Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PANJANG ASUHAN KEBIDANAN PADA “NN.

Z” UMUR 20
TAHUN DENGAN KEBUTUHAN PRANIKAH DAN KONSEPSI DALAM
KEADAAN NORMAL
DI PUSKESMAS CEPOGO

Disusun Guna Memenuhi Syarat Mengikuti Praktek Klinik Periode I Stase


Praktek Kebidanan Fisiologis Holistik (Prakonsepsi dan Kehamilan,
Persalinan, Nifas, Neonatus, Bayi dan Balita Serta KB/Pelayanan Kotrasepsi)

Disusun Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
NIM. 62021137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
kasus ini. Penulisan Laporan kasus ini dalam rangka memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan praktik Stase 1 Fisiologi Holistik Program Pendidikan
Profesi Bidan STIKes Estu Utomo. Dan pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Sarwoko, S.Ag., S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai Ketua STIKes Estu
Utomo
2. Ibu Novita Nurhidayati, SST.,M.Kes Sebagai Ka. Prodi Sarjana Kebidanan
dan Pendidikan Profesi Bidan STIKes Estu Utomo
3. Ibu Raudhatul Munawarah, SST., M.Keb Sebagai Penanggung jawab
praktik Stase 2 Fisiologi Holistik Program Pendidikan Profesi Bidan
STIKes Estu Utomo
4. Ibu Atik Mahmudah AP. S.Tr., M.Keb Sebagai Pembimbing Akademik
praktik tahap 1 KDPK Program Pendidikan Profesi Bidan STIKes Estu
Utomo
5. Drg. Farida Mahmudah sebagai Kepala Puskesmas Cepogo
6. Ibu Rinawati, A.Md.Keb sebagai bidan Koordinator KIA di Puskesmas
Boyolali II
7. Ibu Rini Sumiati Astutiningsih, S.Tr.Keb Sebagai Pembimbing Lahan
praktik tahap Stase 2 Fisiologi Holistik di Puskesmas Cepogo
8. Teman-teman seperjuangan, dan
9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu
Akhir kata, saya berharap Allah, Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
Laporan Kasus ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Boyolali, Maret 2022
Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR
PENGESAHAN ...................................................................................
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR
BELAKANG ..................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................
C. TUJUAN............................................................................................................
D. MANFAAT........................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................
A. KESEHATAN REPRODUKSI..........................................................................
B. PERSIAPAN PRA NIKAH...............................................................................
BAB III ASUHAN KEBIDANAN.......................................................................
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA JURNAL........................................
A. PEMBAHASAN..............................................................................................
B. ANALISA JURNAL........................................................................................
BAB V PENUTUP...............................................................................................
A. KESIMPULAN................................................................................................
B. SARAN............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Calon pengantin yang akan menikah adalah cikal bakal terbentuknya sebuah
keluarga, sehingga sebelum menikah calon pengantin perlu mempersiapkan kondisi
kesehatannya agar dapat menjalankan kehamilan sehat sehingga dapat melahirkan
generasi penerus yang sehat dan menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera, dan
berkualitas. Oleh karena itu pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin
tetap perlu diberikan (Kemenkes RI, 2020)
Dalam kajian asuhan kebidanan, kesehatan pranikah merupakan bagian dari
asuhan prakonsepsi. Asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi,
diantaranya memungkinkan identifikasi penyakit medis, pengkajian kesiapan
psikologis, keuangan dan pencapaian tujuan hidup (Varney dalam Kriebs&Gegor,
2012). Penelitian Dean et al. (2013), mengemukakan bahwa topik-topik penting yang
disarankan dalam perawatan prakonsepsi meliputi pendidikan kesehatan paada wanita
dan pasangannya (health promotion), identifikasi faktor risiko (risk assessment) dan
asuhan sesuai dengan faktor risiko (interventions) pada wanita dan pasangannya
untuk mengurangi faktor risiko yang dapat mempengaruhi kehamilannya pada masa
yang akan datang.
Asuhan prakonsepsi adalah program yang dicanangkan oleh World Health
Organisation (WHO) pada tahun 2012 di Geneva yang bertujuan untuk menurunkan
angka kematian ibu, bayi dan kecacatan. Program ini dilaksanakan oleh semua negara di
dunia. Utamanya negara berpenghasilan rendaah dan menengah yang biasa disebut Low
and Middle Income Country (LMICs) salah satunya Indonesia. Negara yang telah
berhasil melaksanakan program ini adalah Italia, Belanda, Amerika Serikat untuk negara
maju dan Bangladesh, Filiphina, Sri Lanka untuk negara berpenghasilan menengah
rendah (WHO, 2013)
Asuhan prakonsepsi merupakan bagian dari upaya preventif dan promotif yang
menjadi tombak untuk menghilangkan penyebab kematian ibu dan anak. Faktor risiko
yang mempengaruhi kehamilan seseorang dapat dikurangi dengan cara mengidentifikasi
faktor risiko tersebut sebelum dimulainya kehamilan. Sehingga pelayanan kesehatan pada
calon pengantin yang komprehensif merupakan momentum yang tepat untuk mengawali
pencegahan kehamilan berisiko
Upaya untuk menekan angka kesakitan maupun kematian pada ibu maupun bayi,
dikelurkanlah Permenkes RI No. 97 Tahun 2014 BAB 1 pasal 1 yang menyatakan bahwa
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil
dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat. Selain itu juga terdapat
instruksi bersama Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji
Departemen Agama dan Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan No : 02 Tahun 1989
Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid Calon Pengantin dan sebagai dasar dari pelaksanaan
UU no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan Peraturan Pemerintah no. 9 tahun 1975
tentang pelaksanaan UU no. 1 tahun 1974, serta Instruksi Presiden RI no .1 tahun 1991
tentang Kompilasi Hukum Islam. Berdasarkan hal ini maka calon pasangan wanita
diwajibkan melakukan suntik Imunisasi Tetanus Toksoid ketika akan melakukan
perkawinan dengan melampirkan bukti atau surat keterangan sudah melakukan Imunisasi
Tetanus Toksoid bersama persyaratan yang lain ke Kantor Urusan Agama (KUA)
(Munawaroh Lathifah, 2019).
Sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang dimiliki pemerintah, Puskesmas
Cepogo juga menerapkan asuhan pada ibu nifas yang dilakukan pada setiap ibu hamil di
dalam maupun wilayah kerja Puskesmas salah satunya dilakukan pada Nn. Z Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik untuk membuat
Laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada “Nn. Z” Umur 20 Tahun Dengan
Kebutuhan Pranikah Dan Konsepsi Dalam Keadaan Normal Di Puskesmas Cepogo”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang dapat penulis rumuskan yaitu
: ”Bagaimanakah Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Nn. Z Umur 20 Tahun Dengan
Kebutuhan Pranikah Dan Konsepsi Dalam Keadaan Normal Di
Puskesmas Cepogo ?”

