Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN BEDAH

PASIEN NY.E DENGAN MIOMA UTERI

DISUSUN OLEH :
LAMRIA PAKPAHAN
(202016032)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS


PROGRAM STUDI NERS
JAKARTA
2021
RESUME KASUS DAN PENGAMATAN KASUS

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus


Jl. Salemba Raya No. 41 Jakarta
Program Profesi S1

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

I. PENGKAJIAN
Identitas : 587616
Nama (Inisial) / Umur : NY.E / 50 Tahun
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 31 Mei 2021
Tanggal Pengkajian : 2 juni 2021
Diagnosa Medik Saat Masuk : mioma uteri
Diagnosa Medik Saat Pengkajian : Post Operasi histerektomi hari kedua atas indikasi
mioma uteri

A. Riwayat Keperawatan (Data Fokus / DS)


1. Kajian Persepsi Kesehatan Pemeliharaan Kesehatan
a. Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan baru pertama kali operasi, kedua anaknya dilahirkan normal.
Pasien mengatakan haid selalu banyak dan lama biasanya 6-8 hari. Kemudian haid
kembali 2/3 minggu kemudian. Biasanya ganti pembalut sehari 4-5 kali. Haid
pertama kali usia 15 tahun. Menikah diumur 25 tahun dan punya 2 anak. Pasien
mengatakan menggunakan KB suntik. Sejak 1 tahun yang lalu pasien sudah
merasakan ada benjolan didalam perut. Pasien mengatakan tidak merasa sakit pada
benjolan tesebut. Pasien mengatakan mungkin benjolan karena sudah pernah
melahirkan dan selama ini tidak ada masalah. Pasien mengatakan semenjak bulan
April 2021 sekitar tanggal 26 atau 27 pasien haid terus tidak berhenti dan terasa
nyeri diperut bawah. Awalnya pasien merasa mungkin haid saja, kemudian pasien
menanyakan hal ini ketetangga dan tetangga mengatakan mungkin juga karena
sudah mau menopause. Kemudian nyeri bertambah semenjak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien memutuskan berobat kerumah sakit.

b. Keadaan sejak sakit


Pasien mengatakan sakit pada perut bawah sudah satu bulan dan bertambah
semenjak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien berobat ke dokter umum
kemudian dirujuk ke dokter spesialis obgyn. Pasien mengatakan baru menyadari
ternyata benjolan yang diperut adalah mioma. Kemudian pasien memutuskan
untuk operasi dan setuju untuk pengangkatan Rahim. Setelah operasi, pasien
mengatakan nyeri pada luka operasi. Pasien takut untuk bergerak karena nyeri
bertambah saat bergerak.

2. Kajian Nutrisi Metabolik


a. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan saat dirumah selera makan baik pola makan setiap hari tiga kali
sehari dengan nasi, sayur, lauk, air putih, sayur tumis-tumisan. Pasien tidak ada
pantangan makanan. Pasien mengatakan makan daging sapi tapi jarang. Pasien
mengatakan minum air putih 7-10 gelas perhari. Pasien juga suka minum teh tapi
tidak suka minum kopi. Tapi semenjak 3 hari sebelum masuk rumah sakit selera
makan pasien menurun karena merasa lemas dan mual.

b. Keadaan sejak sakit :


Pasien mengatakan semenjak 2 hari sebelum masuk rumah sakit perut bawah
bertambah sakit pasien juga merasa lemas dan mual. Selera makan berkurang habis
hanya setengah porsi. Minum air putih 6-7 gelas perhari. Pasien mengatakan saat ini
makan makanan yang sudah disediakan rumah sakit yaitu bubur. Pasien mengatakan
masih lemas dan merasa mual, makan habis hanya setengah porsi dan minum air
putih 5-8 gelas sehari.
3. Kajian Pola Eliminasi
a. Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan dirumah BAB 1 – 2 kali hari sekali kuning ampas dan BAK
5-6 kali sehari dengan warna urine kuning jernih. Pasien mengatakan pernah
konstipasi tapi jarang. Tapi semenjak 3 hari yang lalu pasien belum BAB, BAB
setelah diberikan obat dari anus sebelum operasi.
b. Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan selama dirawat dirumah sakit pasien baru BAB satu kali
sebelum dioperasi, setelah operasi pasien belum BAB. Pasien mengatakan BAB
mandiri sebelum dioperasi dan setelah dioperasi pasien terpasang kateter, saaj
dikaji ada urine sebanyak 500 ml warna kuning jernih.

