Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROGRAM KELUARGA BERENCANA(KB)

NAMA : TIARA
NIM : 20201440120087
MK : YANKESDAS
DOSEN: Any Zahrotul W,S.Kep.,Ns.,M.Kep

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA
DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala
puji bagi Allah, tuhan semesta alam, kemudian shalawat beriring salam
disampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, serta keluaga dan
sahabat-sahabatnya, yang telah membawa agama Islam sebagai petunjuk bagi
umat manusia dalam menjalankan kehidupan didunia dan diakhirat.
Makalah ini berjudul “Keluarga Berencana (KB)”. Penulisan Makalah ini
kiranya tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,
baik moril maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak terhingga dan setinggi-tingginya
kepada para panitia pelaksana pelatihan yang sudah membatu dan memberikan
petunjuk kepada penulis dalam menyusun Makalah ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Makalahini masih banyak
terdapat kejanggalan dan kekurangan baik susunan kata maupun penulisannya hal
ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis.
Mudah-mudahan kerya tulis ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis
sendiri dan pembaca pada umumnya.

Martapura 07 Desember 2022


Penulis,

TI ARA

i
DAFTAR I SI

Halaman
Kata Pengantar ................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 1
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Program KB ..................................................................... 3
2.2 Tujuan Program KB ........................................................................... 3
2.3 Sasaran Program KB ......................................................................... 4
2.4 Ruang Lingkup Program KB ............................................................. 4
2.5 Strategi Pendekatan Program KB ...................................................... 5
2.6 Dampak Program KB ........................................................................ 6
2.7 Pengaruh Program KB ....................................................................... 6
2.8 Manfaat Program KB ......................................................................... 8
2.9 Cara Operasional Program KB .......................................................... 9
2.10 Partisipasi Masyarakat ...................................................................... 10
2.11 Peran Program KB ........................................................................... 12
Bab III Penutup .............................................................................................. 14
Daftar Pustaka .................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang


dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit
terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi padapertumbuhan yang seimbang.
Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu
pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka
kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang
bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan
kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :
1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu
hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan
resikonya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan
juga mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat
suntik dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan
atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya
daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang
digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai
keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan
kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami

1
(produksi hewani) yang dipasang pada alat vital laki-laki saat berhubungan
seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar
dan murah atau dapat dibeli secara umum.
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau
memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi
(kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi
klien apabila kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan
tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi.

2.2 Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)


Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan
sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:


 Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa
 Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
 Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi,
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:


1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

3
2.3 Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14
persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai
alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh
kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1
yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

2.4 Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)


Ruang lingkup KB antara lain:
 Keluarga berencana
 Kesehatan reproduksi remaja
 Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
 Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
 Keserasian kebijakankependudukan
 Pengelolaan SDM aparatur
 Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
 Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

4
2.5 Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)
Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat
(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan
keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai
kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan
kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider)
dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat
yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.
Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon
pasangan usia subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb.
Berdasarkan hasil survei tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam
3 kelompok
a) 15% pus langsung merespon ya untuk berkb.
b) 15% - 55% pus merespon raguragu untuk berkb.
c) 30% pus merespon tidak untuk berkb.

5
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya
untuk scepatnya menurunkaj TFR dan membudayakan NKKBS sebagai
normaprogram KBN .
Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
- Strategi dasar
- Strategi operasional
 Strategi Dasar
- Meneguhkan kembali program di daerah
- Menjamin kesinambungan program
 Strategi operasional
- Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
- Peningkatan kualitas dan prioritas program
- Penggalangan dan pemantapan komitmen
- Dukungan regulasi dan kebijakan
- Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

2.6 Dampak Program Keluarga Berencana (KB)


Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:
1. Penurunan angka kematian ibu dan anak
2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga
4. Peningkatan derajat kesehatan
5. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
6. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
7. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

2.7 Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)


Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan
untuk mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil
atau tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula

6
berhasil atau tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Pertambahan penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi
akan mengakibatkan ketegangan – ketegangan sosial dengan segala akibat yang
luas.
1. Pengaruh positif Program KB
Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan
untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena
diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB
dapat dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk
Indonesia pada tahun 2015 sekitar 237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari
angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.
Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan
penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian
dari kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan
program KB di daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja
program untuk mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang
pembangunan. Dengan terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta
generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pembangunan
Indonesia yang berkualiatas.
2. Pengaruh negatif Program KB
Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki
pengruh yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya
partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa
penggunaan AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat,
maka biaya yang harus di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat
dan obat untuk kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.
Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat
mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah
usia lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang
juga harus dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga
meningkat.

7
2.8 Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).
Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana
(KB), yaitu:
1. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan
kehamilan yang aman,sehat dan diinginkan.
2. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi
pil kontrasepsi.
3. Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah
program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga
untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat
mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk keluarga berkualitas
maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas
akan dapat melanjutkan pembangunan.
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :
a. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan
peningkatan kualitas penduduk.
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal
dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian
ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui
penggunaan kontrasepsi.
c. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia
dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan
kehidupan berkeluarga.
d. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari
sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya
manusia yang tangguh.

8
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor
akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga,
antara lain:
1. Manfaat Untuk Ibu:
- Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
- Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
- Menjaga kesehatan ibu
- Merencanakan kehamilan lebih terprogram
- Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang
kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
- Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati
waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.
2. Manfaat Untuk Anak:
- Mengurangi risiko kematian bayi
- Meningkatkan kesehatan bayi
- Mencegah bayi kekurangan gizi
- Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
- Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
- Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3. Manfaat Untuk Keluarga:
- Meningkatkan kesejahteraan keluarga
- Harmonisasi keluarga lebih terjaga

2.9 Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB).


