Anda di halaman 1dari 15

a.

Pengkajian

Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada 16 Juni 2022 pukul

11.00 WIB. Data diperoleh dengan wawancara langsung dengan


pasien pemeriksaan fisik dan catatan medis. Dari hasil pengkajian didapatkan identitas
pasien bernama Ny. S umur 84 tahun, jenis kelamin perempuan,
alamat kaliputih 007/003 Batur.Pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah,
agama islam, No. RM 01572xxx, tanggal masuk PKU Muhamadiyah
Wonosobo pada tanggal 15 Juni 2022 dengan Diagnosis

medis Gastritis. Identitas penanggung jawab bernama Ny. S, umur 50


tahun, jenis kelamin perempuan,alamat Kaliputih 002/005, Batur.

Keluhan utama saat ini pasien mengatakan nyeri dibagian

perut. Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan nyeri dibagian ulu hati, nyeri dirasakan hilang
timbul cenderung memberat. Nyeri dirasakan hilang timbul dan cenderung memberat. Pasien juga
mengatakan mual dan muntah terutama setelah makan atau minum
sehingga membuat nafsu makan menurun. Pasien dibawa oleh keluarga ke IGD PKU Muhamadiyah
Wonosobo pada tanggal 15 Juni 2022 pukul 20.00. Di IGD pasien mendapatkan pemeriksaan dengan
hasil , TD : 160/100 mmHg, N : 70x/menit, S : 36,5°C, RR : 23,PO2 : 98%, GCS 15 ( ). NS 20 tpm, injeksi
metoklopramid 10 mg/8 jam, injeksi omeprazole 40 mg .

pukul 21.19 WIB (15/6/22) pasien dipindahkan ke ruang rawat inap


Flamboyan 8.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 16/6/22 pasien
mengatakan nyeri ulu hati masih dirasakan, kadang terasa mual dan
muntah, dan badannya masih lemas. Pada riwayat penyakit dahulu
pasien mengatakan memiliki penyakit Reumatoid artritis, rutin berobat
selama 2 bulan terakhir, pasien juga mengalami penyakit seperti demam, batuk, pilek, serta pusing.
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti DM dan hipertensi.Pasien selalu
melakukan aktifitas secara normal dan mandiri .

Kemudian hasil pengkajian pola fungsi kesehatan dimulai dari


pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan pasien mengatakan sebelum
sakit kadang lupa untuk makan karena sibuk melakukan kegiatan

sehingga pola makannya tidak teratur. Pasien makan 2-3 x/hari saat
dirumah, lebih sering hanya makan 2 kali dalam sehari. Selama sakit
pasien hanya menghabiskan setengah dari porsi makanan yang
disediakan oleh rumah sakit. Pasien mengatakan terakhir BAB
kemarin dan hari ini sudah BAK sebanyak 3 kali. Dalam melakukan
aktivitas seperti makan, minum, berpakaian dan mobilisasi pasien
lebih banyak melakukannya diruang perawatan dengan sebagian besar
dibantu oleh keluarga. Pasien tidur dibawah jam 21.00 namun
terbangun ditengah malah karena rasa nyeri di ulu hatinya. Hubungan
dalam keluarga Ny. S selama sehat maupun sakit berjalan dengan baik
dan saling mendukung satu sama lain. Keluarga Ny. S menjalankan
kewajibannya sebagai seorang muslim dengan melaksanakan sholat
lima waktu.
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan data keadaan umum
pasien sedang, tingkat kesadaran compos mentis, tekanan darah 160/100
mmHg, nadi 70 x/menit, suhu 36,5 °C, pernafasan 23 x/menit, BB 40

kg, TB 140 cm, Selanjutnya dilakukan pemeriksaan head to toe didapatkan hasil bentuk kepala
mesochepal, warna rambut hitam, rambut panjang dan bersih, kulit kepala bersih, tidak terdapat
nyeri tekan, tidak terdapat benjolan. Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, sclera tidak
ikterik, dan fungsi kenglihatan baik. Hidung simetris dengan pernafasan vesikuler. Telinga simetris,
bersih, tidak adal lesi dan pendengaran baik. Mukosa bibir normal, tidak ada sumbatan. Tidak ditemukan
pembesaran kelenjar tiroid. Inspeksi pada
abdomen didapatkan hasil tidak ada luka dan asites, palpasi ditemukan

adanya nyeri tekan dibagian perut sebelah kiri dan tidak ada benjolan,
terdengar timpani, serta bising usus 14 x/menit.

