1 Pembahasan
dengan lengkap seperti identitas pasien dan penanggung jawab pasien, riwayat
Pada landasan teori, umumnya keluhan yang paling dirasakan yaitu panas,
sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, nyeri sendi, mual dan nafsu makan menurun,
Turunnya panas terjadi antara hari ke 2 dan ke 7 dan keadaan pasien semakin
lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, diare/konstipasi,
sakit kepala, nyeri otot, serta adanya manefestasi perdarahan pada kulit,
kemudian untuk riwayat penyakit dahulu secara teori, pada pengumpulan data
riwayat kesehatan atau keperawtan masa lalu dapat ditanyakan antara lain:
penyakit yang pernah dialami atau riwayat masuk rumah sakit atau riwayat
kecelakaan dan lain-lain, dan mengenai riwayat penyakit keluarga secara teori
riwayat kesehatan atau keperawatan yang ada dimiliki pada salah satu anggota
keluarga, apakah ada yang menderita penyakit seperti yang dialami pasien, atau
Pada kasus nyata, keluhan utama klien pada kasus 1 adalah demam dan tidak
ada nafsu makan, kemudian riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat
pengkajian pada hari senin tanggal 27-06-2016 jam 09.30 wita, ibu klien
mengatakan demam pada anaknya naik turun terutama pada sore hari, ibu klien
mengatakan anaknya kurang nafsu makan. Klien selalu merasa kenyang setelah
makan 5-6 sendok makan yang disediakan oleh rumah sakit dan mengatakan
perutnya terasa penuh. Keluarga klien mengatakan tidak tahu penyebab tidak ada
nafsu makan pada anaknya, ibu pasien mengatakan anaknya tidak suka minum
dan perut terasa kenyang minum terus, ibu pasien mengatakan sehari anaknya
minum air putih kurang lebih 4-5 gelas/hari (±1.250 ml/hari). Dari hasil
TD:100/70 mmHg, N:80 x/menit, RR: 25 x/menit, S:38,0 oC, dan pasien tampak
lemas, tubuh pasien teraba panas, akral hangat, turgor kulit menurun, kulit teraba
kering, mukosa bibir tampak kering, BB sebelum sakit 9,5 kg dan BB saat sakit
9,5 kg dan CRT < 2 detik. Riwayat penyakit dahulu ibu klien
dialami sekarang, klien hanya batuk pilek biasa dan setelah minum obat langsung
anggota keluarganya yang pernah menderita penyakit seperti yang dialami klien
saat ini dan tidak ada penyakit keturunan seperti diabetes mellitus ataupun
Hipertensi.
riwayat penyakit sekarang ditemukan saat dilakukan pengkajian pada tanggal 17-
06-2016 jam 10.00 wita, ibu pasien mengatakan demam pada anaknya naik turun,
klien tampak lemah dan kurang tenaga, badan klien teraba panas, akral hangat,
turgor kulit menurun, mukosa bibir tampak kering, CRT < 2 detik, klien hanya
tampak berbaring ditempat tidur, ibu klien mengatakan anaknya hanya makan 1/3
porsi yang disediakan oleh rumah sakit, ibu klien mengatakan tidak tahu
Trombosit menurun: 110 10^3/UL, HCT: 31.8 %, TD: 110/70 mmhg, N: 100
x/menit, RR: 21 x/menit dan S:38,5 C O. Riwayat penyakit dahulu ibu klien
yang pernah menderita penyakit seperti yang dialami klien saat ini dan tidak
ada penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi, Asma dan penyakit jantung.
1) Kebutuhan nutrisi
adalah bagaiaman nafsu makan klien, jumlah makan atau minum serta cairan
yang masuk, ada tidaknya mual dan muntah dan kerusakan pada saat
nafsu makan anaknya berkurang dan Ibu klien mengatakan anaknya selalu
merasa kenyang setelah makan 5-6 sendok makan dan mengatakan perutnya
terasa penuh dan klien hanya diberi bubur dalam porsi kecil tapi sering dan
ibu pasien mengatakan anaknya mengatakan tidak suka minum dan perut
terasa kenyang minum terus, ibu pasien mengatakan sehari anaknya minum
air putih kurang lebih 4-5 gelas/hari (±1.250 ml/hari) dan BB saat sakit 9,5
porsi makan yang disediakan oleh rumah sakit, dan klien hanya diberi bubur
dalam porsi kecil, ibu pasien mengatakan sehari anaknya minum air
putih kurang lebih 6-7 gelas/hari (±1.750 ml/hari) dan 3 sendok sari korma,
BB saat sakit 10 kg. Jadi, tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori
1) Kebutuhan eliminasi
konsistensi lembek, warna kuning dan bau khas feses, BAK 4-5x/hari
kasus.