1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan
penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan
penerangan massa melalui media cetak dan elektronik. Dengan penerangan,
motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan,
perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan

9
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik
sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan
mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB
yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi
sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi
serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME,
memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara
keluarga dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu:
pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat
sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui
program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar
merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi
pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4. Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

2.10 Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB).


Partisipasi masyarakat dalam mendukung program KB masih terlihat
rendah. Hal ini terutama tampak pada partisipasi pria/suami. Hal ini salah satunya

10
disebabkan minimnya akses laki-laki terhadap perolehan informasi, pelayanan KB,
dan kesehatan reproduksi.
Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM
Issac Tri Oktaviatie, S.Ant, MSc, kurangnya promosi atau sosialiasi tentang KB
pria dikarenakan kebijakan KB di Indonesia yang masih berfokus pada
pencapaian target peserta KB perempuan. Perempuan masih tetap menjadi sasaran
utama sosialisasi program KB dengan harapan istri yang akan
mengkomunikasikan dan menegosiasikan pemakaian alat kontrasepsi (alkon)
kepada suaminya.
Aspek sosial budaya masyarakat Indonesia, lanjutnya, juga menjadi faktor
penyebab rendahnya kesadaran pria untuk berperan menyukseskan program KB.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di kabupaten Gunung Kidul, diketahui bahwa
masyarakat masih mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan.
Selain itu, pemakaian alat kontrasepsi kondom mengurangi kenyamanan saat
melakukan hubungan seksual dengan pasangan dibanding jenis-jenis alat
kontrasepsi perempuan yang ada. Sementara metode vasektomi masih
dipersepsikan sebagai bentuk pengkebirian dan akan mengurangi kekuatan pria.
Pandangan yang keliru tentang vasektomi ini telah melahirkan stigma terhadap
akseptor yang dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai pria takut isteri.
Kekhawatiran juga muncul dari perempuan yang beranggapan dengan vasektomi
justuru akan meningkatkan peluang suami untuk tidak setia pada pasangan karena
tidak meninggalkan jejak.
Keterlibatan pria didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses
pengambilan keputusan KB, pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan
kontrasepsi pria. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pria
tidak hanya dalam hal pemakaian alat kontrasepsi saja, tapi juga dalam hal
pengambilan keputusan berKB oleh istri ataupun dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh pria tentang KB digunakan untuk membantu mensosialisasikan
program-program KB. Keterlibatan pria dalam KB diwujudkan melalui perannya
berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi serta
merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan tujuan

11
terciptanya Keluarga Berkualitas 2015, Partisipasi pria dalam Keluarga Berencana
adalah tanggung jawab pria dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku seksual
yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan atau keluarganya. Dalam hal ini
dinyatakan bahwa keterlibatan pria dalam program KB dapat terjadi secara
langsung atau tidak langsung. Penggunaan metode kontrasepsi pria merupakan
satu bentuk partisipasi pria secara langsung, sedangkan keterlibatan pria secara
tidak langsung misalnya pria memiliki sikap yang lebih positif dan membuat
keputusan yag lebih baik berdasarkan sikap dan persepsi, serta pengetahuan yang
dimilikinya.

2.11 Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB).


Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada
kemiskinan dan pengangguran. Karenanya, diperlukan sinergi antara pemerintah,
masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait lainnya secara bersama-sama
menanggulangi ledakan penduduk sekaligus memberikan mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga agar kualitas hidupnya lebih
baik. Di sinilah kehadiran KB menjadi kebutuhan yang sangat mendesak ketika
ancaman ledakan penduduk menimpa bangsa ini.
Soerjono Soekanto dalam bukunya, Sosiologi Sebuah Pengantar (2010)
mengatakan, bahwa masalah angka kelahiran akan dapat diatasi dengan
melaksanakan program keluarga berencana yang bertujuan meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak maupun meningkatkan
kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.
Dengan demikian, program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna
membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan menunda masa
perkawinan dini agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan untuk mengimbangi ledakan jumlah
penduduk adalah penambahan dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan
kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk
dengan program transmigrasi, dan meningkatkan produksi.

12
Dengan beberapa cara tersebut ancaman ledakan jumlah penduduk bisa
diminimalisir sehingga angka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan
seminimal mungkin. Jika angka kemiskinan dan pengangguran berkurang
otomatis kesempatan dan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan
benar-benar dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dan pada gilirannya
kesejahteraan yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini akan terwujud.

13
BAB III
KESIMPULAN

Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan
pembangunan di segala bidang, termasuk untuk mengatasi berbagai masalah
kependudukan seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk
yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb
meliputi: Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan
koordinasi aktif (active coordinative approach), Pendekatan integrative
(integrative approach), Pendekatan kualitas (quality approach), Pendekatan
kemandirian (self rellant approach), Pendekatan tiga dimensi ( three dimension
approach).
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi:
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan
pengayoman peserta KB, Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan
Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran,
semisalkan dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun dampak pada suami.
Secara umum Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan
angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan
mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;
Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abd ar-Rahim ‘Umran. 1997. Islam dan KB. Jakarta: Lentera

Hartanto, Hanafi. 2004.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan

Masjfuk Zuhdi. 1991. Masail Fiqhiyah. Jakarta: CV Haji Mas Agung

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan


Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/

http://tppkkkec-tirto.blogspot.com/2011/11/3-manfaat-utama-program-
keluarga.html

http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html

http://minirukmini.blogspot.com/2013/05/persepsi-dan-partisipasi-masyarakat.html

http://sofiatussholeha.blogspot.com/2013/06/program-kb-di-indonesia.html

15

Anda mungkin juga menyukai