Anda di halaman 1dari 7

REVIEWJURNAL(RESUME)

‘’BAYIBARULAHIR’’

DOSENPENGAJAR:
Ns.Susanaria Alkai,Sp.Kep.Mat

DISUSUNOLEH:
NAMA :Noor khafifah
NIM 2020144012058

YAYASANBANJARINSANPRESTASI
SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANINTANMARTAPURADI
PLOMATIGA KEPERAWATAN
2021/2022
HUBUNGANPERAWATANTALIPUSATDENGANKEJADIANINFEKSIPAD
ABAYIBARU LAHIRDIRSUD Dr.PIRNGADI
MEDAN2019(JURNAL1 )

Latar Belakang
Perawatan tali pusat sangat penting diketahui oleh ibu terutama oleh ibu melahirkan ( post
partum)agar ibu dapat memberikan perawatan yang maksimal pada bayi sehingga bayi dapat tumbuh
dengan baikdan sehat, tidak terinfeksi melalui tali pusatnya (Yuspita, 2017). Perawatan tali pusat sangat
penting dilakukan terutama oleh ibu melahirkan karena ibu yang lebih mengetahui perkembangan bayi
ssetiapharinya. Perawatan tali pusat yang baik seperti menghindari penggunaan bedak dermatol, dan
penggunaanramuan tradisional yang kurang memperhatikan kesterilannya sangat membubuhkan atau
mengoleskanramuan,abudapur,dansebagainyapadalukatalipusatsebabdapatmenyebabkaninfeksidantetanus
yangdapat berakhir dengan kematian neonatal. Infeksi tali pusat merupakan faktor resiko untuk
terjadinyatetanusneonatorum(Depkes RI, 2016).

Tujuan

Tujuanperawatantalipusatuntukmencegahterjadinyapenyakittetanuspadabayibarulahir,agartali
pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi.Penyakit
tetanus ini disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun),yangmasukmelalui lukatali
pusat,karenaperawatanatautindakanyangkurangbersih(Saifuddin,2014).

Metode

Penelitianmenggunakanmetodekorelasidenganmenggunakanpendekatancrosssectional.Dengan
tujuan untuk mengetahui hubungan perawatan tali pusat dengan kejadian infeksi pada bayi
barulahir( BBL ) diRSUDDr.PirngadiMedan 2018.

Hasil

Berdasarkan uji Chi Square didapatkan p = 0.017< 0.05 berarti


HoditolakdanHaditerima.Inimenunjukkan bahwa ada Hubungan PerawatanTaliPusatdenganKejadian
Infeksi Pada Bayi BaruLahirdiRSUDDr. PirngadiMedan Tahun 2018.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa mayoritas responden melakukan perawatan tali
pusatbaik (skor14-20) sebanyak 30 (85.7%), dengan mayoritas responden berada pada usia 36-45
tahunsebanyak 18 orang (51.4%), dan berpendidikan S1 sebanyak 6 orang (17.1%) dengan
mayoritaspengalamankerja11-15tahun sebanyak 15 orang (42.9 %), berdasarkan jenis
tenaga kesehatanmaka mayoritas bidan sebanyak 23 orang (65.7%).Sedangkanhasil penelitian
minoritas yangdiperoleholehpenelitibahwa,respondenmelakukanperawatantali pusatcukup(skor7-
13)sebanyak
5orang (14.3%), mayoritas pendidikan D3 sebanyak 29(82.9%).Minoritaspengalamankerja >16tahun
sebanyak 5 orang (14.3%). Minoritas responden berada pada usia 46-55 tahun sebanyak 3
orang(8.6%),minoritas perawatsebanyak 12 orang(34.3%).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai kepuasan
kepuasanperawat pada perawatan tali pusat dengan kejadian infeksi pada bayi baru lahir dengan nilai
signifikan(p=0.17), sehingga (p<0.05), maka Ha diterima dan Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa
adahubunganperawatantalipusatdengan kejadianinfeksipada bayibarulahir.
HUBUNGANPERAWATANTALIPUSATDENGAN
LAMAWAKTULEPASTALIPUSATPADAIBUYANG MEMILIKI BAYI USIA LEBIH DARI SATU
BULAN DI BPM MILNA CORVIANA, AMD. KEBKABUPATENBOGOR TAHUN2021( JURNAL 2 )

