Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

PADA NY “M“ AKSEPTOR KB IMPLANT DENGAN AMENOREA


DI PUSKESMAS BOBOLIO KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
TANGGAL 7 MARET 2022

OLEH :
YUSKA ARINDAH
NIM.B 21.03.227

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah, Sehingga Pendokumentasian Asuhan kebidanan ini yang
berjudul “Laporan Pengkajian Kasus Kebidanan Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana Pada Ny “M“ Akseptor KB Implant Dengan Amenorea
Di UPTD Puskesmas Boboli Tanggal 7 Maret 2022” dapat diselesaikan.
Laporan Akhir ini dapat diselesaikan dengan bimbingan dan Arahan dari
berbagai pihak, untuk itu rasa terimakasih penulis ucapkan kepada Bd.Maswaty
Madjid, S.KM.S.Tr.Keb.,M.Si.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Institusi dan
Bd.Hj.Janita., SKM.,S.Tr.Keb.,M.Kes selaku Pembimbing Lahan atas jerih payah
beliau dalam membimbing Laporan Tugas Akhir ini hingga selesai. Pada
kesempatan ini juga Penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Hasni
Rimbuata,S.KM Selaku Kepala Puskesmas Bobolio beserta staf 2 .Orang tua dan
keluarga yang telah memberikan dukungan doa dan material, 3.Teman sejawat
yang tidak bisa saya sebutkan satu satu.
Akhir kata, penulis berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Sebelumnya
penulis mohon apabila terdapat kesalahan kata-kata dalam penulisan, mohon
kritik dan saran demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Kendari, Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................4
A.Keluarga Berencana......................................................................................5
B.Kontrasepsi Kombinasi.................................................................................7
BAB III STUDI KASUS.........................................................................................13
A.Langkah I. Identifikasi Data Dasar...............................................................13
B.Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual......................................15
C.Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial.................................15
D.Langkah IV. Identifikasi Tindakan Segera/ Kolaborasi...............................15
E.Langkah V. Rencana Asuhan........................................................................15
F.Langkah VI. Implementasi............................................................................16
G.Langkah VII. Evaluasi..................................................................................17
Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan...................................................18
BAB 1V PEMBAHASAN........................................................................................20
BAB V PENUTUP..................................................................................................22

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Absen Individu


Lampiran II :Dokumentasi Pelayanan KB

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan
nasional dicapai dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan
kesehatan dan juga di pengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk
sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan bangsa
menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur. Proses pertumbuhan
penduduk harus di pantau dan dikendalian salah satunya dengan pengadaan
Program keluarga Berencana ( KB ).
Tingginya angka kelahiran di Indonesia menggelisahkan banyak pihak.
Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban,
hingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun. Ledakan penduduk
disadari akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber
daya manusia. Untuk menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha
keras menekan angka kelahiran hingga dibawah 4,5 juta jiwa per tahun.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertanggung
jawab dibidang ini berusaha meningkatkan kinerja dengan meluncurkan
program pemberian insentif bagi tenaga medis (BKKBN, 2011).
Di Indonesia terdapat berbagai macam metode keluarga berencana
seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), susuk/implant, kontrasepsi
suntikan, kontrasepsi pil, kondom, dan kontrasepsi mantap, metode operasi
wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan
pilihan akseptor (Sarwono, 2008).

Di Indonesia pada bulan Agustus 2013 sebanyak 688.951 peserta yang


menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka
persentasenya adalah sebagai berikut : 46.988 peserta IUD (6,82%), 7.982
peserta MOW (1,16%), 44.453 peserta implant (6,45% ), 351.016 peserta
suntikan (50,95%), 193.405 peserta pil (28,07%), 1.125 peserta MOP (0,16%)
dan 43.982 peserta kondom (6,38%).

