Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPANFISIOTERAPI DADA DALAM MENGATASI BERSIHAN


JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA ANAK PNEUMONIA USIA
BALITA

RISA SUSTIKA
024SYE19

YAYASANRUMAHSAKITISLAMNUSATENGGARABARAT
SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANYARSIMATARAM
PROGRAMSTUDIKEPERAWATANJENJANGD.3
MATARAM
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumonia adalah istilah umum untuk infeksi paru-paru yang dapat di sebabkan oleh

berbagai macam mikroorganisme. Pneumonia juga di definisikan sebagai radang

akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Sementara pada kebanykan kasus

gangguan pernafasan yang terjadi pada anak bersifat ringan, akan tetapi sepertiga

kasus mengharuskan anak mendapatkan penanganan khusus, akibat anak lebih

mungkin untuk untuk memerlukan kunjungan ke penyedia kesehatan seperti pada

penyakit asma, bronchitis, pneumonia. Penyakit-penyakit saluran pernafasan pada

bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan samapai pada masa dewasa, di

mana di temukan adanya hubungan dengan terjadinya Choronic Obstructive

Pulmonary Disease (COPD) ( Mendri & Prayogi, 2017).

Anak yang menderita pneumonia/gangguan pada sistem pernapasan

seringkali mengalami kelebihan produksi lendir di paru- parunya. Dahak atau

sputum biasanya akan menumpuk hingga kental dan menjadi sulit untuk

dikeluarkan Penyakit pada sistem pernapasan yang paling sering diderita oleh

anak antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pneumonia, asma dan

tuberculosis (Aryayuni & Siregar, 2019).

Menurut WHO pada tahun 2018 pneumonia merenggut nyawa lebih

dari 800.00 anak balita di seluruh dunia, atau 39 anak per detik. Separuh dari

2
kematian balita akibat pneumonia di lima negara meliputi negria(162,000)

India (127.000), pakistan (58.000), Repoblik Demokartik Kongo (40.000.),

dan Ethiopia (32.000.), Pneumonia juga merupakan penyebab kematian balita

terbesar di indonesia, pada tahun 2018. Di perkirakan sekitar 19.000 anak

meninggal akibat pneumonia Etimosi global menunjukan bahwa satu jam ada

71 anak di indonesia yang tertular pneumonia (WHO, 2019).

Menurut profil kesehatan indonesia penemuan peneumonia pada balita

di indonesia berkisar antara 20-30% dari tahun 2010 sampai dengan 2014,

dan sejak tahun 2015 hingga 2019 terjadi peningkatan cakupan di karenakan

adanya perubahan angka perkiraan kasus dari 10% menjadi 3,55% namun

pada tahun 2020 terjadi penurunan kembali menjadi 34,8% penurunan ini

lebih di sebabkan dampak dari pandemi COVID-19 di mana adanya stigma

pada penderita COVID-19 yang berpengaruh pada peurunan jumlah

kunjungan balita batuk atau kesulitan bernafas. Pada tahun 2019 jumlah

kunjungan balita batuk atau kesulitan bernafas sebesar 7,047,834 kunjungan,

dan pada tahun 2020 menjadi 4,972,553 kunjungan, terjadi penurunan 30%

dari kunjungan tahun 2019 yang pada akhirnya pada penemuan pneumonia

balita.

Prevalensi peneumonia menurut kabupaten/kota provinsi NTB 2018,

Menurut dignosis oleh tenaga kesehatan tertinggi pada kabupaten Dompu

yaitu sebanyak 2,03% sedangkan menurut diagnosa atau gejala yang pernah

di alami responden tertinggi yaitu 5,91% terdapat pada kabupaten

dompu.Sedangkan prevalensi pneumonia menurut karateristik umur provinsi

NTB RISKESDES 2018, Tertinggi pada umur 5-14 tahun dengan jumlah

3
4,128. (Riskesdas NTB 2018).

Penyakit infeksi sistem saluran pernafasan menjadi salah satu

peneyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di seluruh dunia,

memberikan tekanan yang kuat pada layanan kesehatan. Pada sebagian besar

kasus saluran pernapasan yang dialami anak tergolong ringan, namun pada

sepertiga kasus lainnya harus membuat anak mendapatkan penanganan secara

khusus (Putri ,C & Andi, A. 2020).

Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakakan kondisi pernafasan

yang tidak normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat di

sebabkan oleh sekret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi,

imobilisasi, statis skret dan batuk tidak efektif pada anak dengan pneumonia

(Hidayat, 2013).