Latar Belakang

Sebagian besar kematian neonatal akibat infeksi disebabkan oleh infeksi pada tali pusat
karenapemotongan dengan alat tidak steril, dan dikarenakan perawatan tali pusat yang tidak benar
contohnyadengan pemakaian daun daunan yang digunakan masyarakat dalam merawat tali pusat (Susanti,
2017).AngkakejadianinfeksibayibarulahirdiIndonesiaberkisarantara24%hingga34%,danhalinimerupakanp
enyebabkematianyangkeduasetelahAsfeksianeonatorumyangberkisarantara49%hingga60%
(Asiyahetal.,2017).Banyakpendapattentangcaraterbaikdalammerawattalipusat.Telahdilaksanakanbeberapa
uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi,
yaitudengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih
(Damanik,2019).

Tujuan

Perawatan tali pusat bertujuan agar tali pusat terhindar dari kotoran. Hal ini dilakukan agar
bayitidak terkena infeksi. Adapun tanda-tanda infeksi pada tali pusat yaitu ada pus atau nanah, berbau
busuk,kulit sekitar talipusatkemerahan.

Metode
Jenispenelitianyangdigunakanadalahstudikorelasi(correlationstudy)yaitusuatu
penelitianhubunganantaraduavariable,dalamrangkamengetahuihubunganperawatantalipusatdenga
n lama waktu lepas tali pusat pada ibu yang memiliki bayi. Sampel dalam penelitian
iniadalahibuyangmemilikibayisebanyak30orang.Dalampenelitianinipemilihansampeldilakukande
ngancaraaccidental sampling.

Hasil

Hasilpenelitianibuyangmelakukanperawatantalipusatsesuaistandarsebanyak
240rang(80,0%)yangtidaksesuaistandar
6orang(20,0%),lamawaktulepastalipusat<10harisebanyak22(73,3%)yang
>10harisebanyak8 (26,7%).Hasilujistatistic diperoleh (pvalue = 0.000)<(a= 0,05)dan OR= 35,000.
Kesimpulan

Terdapathubunganantaraperawatantalipusatsesuaistandardenganlamawaktulepastalipusatpadaibu
yangmemilikibayiusialebih dari1 bulan.
PERAWATANTALIPUSATDENGANMETODETERBUKAUNTUKMENURUNKANRESIKOI
NFEKSIPADABAYIBERAT LAHIRRENDAH (BBLR)2019(JURNAL3)

Latar Belakang

Perawatan tali pusat pada BBLR adalah suatu tindakan untuk merawat tali pusat dengan cara
talipusatdirawatdengankeadaansteril,bersih,keringsupayatidakterjadiinfeksipadabayiberatlahirrendah(BBL
R), untuk saat ini perawatan dengan memakai kassa steril, alkohol, povidone iodine 10% ataudibiarkan
saja tidak dibungkus. Mengidentifikasi manfaat perawatan tali pusat dengan metode
terbukauntukmenurunkanresikoinfeksi.DesainstudikasusyangdilakukandiRSPKUMuhammadiyahDelangg
uPada tanggal 14-16 April 2019. Subyek penelitian Perawatan tali pusat pada Bayi berat lahir
rendah(BBLR).

Tujuan

Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi
barulahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya kuman kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari
alatyang tidak steril maupun pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang dapat
menyebabkaninfeksi.

Metode
Studikasusinimenggunakanmetodeobservasiparsipasif,wawancara,dandokumentasidengan
menggunakan format asuhan keperawatan maternitas,lembar observasi, alat tulis, dan dilaksanakan
dirumahsakitPKUMuhammadiyahDelanggu,dibangsalKBRT,yangdiambil2bayiberjeniskelaminperempua
ndanlaki-laki,Studi Kasusdilaksanakanpadatanggal 14April2019sampai 16April2019.