1
Dilihat dari data pengguna alat kontrasepsi diatas, dapat disimpulkan
dari beberapa alat kontrasepsi, kontrasepsi suntik paling diminati peserta
keluarga berencana karena merupakan salah satu alat kontrasepsi yang
berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap
hari. Kontrasepsi suntik hormonal dinilai paling efektif dan memiliki resiko
yang tidak terlalu besar. Maka dari itu, saya memilih kasus kontrasepsi suntik
untuk dijadikan makalah.
Berdasarkan data dari puskesmas Bobolio tahun 2021 didapatkan jumlah
akseptor KB suntik berjumlah 240 0rang dari 544 pasangan usia subur di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Bobolio.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB
suntik kombinasi dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut
SOAP.

2. Tujuan Khusus
a.  Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB suntik kombinasi.
b. Dapat menetapkan diagnosa dan masalah dari hasil pengkajian.
c. Dapat menetapkan diagnosa potensial.
d.Dapat menetapkan tindakan segera.
e. Dapat merencanakan asuhan kebidanan pada akseptor suntik kombinasi.
f. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah disusun.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
C. Manfaat
Laporan ini dibuat agar dapat memberi manfaat bagi :
1.  Bagi BPS

Dapat meningkatkan pelayanan bagi tenaga kesehatan dalam


memberikan pelayanan pada klien akseptor KB suntik 1 bulan.
2. Bagi Pendidikan

2
Evaluasi keberhasilan belajar Praktek Klinik Kebidanan
3. Bagi Klien / Masyarakat
Agar masyarakat dan klien mendapat pelayanan kesehatan yang efisien
tentang KB

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keluarga Berencana
1. Definisi

Keluarga Berencana  adalah   suatu   usaha   guna  merencanakan


dan mengatur  jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki
pada waktu yang diinginkan (Saifuddin, 2003:32).

Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau


pemasangan suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2002).

Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan untuk menghindari


atau mendapatkan kelahiran, mengatur interval kehamilan, dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga. KB merupakan suatu cara yang
efektif untuk mencegah angka kematian ibu dan anak karena dapat
menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan resiko tinggi,
dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka kesakitan. Program KB
nasional mempunyai arti penting dalam pelaksanaan pembangunan
dibidang kependudukan dan keluarga kecil berkualitas yang dilaksanakan
secara berkesinambungan (BKKBN, 2005).

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan


kekuatan sosial ekonomi suatu wilayah keluarga dengan cara mengatur
jarak kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

4
b. Tujuan Khusus

Penurunan angka kelahiran yang bermakna, guna mencapai tujuan


tersebut maka ditempuh kebijaksanaan :

1) Fase menunda perkawinan

2) Fase menjarangkan kehamilan

3) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan

3. Manfaat KB Untuk Kesehatan


1. Untuk Ibu
a.  Mencegah kehamilan yang berulang kali dalam waktu pendek
b.  Mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah.
c.   Mencegah terserangnya penyakit infeksi dan kelelahan.
2.  Untuk Anak – anak yang dilahirkan

Anak yang dilahirkan akan mendapatkan sambutan dari ibu dalam


keadaan sehat sehingga  :
a.  Tumbuh secara wajar sebelum lahir.
b.  Sesudah  lahir, mendapat  pemeliharaan  dan  makanan yang sesuai
dari ibunya.
3.  Untuk Suami
Memberi kesempatan kepadanya agar dapat  :
a. Memperbaiki keadaan fisiknya
b. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang
serta lebih banyak waktu luang untuk keluarga.
4. Untuk anak-anak lainnya
Memberi kesempatan untuk  :
a.   Perkembangan  fisik, karena  setiap anak memperoleh jarak dan jatah
makanan yang cukup.
b.   Perkembangan mental dan emosi yang cukup banyak