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Nn. Z Umur 20 Tahun Dengan Kebutuhan
Pranikah dan Konsepsi Dalam Keadaan Normal Di Puskesmas Cepogo
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan asuhan kebidanan pada pranikah dan konsepsi
b. Menganalisa kesesuaian teori dengan praktik yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada pranikah dan konsepsi

D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Nn. Z Umur 20 Tahun Dengan
Kebutuhan Pranikah dan Konsepsi Dalam Keadaan Normal Di Puskesmas
Cepogo
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi penulis
Meningkatkan pemahaman, wawasan, pengetahuan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada pranikah dan konsepsi serta mampu menganalisa
kesesuaian antara teori dengan praktik yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada pranikah dan konsepsi.
b. Bagi Institusi STIKes Estu Utomo Boyolali
Dijadikan sebagai acuan dan evaluasi tingkat pengetahuan, wawasan dan
pemahaman mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan pada pranikah
dan konsepsi serta kemamampuan mahasiswa dalam menganalisa kesesuaian
antara teori dengan praktik yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada
pranikah dan konsepsi
c. Bagi Lahan Praktik
Dijadikan sebagai bahan tambahan informasi serta pengetahuan
apabila ada pembaruan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
pranikah dan konsepsi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KESEHATAN REPRODUKSI
1. Pengertian
Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan fisik,
mental, dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya
termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan yang mempengaruhi
kegiatan reproduksi tersebut. Dalam kesehatan reproduksi pembagian peran sosial
perempuan dan laki-laki mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan perempuan
dan laki-laki. Peran sosial lakilaki dan perempuan itu semakin dirasakan dalam
kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus
hidup manusia, misalnya masalah pergaulan bebas pada remaja, kehamilan remaja,
aborsi yang tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi.
Status/posisi perempuan di masyarakat merupakan penyebab utama masalah kesehatan
reproduksi yang dihadapi perempuan, karena menyebabkan perempuan kehilangan
kendali terhadap kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya (Kemenkes RI, 2015).