4. Kajian pola aktivitas dan latihan


a. Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan saat dirumah, pasien bekerja sebagai guru SD. Pasien berkerja
secara online melalui zoom. Tapi terkadang pergi kesekolah untuk rapat dengan
mengikuti protocol kesehatan. Pulang kerja atau selesai mengajar online biasanya
pasien beres-beres rumah atau istirahat siang 1-2 jam. Dalam melakukan kegiatan
hari-hari meliputi mandi, makan, BAK, BAB pasien mampu secara mandiri.
Pasien malas olahraga, pasien lebih memlih menggunakan waktunya untuk tidur.
Saat dirumah, pola tidur pasien baik dan teratur, jam tidur siang mulai dari jam
14.00 sampai jam 16.00 sore dan jam tidur malam mulai dari jam 24.00 malam
sampai jam 05.00 pagi.
b. Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan benjolan yang sudah dirasakan satu tahun tidak terasa nyeri
dan tidak menganggu aktivitas pasien. Haid yang lama 6-8 hari sudah biasa buat
pasien. Tapi semenjak satu bulan yang lalu haid tidak berhenti. Pasien mengatakan
sangat menganggu aktivitasnya karena setiap lima atau enam jam harus ganti
pembalut. Pasien juga mengatakan rasa nyeri datang bulan juga menganggu
aktivitasnya biasanya pasien konsumsi Panadol untuk menghilangkan nyeri haid.
Pasien mengatakan setelah operasi pasien tidak bias beraktifitas secara mandiri,
pasien selalu minta bantuan keluarga atau perawat. Rasa nyeri operasi juga kadang
menganggu tapi jika sudah diberikan obat rasa nyeri hilang. Selama dirumah sakit
pola tidur pasien baik dan teratur, jam tidur siang mulai jam 13.00 sampai jam
15.00 sore dan jam tidur malam mulai dari jam 20.00 malam sampai jam 04.00
pagi dan terbangun untuk minum obat atau ada pemeriksaan seperti vital sign.

5. Kajian Pola Persepsi Kognitif


a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan benjolan diperut dirasakan sudah satu tahun tapi tidak merasa
nyeri. Pasien mengatakan tidak tau kalau benjolan tersebut adalah mioma, pasien
merasa mungkin karena efek pernah melahirkan. Haid yang tidak teratur, lama 7-8
hari bahkan kadang sampai 10 hari dengan siklus yang tidak teratur, pasien
beranggapan bahwa hal ini wajar sehingga pasien tidak pernah berobat. Hal
tersebut terus berlanjut hingga satu bulan yang lalu dibulan April pasien haid terus-
terusan sampai sebelum masuk rumah sakit.

b. Keadaan sejak sakit


pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah semenjak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga merasa sangat lemas dan tidak kuat untuk berjalan
sehingga pasien memutuskan untuk berobat kerumah sakit.

P : Pasien mengatakan nyeri luka operasi


Q : Nyeri seperti ditusuk tusuk

R : Nyeri pada daerah abdomen


S : Skala nyeri 6
T : Nyeri bertambah saat bergerak

DO : Terdapat luka operasi di perut tertutup opsite (balutan), rembesan tidak


ada, tampak meringis, tampak berhati-hati pada daerah luka post operasi.
B. Pemeriksaan Fisik (DO)
1. Keadaan Umum
Saat dikaji pasien tampak lemah dan pucat, sebelum operasi pasien sudah
ditransfusi PRC 3 bag dan stelah operasi tranfusi PRC 1 bag. Selama operasi
perdarahan sebanyak 400 ml. saat dikaji perdarahan tidak ada.