Hasil
PengkajianpadabayiNy.Ipadatanggal14april2019melaluiobservasilangsungdidapatkan
identitas umum yaitu bayi Ny. I umur satu hari, jenis kelamin perempuan, alamat Wonosari
KlatenPengkajian pada bayi yang kedua yaitu bayi Ny. S yang dilakukan pada tangal 14 April 2019,
didapatkanidentitaasumumyaitubayiNy.Sumur1hari,jeniskelaminlaki-
lakialamatrumahGatakSukoharjo.HasilpengkajiandidapatkanpadabayiNy.
Idenganbayiprematureberatbadan2250gram,bayiNy.IterdiagnosaBBLR,S:36°C,N:130x/menit,HR40x/
menit,danBB2250gram,talipusatmasihagak
basah dan belum kering total, GDS 46 mg/dl, usia bayi 1 hari. Kemudian pada bayi yang kedua
bayiNy.Sdenganbayiprematurberatbadan2360gram,bayiNy.SterdiagnosaBBLRjuga,denganS:37,6°C,N:
136 x/menit, RR: 51 x/menit, Gds 39 mg/dl, tali pusat masih basah dan umur bayi 1 hari. Tindakanpada
bayi Ny. S dan bayi Ny. I telah dilakukan sesuai rencana yaitu perawatan tali
pusat.Setelahdilakukan tindakan asuhan keperawatan pada tali pusat
denganmetodeterbukapadabayiBBLR.EvaluasipadabayiNy.Spadatanggal16April2019yaitutalipusatsudahk
eringdanbersih,tidakmenunjukan adanya tanda infeksi seperti kemerahan, vesikel permukaan tidak
mengeras, suhu stabil dantidak ada luka berbau busuk. Pada bayi Ny. I pada tanggal 16 April 2019
dengan evaluasi dilakukanperawatantalipusatdenganhasiltalipusatsudahbersihdankering,tidakmenunjukan
adanyatanda-tandainfeksi sesuai indikator kemerahan, vesikel permukaan tidak mengeras, suhu stabil dan
tidak ada cairanluka yang berbau busuk. PenelitianyangdilakukanIstiqomah (2013), dengan hasil
penelitian inididapatkan selisihperbandinganperawatantalipusat antara yang dirawat secara metode
terbuka danbetadine diperoleh perbedaan waktu 3 hari dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Nilai rata-rata
perawatanbetadine lebih lama dibandingkan dengan metode terbuka. Dilihat dari penelitian ini bahwa
penentuanbentuk intervensi dan implementasi akan mempengaruhi perbedaan waktu pelepasan tali pusat,
dan
padapenelitianiniyangpalingbaikadalahperawatantalipusatdengansistimmetodeterbukayaitumenggunakana
lkohol70%.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus dan pembahasan pada bab sebelumya, maka dapat diambil
beberapakesimpulan antara lain:Penulis menyusun resume keperawatan yaitu asuhan keperawatan
perawatan
talipusatdenganmetodeterbukauntukmenurunkanresikoinfeksipdabayiberatlahirrendah(BBLR)denganmela
kukan pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi. Dari hasil pengkajian data didapatkan
bayiNy.Iumur1haridenganberatbadan2250gramtalipusatmasihbasah.PadabayiNy.Sumur1haridenganberat
badan2360gramtalipusatmasihbasahdandidapatkanmasalahkeperawatanresikoinfeksiberhubungan dengan
kondisi tali pusat. Implementasi yang dilakukan yaitu perawatan tali pusat
padaBBLR.Kemudianevaluasiyangdidapatkantidakadatandainfeksisepertikemerahandiareatalipusat,vesike
lpermukaantidakmengeras,suhudalamkondisistabil,dantidakadacairan(luka)yangberbaubusuk.Manfaat
perawatan tali pusat dengan metode terbuka ini dapat mengatasi resiko infeksi pada
bayiNy.IdanbayiNy.Sagartidakterjadiinfeksi,keluargamengetahuicaraperawatantalipusatdenganbenar.

Anda mungkin juga menyukai