2. Hak Reproduksi dan Seksual


Kedua calon pengantin mempunyai kebebasan dan hak yang sama dan secara
bertanggungjawab dalam memutuskan untuk berapa jumlah anak mereka, jarak
kelahiran antara anak satu dengan yang kedua dan seterusnya serta menentukan waktu
kelahiran dan dimana anak tersebut dilahirkan. Hak Rerpoduksi dan seksual menjamin
keselamatan dan keamanan calon pengantin, termasuk didalamnya mereka harus
mendapatkan informasi yang lengkap tentang kesehatan reproduksi dan seksual, serta
efek samping obatobatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi
masalah kesehatan reproduksi. Informasi yang diterima harus bisa membuat calon
pengantin mengerti tentang informasi yang diberikan sehingga dapat membuat
keputusan tanpa terpaksa. Calon pengantin juga berhak untuk memperoleh pelayanan
KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan tanpa
paksaan. Pihak perempuan berhak mendapat pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan,
serta memperoleh bayi yang sehat. Hubungan suami istri harus didasari penghargaan
terhadap pasangan masingmasing dan dilakukan dalam kondisi dan waktu yang
diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan. Hak reproduksi
juga mencakup informasi yang mudah, lengkap, dan akurat tentang penyakit menular
seksual, agar perempuan dan laki-laki terlindungi dari infeksi menular seksual (IMS)
serta dan memahami upaya pencegahan dan penularannya yang dapat berakibat buruk
terhadap kesehatan reproduksi lakilaki, perempuan dan keturunannya (Kemenkes RI,
2015).

Program asuhan prakonsepsi ini terdiri atas:


a. Pemeriksaan fisik, meliputi: penimbangan berat badan, pengukuran tinggi
badan, pengukuran lingkar lengan atas, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
b. Pemeriksaan laboratorium, meliputi: kadar hemoglobin, HBSAg, HIV, tes
kehamilan, dan golongan darah (jika belum diketahui).
c. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid.
d. Pemberian suplementasi gizi (Fe) bila diperlukan.
e. Pemberian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pranikah, meliputi:
kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus hidup, hak reproduksi, dan
persiapan yang perlu dilakukan dalam persiapan pranikah (Kostania Gita.
dkk, 2020).
3. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil menurut Permenkes No 97
tahun 2014 dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani
kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang
sehat. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan pada:
a. Remaja
b. Calon pengantin
c. Pasangan usia subur
B. PERSIAPAN PRA NIKAH
Pemeriksaan Kesehatan, penting dilakukan untuk mempersiapkan calon orang
tua yang dapat melahirkan generasi penerus yang sehat. Jenis pemeriksaan, antara
lain :
1. Skrining Status Imunisasi Tetanus
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit Tetanus dilakukan
dengan pemberian 5 dosis imunisasi Tetanus untuk mencapai kekebalan penuh.
Catin perempuan perlu mendapat imunisasi Tetanus untuk mencegah dan
melindungi diri terhadap penyakit Tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan
seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus.
Table 2.1 Status Imunisasi TT
STATUS TT INTERVAL (SELANG WAKTU) LAMA
TT I 0
TT II 4 minggu setelah TT I 3 tahun
TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun
TT IV 1 tahun setelah TT III 10 tahun
TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun
Sumber : Kemenkes RI (2015)
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah)
b. Pemeriksaan Berat badan, Tinggi badan, Lingkar lengan atas (LiLA)
c. Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama
untuk menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK) dan
pemeriksaan status anemia.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan
berdasarkan indikasi medis, terdiri atas:
1) Pemeriksaan darah rutin
2) Pemeriksaan darah yang dianjurkan
a) Golongan Darah dan Rhesus
b) Gula Darah Sewaktu (GDS)
c) Thalasemia
d) Hepatitis B dan C
e) TORCH (TOksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes simpleks)
3) Pemeriksaan penyakit menular seksual
4) Pemeriksaan urin rutin
5) Pemeriksaan penunjang lainnya
6). Pemeriksaan kesehatan jiwa (Lathifah, 2021).
3. Persiapan Gizi
Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan anemia gizi.
Pemberian suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi dilaksanakan
dalam bentuk pemberian edukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah.
Setiap pasangan catin dianjurkan
a. Mengonsumsi pangan beraneka ragam
Untuk mendapatkan masukan gizi yang seimbang ke dalam tubuh, catin
perlu mengonsumsi lima kelompok pangan yang beraneka ragam setiap
hari atau setiap kali makan. Kelima kelompok pangan tersebut adalah
makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buahbuahan, dan minuman.
Proporsinya dalam setiap kali makan dapat digambarkan dalam ISI
PIRINGKU yaitu:
1) Sepertiga piring berisi makanan pokok
2) Sepertiga piring berisi sayuran
3) Sepertiga piring berisi lauk pauk dan buahbuahan dalam proporsi yang
sama
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga agar tubuh tetap
sehat:
1) Biasakan minum air putih 8 gelas per hari
2) Hindari minum teh atau kopi setelah makan
3) Batasi mengonsumsi garam, gula, dan lemak/minyak
b. Membiasakan perilaku hidup bersih
c. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh

d. Mempertahankan dan memantau berat badan normal


Merupakan salah satu indikator bahwa telah terjadi keseimbangan gizi
di dalam tubuh
2 Menjaga Organ Reproduksi
a. Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
b. Gunakan pakaian dalam berbahan sintetis (katun) yang dapat
menyerap keringat dan tidak terlalu ketat.
c. Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan
menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau
tisu.
d. Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab / bau.
Khusus untuk perempuan :
1) Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina.
2) Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama.
3) Pergunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama
setiap 4 jam sekali atau setelah buang air.
4) Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna harap
memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
5) Bagi laki-laki dianjurkan untuk disunat
3 Konsultasi kesehatan
Konsultasi kesehatan berupa pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi. Komunikasi, informasi, dan edukasi diberikan oleh tenaga
kesehatan dan tenaga nonkesehatan. Materi pemberian komunikasi
informasi dan edukasi dilakukan sesuai tahap perkembangan mental dan
kebutuhan. Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi untuk
remaja meliputi :
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
a. Tumbuh kembang Anak Usia Sekolah dan Remaja
b. Kesehatan reproduksi
c. Imunisasi
d. Kesehatan jiwa dan NAPZA
e. Gizi
f. penyakit menular termasuk HIV dan AIDS
g. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
h. Kesehatan intelegensia
Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi untuk calon
pengantin dan pasangan usia subur (prakonsepsi) meliputi : a. Informasi
pranikah meliputi:
1) Kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus hidup
2) Hak reproduksi
3) Persiapan yang perlu dilakukan dalam persiapan pranikah
4) Informasi lain yang diperlukan
b. Informasi tentang keadilan dan kesetaraan gender dalam pernikahan
termasuk peran laki-laki dalam kesehatan.
c. Persiapan pranikah santara lain persiapan fisik, persiapan gizi, status
imunisasi Tetanus Toxoid, dan menjaga kesehatan organ reproduksi
4. Pelayanan kesehatan lainnya
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA “NN. Z” UMUR 20 TAHUN
DENGAN KEBUTUHAN PRANIKAH DAN KONSEPSI DALAM
KEADAAN NORMAL DI PUSKESMAS CEPOGO

No. Registrasi : 09-0512-92


Tempat : KIA Puskesmas Cepogo
Tanggal Pengkajian : Rabu, 27 Juli 2022
Nama Pengkaji : Miftahul Jannah
IDENTITAS PASIEN
Calon Istri Calon Suami
Nama : Nn. Z / Tn. E
Umur : 20 Tahun / 23 Tahun
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SLTA / SLTA
Pekerjaan : Karyawan Swasta / Karyawan swasta
Suku/bangsa : Jawa / Jawa
Alamat : Tunggulsari 014/004 Sukabumi / Jati kulon Gladagsari 002
DATA SUBYEKTIF

ANAMNESA
1. Keluhan utama :
Klien mengatakan ingin melakukan pemeriksaan pranikah dan suntik
imunisasi
TT. Vaksin covid terakhir bulan September
2. Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan : belum menikah
Menikah sejak umur : -
Lama perkawinan :-
11