ditanyakan adalah jumlah jam tidur pada malam hari, pagi, dan siang
adanya insomnia.
demam yang tinggi, ibu klien mengatakan anakanya bisa tidur malam
kurang lebih 7-8 jam pukul 20.00 – 05.00 wita, tidur siang pukul
3) Kebutuhan aktifitas
kualitas nyeri ringan, sedang, berat, apakah rasa nyeri seperti ditusuk-
mengurangi aktivitasnya.
menyerap keringat.
terasa panas, akral hangat. mukosa bibir kering, dan ibu klien
6) Kebutuhan bekerja
penting, dimana sakit bisa lebih ringan apabila seseorang dapat terus
keadaan klien dan gaya hidup klien, tetapi pada umumnya kebutuhan
kasus.
9) Kebutuhan spiritual
Dalam tinjauan teori dijelaskan baahwa Bagaimana keyakinan
karena kondisi yang sedang sakit dan ibu klien biasnaya sebelum
belajar ini biasanya tergantung dari individu itu sendiri dan tergantung
Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya tidak dapat sekolah dan
dalam berpakaian dan berapa kali klien mengganti baju dalam sehari.
a) Dalam tinjauan kasus 1
kasus.
keluarga dan orang lain dan bagaimana cara klien berkomunikasi dan
ucapkan jelas.
Dalam tinjauan teori hal ini perlu untuk dapat melaksanakan total
seperti:
tergantung pada keadaan klien.
kemarin, akan tetapi klien hanya terjadi perdarahan pada huidung dan
pilek saja. Jadi tidak terdapat kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teori
teori..
2) Sistem Kardiovaskuler
Dalam tinjauan teori yang perlu dikaji meliputi : apakah tejadi perdarahn spontan atau
tidak, terjadi kegagalan sirkulasi atau tidak. Sedangkan dalam tinjauan kasus yang
ditemukan adalah Pasien mengatakan tidak mengalami nyeri dada, badannya lemas, Tekanan
darah : 90/60 mmHg, denyut nadi 94 x /mnt, tekana cukup, Irama jantung teratur, tidak ada
suara lain menyertai. Jadi tidak terdapat kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teori dan
Dalam tinjauan teori yang perlu dikaji meliputi: Bagaimana tingkat kesadaran klien,
apakah klien merasakan nyeri kepala atau tidak, bagaimana tingkat penglihatan
tinjauan teori dan tinjauan kasus karena penulis melakukan pengkajian berdasarkan teori.
4) Sistem Perkemihan
Dalam tinjauan teori yang perlu dikaji meliputi: bagaimana produksi urine apakah
meningkat atau berkurang, apakah tedapat nyeri saat BAK atau tidak. Sedangkan dalam
tinjauan kasus yang ditemukan adalah klien mengatakan BAK 5-6x/hari dengan warna
kuning jernih, bau khas urine, tidak ada lesi, tidak oedema, Dan klien tampak mual muntah
dan sering merasa lemas. Jadi tidak terdapat kesenjangan yang terjadi antara`tinjauan teori
5) Sistem Pencernaan
Dalam tinjauan teori yang perlu dikaji meliputi: terjadi perdarahan di gusi atau
tidak,bagaimana selaput mukosa bibir apakah kering atau lembab, terdapat nyeri tekan
abdomen atau tidak,nafsu makan mneunurun atau tidak, mual muntah atau tidak BAB disertai
adalah klien mengatakan sejak sakit nafsu makan klien berkurang karena klien hanya dapat
menghabiskan 1/3 porsi makan yang disediakan oleh Puskesmas Ampenan, dan klien hanya
diberi bubur sedikit tapi sering. Klien tampak lemah, klien mual muntah, mukosa bibir
tampak kering, lidah bersih, tidak ada caries gigi, gigi lengkap, tidak ada pembesaran tonsil.