5
c.   Memberi  kesempatan   pendidikan   yang  lebih baik karena
pendapatan tidak habis buat hidup saja
5. Untuk Seluruh Keluarga
a. Meningkatkan  kesehatan fisik, mental dan emosi dari setiap anggota
keluarga
b. Suatu  keluarga  yang  direncanakan  dengan  baik  memberi  yang
nyata bagi generasi yang akan datang 
c.   Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak 
untuk mendapatkan pendidikan
d.   Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat memberi
sumbangan yang lebih banyak untuk kesejahteraan lingkungan.
4. Kontrasepsi
Kontrasepsi diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, yaitu :
1.  Metode Sederhana
Metode sederhana dibagi menjadi metode sedehana dengan alat dan
metode sederhana tanpa alat, yaitu :
a.   Tanpa alat :
1). KB alamiah : kalender, suhu basal, lendir serviks
2). Coitus intruptus (senggama terputus)
b.   Dengan alat : kondom, diafragma, kap serviks, kondom wanita,
spermisida.
2.  Modern
Metode kontrasepsi modern dibagi menjadi:
a. Hormonal
Metode modern hormonal terdiri atas: kontrasepsi pil, implan, dan
suntikan
b. Nonhormonal
Metode modern non hormonal adalah kontrasepsi IUD
3.  Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap terdiri atas Tubektomi dan Vasektomi

6
B. Kontrasepsi Suntik Kombinasi

1. Definisi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan
sekali ( Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol
Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Saifuddin, 2003).
Kontrasepsi suntik kombinasi adalah jenis kontrasepsi yang terdiri dari
dua hormone yaitu progestin dan estrogen seperti hormone alami pada tubuh
seorang perempuan. Progestin yang digunakan adalah Medroxy
Progesterone Acetate (MPA) dan estrogen nya adalah Estradiol Cypionate
(JNPK-KR, 2012).
2. Cara Kerja           
Cara kerja kontrasepsi suntik kombinasi menurut Hanafi, 1996 antara lain:
a) Menekan ovulasi
b) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
tidak terganggu
c) Perubahan pada endomroetrium (atrofi) sehingga impalntasi terganggu
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba
3.Efektivitas
Menurut Ari Sulistyawati, 2011 . Keefektifan kontrasepsi suntik
kombinasi sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama penggunaan,
4. Keuntungan
     Keuntungan kontrasepsi suntik kombinasi menurut Saifuddin, 2006
antara lain:
a.Resiko terhadap kesehatan kecil
b.Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c.Tidak dilakukan pemeriksaan dalam
d.Jangka panjang
e. Efek samping sangat kecil

7
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Keuntungan Nonkontrasepsi
Keuntungan Nonkontrasepsi menurut Hanafi Hartanto 1996 di buku KB
dan Kontrasepsi, yaitu :
a.  Mengurangi jumlah perdarahan
b.  Mengurangi nyeri saat haid
c.   Mencegah anemia
d.   Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
e.   Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
f.    Mencegah kehamilan ektopik
g.   Melindungi klien dari jenis-jenis penyakit radang panggul
h.   Pada keadaan tertentu dapat diberikan paada perempuan usia
perimenopause
6. Kerugian
Menurut JNPK-KR (2012) kerugian kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
a. Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spoting, atau perdarahan sampai 10 hari
b.  Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
d. Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat
epilepsy (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)
e. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya
tumor hati
f. Penambahan berat badan
g. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV
h. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
8
7. Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi (menurut saefuddin 
2006) :
a.  Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
c.  Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
d. Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
e.   Pascapersalinan dan tidak menyusui
f.    Anemia
g.  Nyeri haid hebat
h    Riwayat kehamilan ektopik
i.    Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
8. Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi menurut Hanafi
Hartanto yaitu :
a. Hamil atau diduga hamil
b. Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan
c.   Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d.   Penyakit hati akut (virus hepatitis)
e.  Usia > 35 tahun yang merokok
f.   Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi
(>180/110 mmHg)
g.  Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
h.  Kelainan pembuluh darah  yang menyebabkan sakit kepala atau
migraine
i.    Keganasan pada payudara
9. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi
Menurut Ari Sulistyawati waktu yg tepat untuk memulai menggunakan
suntikan kombinasi adalah :
a.Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan

9
b.Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari
c.Bila klien tidak haid, suntikan pertama diberikan setiap saat, asal saja
dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
d.Bila klien pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, maka
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dpastikan tidak hamil.
e.Bila pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
f.Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan
kombinasi.
g.Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat diberikan.
h.Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan atau dalam waktu 7
hari.
i.Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain
dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi.
Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara
benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu
menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih
dahulu.
j.Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
k.Ibu yang mengatakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat segera diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan
10
pada hari ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan.
Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus
haid. Cabut segera AKDR.
10. Cara Penggunaan

Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan


intramuscular dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu.suntikan ulang
dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan
perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah
ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
11. Instruksi Untuk Klien  (menurut Hanafi Hartanti 1996)

a.   Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan


kembali setiap 4 minggu
b.   Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik
untuk memastikan hamil atau tidak
c.    Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikandan apa
yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh
mual, sakit kepala, atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan
kalau keluhan tersebut sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada
suntikan ke-2 atau ke-3
d.   Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat
epilepsy, obat-obat tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi
yang sedang digunakan.
12. Tanda-tanda Yang Harus Diwaspasdai Pada Penggunaan Suntikan
Kombinasi
a.   Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan
darah di paru atau serangan jantung

11
b.  Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi
stroke, hipertensi, atau migrain
c.   Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh
darah pada tungkai
d.  Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan
berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.

12
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA NY. M UMUR 31 TAHUN P2A0 DENGAN KB SUNTIK 1
BULANAN DI UPTD PUSKESMAS BOBOLIO
TANGGAL 7 MARET 2022
No. Register :-
Tgl. Masuk : 7 Maret 2022, jam 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 7 Maret 2022, jam 10.10 wita
Nama Pengkaji : Yuska Arindah
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas istri / suami
Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn.T
Umur : 3 tahun Umur : 32 tahun
Agama islam : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : wawonii /wni Suku/Bangsa : wawonii/wni
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat: Bobolio.
Alasan masuk : Ibu mengatakan ingin suntik ulang KB suntik 1 bulanan
B. Riwayat Menstruasi
Haid pertama ibu saat usia 14 tahun, siklus haid biasanya 28-30 hari, haid
biasanya dialami 5-6 hari dan tidak pernah mengalami disminorhea pada
saat haid.
C. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu pernah menjadi akseptor KB Suntik 3 bulan setelah anak pertama lahir
dan tidak ada kelainan selama menjadi akseptor KB.
D. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, dan penyakit
lainnya.
13
F. Riwayat kesehatan dan penyakit keluarga
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti
hipertesi, jantung, keturunan kembar dan riwayat penyakit menular
lainnya.
G. Riwayat fungsi kesehatan
1. Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x/hari, minum 7-8 gelas/hari, komposisi
nasi, sayur dan lauk.
2. Eliminasi
Ibu mengatakan buang air besar 1x/hari dengan eksistensi lembek
warna kuning, sedangkan buang air kecil antara 3-4x/hari.
3. Istrahat/tidur
Ibu mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam 6-8 jam/hari dan
tidak ada keluhan.
4. Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumahtangga seperti mencuci,
menyapu, mengepel, memasak dll.
6. Personal hygiene
Ibu mengatakan selalu mandi 2x/hari, menggosok gigi, mencuci
rambut 2 hari sekali dan ganti baju setiap setelah mandi sore.
7. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah merokok dan minum minuman
beralkohol.
8. Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.
H. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Ibu tampak antusias dan banyak bertanya tentang KB suntik
d. Tanda – tanda vital :
TD : 110/80 mmHg Suhu : 36,6 oc
Nadi : 80 x/menit P : 24x/menit
14
e. Wajah : simetris kiri dan kanan.
f. Mata : simetris kiri dan kanan.
g. Mulut : tidak ada sariawan, gigi tidak tanggal dan tidak ada caries
gigi.
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan vena jugularis.

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


Diagnosa kebidanan : Ny. M P2A0 umur 31 tahun kunjungan ulang KB suntik
1 bulanan.
a. DATA SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan telah berumur 31 tahun
2. Ibu mengatakan ingin berkunjung ulang KB suntik 1 bulan.
b. DATA OBJEKTIF
Tinjauan kartu KB :
Suntikan 1:16 november 2021
Suntikan 2:14 desember 2021
Suntikan 3: 11 januari 2022
Suntikan 4: 8 februari 2022
c. ANALISA DAN INTERPRETASI DATA
Suntikan satu bulan disuntik setiap 4 minggu secara intramuscular.