3. Riwayat Menstruasi
HPHT : 13-07-2022
Menarche : 12 tahun
Lama Menstruasi : 5-6 hari
Teratur/tidak : teratur
Siklus : 28 hari
Banyaknya : sedang
Ganti pembalut : 3-4 x sehari
Keluhan : kadang nyeri bagian pinggang
4. Riwayat obstetri :-
5. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 3 kali 7-8 gelas
Macam Nasi, sayur, lauk. Air putih, susu
Asupan Nutrisi 1 piring 7-8 gelas
Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. Pola Eliminasi
BAB BAK
Warna Kuning kecoklatan Kuning jernih
Bau Khas BAB Khas BAK
Konsistensi Lembek Cair
Jumlah 1 kali 5-6 kali
Keluhan Tidak ada Tidak ada
c. Pola Aktivitas :
Kegiatan sehari-hari : bekerja
Istirahat/tidur : malam 8 jam
Seksualitas :-
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat sistemik yang pernah/sedang diderita
Klien mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menurun dan
menahun seperti hipertensi, DM, HIV, TBC, jantung, lupus, asma,
kelainan darah, gangguan kejiwaan
12

b. Riwayat yang pernah/sedang diderita keluarga


Klien mengatakan keluarganya tidak tidak pernah/sedang menderita
penyakit menurun dan menahun seperti hipertensi, DM, HIV, TBC,
jantung, lupus, asma, kelainan darah, gangguan kejiwaan
7. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (merokok, minum minuman
beralkohol, makanan pantang) : tidak ada

OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Vital Sign :
Tekanan darah : 104/68 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36.6 oC
d. Berat Badan : 38,4 Kg
e. Tinggi Badan : 150 cm
f. Lila : 21 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Rambut : Hitam, normal, sedikit rontok, tidak ada ketombe
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda
Mulut : Simetris, tidak ada stomatitis, ada gingivitis, ada epulis dan
tidak ada caries dentis

Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada


bendungan vena jugularis, tidak ada nyeri telan

Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen


b. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada tanda kehamilan

c. Ekstremitas
13

Oedem : tidak ada Kuku Varices : tidak ada


: tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang :
HB : 14 g/dl VCT : non reaktif
Syphilis : non reaktif HbsAg : non reaktif
PP Test : Negatif Golongan darah :A

ANALISA
Nn. Z usia 20 tahun dengan kebutuhan prakonsepsi dalam keadaan normal.

PENATALAKSANAAN
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan tanda-tanda vital ibu
dalam batas normal, suhu : 36,6oC, nadi 80x/ menit, resporasi 22x/ menit,
tekanan darah 104/68 mmHg, keadaan fisik ibu dalam batas normal.
Evaluasi : Ibu mengerti hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan kepada klien untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
Evaluasi :Hasil pemeriksaan laboratorium ibu dalam keadaan normal
dengan HB : 14 g/dl, VCT non reaktif, syphilis non reaktif, HbsAg non
reaktif, GDS 136, golongan darah A.
3. Memberikan imunisasi TT (Toksoid Tetanus) pada klien di lengan kiri
secara IM 90o dengan dosis 0,5 Ml.
Evaluasi : Imunisasi sudah diberikan
4. Memberikan sertifikat catin pintar, hasil pemeriksaan, dan kartu imunisasi
TT sebagai syarat untuk mendaftarkan pernikahan ke KUA
Evaluasi : Persyaratan sudah diberikan
5. Menganjurkan klien kunjungan ulang 1 bulan lagi untuk imunisasi TT ke
2 Evaluasi : Klien mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang
7. Dokumentasi kegiatan

CEKLIST SELF ASSESMENT


RISIKO KEHAMILAN PADA CALON PENGANTIN
14

Nama Catin Laki-laki : Tn. E


Nama Catin Perempuan : Nn. Z
Alamat : Tunggul Sari 014/004 Sukabumi
No HP :-
JENIS FAKTOR RISIKO KETERANGA
N N
O YA TIDAK
Dari keluarga calon pengantin perempuan (ayah/ibu/saudara
perempuan) ada yang menderita penyakit
1. a. Jantung √
b. Hipertensi / tekanan darah tinggi √
c. Diabetes / kencing manis
d. Lupus
e. Asma/ sesak nafas √
f. Kelainan darah (talasemia, hemophilia) √
g. Gangguan kejiwaan
h. Dll (sebutkan)
2. Calon pengantin perempuan memiliki riwayat penyakit atau
menderita penyakit
a. Jantung
b. Hipertensi / tekanan darah tinggi
c. Diabetes / kencing manis √
d. Lupus √
e. Asma/ sesak nafas √
f. Kelainan darah (talasemia, hemophilia)
g. Gangguan kejiwaan
h. Dll (sebutkan)
3. Calon pengantin perempuan saat ini sedang mengalami obesitas/ √
kegemukan
4. Calon pengantin perempuan saat ini sedang mengalami status gizi √
kurang (kurus)
5. Calon pengantin perempuan saat ini sedang mengalami anemia √
(kurang darah)
6. Salah satu atau kedua calon pengantin saat ini sedang mengalami √
penyakit infeksi menular seksual
7. Salah satu atau kedua calon pengantin saat ini sedang mengalami √
penyakit hepatitis B, HIV
8. Calon pengantin perempuan saat ini masih tergolong usia terlalu muda √
untuk hamil
15