Fisioterapi dada adalah kumpulan teknik atau tindakan pengeluaran

sputum yang di lakukan baik secara madiri atau kombinasi agar tidak terjadi

penumpukan sputum yang mengakibatkan tersumbatnya janan nafas dan

komplikasi penyakit lain. Fisioterapi dada terdiri dari turning, postural

drainage, perkusi dada, vibrasi dada, latihan tarik nafas dalam dan batuk

efektif. Fisioterapi dada ini dpat di lakukan pada bayi, anak-anak, dan

dewasa,terutama pada klien yang mengalami kesulitan untuk mengeluarkan

sekret dari paru-paru. Tindakan fisioterapi dada ini efektif dalam membatu

pasien mengurangi tanda dan gejala bersihan jalan nafas yang tidak efektif di

mana tanda dan gejala ini dapat di lihat dari keluarnya sekter atau sekret yang

mengental pada saluran fernapasan, perubahan frekuensi nafas sebelum dan

sesudah di berikan tindakan fisioterapi dada klien sudah tidak tampak nafas

4
berat (Maidarti, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

pengelolaan kasus asuhan keperawatan dengan judul “ Penerapan fisioterapi

dada dalam mengatasi bersihkan jalan nafas tidak efektif pada anak

pneumonia pada anak usia balita.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraina di atas maka permasalahan yang dapat di rumuskan

adalah “ Bagaimana asuhan keperawatan pada Penerapan fisioterafi dada dalam

mengatasi bersihan jalan nafas tidak efektif pada anak peneumonia usia balita”

1.3 Tujuan studi kasus

Tujuan studi kasus adalah menggambarkan asuhan keperawatan pada

penerapan fisioterapi dada dalam mengatsi bersihan jalan nafas tidak efektif pada

anak penumonia usia balita

1.4 Manfaat studi kasus

1.4.1 Masyarakat

Di harapkan dapat di jadikan pertimbangan bagi

masyarakat dalam mengatasi bersihan jalan nafas tidak efektip pada

anak penumonia.

1.4.2 Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan

Menabah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam mengatasi bersihan jalan nafas tidak efektip

pada anak penumonia usia balita.

5
1.4.3 Penulis

Memperoleh pengalaman dalam melakukan tindakan

keperawatan dalam upaya mengatasi bersihan jalan nafas tidak

efektip pada anak pneumonia usia balita.

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif H. Amin& Kusuma Hardi 2013 Aplikasi asuhan keperawatan

berdasarkan diagnosa medis.

World Healtah Organizaiton (2019) Pneumonia. Wolrd Healtah Organization

Pneumonia Diakses Febuari 2020.

Dewi & indrawati (2016) upaya mempertahankan bersihan jalan nafs dengan

fisioterafi dada pada anak pneumonia. Surakarta

Kemenkes RI (2016 ) Propil kesehatan indonesia.Jakarta: Depkes .RI

Abdelbasset, et al, (2015) effect of Chest Phaysical Therapy on pediatrics

hospitalized with pneumonia. Internasional journal of health and

rehabilitation sciences (IJHRS)

6
Putri cahya& Andi A. (2020) Penerafan fisioterapi dada untuk mengeluarkan

dahak pada anak yang mengalami jalan nafas tidak efektif. Makasar.

Penerbit: LPPM Akademi Keperawatan Yapenas 21 Maros

Ningrum et al. (2019) penerafan fisioterapi dada terhadap ketidak efektifan

bersihan jalan nafas pada pasien pneumonia usia pra sekolah .

Kementerian kesehatan RI .2018 profil kesehatan indonesia 2017. Jakarta:

Kemekes RI di akses pada tanggal 27 desember 2021

Dinas kesehatan provinsi Nusa tenggara barat. Profil kesehatan nusa tenggara

barat Tahun 2018 NTB 2019

SDKI D.F (2017) Standar diagnosa keperawatan indonesia (edisi 1; tim pokja

SDKI DPP PPNI,ed.) Jakarta: Dewan pengurus pusat.

Maidart (2014)” Pengaruh fisioterapi dada terhadap bersihan jalan nafas pada

anak usia 1-5 tahun yang mengalami gangguan bersihan jalan nafas .

Rahmadan Bandung” jurnal ilmu keperawatan ,vol.2. No 1. Hal. 53.

7
8
9

Anda mungkin juga menyukai