LANGKAH III. MERUMUSKAN DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Antisipasi terjadinya Drop Out.

LANGKAH IV. PERLUNYA TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI


Tidak ada yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera atau
kolaborasi.
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal 7 Maret 2022, Pukul 10.00 wita
1. Sambut ibu dengan senyum, sapa, salam.
15
Rasional : dengan senyum, sapa dan salam akan terjalin hubungan baik antara
klien dan bidan, selain itu ibu juga merasa nyaman.
2. tanyakan keluhan ibu.
Rasional : agar klien diberikan penjelasan terkait keluhannya dan diberikan
tindakan yang sesuai.
3. jelaskan pada ibu tentang efek samping yang bias timbul dari suntikan 1 bulan.
Rasional : agar ibu tidak cemas apabila timbul efek samping lain.
4. lakukan inform consent sebelum melakukan tindakan.
Rasional : agar ibu merasa nyaman.
5. berikan suntikan 1 bulan ada bokong ibu secara IM sesuai prosedur.
Rasional : agar kebutuhan klien terpenuhi dalam kesinambungan pelayanan
KB.
6. anjurkan pada ibu agar dating kapan saja apabila ada masalah atau gangguan
kesehatan sehubungan dengan kontrasepsinya.
Rasional : agar klien mendapatkan pertolongan secara dini dan tepat waktu.
7. anjurkan ibu agar dating kembali pada jadwal yang telah ditentukan yaitu
tanggal 5-4-2022.
Rasional : suntikan diberikan setiap 4 minggu untuk mencegah kehamilan
sebagai akibat dari pemberian suntikan yang terlambat.

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


Tanggal 7 Maret 2022, Pukul 10.00 wita
1. Sambut ibu dengan senyum, sapa, salam.
2. tanyakan keluhan ibu.
3. jelaskan pada ibu tentang efek samping yang bias timbul dari suntikan 1 bulan.
4. lakukan inform consent sebelum melakukan tindakan.
5. berikan suntikan 1 bulan ada bokong ibu secara IM sesuai prosedur.
6. anjurkan pada ibu agar dating kapan saja apabila ada masalah atau gangguan
kesehatan sehubungan dengan kontrasepsinya.
7. anjurkan ibu agar dating kembali pada jadwal yang telah ditentukan yaitu
tanggal 5-4-2021.
16
LANGKAH VII: EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN
Tanggal 7 Maret 2022, Pukul 10.00 wita
1. ibu mengerti dengan semua penjelasan yang diberikan.
2. Ibu bersedia dating kembali pada tanggal 5-4-2021.

17
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA NY. M UMUR 31 TAHUN P2A0 DENGAN KB SUNTIK 1
BULANAN DI UPTD PUSKESMAS BOBOLIO
TANGGAL 7 MARET 2022

Tanggal/jam masuk : 7 Maret 2022, Pukul 10.00 wita


Tempat : Puskesmas Bobolio
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
IDENTITAS ISTRI / SUAMI
1. Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn.T
Umur : 31 tahun Umur : 32 tahun
Agama islam : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : wawonii /wni Suku/Bangsa : wawonii/wni
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat: Bobolio.
Alasan masuk : Ibu mengatakan ingin suntik ulang KB suntik 1 bulanan
DATA SUBJEKTIF (S)
Tanggal 7 maret 2022
A. Ibu mengatakan telah berumur 31 tahun
B. Ibu mengatakan ingin berkunjung ulang KB suntik 1 bulan.
DATA OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Ibu tampak antusias dan banyak bertanya tentang KB suntik
d. Tanda – tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 36,6 oc
Nadi : 80 x/menit
18
P : 24x/menit
ASSESMENT (A)
Diagnosa kebidanan : Ny. M P2A0 umur 31 tahun kunjungan ulang KB
suntik 1 bulanan.
PLANNING (P)
Tanggal 7 Maret 2022, Pukul 10.00 wita
1. Sambut ibu dengan senyum, sapa, salam.
2. tanyakan keluhan ibu.
3. jelaskan pada ibu tentang efek samping yang bias timbul dari suntikan 1
bulan.
4. lakukan inform consent sebelum melakukan tindakan.
5. berikan suntikan 1 bulan ada bokong ibu secara IM sesuai prosedur.
6. anjurkan pada ibu agar dating kapan saja apabila ada masalah atau gangguan
kesehatan sehubungan dengan kontrasepsinya.
7. anjurkan ibu agar dating kembali pada jadwal yang telah ditentukan yaitu
tanggal 5-4-2022.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tantang kesenjangan