Hasil pemeriksaan EKG : sinus rhythm. Terapi yang diberikan


yaitu infus NS 20 tpm, Injeksi omeprazole 40 mg/12 jam, injeksi
metoklopramid 10 mg/8 jam, ramipril 1 x 5 mg, sucralfat 3 x 1 dan
kurkuma 3 x 1.
b. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan pertama yang ditegakan pada Ny. S
berdasarkan pengkajian diatas yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis, proses penyakit dibuktikan dengan analisis
data, data subyektif pasien mengatakan nyeri pada perutnya, nyeri
tersebut mengganggu yang menyebabkan tidurnya terganggu. Data
obyektif pengkajian skala nyeri P (provoke) nyeri ulu memburuk jika
ditekan, Q (quality) seperti ditusuk-tusuk, R (region) ulu hati dan
perut bagian kiri, S (scale) skala 5, T (time) hilang timbul.
Diagnosis keperawatan kedua yaitu hipovolemia berhubungan
dengan kehilangan cairan aktif (muntah) dibuktikan dengan analisis data, data subyektif pasien
mengatakan mual dan muntah, pasien
jarang minum karena mual yang dirasakan, mual dan muntah
memuncak saat akan makan atau minum. Data obyektif turgor kulit
menurun, mukosa bibir kering, pasien tampak pucat, pasien tampak
lemah dan lemas.

c. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan diagnosis keperawatan disusun rencana keperawatan yaitu:Diagnosis keperawatan


pertama nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah nyeri klien
menurun dengan kriteria hasil tingkat nyeri menurun, keluhan nyeri
menurun, kemampuan melakukan aktivitas meningkat. Intervensi yang
ditentukan yaitu identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, dan skala nyeri, identifikasi skala nyeri, berikan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, jelaskan
penyebab, periode, dan pemicu nyeri, kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu.
Diagnosis keperawatan kedua hipovolemia berhubungan
dengan kehilangan cairan aktif (muntah). Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan status cairan klien membaik
dengan kriteria hasil status cairan meningkat, turgor kulit meningkat,
keluhan haus meningkat, intake cairan meningkat. Intervensi yang
ditentukan yaitu perhatikan tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
volume urin menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah), monitor intake dan output cairan, berikan
asupan cairan oral, anjurkan memperbanyak cairan oral, kolaborasi pemberian cairan IV isotonis.
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang sudah direncanakan, yaitu:
Tanggal 16 Juni 2022 pukul 11.30 WIB memonitor tandatanda vital pasien dan mengkaji keluhan hari ini
didapatkan data subjektif nyeri perut masih dirasakan, mual dan muntah setelah makan atau minum
dan data obyektif hasil pengukuran tanda-tanda vital
tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 70 x/menit, suhu 36,5°C pernafasan 23x/menit. Pukul 11.40 WIB
mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan skala nyeri didapatkan
data subyektif pasien mengatakan nyeri ulu hati dan perut sebelah kiri sakit, memburuk jika ditekan,
nyeri dirasakan hilang timbul dan data obyektif pengkajian nyeri P (provoke) nyeri ulu hati memburuk
jika ditekan, Q (quality) seperti ditusuk-tusuk, R (region) ulu hati dan perut bagian kiri, S (scale) skala
nyeri 5, T (time) sepanjang waktu. Pukul 11.50 WIB mengidentifikasi tanda dan gejala hipovolemia
didapatkan data subyektif pasien mengatakan mual dan muntah terutama setelah makan dan minum,
merasa lemah, merasa haus dan kadang merasa jantung berdebar-debar dan data obyektif turgor kulit
menurun, pasien tampak pucat dan lemas. Pukul 12.00 WIB mengkaji skala nyeri pasien didapatkan data
subyektif pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan data obyektif skala nyeri 5, pasien tampak
lemas.Pukul 12.10 WIB memonitor intake dan output cairan pasien
didapatkan data subyektif pasien mengatakan hanya minum sedikit
tidak lebih dari satu botol air minum ukuran sedang, karena takut