a. Kesadaran
Kualitatif : ( √ ) Compos mentis ( ) Somnolens ( ) Coma
( ) Apatis ( ) Soporocomatous
Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow : Respon Motorik :6
Respon Bicara :5
15
Respon Membuka mata :4
Kesimpulan : Pasien dalam kondisi sadar
b. Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
MAP : 90 mmHg
Kesimpulan :
Tekanan darah pasien masih dalam normal dan perfusi ke ginjal memadai

c. Suhu : 36.8 0C ( ) Oral ( √ ) Axilliar ( ) Rectal


d. Nadi : 80 x/menit
e. Pernapasan : Frekuensi 20 x/menit
Irama : ( √ ) Teratur ( ) Kusmaull ( ) Cheysnes - Strokes
Jenis : ( √ ) Dada ( ) Perut

c. Pengukuran
Tinggi Badan : 150
Berat Badan : 66
I.M.T ( Indeks Masa Tubuh ) : 29,3
Kesimpulan : berlebih

Aktifitas Harian :
0 : Mandiri
1 : Bantuan dengan alat
2 : Bantuan orang
Makan : 2
3 : Bantuan orang dan alat
Mandi : 2 4 : Bantuan penuh
2
Berpakaian :

Kerapian : 2

Buang air besar : 1

Buang air kecil : 1

Mobilisasi di tempat tidur


Ambulasi : dibantu
Postur tubuh : tegak
Gaya jalan : tidak dikaji
Anggota gerak yang cacat : tidak dikaji
Fiksasi : tidak dikaji
Tracheostomie : tidak dikaji

d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan rambut : Rambut warna hitam
Hidrasi kulit : Turgor kulit lembab
Palpebrae : Tidak ada edema
Conjungtiva : anemis
Sclera : Tidak icteric
Hidung : Tidak dikaji
Rongga mulut : Mukosa bibir kering
Gusi : Tidak dikaji
Gigi geligi : Tidak dikaji
Gigi Palsu : Tidak dikaji
Kemampuan mengunyah : Tidak dikaji
keras
Lidah : Lidah bersih
Tonsil : Tidak dikaji
Kelenjar getah bening leher : Tidak ada pembesaran
Kelenjar parotis : Tidak ada pembesaran
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
Abdomen
Infeksi : terdapat luka post operasi
Auskultasi : bising usus 14 kali/ menit
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada abdomen
√√
Perkusi : tympani
√√
Hepar : Tidak dikaji
√ Lien : Tidak dikaji
Perkusi : Tidak dikaji
Ascites : Negatif

: Positif

: Lingkar perut tidak diukur dan tidak dikaji


Kelenjar limfe inguinal : Tidak dikaji
Kulit : Tidak dikaji
Spider naevi : Negatif Positif
Uremic frost : Negatif Positif
Edema : Negatif Positif
Icteric : Negatif Positif
Tanda – tanda radang : Tidak ada
Lesi : Tidak ada

JVP : Tidak ada data


Kesimpulan : Tidak dikaji
Perfusi pembuluh : Tidak tampak sianosis, CRT < 3 detik
perifer kuku
Thorax dan pernapasan
Inspeksi : Bentuk thorax : simetris
: Stridor : Negatif Positif
: Dyspnea d’effor : Negatif Positif
: Sianosis : Negatif Positif
: Vocal Fremitus dikedua lapang paru sama
Palpasi
Getarannya
Perkusi : Sonor Redup Pekak
Batas paru hepar : Tidak dikaji
Kesimpulan : tidak ada kelainan
Auskultasi : Suara Napas : vesikuler
: Suara Ucapan : Tidak dikaji
: Suara Tambahan : Tidak ada

