Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KK BINAAN

ASUHAN KEBIDANAN

Laporan Ini Ditujukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Praktik
Daerah Binaan

DISUSUN OLEH :

Dosen Pembimbing :

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


STIKES HUSADA GEMILANG
TEMBILAHAN
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN

LAPORAN KK BINAAN

Disusun Oleh :

Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui Untuk Laporan KK Binaan


Di Akademi Kebidanan Husada Gemilang
Pada Tanggal :

Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

___________________
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Laporan KK Binaan ini.
Dalam penyusunan tugas ini tentunya melibatkan berbagai pihak yang secara
langsung turut membantu dalam terselesaikannya asuhan kebidanan ini. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari, dalam penulisan ini dan penyusunan laporan KK Binaan ini
tentunya masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi tercapainya kesempurnaan Laporan selanjutnya. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tembilahan, Juni 2022


Penulis

_________
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Tujuan................................................................................................................
C. Manfaat..............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian..........................................................................................................
B. Tujuan................................................................................................................
C. Sasaran...............................................................................................................
D. Ruang Lingkup..................................................................................................
E. Jenis-jenis..........................................................................................................
F. Pelayanan KB....................................................................................................
G. Manajemen Asuhan Kebidanan.........................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Format Pengkajian.............................................................................................
B. SOAP.................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif- obketif
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga. (WHO, 2016)
Salah satu usaha mengatur jumlah anak sesuai kehendak akseptor, dan
menentukan sendiri kapan akseptor ingin hamil (Maryunani, Anik. 2015 : 56). Siklus
reproduksi wanita memerlukan kira-kira 28 hari untuk menyiapkan dan melepaskan
ovum pada pertengahan siklus, mempersiapkan lingkungan uterus dan bila tidak terjadi
konsepsi pengeluaran darah dan jaringan dari uterus yang dikenal sebagai haid.
Meskipun kebanyakan wanita hanya mengetahui hasil akhir yang dikenal sebagai haid
saja sebenarnya puncak biologi dari siklus haid adalah ovulasi yaitu pelepasan sel ovum
yang sudah matang dari folikel De Graaf kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan
datang. (Arianggara, Adiawilda. 2016)
Program KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian
ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20
tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua
melahirkan (diatas usia 35 tahun). KB merupakan salah satu cara yang paling
efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu,
anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan,
dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan
akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara
anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak. (Kemenkes RI. 2018)
Sesuai dengan arah pembangunan Pemerintahan periode 2015- 2019,
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk
mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda

1
Prioritas nomor 5 (lima) yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”
melalui “Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana”. (BKKBN.
2015 : 1)
Berdasarkan data peserta Kb aktif dari hasil data badan kependudukan
dan keluarga berencana 2018 yaitu IUD 11,4%, MOW 3,5 %, MOP 0,69%,
Implan 9,75%, Kondom 3,22%, KB suntik 46,88% dan pil 24,54%.
(Kemenkes. 2018 : 84)
Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun
perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi
setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi
yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu
jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih dan
membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia. Faktor
lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor
pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman
dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan,
riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul),
faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat
pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari
suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi
keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat
kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa bidan mempunyai peran dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu pada Akseptor KB dan yang dibutuhkan saat ini adalah
informasi yang lebih jelas kepada akseptor KB agar program KB terus berjalan dan
efektif dalam mewujudkan agenda “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”
melalui “Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana” oleh BKKBN 2015.
(Fatmanadia. 2012)

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan konsep dasar asuhan kebidanan pada Akseptor
KB.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu Mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa dari data yang
terkumpul pada akseptor KB.
b. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk
diagnosa serta masalah dan kebutuhan pada akseptor KB.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa serta masalah potensial pada
akseptor KB.
d. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan melakukan intervensi dan
kolaborasi pada akseptor KB.
e. Mampu membuat rencana asuhan pada akseptor KB.
f. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat pada
akseptor KB.
g. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana
manajement yang telah dicapai pada akseptor KB.

C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa
memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan kebidanan
pada akseptor KB bulan yang telah diberikan oleh institusi pendidikan selama
proses pembelajaran serta menambah bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.
2. Bagi lahan praktek
Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta
menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara
Institusi, Puskesmas dan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Bagi penulis

3
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan
kebidanan pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi KB, serta sebagai
penerapan ilmu yang telah didapat.
4. Bagi Akseptor KB
Menambah pengetahuan kepada akseptor KB khususnya untuk
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan KB.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Program KB adalah bagian integral dalam program pembangunan
nasional yang berujuan untuk menciptakan kesejaheraan ekonomi, spiritual
dan sosial budaya menuju keluarga penduduk Indonesia agar dapat
mencapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional
(Imelda, 2018).