9. Calon pengantin perempuan saat ini sudah tergolong usia terlalu tua √
untuk hamil
10. Calon pengantin laki-laki sudah pernah menikah sebelumnya √
11. Calon pengantin perempuan sudah pernah menikah sebelumnya √
12. Calon pengantin perempuan sudah pernah hamil/ punya anak √
sebelumnya
13. Calon pengantin perempuan sudah pernah hamil/ memiliki anak, √
kehamilan sebelumnya
a. Normal
b. ipertensi / tekanan darah tinggi
c. Kelahiran lebih dari 3 kali
d. Janin meninggal dalam Rahim
e. Kehamilan kembar
f. Premature/ kelahiran kurang bulan
g. Bayi lahirdengan berat badan rendah (BBLR)
16

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA JURNAL


A. PEMBAHASAN
Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi
kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi dan
proses reproduksinya termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau
kelainan yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut. (Kemenkes RI,
2015). Nn. Z berusia 20 tahun dan akan melangsungkan pernihana 1 bulan
lagi sehingga membutuhkan asuhan kebidanan pranikah. Calon pengantin
berhak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,
dapat diterima, sesuai dengan pilihan tanpa paksaan. Pihak perempuan berhak
mendapat pelayanan kesehatan yang dibutuhkan yang memungkinkannya
sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta
memperoleh bayi yang sehat. Hubungan suami istri harus didasari
penghargaan terhadap pasangan masingmasing dan dilakukan dalam kondisi
dan waktu yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan
kekerasan. Hak reproduksi juga mencakup informasi yang mudah, lengkap,
dan akurat tentang penyakit menular seksual, agar perempuan dan laki-laki
terlindungi dari infeksi menular seksual (IMS) serta dan memahami upaya
pencegahan dan penularannya yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan
reproduksi laki-laki, perempuan dan keturunannya (Kemenkes RI, 2015).
Pada Nn. Z dan pasangan telah dilakukan pemeriksaan asuhan kebidanan
pranikah, dan skrining risiko kehamilan pada saat pranikah sesuai checklist.
Nn. Z dan pasangan termasuk dalam calon pengantin pasangan usia
subur sehingga perlu diberikan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, hal
ini sesuai dengan Permenkes No 97 tahun 2014 yang menyatakan bahwa
untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan
kesehatan masa sebelum hamil dilakukan pada, remaja, calon pengantin dan
pasangan usia subur.
17

Pemeriksaan Kesehatan, penting dilakukan untuk mempersiapkan


calon orang tua yang dapat melahirkan generasi penerus yang sehat. Jenis
pemeriksaan antara lain skrining statsus imunisasi tetanus, pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan BB, TB dan Lila, pemeriksaan fisik umum,
pemeriksaan penunjang (Lathifah, 2021). Pada Nn. Z telah dilakukan
skrining imunisasi tetanus didapatkan hasil bahwa belum pernah melakukan
imunisasi tersebut. Pemeriksaan TTV, BB, TB, Lila dan pemeriksaan fisik
didapatkan hasil bahwa Nn. Z dalam keadaan normal. Pemeriksaan
laboratorium juga telah dilakukan dan didapatkan hasil HB Nn. Z dalam
batas normal, hasil pemeriksaan HbsAg, syphilis, VCT non reaktif, golongan
darah A, PP test Negatif. Pada Nn. Z juga dilakukan penyuntikan TT 1 pada
lengan kiri secara IM 90o dengan dosis 0,5 ml. Untuk penyuntikan ke 2
dijadwalkan 1 bulan setelah penyuntikan pertama. Hal ini sesuai dengan teori
dari Kemenkes RI (2015) bahwa interval penyuntikan imunisasi TT ke 2
yaitu 4 minggu setelah TT1 dengan lama perlindungan 3 tahun. Persiapan
lain yang harus dilakukan oleh pasangan catin yaitu persiapan gizi meiputi
mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam berisi makanan pokok, lauk
pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Kemudian membiasakan perilaku
hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, mempertahankan dan memantau
berat badan serta menjaga organ reproduksi (Lathifah, 2021).
18