tidak Ada nyeri tekan abdomen, Pristaltik usus 20x/mnt(15-20x/menit). Jadi tidak terdapat
kesenjangan yang terjadi antara`tinjauan teori dengan tinjauan kasus karena penulis
6) Sistem integumen
Dalam tiajauan teori yang perlu dikaji meliputi: Terjadi peningkatan suhu tubuh
(Demam) atau tidak, kulit kering atau tidak. Sedangkan dalam tinjauan kasus yang ditemukan
tidak nyaman. Jadi terdapat kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teori dengan tinjauan
4.2 Diagnosa Keperawatan
data-data yang dikumpulkan. Pada rumusan analisa data penulis mengacu pada tinjauan teori
yang memperlihatkan adanya data senjang yang mendukung suatu diagnosa keperawatan baik
data subyektif maupun data obyektif pada tinjauan teori terdapat 5 diagnosa keperawatan
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
vaskuler
tau apa obat dan bagaimana cara menangani penyakitnya, klien beelum mengeti
tentang penyakitnya, klien belum tau obat apa saja yang harus diminumnya.
1. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus dengue ditandai dengan Klien mengatakan
badan panas sejak 3 hari yang lalu, Klien mengatakan ia merasa tidak nyaman, Suhu tubuh
klien 38,5 oC, Badan teraba panas, Klien tampak gelisah, Akral hangat, Akral hangat,
Mukosa mulut kering.
ditandai dengan Klien mengatakan Klien mengatakan tidak ada nafsu makan, Klien
mengatakan sering mual muntah kurang lebih 2x/ hari, Klien tampak lemah, Klien tidak mau
makan, , Wajah tampak pucat, Keadaan umum lemah, Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi
ditandai dengan Klien mengatakan mual muntah, Mukosa bibir kering, Turgor kulit menurun,
4. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan Klien mengatakan cemas
dengan keadaannya sekarang, Klien tampak cemas, Ekspresi wajah klien tampak murung
Setelah penulis menganalisa dan membandingkan kedua hal tersebut diatas yaitu antara
ada satu diagnosa keperawatan dalam tinjauan teori namun dalam perawatan kasus ini tidak
obat dan bagaimana cara menangani penyakitnya, klien beelum mengeti tentang penyakitnya,
4.1 Rencana Keperawatan
Tahap perencanaan merupakan tahap untuk merumuskan rencana tindakan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah-rnasalah klien (Aziz Alimul Hidayat, 2007). Dalam penyusunan
rencana keperawatan, penulis berusaha menggunakan teori tapi disesuaikan dengan keadaan
klien yang kira-kira dapat dilaksanakan oleh klien. Format yang digunakan penulis adalah
format rencana keperawatan yang sesuai dengan tinjauan teori (Nursalam, 2006) meliputi
diagnosa keperawatan, tujuan, kriteria hasil, intervensi dan rasionalisasi. Pada asuhan
keperawatan dengan Demam Berdarah, tahap perencanaan secara umum telah penulis
rumuskan seperti dalam tinjauan teori, yang mana untuk menetapkan prioritas masalah
penulis mengacu pada masalah kesehatan yang mengancam serta masalah yang dialami,
sehingga berdasarkan indikator tersebut urutan prioritas masalah keperawatan pada tinjauan
keperawatan pada tinjauan kasus dirumuskan berpedoman pada rencana keperawatan yang
yang telah disusun dan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah diterapkan pada
tinjauan teori maupun tinjauan kasus dengan harapan asuhan keperawatan yang dilakukan
tindakan mandiri perawat dan tindakan kolaborasi yang dapat diuraikan sebagai berikut
2. Tindakan kolaborasi
4.3 Evaluasi
Dalam tinjauan teori tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan yang
sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2006). Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dalam
proses keperawatan yang merupakan tahap perbandingan hasil yang diamati dengan standar
yang dibuat dalam perencanaan (Suprajitno, 2007). Proses evaluasi pada asuhan keperawatan
pada Tn "M" sudah sesuai dengan tinjauan teori. Penulis menggunakan evaluasi formatif
yaitu evaluasi yang dilakukan setiap selesai melakukan tindakan dengan menggunakan
S : Adalah hal-hal yang dikemukakan oleh klien secara subyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan
O: Adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara obyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan
A: Adalah analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan keperawatan dan
Dilihat dari diagnosa yang telah ditemukan pada Tn. “ M “ maka perkembangan setiap
selama 3x24 jam, yang mana dalam rencana perawatan penulis merumuskan tujuan
keperawatan 3x24 jam, hal ini sesuai dengan kriteria tujuan seperti yang ditetapkan pada
rencana keperawatan.
setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, hal ini sesuai dengan kriteria tujuan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, yang mana dalam rencana
keperawatan penulis merumuskan tujuan keperawatan 3x24 jam, hal ini tidak sesuai dengan