B. Tujuan program KB
Tujuan keluarga berencana adalah meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak guba mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
sebagai dasr bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia
(Imelda, 2018)

C. Sasaran program KB
Berdasarkan tujuan yang dicapai sasaran program KB dibagi
menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran
langsung adalah pasangan usia subur (PUS) yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaaan kontrasepsi secara
berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksana dan
pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.

D. Ruang lingkup program KB


Ruang lingkup informasi dan edukasi (KIE) meliputi :
1) Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
2) Konseling

5
3) Pelayanan kontrasepsi
4) Pelayanan infertilitas
5) Pendidikan seks
6) Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
7) Konsultasi genetic
8) Tes keganasan
9) Adopsi

E. Jenis- jenis kontrasepsi


1) Metode Alamiah
a) Metode kalender
Dasar metode kalender adalah dengan menentukan masa
ovulasi dari haid selama 6-12 bulan terakhir (Fitri Imelda,2018).
Mekanisme kerja metode kalender yaitu menggunakan prinsip tidak
melakukan persetubuhan pada masa subur istri.Untuk menentukan
masa subur istri digunakan tiga patokan yaitu :
(1) Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid
(2) Sperma hidup dan membuahi selama 48 jam setelah ejakulasi
(3) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.
b) Metode suhu badan basal (termal)
Dasar dari peninggian suhu badan basal 0,2-0,5 derajat celcius
pada waktu ovulasi. Peninggian suhu badan basal mulai 1-2 hari
setelah ovulasi, disebabkan oleh peninggian kadar hormone
progesterone (Fitri Imelda, 2018).
(1) Teknik metode suhu basal
Umumnya digunakan thermometer khusus dengan
kalibrasi yang diperbesar (basal thermometer), meskipun
thermometer biasa dapat dipakai. Waktu pengukuran harus pada
saat yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak sedikitnya 3-
5 jam serta masih dalam keadaan istirahat mutlak. Pengukuran
dilakukan secara : oral (3 menit), rektal (1 menitdan merupakan

6
cara terbaik), vaginal.
(2) Efektivfitas metode suhu basal, angka kegagalan :0,3-6,6
kehamilan pada 100 wanita pertahun. Kerugian utama metode
badan basal ialah abstinens sudah harus dilakukan pada masa pra-
ovulasi.
c) Metode lendir serviks
Dasar perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karena
perubahan estrogen. Peran lendir serviks yang diatur oleh hormone
estrogen dan progesterone ikut berperan dalam reproduksi.
Pada tiap siklus haid di produksi 2 macam lendir serviks oleh
sel-sel serviks yaitu :
(1) Lendir Type-E (estrogenic) :
Diproduksi pada fase akhir pra-ovulasi, bersifat banyak, tipis
seperti air (jernih) dan viskositas rendah.
(2) Lendir Type-G ( Gestagenik)
Diproduksi pada fase awal pra-ovulasi dan setelah ovulasi.
Bersifat kental dan keruh.
Efektifitas metode lendir serviks yaitu angka kegagalan 0,4-39,7
kehamilan pada 100 wanita pertama.
d) Metode Amnorea laktasi
Metode Amenorhea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya
hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan atau
minuman apapun.
(1) Cara kerja
Cara kerja dari metode amnorea laktasi (MAL) adalah
menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/
menyusui, hormoon yang berperan adalah prolactin dan oksitosin.
Semakin sering menyusui, maka kadar prolactin meningkat dan
hormone gonadotrophin melepaskan hormone penghambat
(inhibitior). Hormon penghambat akan mengurangi kadar

7
estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi (Fitri Imelda, 2018).
(2) Keuntungan
a) Murah, aman dan tidak ada efek samping
b) Tidak mengganggu aktivitas seksual
c) Mengurangi perdarahan setealah melahirkan
d) Penurunan tingkat kemungkinan kanker payudara
e) Memberikan nutrisi terbaik untuk bayi
f) Meningkatkan kekebalan tubuh bayi
(3) Kerugian
a) Ada masanya kesulitan menyusui secara ekslusif
b) Saat ada hambatan, metode ini kurang efektif
c) Bisa selesai lebih cepat dari waktu 6 bulan
d) Cairan vagina berkurang, sehingga seks tidak nyaman.
e) Coitus Interuptus (metode withdrawal/senggama terputus)
Suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi
ejakulasi intra vagina. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksternal
wanita.
(1) Keuntungan
Tidak memerlukan alat/murah, tidak menggunakan zat-zat
kimiawi, selalu tersedia setiap saat, tidak mempunyai efek
samping.
(2) Kerugian
Angka kegagalan cukup tinggi 16-23 kehamilan per 100 wanita
pertahun. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan yang tinggi
yaitu adanya caira praejakulasi (yang sebelumnya sudah
tersimpan dalam kelenjar prostat, uretra, kelenjar cowper), yang
dapat mengandung berjuta-juta spermatozoa. Kerugian lainnya
yaitu kenikmatan seksual berkurang bagi suami istri, sehingga
dapat mempengaruhi kehidupan perkawinan (Fitri Imelda, 2018).