B. ANALISA JURNAL

Judul Tes Kesehatan Sebagai Syarat Pra Nikah (Studi UU


Pernikahan Di Kuwait)
Nama Jurnal Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam
Volume & Halaman Vol 10, No 1
Tahun 2019
Penulis Lathifah Munawaroh
Riviewer Miftahul Jannah
Tanggal Agustus 2022
Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penulisan artikel ini ialah untuk
mendeskripsikan pentingnya tes kesehatan sebagai syarat pra
nikah terkait studi UU pernikahan di Kuwait.

Teori yang mendukung salah satu tujuan pernikahan yang merupakan bagian dari
dalam penelitian maqāṣid alshari‟ah adalah hifẓu al-nasl yaitu menjaga
keturunan dan melindunginya sehingga terbentuk keturunan
yang sehat baik secara jasmani ataupun rohani. Sehat secara
jasmani dalam pengertian sehat dari penyakit-penyakit
menular maupun penyakit keturunan. Hal ini dapat berhasil
jika para calon pengantin mempersiapkan dari awal hal-hal
yang terkait tentang kesehatan diri sendiri. Kesuksesan atau
kegagalan pernikahan pun tergantung pada cara yang
ditempuh dalam memilih pasangan hidupnya, ketepatan
dalam memilih pasangan hidup serta melihat, menyelidiki
dan mengenal kepribadian pasangan yang akan dinikahinya.
Ini menjadi landasan awal dalam mengarungi bahtera rumah
tangga, agar kelak dapat merasakan keserasian dan
keharmonisan. Maka dari itu, melihat dan menyelediki calon
pasangan juga menjadi salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan baik tentang riwayat kesehatannya ataupun
kehidupannya dan kepribadiannya. Namun, seringnya
kesehatan jarang menjadi tolak ukur dalam melangkah ke
perkawinan. Hal ini juga dapat dilihat dari tidak adanya
Undang-Undang yang mengatur tentang persiapan
pernikahan dari segi kesehatan, baik Undang-Undang
Perkawinan ataupun Kompilasi Hukum Islam. Dalam fiqih
pun, tidak dijelaskan secara eksplisit tentang syarat kesehatan
sebagai salah satu syarat pernikahan
19

Indonesia telah diterapkan Imunisasi


Tetanus Toksoid bagi calon pengantin.
Pelaksanaannya berdasarkan kepada
Instruksi Bersama Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan
Haji Departemen Agama dan Direktur
Problem/Populasi Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan
(Latar Belakang Masalah) Pemukiman Departemen Kesehatan No :
02 Tahun 1989 Tentang Imunisasi Tetanus
Toksoid Calon Pengantin dan sebagai
dasar dari pelaksanaan UU no. 1 tahun
1974 tentang perkawinan dan Peraturan
Pemerintah no. 9 tahun 1975 tentang
pelaksanaan UU no. 1 tahun 1974, serta
Instruksi Presiden RI no .1 tahun 1991
tentang Kompilasi Hukum Islam.
Berdasarkan hal ini maka calon pasangan
wanita diwajibkan melakukan suntik
Imunisasi Tetanus Toksoid ketika akan
melakukan perkawinan dengan
melampirkan bukti atau surat keterangan
sudah melakukan Imunisasi Tetanus
Toksoid bersama persyaratan yang lain ke
Kantor Urusan Agama (KUA). Hal ini
bertujuan setiap calon pasangan wanita
ataupun bayi yang akan dilahirkannya
kelak terbebas dari infeksi tetanus. Hanya
saja imunisasi atau vaksin jenis ini hanya
dapat mencegah infeksi Tetanus, TBC,
Differi, Batuk Rejan dan Campak dan
tidak bisa untuk mengetahui riwayat
kesehatan calon pasangan dan penyakit
menular seksual dan keturunan, seperti
HIV/AIDS dan Thalasemia yang semakin
mewabah di masyarakat kita
Metode penelitian
- Intervensi Kajian Literatur.