yang terjadi antara praktek dan teori yang dilakukan di Puskesmas Bobolio
dengan teori yang ada. Disini penulis akan menjelaskan kesenjangan tersebut
menurut langkah-langkah dalam manajemen pendokumentasian hasil asuhan
kebidanan antenatal care patologi pada ny.“M” P2AO Umur 31 Tahun Dengan
Kb Suntik 1 Bulanan Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu
kesempatan dan pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi
sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan
kebidanan yang meliputi :

SUBJEKTIF (S)

Berdasarkan data Subjektif yang penulis peroleh pada kasus Ny “M”


Umur 31 tahun P2A0 Dengan Kb Suntik 1 Bulanan di dapatkan data ibu Ibu
mengatakan ingin berkunjung ulang KB suntik 1 bulan, Tanda – tanda vital TD:
110/80 mmHg, Suhu: 36,6 oc, Nadi :80x/menit,P:24x/menit. Berdasarkan tanda
dan gejala yang dialami Ny. M menunjukkan antara teori dan kasus tidak ada
kesenjangan.

OBJEKTIF (O)
Berdasarkan data Objektif yang penulis peroleh pada Ny “M” umur 31
tahun P2A0 dengan KB suntik 1 bulan didapatkan data Keadaan umum ibu baik
Tanda – tanda vital TD:110/80 mmHg, Suhu:36,6 o
c, Nadi:80 x/menit,
P:24x/menit. Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami Ny.”M” menunjukkan
antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
ANALISIS (A)

Penjelasan tinjauan pustaka dan manajemen kebidanan dibandingkan


dengan hasil yang telah didapatkan pada lahan praktek secara garis besar nampak
ada kesamaan catatan dalam membuat diagnosa. Adapun diagnosa atau masalah

20
aktual yang diidentifikasikan yaitu : Diagnosa kebidanan : Ny. M P2A0 umur 31
tahun kunjungan ulang KB suntik 1 bulanan

PENATALAKSANAAN (P)
Sesuai tinjauan manajemen kebidana bahwa melaksanakan rencana
tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman bagi klien, implementasi dapat
dikerjakan secara keseluruhan oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan ibu serta
bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah
direncanakan.
Mengevaluasi pencapaian tujuan, membandingkan data yang dikumpulkan
dengan kriteria yang diidentifikasikan, memutuskan apakah tujuan telah tercapai
atau belum tercapai.
Berdasarkan tinjauan kasus Ny “M” dengan KB suntik 1 bulan tidak
ditemukan hal-hal yang menyimpang dari penatalaksanaan tinjauan pustaka. Oleh
karena itu bila dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus Ny.”M”
Secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan.

21
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB
suntik hanya sekitar 0,3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama
pemakaian.
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya
ovulasi / masa subur dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung
telur. Lendir vagina pun menjadi lebih kental sehingga mempersulit sperma
untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian kontrasepsi suntik mencegah
terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
B. SARAN
1. Bagi Petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan
kebidanan, lebih meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memberikan
asuhan kebidanan secara optimal.
2. Bagi Klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan mememrlukan kerja sama yang
baik dalam usaha memecahkan masalah klien.

22

Anda mungkin juga menyukai