8
2) Metode modern
a) Metode kontrasepsi hormonal
(1) Implan
(a) Pengertian
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk
yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi, dipasang
pada lengan atas (Fitri Imelda, 2018).
(b) Cara kerja
(1) Menghambat Ovulasi
(2) Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit.
(3) Menghambat perkembangan siklis dari endometrium.
(c) Keuntungan
(1) Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakanobat
yang mengandung estrogen.
(2) Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun
dan bersifat reversibel.
(3) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya
dikeluarkan.
(4) Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah.
(5) Resiko terjadinya kehamilan ektropik lebih kecil jika
dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam
rahim.
(d) Kerugian
(1) Susuk KB / Implant harus dipasang dan diangkat oleh
petugas kesehatan yang terlatih
(2) Lebih mahal
(3) Sering timbul perubahan pola haid.
(4) Akseptor tidak dapat menghentikan implant
sekehendaknya sendiri
(5) Beberapa orang wanita mungkin segan untuk
menggunakannya karena kurang mengenalnya

9
(2) Pil
Terdapat beberapa jenis pil yang bisa dipilih sesuai kondisi diri,
yakni pil gabungan dengan kandungan progestin dan etstrogen dan pil
mini yang hanya mengandung satu hormone progestin (Fitri Imelda,
2018).
(a) Cara kerjanya
Untuk pil kombinasi mengombinasikan hormone estrogen dan
progestin, sehinga menghentikan ovum oleh ovarium. Alhasil
kehamilan pun tak terjadi. Sedangkan untuk pil mini akan
mencegah terjadinya ovulasi, sehingga pembuahan pu ttak bisa
terjadi. Kedua jenis pil ini harus dikonsumsi dengan rutin setiap
harinya pada jam yang sama, agar bisa efektif bekerja.
(b) Efek sampingnya
Bercak darah diantara periode menstruasi, mual, nyeri payudara,
penambahan berat badan, perubahan mood.
(c) Keuntungan
Sangat efektif bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu
aktivitas seks, dan dapat mengurangi nyeri haid.
(d) Kerugian
Minum pil ini tidak boleh terlupa karena bisa membuatnya tidak
bekerja dengan efektif, tidak melindungi dari PMS dan dapat
menyebabkan wajah berjerawat.
(3) Suntik
Suntikan progestin merupakan kontrasepsi suntikan yang berisi
hormon progesterone (Fitri Imelda,2018).
(a) Cara kerjanya
Menghentikan ovulasi atau proses pelepasan sel telur dari
ovarium setiap bulannya, Mengentalkan lendir di leher rahim,
sehingga spermaa terhalang dan sulit masuk ke rahim untuk
membuahi sel telur, Membuat lapisan rahim menjadilebih tipis,
sehingga bila ada sel telur yang dibuahi, sel tersebut tidak akan

10
berkembang karena kondisi rahim tidak mendukungnya.
(b) Efek samping
Peningkatan berat badan, menstruasi tidak teratur, muncul bercak
darah pada vagina, perubahan mood, sakit kepala, mual, nyeri
payudara, penurunan gairah seksual, pengeroposan tulang dan
peningkatan resiko terkena osteoporosis, dan alergi.
(c) Keuntungan
Sangat efektif untuk mencegah kehamilan, dan tidak mengganggu
aktivitas seks
(d) Kerugian
Penyuntikan dapat menyebabkan menstruasi terganggu atau
perdarahan tidak teratur, membutuhkan pencatatan seberapa lama
pemakaiannya, serta tidak melindungi dari PMS.
b) Metode kontrasepsi Non-hormonal
(1) Kondom
Kondom merupakan salah satua alat kontrasepsi paling popular.
Metode kontrasepsi ini dapat digunakan dengna mudah dan bebas
dibawa kemana saja.
a. Keuntungan
Ini adalah perlindungan terbaik terhadap penyakit menular
seksual (IMS), dapat digunakan sebebasnya dan tak berpengaruh
terhadap hormone.
b. Kerugian
Beberapa kekurangannya bisa robek atau lepas saat
berhubungan seks jika tidak digunakan dengan benar, serta
menimbulkan reaksi aleri bagi sebagian orang.
(2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah suatu alat atau
benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif,
reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua
perempuan usia produktif (Fitri Imelda, 2018).