muntah terutama setelah makan atau minum dan data obyektif pasien
tampak kooperatif saat menjelaskan, pasien tampak pucat. Pukul 12.20
WIB menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri didapatkan
data subyektif pasien mengatakan bersedia diberikan penjelasan dan

data obyektif pasien mendengarkan dengan seksama. Pukul 12.30


WIB mengajarkan teknik non farmakologis nafas dalam untuk
meredakan nyeri didapatkan data subyektif pasien bersedia, pasien
mengatakan paham dengan penjelasan yang diberikan dan data
obyektif pasien memperhatikan dengan seksama, pasien
mempraktikan teknik relaksasi yang diajarkan. Pukul 13.00 WIB
melakukan kolaborasi pemberian obat injeksi metoklopramid 10 mg/8
jam, sucralfat 3 x 1, didapatkan data subyektif pasien mengatakan
bersedia dan data obyektif obat masuk melalui IV dan per oral.

Tanggal 17 Juni 2022 pukul 15.30 WIB memonitor tandatanda vital pasien dan mengkaji keluhan hari ini
didapatkan data
subjektif pasien mengatakan nyeri ulu hati masih dirasakan. Pasien
mengatakan masih mual dan muntah terutama setelah makan atau
minum dan data obyektif hasil pengukuran tanda-tanda vital tekanan
darah 160/100mmHg, nadi 70x/menit, suhu 36,6°C, pernafasan 20
x/menit. Pukul 15.40 WIB mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan skala nyeri didapatkan data
subyektif pasien mengatakan perut sebelah kiri sakit, memburuk jika
ditekan, nyeri dirasakan sepanjang waktu dan data obyektif pengkajian
nyeri PQRST, P (provoke) nyeri ulu hati memburuk jika ditekan, Q
(quality) seperti ditusuk-tusuk, R (region) ulu hati dan perut bagian
kiri, S (scale) skala nyeri 5, T (time) hilang timbul. Pukul 15.50 WIB
mengidentifikasi tanda dan gejala hipovolemia didapatkan data
subyektif pasien mengatakan mual dan muntah terutama setelah
makan dan minum, merasa lemah, merasa haus dan kadang merasa
jantung berdebar-debar dan data obyektif turgor kulit menurun, pasien tampak pucat dan lemah. Pukul
16.00 WIB mengkaji skala nyeri pasien mengkaji skala nyeri pasien didapatkan data subyektif pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan data
obyektif skala nyeri 5, pasien tampak lemas.Pukul 16.20 WIB memonitor intake dan output cairan pasien
didapatkan data subyektif pasien mengatakan sudah berusaha untuk
minum lebih banyak dibandingkan kemarin, sudah bisa habi1-1,5 botol air minum ukuran sedang dan
data obyektif pasien kooperatif saat menjelaskan. Pukul 16.30 WIB menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri didapatkan data subyektif pasien mengatakan
bersedia diberikan penjelasan dan data obyektif pasien mendengarkan dengan seksama. Pukul 16.45
WIB mengajarkan teknik non farmakologis nafas dalam untuk meredakan nyeri didapatkan data
subyektif pasien bersedia, pasien mengatakan paham dengan
penjelasan yang diberikan dan data obyektif pasien memperhatikan dengan seksama, pasien
mempraktikan teknik relaksasi yang diajarkan. Pukul 17.00 WIB menganjurkan untuk memperbanyak
asupan cairan oral didapatkan hasil pasien mengatakan paham dengan
penjelasan pasien, dan akan mencoba untuk minum lebih banyak dan data obyektif pasien kooperatif
saat diberikan penjelasan. Pukul 17.30
WIB melakukan kolaborasi pemberian obat injeksi omeprazole 40 mg/12 jam, injeksi metoklopramid 10
mg/8 jam, sucralfat 3 x1
didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia dan data obyektif obat masuk melalu IV dan per
oral.
Tanggal 18 Juni 2022 pukul 15.30 WIB memonitor tandatanda vital pasien dan mengkaji keluhan hari ini
didapatkan data subjektif pasien mengatakan nyeri diperut sudah berkurang
dibandingkan kemarin. Mual muntah masih ada namun juga sudah berkurang dan data obyektif hasil
pengukuran tanda-tanda vital tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 70 x/menit, suhu 36 5 °C, pernafasan
23x/menit. Pukul 15.40 WIB mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan skala nyeri didapatkan data subyektif pasien mengatakan
perut sebelah kiri sakit, memburuk jika ditekan, nyeri dirasakan sepanjang waktu dan data obyektif
pengkajian nyeri PQRST, P (provoke) nyeri ulu hati memburuk jika ditekan, Q
(quality) seperti ditusuk-tusuk, R (region) ulu hati dan perut bagian kiri, S (scale) skala nyeri 5, T (time)
hilang timbul. Pukul 15.50 WIB mengidentifikasi tanda dan gejala hipovolemia didapatkan data subyektif
pasien mengatakan mual dan muntah masih ada namun jika dibandingkan kemarin sudah berkurang,
merasa lemah, merasa haus dan kadang masih terasa berdebar-debar dan data obyektif turgor kulit
sedikit membaik, pasien masih tampak pucat dan lemah. Pukul 16.00 WIB mengkaji skala nyeri pasien
mengkaji skala nyeri pasien didapatkan data subyektif pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk dan data obyektif skala nyeri 5, pasien tampak lemas