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis : Tidak tampak
: Klien menggunakan alat pacu jantung
√√ √ √ √√ Negatif Positif
√ Palpasi : Ictus cordis : tidak tampak
: Thrilll : Negatif Positif
Perkusi : Batas atas jantung : Tidak dikaji
: Batas kanan jantung : Tidak dikaji
: Batas kiri jantung : Tidak dikaji
Auskultasi : Bunyi jantung II A : Tidak dikaji
: Bunyi jantung II P : Tidak dikaji
: Bunyi jantung I T : Tidak dikaji
: Bunyi jantung III Irama Gallop
Negatif Positif
: Murmur
Negatif
Positif : Tempat : tidak ada
Grade : tidak ada
HR : 110 x / menit
: Bruit Aorta : Negatif Positif
: A. Renalis : Negatif Positif
: A. Femoralis : Negatif Positif
Lengan dan Tungkai
Atrofi otot : Negatif Positif
Rentang gerak : Tidak ada batas rentang gerak
: Mati sendi : tidak ada
: Kaku sendi : tidak ada
Uji kekuatan otot 1 2 3 4 5
: Kiri :
1 2 3 4 5
: Kanan :
Reflex Fisiologik : Tidak ada kelainan
Reflex Patalogik : Babinski, kiri : Negatif Positif
: Babinski, kanan : Negatif Positif
Clubing jari – jari : Negatif Positif
√ Varices
√ tungkai : Negatif Positif

Columna Vertebralis
Inspeksi : Kelainan bentuk : tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan : Negatif Positif
N. III – IV – VI : Tidak dikaji
N. VII Rombang Test : Negatif Positif
N. XI : Tidak dikaji
Kaku kuduk : Tidak dikaji
 Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
31 Mei 2021 Hemoglobulin 7,1 12.5 – 16.0 g/dL
Sebelum operasi Leukosit 17.800 5.000 – 10.000 /ul
Hematokrit 24 37 – 47 vol%
Trombosit 594.000 150.000 – 450.000 /ul
Eritrosit 3.05 4.00 – 5.20 juta/ul
Basofil 1 0–1 %
Eosinofil 4 2–4 %
Batang 0 3–5 %
Segmen 70 50 – 70 %
Limfosit 20 25 – 40 %
Monosit 5 2–8 %
9,9 10.0 – 12.7 detik
PT
APTT 25,9 28,9 – 45.6 detik
Ureum 22.3 13 – 43 mg/dL
Creatinin 0.73 0.57 – 1.13 mg/dL
GDS 138 70 – 144 mg/dl
1 juni 2021 Hb 9.0 12.5 – 16.0 g/dL
( setelah operasi)
Lekosit 15.000 5.000 – 10.000 / ul
Hematokrit 28 37 - 47 Vol%
Trombosit 504.000 150.000 – 450.000 / ul
Tanggal Pemeriksaan Hasil
31 Mei 2021 USG
Myoma uteri, cervix uteri tampak normal taka da
massa. Organ lainnya intra abdomen dalam batas
normal
Thorax Normal
EKG Sinus Rhitme
 Therapy dan Obat-obat yang digunakan
a. Cefazol 1 x 1 gr
Obat golongan antibiotic sefalosporin yang digunakan untuk menangani penyakit infeksi
bakteri seperti mencegah infeksi bakteri pada seseorang yang akan atau telah menjalani
operasi. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri dan
menghentikan repslikasi atau perkembangbiakan bakteri.
b. Kalnex 3 x 500 mg
Obat yang mengandung traneksamat yang digunakan untuk membantu mengurangi dan
menghentikan perdarahan.
c. Furamin 2 x 1 gram
Mengandung fursultiamin yang merupakan derivate dari vitamin B1. Obat ini digunakan
untuk mengatasi defisiensi vitamin B1
d. Tamoliv 4 x 1 gram
Obat yang digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang dan juga untuk
menurunkan demam
e. Ondansentron 3 x 8 mg
Obat yang digunakan untuk mencegah serta mengobati mual dan muntah yang bisa
disebabkan oleh operasi
f. Omeprazole 2 x 1 tab
Obat untuk mengatasi asam lambung dan tukak lambung
ANALISA DATA

N a m a / U m u r : Ny. E / 50

Ruang / Kamar : Bedah

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS Perdarahan Resiko syok
- Pasien mengatakan sangat
lemas
DO:
- Pasien tampak pucat dan
lemah
- Conjungtiva anemis
- Akral hangat
- CRT > 3 detik
- Hb setelah operasi 9 gr/dl
- Ada perdarahan selama
operasi 400 ml
- turgor kulit baik

2 DS: Agen pencedera Nyeri akut


P: Pasien mengatakan nyeri
(prosedur operasi)
luka operasi
Q : Nyeri seperti ditusuk tusuk
R : Nyeri pada daerah perut
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri masih dirasakan dan
bertambah saat bergerak