Studi literatur tentang pernikahan dan


pemilihan jodoh, syarat dan rukun
- Komparasi/perbandingan perkawinan, serta praktik tes kesehatan pra
dengan metode standar nikah di Kuwait.
Outcome:
20

- Hasil penelitian dan temuan penelitian Tes kesehatan pra-nikah ini telah
dilaksanakan di banyak Negara. Di Kuwait
sendiri, tes ini telah dilaksanakan
berdasarkan pada UU No. 31 Tahun 2008,
yang merupakan salah satu seperangkat
penguat dari UU No. 51 Tahun 1984 tentang
Hukum Keluarga di Kuwait. UU No. 31
Tahun 2008 ini terdiri dari 6 pasal saja.
Perundangan ini pada dasarnya telah
disetujui oleh Majlis al-Ummah sejak bulan
November 2008, namun baru dapat
dipraktekkan pada bulan Agustus pada tahun
berikutnya, 2009 . Namun hasil dari tes
kesehatan ini bersifat tidak mengikat, dalam
artian, jika hasil dari surat keterangan
ternyata pasangan tidak fit untuk menikah,
namun mereka tetap ingin melanjutkan,
maka wajib melampirkan pula surat
pernyataan persetujuan dari kedua calon
bahwa keduanya mengetahui hal ini. Check
up kesehatan merupakan salah satu
penerapan yang berstatus ijtihādiyyah maka
memberi ruang terhadap proses
pembentukan hukumnya yang dapat berubah
tergantung dinamika sosial dan fenomena
yang terjadi. Sehingga secara praktek dan
penerapannya disesuaikan dan ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan kemaslahatan.
Penerapannya dapat bersifat mengikat bila
pemerintah dalam hal ini ikut berperan serta,
baik dalam tataran pembentukan perundang-
undangan ataupun wewenang dan kewajiban
memberikan fasilitas bagi warganya menuju
rumah tangga yang sehat

Dalam jurnal dengan praktik di lahan tidak


terdapat kesenjangan, dalam asuhan
kebidanan pranikah dan konsepsi sesuai
dalam jurnal yang berdasarkan hasil kajian
beberapa lieratur serta praktik pemeriksaan
pranikah, serta diharuskannya imunisasi
Tetanus.
21

Analisis kasus dengan


jurnal yang dipilih
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan kebidanan pada pranikah dan konsepsi yang dilakukan pada Nn. Z
dilakukan sesuai dengan standar asuhan, hal ini sesuai dengan teori sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dilahan
terkait asuhan kebidanan pada ibu nifas

B. SARAN
1. Bagi penulis
Diharapkan mampu meningkatkan pemahaman, wawasan, pengetahuan
dalam memberikan asuhan kebidanan pranikah dan konsepsi. serta
meningkatkan kemampuan dalam menganalisa kesesuaian antara teori
dengan praktik yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pranikah dan
konsepsi.
2. Bagi Institusi STIKes Estu Utomo Boyolali
Diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan, wawasan
dan pemahaman mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan
pranikah dan konsepsi. serta kemamampuan mahasiswa dalam
menganalisa kesesuaian antara teori dengan praktik yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan pranikah dan konsepsi.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat dijadikan bahan tambahan informasi serta pengetahuan
apabila ada pembaruan dalam memberikan asuhan kebidanan pranikah dan
konsepsi
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2015. Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Bagi Calon


Pengantin. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat 2020.
Panduan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin Dalam Masa
Pandemi Covid-19 Dan Adaptasi
Kebiasaan Baru. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Kostania Gita, Dkk. 2020. Pengembangan Booklet Pranikah Sebagai Media
Informasi Dalam Pelayanan Kesehatan Untuk Calon Pengantin. Jurnal
Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2
Lathifah Neneng S, Dkk. 2021. Konseling Kesehatan Reproduksi
Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesuburan Dan Kesadaran Kesehatan
Prakonsepsi. Jurnal Perak Malahayati Vol 3, No 1
Munawaroh Lathifah. 2019. Tes Kesehatan Sebagai Syarat Pra Nikah (Studi
Uu Pernikahan Di Kuwait). Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam.
Vol 10 No 1
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Yulianti Christy, Dkk. 2022. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap
Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi. Wellness And Healthy Magazine. Vol
4, No.1

Anda mungkin juga menyukai