Pukul 16.20 WIB memonitor intake dan output cairan pasien didapatkan data subyektif pasien
mengatakan sudah hampir bisa menghabiskan air minum sebanyak 2 botol minum ukuran sedang dan
data obyektif pasien kooperatif saat menjelaskan. Pukul 16.30 WIB menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri didapatkan data subyektif pasien mengatakan bersedia diberikan penjelasan dan data
obyektif pasien mendengarkan dengan seksama. Pukul 16.45 WIB mengajarkan teknik non farmakologis
nafas dalam untuk meredakan nyeri didapatkan data subyektif pasien bersedia, pasien mengatakan
paham dengan penjelasan yang diberikan dan data obyektif pasien memperhatikan dengan seksama,
pasien mempraktikan teknik
relaksasi yang diajarkan. Pukul 17.00 WIB menganjurkan untuk memperbanyak asupan cairan oral
didapatkan hasil pasien mengatakan paham dengan penjelasan pasien, dan akan mencoba untuk minum
lebih banyak dan data obyektif pasien kooperatif saat diberikan
penjelasan. Pukul 17.30 WIB melakukan kolaborasi pemberian obat injeksi omeprazole 40 mg/12 jam,
injeksi metoklopramid 10 mg/8 jam, sucralfat 3 x1 didapatkan data subyektif pasien mengatakan
bersedia dan data obyektif obat masuk melalui IV dan per oral.

e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil dari rencana tindakan yeng telah dilaksanakan.
Evaluasi pasien 1 Ny. S dilakukan pada tanggal 19 Juni 2022 dengan menggunakan format SOAP
didapatkan hasil yaitu:Diagnosis keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis didapatkan data subyektif pasien
mengatakan nyeri ulu hati yang dirasakan sudah berkurang, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
semakin hari semakin membaik, pasien mengatakan sudah bisa tidur dengan nyenyak. Data obyektif
pengkajian skala nyeri PQRST, P (provoke) nyeri ulu hati jika ditekan,
Q (quality) seperti ditusuk-tusuk, R (region) ulu hati dan perut bagian
kiri, S (scale) skala nyeri 4, T (time) hilang timbul. Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa nyeri akut
teratasi , intervensi dihentikan, anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam, anjurkan pasien
untuk menjaga pola makan yang teratur, anjurkan anjurkan
pasien untuk ruitn minum obat.
Diagnosis keperawatan kedua hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif didapatkan data
subyektif pasien mengatakan mual dan muntah sudah sedikit berkurang, pasien mengatakan sudah
minum lebih banyak dibandingkan sebelumnya,
pasien mengatakan masih merasa lemas dan data obyektif pasien bisa minum lebih dari 2 botol air
minum ukuran sedang, turgor kulit sedikit
membaik, pasien tampak lemas. Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa hipovolemia teratasi,
intervensi dihentikan, anjurkan pasien untuk memperbanyak asupan cairan per oral sedikit demi sedikit,
anjurkan pasien untuk rutin minum obat.