DO :
- tampak berhati-hati pada
daerah luka operasi
- tampak gelisah
- skala nyeri 6
- TTV
TD: 120/80
HR : 80 x/i
Suhu : 36,8
RR : 20 x/i
- Pasien tampak meringis
terutama saat bergerak
3 Ds: Kurang terpaparnya Manjemen kesehatan tidak
- Pasien mengatakan benjolan efektif
dirasakan sudah satu tahun informasi
tapi pasien merasa itu
karena sudah pernah
melahirkan
- Pasien mengatakan haid satu
bulan mungkin karena sudah
mau manopasue
- Setelah operasi pasien
menanyakan apakah masih
mungkin tumbuh mioma
Do:
- Tampak pasien gelisah
- Pasien menyakan apakah
masih mungkin tumbuh
mioma
- Luka post operasi tampak
kering, tidak ada tanda-
tanda infeksi seperti
kemerahan, bengkak, panas.
- Mioma yang sudah diangkat
sebesar 15 cm
- IMT : 29,3

4 Ds: Efek prosedur Gangguan integritas kulit


- Pasien mengatakan tidak
merasa meriang hanya nyeri histerektomi
daerah luka operasi
Do:
- Tampak luka post operasi
diperut bawah pasien. Luka
tampak kering. Tertutup
opsite rembesan tidak ada,
tanda-tanda infeksi tidak ada.
- Akral hangat
- Lekosit : 15.000
- TTV
TD: 120/80
HR : 80 x/i
Suhu : 36,8
RR : 20 x/i
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Nama / Umur : Ny.E / 50 th

Ruang / Kamar : Bedah

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA

1 Resiko syok beruhubungan dengan perdarahan Lamria

2 Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencideraan fisik Lamria


( Prosedur Operasi)
3 Manjemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang lamria
terpaparnya informasi
4 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek prosedur lamria
histerektomi
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. E
Unit/ kamar : ruang bedah

Tanggal : IMPLEMENTASI
Diagnosa
HYD Rencana Tindakan & Rasional Evaluasi
Perawatan
Dilengkapi dan
Jam Tindakan Nama
Penunjang
DS & DO
Resiko syok Setelah dilakukan Observasi 08.00 1. Mengobservasi TTV, Lamria S:
beruhubungan intervensi selama 2 x 1. Monitor TTV pasien, tanda-tanda syok. 1. Pasien
dengan 24 jam perfusi perifer Rasional : Hasil : mengatakan
perdarahan meningkat : Mengetahui keadaan umum pasien Pasien mengatakan badan masih
ditandai dengan: - kulit pucat 2. Monitor status cairan pasien (intake output, badannya masih lemas. terasa lemas
DS menurun turgor kulit, CRT) Pasien mengatakn masih 2. Pasien
- Pasien - pengisian akral > 3 Rasional: merasa mual, makan habis mengatakan
mengatakan detik Mengetahui tanda-tanda dini jika terjadi setengah porsi. Pasien tidak ada
sangat lemas - turgor kulit kekurangan cairan tampak pucat, CRT < 3 muntah hanya
DO: membaik Edukasi detik, conjunctiva anemis, mual
- Pasien tampak - tidak anemis 3. Jelaskan tanda dan gejala awal syok TTV: O:
pucat dan Rasional : TD: 110/80, hr: 85 x/i, 1. Pasien masih
- hb meningkat (12-
lemah Untuk mengetahui tanda & gejala resiko suhu 36,6, rr: 18 x/i tampak pucat
16)
- Conjungtiva syok 10.00 2. Mengobservasi intake 2. CRT <3 detik
anemis - Tekanan darah 4. Anjurkan jika merasakan/ menemukan output cairan 3. TTV
- Akral hangat membaik (100- tanda & gejala syok Hasil: TD: 110/70
120/60 – 80 Rasional : Urine dibuang 300 ml mmhg
- CRT <3 detik
mmHg) Untuk mengantisipasi terjadinya syok warna kuning jernih, Hr: 80 x/I, Rr:
- Hb setelah
Kolaborasi pasien terpasang infus RL 19 x/i
operasi 9 gr/dl - Frekuensi nadi
membaik(60- 5. Pemberian transfuse PRC 1 bagi (250 ml) 1000 ml/24 jam sisa Suhu : 36,6 x/i
- Ada cairan 600 ml 4. Intake output
100 x/menit)
perdarahan 11.00 3. Pemberian transfuse darah cairan
selama operasi Hasil: Intake 600 ml
400 ml PRC diberikan 1 bag Output 550 ml
- turgor kulit sebanyak 250 ml, Balance + 50 ml
baik diberikan selama 3 jam Diuresis : 1,2
12.00 4. Memberikan terapi cc/kgbb/jam
antiementic
Hasil: A:
Pasien minum obat Masalah resiko syok
omeprazole 1 tab belum teratasi
13.00 5. Mengobservasi TTV
Hasil: P:
TD: 110/70 mmhg Lanjutkan intervensi
Hr: 80 x/I, Rr: 19 x/i
Suhu : 36,6 x/i

