 7
hari.
i.Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain
dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi.
Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara
benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu
menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih
dahulu.
j.Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
k.Ibu yang mengatakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat segera diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan
10
pada hari ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan.
Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus
haid. Cabut segera AKDR.
10. Cara Penggunaan
11
b. Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi
stroke, hipertensi, atau migrain
c. Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh
darah pada tungkai
d. Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan
berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
12
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA NY. M UMUR 31 TAHUN P2A0 DENGAN KB SUNTIK 1
BULANAN DI UPTD PUSKESMAS BOBOLIO
TANGGAL 7 MARET 2022
No. Register :-
Tgl. Masuk : 7 Maret 2022, jam 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 7 Maret 2022, jam 10.10 wita
Nama Pengkaji : Yuska Arindah
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas istri / suami
Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn.T
Umur : 3 tahun Umur : 32 tahun
Agama islam : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : wawonii /wni Suku/Bangsa : wawonii/wni
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat: Bobolio.
Alasan masuk : Ibu mengatakan ingin suntik ulang KB suntik 1 bulanan
B. Riwayat Menstruasi
Haid pertama ibu saat usia 14 tahun, siklus haid biasanya 28-30 hari, haid
biasanya dialami 5-6 hari dan tidak pernah mengalami disminorhea pada
saat haid.
C. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu pernah menjadi akseptor KB Suntik 3 bulan setelah anak pertama lahir
dan tidak ada kelainan selama menjadi akseptor KB.
D. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, dan penyakit
lainnya.
13
F. Riwayat kesehatan dan penyakit keluarga
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti
hipertesi, jantung, keturunan kembar dan riwayat penyakit menular
lainnya.
G. Riwayat fungsi kesehatan
1. Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x/hari, minum 7-8 gelas/hari, komposisi
nasi, sayur dan lauk.
2. Eliminasi
Ibu mengatakan buang air besar 1x/hari dengan eksistensi lembek
warna kuning, sedangkan buang air kecil antara 3-4x/hari.
3. Istrahat/tidur
Ibu mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam 6-8 jam/hari dan
tidak ada keluhan.
4. Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumahtangga seperti mencuci,
menyapu, mengepel, memasak dll.
6. Personal hygiene
Ibu mengatakan selalu mandi 2x/hari, menggosok gigi, mencuci
rambut 2 hari sekali dan ganti baju setiap setelah mandi sore.
7. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah merokok dan minum minuman
beralkohol.
8. Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.
H. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Ibu tampak antusias dan banyak bertanya tentang KB suntik
d. Tanda – tanda vital :
TD : 110/80 mmHg Suhu : 36,6 oc
Nadi : 80 x/menit P : 24x/menit
14
e. Wajah : simetris kiri dan kanan.
f. Mata : simetris kiri dan kanan.
g. Mulut : tidak ada sariawan, gigi tidak tanggal dan tidak ada caries
gigi.
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan vena jugularis.
17
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA NY. M UMUR 31 TAHUN P2A0 DENGAN KB SUNTIK 1
BULANAN DI UPTD PUSKESMAS BOBOLIO
TANGGAL 7 MARET 2022
19
BAB IV
PEMBAHASAN
SUBJEKTIF (S)
OBJEKTIF (O)
Berdasarkan data Objektif yang penulis peroleh pada Ny “M” umur 31
tahun P2A0 dengan KB suntik 1 bulan didapatkan data Keadaan umum ibu baik
Tanda – tanda vital TD:110/80 mmHg, Suhu:36,6 o
c, Nadi:80 x/menit,
P:24x/menit. Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami Ny.”M” menunjukkan
antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
ANALISIS (A)
20
aktual yang diidentifikasikan yaitu : Diagnosa kebidanan : Ny. M P2A0 umur 31
tahun kunjungan ulang KB suntik 1 bulanan
PENATALAKSANAAN (P)
Sesuai tinjauan manajemen kebidana bahwa melaksanakan rencana
tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman bagi klien, implementasi dapat
dikerjakan secara keseluruhan oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan ibu serta
bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah
direncanakan.
Mengevaluasi pencapaian tujuan, membandingkan data yang dikumpulkan
dengan kriteria yang diidentifikasikan, memutuskan apakah tujuan telah tercapai
atau belum tercapai.
Berdasarkan tinjauan kasus Ny “M” dengan KB suntik 1 bulan tidak
ditemukan hal-hal yang menyimpang dari penatalaksanaan tinjauan pustaka. Oleh
karena itu bila dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus Ny.”M”
Secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan.
21
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB
suntik hanya sekitar 0,3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama
pemakaian.
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya
ovulasi / masa subur dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung
telur. Lendir vagina pun menjadi lebih kental sehingga mempersulit sperma
untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian kontrasepsi suntik mencegah
terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
B. SARAN
1. Bagi Petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan
kebidanan, lebih meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memberikan
asuhan kebidanan secara optimal.
2. Bagi Klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan mememrlukan kerja sama yang
baik dalam usaha memecahkan masalah klien.
22