B. Pembahasan
Pada sub bab ini penulis akan membahas tentang persamaan, perbedaan, dan kesenjangan antara teori
dengan yang didapatkan dalam studi kasus asuhan keperawatan pasien dengan gastritis. Pembahasan
ini meliputi pengkajian, Diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian
Data yang sesuai teori dan terdapat dalam kasus yaitu :

a. Nyeri Ulu Hati

Dari data yang diperoleh dari pengkajian . Nyeri pada pasien gastritis disebabkan oleh peradangan pada
dinding lambung yang ,yang menyebabkan mukosa akan rusak dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.
Nyeri adalah sebuah perasaan
yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual dan potensial. Secara umum tanda gejala
yang muncul adalah terdapat perubahan perilaku pasien seperti suara, ekspresi wajah,
pergerakan tubuh .

b. Mual dan Muntah


Dari data yang diperoleh melalui pengkajian didapatkan perawatan di rumah sakit. Mual dan muntah
yang terjadi pada pasien gastritis disebabkan oleh asam lambung berlebih yang bersifat asam sehingga
mengiritasi lambung. Mual adalah keinginan untuk muntah atau gejala yang dirasakan ditenggorokan
serta daerah sekitar lambung, yang memberikan tanda bahwa seseorang akan muntah. Sedangkan
muntah adalah proses terdorongnya isi lambung keluar melalui mulut, dimana dalam prosesnya
dorongan tersebut sangat kuat .

c. Penurunan Nafsu Makan

Dari data yang diperoleh melalui pengkajian didapatkan yaitu mengalami penurunan nafsu makan yang
ditandai dengan tidak habisnya porsi makanan yang sudah disediakan oleh rumah sakit. Penurunan
nafsu makan pada pasien gastritis disebabkan oleh produksi asam lambung berlebih yang
mengakibatkan rusaknya mukosa lambung sehingga menimbulkan perasaan nyeri serta mual, hal ini
menjadi penyebab terjadinya penurunan nafsu makan pada pasien gastritis Nafsu makan adalah
keinginan untuk makan jenis makanan tertentu Nafsu makan adalah sensasi lapar dan keinginan untuk
mengkonsumsi makanan serta
perasaan senang terhadap makanan.

d. Pola makan

Terdapat persamaan pada kedua pasien yaitu baik pada pasien Ny. S ditemukan bahwa keduanya
memiliki pola makan dan frekuensi makan yang tidak teratur.pasien Ny. S makan 2 kali dalam sehari.
Pola makan tidak teratur seperti jarang sarapan, terlambat makan atau menunda waktu makan bahkan
tidak makan membuat perut kosong dalam jangka waktu yang lama. Pola
makan yang tidak teratur tentu akan dapat menyerang lambung dan berisiko menyebabkan gastritis..
Apabila seseorang mengalami keterlambatan makan selama 2-3 jam maka
produksi asam lambung akan meningkat lebih banyak, namun bila dalam keterlambatan waktu makan
tersebut diselingi dengan mengkonsumsi makanan ringan maka produksi asam lambung akan bisa
terkontrol.

e. Penurunan Berat Badan


Dari data yang diperoleh melalui pengkajian didapatkan terlalu signifikan. Penurunan berat badan ini
disebabkan oleh jumlah makanan yang dikonsumsi oleh pasien kurang dari kebutuhan. Kebutuhan gizi
per hari bagi lakilaki dewasa yaitu 2650 kkal energi, 65 g protein, 75 g lemak, 430 g karbohidrat, 37 g
serat dan 2500 ml air. Sedangkan kebutuhan gizi per hari bagi perempuan dewasa yaitu 2250 kkal
energi, 60 g protein, 65 g lemak, 360 g karbohidrat, 32 g serat, 2350 ml air.

f. Indeks Massa Tubuh

Dari data yang diperoleh melalui pengkajian didapatkan memiliki indeks massa tubuh dalam nilai nilai
normal.
Indeks massa tubuh adalah sebuah parameter yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui status
berat badan seseorang tergolong dalam kategori normal atau tidak (underweight, normal,
overweight )data yang diperlukan untuk menghitung indeks massa
tubuh adalah pembagian berat badan dengan tinggi badan dalam meter kuadrat .Jenis kelamin Terdapat
persamaan pada kedua pasien dalam studi kasus ini, memiliki jenis kelamin perempuan. Seseorang
dengan jenis kelamin perempuan memiliki risiko lebih besar untuk menderita gastritis, hal ini
disebabkan karena perempuan lebih peduli dan perhatian pada berat badannya. Sehingga kebanyakan
perempuan memilih untuk menurunkan berat badan dengan cara mengatur pola makan sehari-hari ..
Selain itu, perempuan memiliki kecenderungan tingkat stress yang lebih tinggi dibanding laki-laki,
sebagaimana kajian yang menyebutkan bahwa jumlah perempuan yang mengalami depresi dua kali
lebih banyak dibanding pada laki-laki.