14.00 6. Memonitoring intake


output cairan
Hasil:
Intake 600 ml
Output 550 ml
Balance + 50 ml
Diuresis : 1,2 cc/kgbb/jam
-
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 08.00 1. Mengidentifikasi skala Lamria S:
berhubungan intervensi selama 1 x 8 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, nyeri Hasil: 1. Pasien
dengan Agen jam tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, skala P : Pasien mengatakan mengatakan
pencideraan fisik ( menurun dengan nyeri nyeri saat bergerak masih
Prosedur Operasi) luaran : Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri Q : Nyeri seperti ditusuk merasakan
ditandai dengan - Skala nyeri yang di rasakan sangat penting karena tusuk
nyeri bekas
DS: menurun dapat membantu menentukan intervensi R : Nyeri pada daerah
P: Pasien yang tepat abdomen operasi
mengatakan - Tidak meringis 2. Identifikasi respon nyeri non verbal S : Skala nyeri 6 2. Pasien
nyeri luka kesakitan Rasional : Untuk menilai skala nyeri T : Nyeri masih dirasakan mengatakan
operasi - Tekanan darah 3. Identifikasi faktor yang memperberat 10.00 2. Mengidentifikasi nyeri timbul
Q : Nyeri seperti dan memperingan nyeri respon nyeri non verbal saat bergerak
membaik (100
ditusuk tusuk - 120/60 – 80 Rasional : Untuk mengetahui gambaran Hasil : Pasien tampak 3. Pasien
R : Nyeri pada mmHg) nyerinya tenang, tampak mengatakan
daerah perut 4. Monitor efek samping penggunaan meringis saat mau tidur malam 8
- Frekuensi nadi
S : Skala nyeri 6 analgetik miring kiri atau kanan
T : Nyeri masih membaik (60 - Rasional : Untuk mengetahui 3. Mengidentifikasi faktor jam siang
dirasakan 100 x/menit) perkembangan pasien terhadap pemberian yang memperberat dan dapat tidur 2
&bertambah saat - Pola napas obat memperingan nyeri jam
bergerak membaik (12 – 3. Fasilitasi istirahat dan tidur Hasil : Pasien O:
20x/menit) Rasional : Menciptakan lingkungan yang mengatakan nyeri P : Pasien
DO : nyaman timbul saat bergerak
- Tidak mengalami mengatakan nyeri
- tampak 4. Menjelaskan strategi
kesulitan tidur 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk 11.00 berkurang setelah
berhati-hati meredakan nyeri dan
- Mampu mengurangi nyeri (tarik nafas dalam) tarik nafas dalam
pada daerah mengajarkan pasien
luka operasi menggunakan Rasional : Untuk membantu mengalihkan tehnik relaksasi nafas Q : Nyeri seperti
- tampak teknik relaksasi nyeri yang dirasakan dalam hilang timbul
gelisah tarik nafas dalam Hasil :pasien R : Nyeri pada
Edukasi: mengatakan nyeri daerah abdomen
- skala nyeri 6
- TTV 5. Jelaskan strategi meredakan nyeri masih ada, tapi S : Skala nyeri 5
TD: 120/80 12.00 perasaan lebih tenang T : Nyeri masih
Rasional : Untuk menambah pengetahuan 5. Memberikan therapy
HR : 80 x/i dirasakan
pasien cara mengatasi nyeri analgesic
Suhu : 36,8
Hasil :memberikan A:
RR : 20 x/i Pemberian Analgesik
Tamoliv 500 mg
- Pasien 12.30 6. Memfasilitasi istirahat Nyeri akut
tampak 6. Berikan terapi Tamoliv 500 mg
dan tidur berhubungan
meringis Rasional : Obat-obat analgetik akan
Hasil : Pasien
terutama saat memblok reseptor nyeri sehingga nyeri dengan agen
mengatakan dapat tidur
bergerak tidak dapat dipersepsikan.
di malam hari maupun pencedera fisik
Rasional : Mempercepat proses
di siang hari, pasien
penyembuhan luka
mengatakan tidur ( Prosedur
malam 8 jam, dan siang Operasi)
13.00 dapat tidur 2-3 jam
7. Mengkaji ulang skala P : Intervensi
nyeri Hasil :
dilanjutkan
P : Pasien mengatakan
nyeri berkurang setelah
tarik nafas dalam
Q : Nyeri seperti hilang
timbul
R : Nyeri pada daerah
abdomen
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri masih
dirasakan