11
Cara kerja AKDR yaitu menutup jalan pertemuan sperma dan sel
telur, mengurangi jumlah sperma yang bisa masuk tuba falopi
(tempat sel telur), menjadikan selaput lendir rahim tipis dan tidak
siap ditempati sel telur, serta meng-inaktifkan sperma.
Keterbatasanya perlu dilakukan pemeriksaan dalam, harga dan
pemasangan relative mahal, memerlukan tenaga kesehatan khusus,
menyebabkan amnore pada penggunaan jangka panjang,
menurunkan kadar HDL kolestrol, memicu pertumbuhan mioma dan
kanker payudara, seertameningkatkan resiko ranggang panggul.
Kontraindikasi pengguna AKDR progestin adalah hamil (bisa
menyeabkan keguguran), perdarahan pervagina yang belum jelas
penyebabnya, keputihan, menderita salah satu penyakit reproduksi
dan menderita kanker.

F. Pelayanan KB di era adaptasi kebiasaan baru


Berdasarkan pedoman pelayanan KB
diera adaptasi kebiasaan baru yang
dikeluarkan Kemenkes RI 2020, pelayan
KB dilaksanakan sebagai berikut :
1) Pelayanan KB dilakukan sesuai jadwal perjanjian antara klien dan
petugas kesehatan.
2) Jika tidak memungkinkan untuk datang ke fasilitas kesehatan,
dianjurkan pantang berkala dan menggunakan kondom.
3) Janji temu dan menerapkan protocol kesehatan serta menggunakan
APD yang sesuai dengan jenis pelayanan.
4) Tidak di perlukan control ulang, jiks terdapat keluhan terkait pemakaian
kontrasepsi, telebih dahulu buat perjanjian dengan tenaga kesehatan
untuk control ulang di fasilitas kesehatan.
5) Materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kesehatan
reprodiksi dan KB dapat dilaksanakan secara daring (Kemenkes RI
2020).

12
G. Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan
yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,
yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Langkah-langkah tersebut membenruk kerangka yang lengkap yang bisa di
aplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa
dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai
dengan kondisi klien. Berikut langkah-langkah dalam proses penatalksaan
menurut Varney :
a. Pengumpulan data dasar
Tahap ini dibutuhkan untuk menilai klien secara keseluruhan.
Pada tahap ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik
yang sesuai kebutuhan, dan pemeriksaan TTV, pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan penunjang.
b. Interpretasi data
Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena
masalah tidak didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan
penanganan.
c. Mengidentifikasi diagnosis/masalah potensial
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisivasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah
potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi
agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini
bersifat antisipasi yang rasional atau logis. Masalah potensial adalah

13
keluhan yang dirasakan atau yang dialami ibu yang bersifat patologis.
Antisipasi masalah potensial adalah mengatasi masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan masalah atau diagnosa yang diidentifikasi.
d. Kebutuhan terhadap tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ke empat
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Tindakan segera dapat di lakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau
bersifat rujukan.
e. Rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh
berkaitan dengan pedoman antisipasi terhadap klien semua keputusan
yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan
benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori.
f. Penatalaksanaan asuhan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien
dan aman. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi keterlibatan
bidan dalam manajemen. Manajemen asuhan bagi klien adalah tetap
bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu
dan biaya serta meningkatkan mutu asuhan klien.
g. Evaluasi hasil asuhan
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemantauan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana yang telah diidentifikasi dalam

14
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektof jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arianggara, Andiwilda. 2016. Menstruasi dan Ovulasi. https://www.


academia. edu/8562966/MENSTRUASI_DAN_OVULASI
BKKBN. 2015. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional 2015-2019. Jakarta : TIM BKKBN
BKKBN. 2015. Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : TIM BKKBN
Fitri Imelda. (2018). Nifas, Kontrasepsi Terkini dan Keluarga Berencana.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Fatmanadia. 2012. Pelayanan Kebidanan yag Berkualitas. https://fatmanadia.
wordpress. com/2012/09/02/ pelayanan- kebidanan- yang-berkualitas/
Glasie, Ana,. dan Ailsa Gebbie. 2005. Keluarga Berencana & Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : EGC
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta : Kemenkes
RI
Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam Asuhan Kebidanan.
Bogor : IN MEDIA
The Asian Parient Indonesia, 2015. KB Suntik 3 Bulan. https://
id.theasianparent.com/kb-suntik-3-bulan/2/

Anda mungkin juga menyukai