Pengkajian yang ada dalam teori tetapi tidak ada dalam kasus

yaitu :

a. Konsumsi alkohol

Hasil pengkajian pada kedua pasien Ny. S tidak ditemukan kebiasaan mengkonsumsi minuman
beralkohol. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan dapat berakibat pada pencernaan, Alkohol secara
akut mempengaruhi motilitas esophagus, memperburuk refluks esophagus sehingga dapat
menyebabkan pneumonia karena aspirasi. Minum alcohol dalam

jumlah lebih dari 3 gelas merupakan factor pemicu gastritis, hal ini berarti konsumsi alcohol dalam
jumlah sedikit akan merangsang produksi asam lambung berlebih, sedangkan
konsumsi jumlah yang banyak dapat merusak mukosa lambung

B. Konsumsi kopi
Hasil pengkajian pada kedua pasien Ny. S tidak ditemukan kebiasaan mengkonsumsi kopi. Kopi adalah
jenis minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia termasuk lemak, karbohidrat,
asam amino, asam nabati yang disebut fenol, vitamin dan mineral. Kopi merangsang produksi asam
lambung yang menciptakan lingkungan yang lebih asam dan
dapat mengiritasi mukosa lambung

c. Merokok
Hasil pengkajian pada kedua pasien Ny. S tidak ditemukan kebiasaan merokok. Rokok dapat
mengakibatkan gangguan pada lambung. Pada keadaan normal lambung dapat bertahan dari tingkat
keasaman cairan lambung karena beberapa zat tertentu. Nikotin dapat mengganggu kinerja zat
tertetntu terutama bi-karbonat yang befungsi untuk menurunkan derajat keasaman Rokok mengandung
bermacam-macam zat yang reaktif terhadap lambung. Alkohol terkandung dalam akrolin yang dapat
menyebabkan perih dan mual, nikotin dan cadmium merupakan
zat beracun yang ada dalam rokok dapat mengakibatkan kerusakan atau luka pada lambung

d. Perut Kembung

Dari data yang diperoleh melalui pengkajian didapatkan tidak mengalami perut kembung akibat dari
meningkatnya asam lambung. Perut kembung adalah perasaan penuh pada perut yang menyebabkan
tidak nyaman. Perut kembung terjadi akibat dari meningkatnya produksi asam lambung yang
disebabkan oleh berbagai hal misalnya kafein dalam kopi
e. Tingkat stres
Stres akan berdampak negatif terhadap sistem pencernaan. Ketika seseorang dalam keadaan stres
berat, kelenjar liur dapat menghentikan aliran air liur, atau dalam kasus lain,
mengalirkannya secara berlebihan dalam . Lambung meningkatkan asamnya sehingga
menimbulkan zat asam, rasa mual dan luka. Peningkatan produksi
asam lambung akan terjadi pada kondisi stress, misalnya pada tekanan pekerjaan, panik dan tergesa-
gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini
berlangsung lama tanpa adanya pengobatan, dapat
menyebabkan terjadinya gastritis.
f. Terapi obat
Terdapat perbedaan obat yang diberikan pada kedua pasien dalam studi kasus ini. Perbedaan tersebut
disesuaikan dengan kondisi pasien.Terapi yang diberikan pada pasien 1 Ny. S yaitu NS 20 tpm sebagai
tambahan cairan elektrolit, ranitidine 50 mg/12 jam
digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung sehingga nyeri ulu hati bisa berkurang,
omeprazole 40 mg/12 jam digunakan untuk menghalangi produksi asam lambung dengan
cara menghalangi sel-sel yang menghasilkan asam lambung, ciprofloxacin 400 mg/12 jam digunakan
untuk pengobatan infeksi bakteri seperti infeksi pada saluran cerna, metoklopramid 10 mg/8 jam
digunakan untuk meredakan mual dan muntah, sucralfat 3x1 digunakan untuk untuk mengatasi tukak
lambung dan kurkuma 3x1 digunakan untuk meningkatkan nafsu makan.
Sedangkan terapi yang diberikan pada pasien 2 Ny. S yaitu NS 20 tpm sebagai tambahan cairan
elektrolit, candesartan digunakan untuk menurunkan tekanan darah, omeprazole 40 mg/12 jam
digunakan untuk menghalangi produksi asam lambung dengan cara menghalangi sel-sel yang
menghasilkan asam lambung, metoklopramid 10 mg/8 jam digunakan untuk meredakan mual
dan muntah, sucralfat 3x1 digunakan untuk untuk mengatasi tukak lambung.