Manjemen Setelah dilakukan Observasi: 09.00 1. Menjelaskan proses Lamria S:


kesehatan tidak tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan penyakit dan prosedur 1. Pasien dan
efektif selama 3 x 24 jam pasien menerima informasi tindakan serta efek sampin keluarga
berhubungan majemen kesehatan Rasional: pasien siap untuk menerima dari tindakan mengatakan
dengan kurang menjadi efektif dengan infromasi yang disamapaikan perawat Hasil : pasien dan keluarga memahami cara
terpaparnya kriteria hasil : Teraupetik: mengerti tentang penyakit,
cuci tangan
informasi ditandai 1. Keluarga 2. Jelaskan prosedur penyakit & tindakan prosedur tindakan dan efek
dengan memahami Rasional : menigkatkan pengetahuan samping dari tindakan. 2. Pasien
Ds: tentang proses pasien dan keluarga dengan penjelasan Pasien juga mengatakan mengatakan
- Pasien penyakit yang detail mengenai prosedur tindakan saya sudah tua dan punya sudah
mengatakan 2. Keluaga Edukasi : anak dua, saya juga tidak memahami
benjolan memahami proses 3. Ajarkan cara melakukan kebersihan tangan berencana punya anak lagi. penyakinya dan
dirasakan penyembuhan luka Rasional : mencegah terjadinya transmisi 2. Menganjurkan pasien dan mengatakan
sudah satu mikroorganisme keluarga untuk melakukan sudah tua dan
tahun tapi 4. Ajarkan cara pencegahan infeksi cuci tangan punya anak dua
pasien nasokomial Hasil : pasien dan keluarga dan tidak
merasa itu Rasional : mencegah terjadinya infeksi memahami cara cuci tangan berencana
karena sudah nasokomial akibat prosedur invasif dan melakukan cuci tangan
memiliki anak
pernah 5. Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang
lagi
melahirkan tidak dimengerti sebelum tindakan
Rasional : mengetahui tingkat pengetahuan O:
- Pasien
pasien dan keluarga 1. Pasien tampak
mengatakan
haid satu sudah
bulan memahami
mungkin penyakitnya
karena sudah 2. Pasien dan
mau keluarga
manopasue mampu
- Setelah melakukan cuci
operasi tangan yang
pasien benar
menanyakan A: Masalah
apakah manajemen
masih
kesehatan teratasi
mungkin
tumbuh sebagaian
P:
mioma Lanjutkan
Do: intervensi
- Tampak
pasien gelisah
- Pasien
menyakan
apakah masih
mungkin
tumbuh
mioma
- Luka post
operasi
tampak
kering, tidak
ada tanda-
tanda infeksi
seperti
kemerahan,
bengkak,
panas.
- Mioma yang
sudah
diangkat
sebesar 15 cm

Anda mungkin juga menyukai