g. Penyakit penyerta
Sedangkan Ny s memiliki penyakit penyerta yaitu hipertensi, dalam pemberian terapi farmakologis
diberikan candesartan untuk menurunkan tekanan darah. Kemudian dalam pemberian asupan nutrisi,
diberikan diet rendah garam untuk membantu menurunkan
tekanan darah.

2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons pasien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan Diagnosis keperawatan sesuai teori yang muncul pada
kasus pasien Ny S yaitu:

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual
atau fungsional, dengan waktu muncul mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
Setelah dilakukan pengumpulan data melalui pengkajian, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang, peneliti menganalisis data tersebut dan mendapatkan kesimpulan bahwa diagnosis
keperawatan yang sering muncul pada pasien gastritis adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis. Diagnosis nyeri akut diangkat sebagai Diagnosis utama yang membuat pasien
merasakan nyeri pada ulu hati yang menyebabkan terganggu. Rata-rata pasien dengan gastritis yagn
datang ke IGD mengeluhkan adanya rasa nyeri pada
ulu hati. Data yang diperoleh yaitu kedua pasien mengalami nyeri ulu hati yang mengganggu aktivitas.
Skala nyeri pada pasien pasien Ny. S diawal masuk rumah sakit ada pada skala 5.

b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuaan mencerna

makana Defisit nutrisi adalah kondisi dimana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh . Diagnosis ini ditegakan berdasarkan data yang ditemukan
Data yang diperoleh Ny s nafsu makan pasien berkurang, frekuensi makan pasien berkurang, porsi
makan yang dimakan hanya setengah, pasien merasa mual dan muntah saat
Ingin makan.Mual adalah sensasi tidak nyaman pada bagian tenggorokan dan epigastrium yang
berhubungan dengan keinginan untuk muntah. Hal ini terjadi sebagai akibat perubahan aktivitas saluran
cerna .

c. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Diagnosis keperawatan ketiga hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (muntah).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan status cairan klien membaik dengan
kriteria hasil status cairan meningkat, turgor kulit meningkat, keluhan haus meningkat, intake cairan
meningkat. Intervensi yang ditentukan yaitu perhatikan tanda dan
gejala hipovolemia (mis. frekuensi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah), monitor intake dan output cairan, berikan asupan cairan oral, anjurkan
memperbanyak cairan oral, kolaborasi pemberian cairan IV isotonis.
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat untuk membantu
pasien dari masalah status kesehatan yang sedang dialami untuk menuju status kesehatan yang optimal.
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah realisasi atau perwujudan dari rencana atau intervensi
keperawatan yang sudah dibuat sebelumnya dimana dalam tindakannya mencakup perawatan langsung
atau tidak langsung (Ernawati, 2019). Berikut adalah pembahasan implementasi dari masing-masing
pasien :a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis implementasi yang sudah dilakukan
pada pasien yaitu
identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,intensitas, dan skala nyeri, identifikasi skala
nyeri, berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan

Implementasi yang sudah dilakukan pada pasien yaitu identifikasi alergi dan intoleransi makanan,
identifikasi makanan yang disukai, monitor asupan makan, fasilitasi menentukan
pedoman diet, berikan suplemen makanan, jika perlu, ajarkan diet yang diprogramkan, kolaborasi
pemberian medikasi sebelum makan.

c. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Implementasi yang sudah dilakukan pada pasien yaitu perhatikan tanda dan gejala hipovolemia (mis.
frekuensi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah), monitor intake dan output cairan, berikan asupan cairan oral, anjurkan
memperbanyak cairan oral, kolaborasi pemberian cairan IV isotonis.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah langkah akhir dari prose keperawatan yang bertujuan untuk menilai
tercapainya rencana keperawatan. Evaluasi dilaksanakan dengan membandingkan hasil
akhir yang teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat Evaluasi pasien Ny. S dilakukan pada
tanggal 19 Juni 2022.
Berikut ini adalah pembahasan evaluasi hasil dari Ny S
pasien:

pasien 2 Ny. S didapatkan terdapat penurunan skala nyeri dari yang sebelumnya skala 5 menjadi skala 4
dengan rincian pengkajian skala nyeri PQRST, P (provoke) nyeri ulu hati jika
ditekan, Q (quality) seperti ditusuk-tusuk, R (region) ulu hati dan perut bagian kiri, S (scale) skala nyeri 4,
T (time) hilang timbul

pasien mengalami penurunan skala nyeri yang mana ini sesuai dengan tujuan penulis sehingga masalah
teratasi.
b hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Diagnosis keperawatan hipovolemia ditegakan pada pasien Ny. S didapatkan hasil pasien mengatakan
mual dan muntah sudah sedikit berkurang, pasien mengatakan sudah minum lebih banyak dibandingkan
sebelumnya, pasien mengatakan masih merasa lemas, pasien bisa minum lebih dari 2 botol air minum
ukuran sedang, turgor kulit sedikit membaik, pasien tampak lemas. Dari data tersebut masih belum
sesuai dengan taget yang penulis harapkan sehingga masalah hipovolemia teratasi sebagian.Intervensi
dilanjutkan yaitu anjurkan pasien untuk
memperbanyak cairan per oral.
C. Keterbatasan

Dalam penelitian ini penulis memiliki hambatan pada proses pencarian responden studi kasus.
Sedikitnya pasien dengan diagnosis gastritis di bangsal Flamboyan tempat penulis melakukan studi kasus
membuat penulis mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan penulisan studi kasus ini. Hal ini
penulis dapatkan dari penuturan beberapa perawat yang bertugas di
bangsal tempat penulis melakukan studi kasus. Kebanyakan dari perawat yang menuturkan hal tersebut
mengatakan bahwa pasien gastritis memang banyak
di PKU muhamadiyah Wonosobo namun biasanya tidak ditempatkan di bangsal Flamboyan tempat
penulis melakukan studi kasus. Selain itu, apabila pasien gastritis tidak sampai pada tahap yang parah
biasanya pasien gastritis tidak akan dirawat di rumah sakit.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus tentang asuhan keperawatan pada pasien pasien Ny. S dengan gastritis di
bangsal Flamboyan di PKU muhamadiyah Wonosobo
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian
data yang didapatkan pada Ny.s antara lain umur ,jenis kelamin ,kebiasaan merokok,kebiasaan makan,
pemeriksaan penunjang dan terapi obat.pasien Ny.s berusia 84 tahun ,jarang berolahraga
2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang muncul pada pasien Ny. S yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis dan hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang terdapat pada teori dapat diterapkan pada kasus nyata. Namun pada
penetapan waktu pencapaian terdapat perbedaan dengan kasus nyata, karena pasien membutuhkan
waktu yang sedikit lama untuk proses penyembuhan.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang telah terencana pada intervensi dapat dilakukan sesuai intervensi yang
telah dibuat.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yang didapatkan setelah tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada pasien
dalam kasus ini yaitu pasien Ny.S terdapat penurunan skala nyeri dari skala sesuai dengan harapan
penulis sehingga masalah teratasi, peningkatan intake cairan pasen dan

Peningkatan turgor kulit pasien belum sesuai dengan harapan penulis


sehingga masalah teratasi sebagian.

B. Saran

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan pada Ny. S dengan


gastritis, disarankan :

1. Bagi Pasien dan Keluarga

Diharapkan agar keluarga dapat mengaplikasikan bagaimana penanganan

pertama yang bisa diberikan pada pasien gastritis seperti nafas dalam untuk mengurangi nyeri, konsumsi
obat untuk mengurangi nyeri serta mual, anjurkan untuk tidak mengkonsumsi apapun sampai mual yang
dirasakan hilang, konsumsi air hangat, dan makan sedikit namun sering.

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan dapat digunakan sebagai pilihan literasi dalam rangka pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan keperawatan dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai