KMB 1
MAKALAH
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
1. AULIA DIAH
NOVITA
2. OLIN
ROSLIANA
3. RISA SUSTIKA
4. SRIULATI NURKHOFIFAH
2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mulut
Mulut terdiri dari: bibir, lingua/lidah, dentis/gigi, kelenjar ludah.
Terdapat pula kelenjar yakni kelenjar submandibularis, parotis,
sublingualis dan sedikit bucalis. Sekresi mulut berfungsi untuk
meningkatkan pencernaan zat tepung, mengatur pemasukan cairan,
merangsang nafsu makan dengan cara melarutkan bahan makanan
sehingga kontak dengan bintik-bintik rasa dan melicinkan makanan
sehingga mudah ditelan.
b. Gigi
Gigi dewasa (gigi sekunder) terdapat 32 buah sedang gigi primer/gigi susu
pada anak-anak terdapat 20 buah. Pada umumnya gigi susu mulai tanggal
(lepas) dan diganti gigi sekunder sekitar 6-7 tahun dan selesai umur 12
tahun.
Gigi Terdiri Dari :
1. Gigi seri yang berfungsi untuk memotong makanan dan berakar satu.
2. Gigi taring yang sangat kuat, tajam, berakar 1 dan dalam.
3. Gigi geraham terdiri dari premolar (berakar 2) dan molar (berakar 3)
untuk menggiling makanan.
Komponen gigi :
1. Mahkota: bagian gigi yang terlihat.
2. Mahkota dan akar bertemu pada leher yang diselubungi gingiva (gusi).
3. Membran peridontal: jaringan ikat yang melapisi kantong alveola
melekat pada sementum di akar.
4. Rongga pulpa: dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar, berisi
pulpa gigi mengandung pembuluh darah dan saraf. Saluran akar
membuka ke tulang melalui foramen apikal.
5. Dentin: menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian terbesar
gigi. Dentin pada bagian mahkota tertutup oleh email dan di bagian
2
akar oleh sementum. Email terdiri dari 97% zat anorganik (terutama
kalsium fosfat) dan merupakan zat terkeras dalam tubuh. Zat ini
berfungsi untuk melindungi, tetapi dapat tererosi oleh enzim dan asam
yang diproduksi bakteri mulut dan mengakibatkan karies gigi. Florida
dalam air minum atau yang sengaja dikenakan pada gigi dapat
memperkuat email.
c. Lidah
Lidah tersusun oleh otot-otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir.
Otot lidah dapat digerakkan ke seluruh arah. Lidah tersusun oleh 3
komponen yaitu:
1. Radiks lingua (pangkal lidah), pada bagian belakang pangkal lidah
terdapat epiglotis yang berfungsi menutup trakhea sewaktu menelan
makanan agar tidak terjadi aspirasi makanan ke bronkhus.
2. Dorsum lingua (punggung lidah), pada punggung lidah terdapat ujung
saraf pengecap.
3. Apeks lingua (ujung lidah) yang terdiri dari: frenulum lingua dan flika
sublingua (terdapat saluran glandula parotis, sub maksilaris dan
glandula sublingualis).
Otot-otot Lidah
Otot-otot lidah terdiri dari otot ekstrinsik, intrinsic dan papila. Otot
ekstrinsik dan intrinsic berfungsi dalam pergerakan dan mobilitas lidah.
Papilla terbagi atas papila fungiformis dan papila sirkumvalata yang
memiliki kuncup-kuncup pengecap. Kelenjar Von Ebner, terletak di otot
lidah, bercampur dengan makanan pada pemukaan lidah dan membantu
pengecapan rasa dan mensekresi lipase lidah. Target sekresinya adalah
trigliserida. Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan, membentuk suara,
alat pengecap dan menelan dan merasakan makanan.
d. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (esofagus) dan merupakan peralihan rongga mulut dan
sistem pernapasan serta sistem pencernaan. Saluran ototnya dilapisi
dengan selaput lendir. Lengkung faring mengandung tonsil yang
3
merupakan kumpulan kelenjar limfe. Kelenjar limfe tersebut mengandung
limfosit dan berfungsi dalam per- tahanan terhadap infeksi. Dalam faring
terdapat Sfingter Pharingoesofageal yang berfungsi mencegah makanan
dari esofagus masuk ke faring. Pada faring juga terdapat tekak yang terdiri
dari :
1. Bagian superior disebut nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang telinga.
2. Bagian media disebut orofaring yang berbatas ke depan sampai di akar
lidah
3. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring
dan laring.
4
2/3 otot bagian bawah berotot polos. Esofagus tidak memiliki lapisan
serosa sehingga tumor mudah menyebar dan berisiko mudah pecah. Fungsi
esofagus adalah menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui
gerakan peristaltik. Mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar mukus
untuk melumasi makanan dan melindungi esofagus. Di ujung esofagus
terdapat sfingter gastroesofageal yang berfungsi untuk mencegah refluks
isi lambung ke dalam esofagus. Mukus yang dihasilkan oleh sel mukosa
tersebut bertujuan mencegah ekskoriasi mukosa oleh makanan yang baru
masuk dan kelenjar komposita dekat perbatasan esofagus lambung
berfungsi melindungi dinding esofagus dari pencernaan oleh getah
lambung yang mengalami refluks ke esofagus bawah.
f. Gaster
Lambung terletak dibagian superior kiri rongga abdomen, terletak obliq
dar kiri ke kanan di bawah diafragma, berbentuk tabung seperti huruf J
dengan kapasitas normal 2 liter. Secara anatomis, lambung terdiri dari
fundus, korpus antrum pilorikum (pylorus), kurvatura mayor, kurvatura
minor, sfingter cardia (mengalirankan makanan masuk ke lambung dan
mencegah refluks isi lambung masuk ke esofagus), kardia, dan sfingter
pylorus (mencegah aliran balik isi duodenum ke lambung). Struktur
Lambung memiliki lapisan-lapisan. Susunan lapisan dari dalam ke luar,
terdiri dari :
1. Tunika serosa (luar) merupakan bagian dari peritoneum viseralis.
2. Tunika mukosa, terdiri dari 3 lapis otot polos yaitu lapisan
longitudinal (ba- gian luar), lapisan sirkuler (bagian tengah) dan
lapisan obliq (bagian dalam). Lapisan yang beragam ini
memungkinkan makanan dipecah menjadi partikel yang lebih kecil,
mengaduk, mencampur dan mengalirkan makanan masuk ke
duodenum.
3. Sub mukosa, merupakan lapisan yang menghubungkan mukosa
dengan lapisan mukularis. Mengandung jaringan areolar longgar,
flekus saraf, pembuluh darah dan saluran limfe
5
4. Mukosa (lapisan dalam) terdiri dari rugae yang berlipat-lipat sehingga
lam- bung dapat berdistensi. Terdapat 3 kelenjar yaitu:
a. Kelenjar kardia berfungsi mensekresi mucus.
b. Kelenjar fundus memiliki sel utama yaitu sel zimogenik (sel chief)
mensekresi pepsinogen menjadi pepsin, sel parietal mensekresi
HCl dan faktor intrinsic (berfungsi dalam absorpsi vitamin B12 di
usus halus) dan mensekresi mucus.
c. Kelenjar gastrik, terdapat sel G yang terdapat di daerah pylorus.
Sel G memproduksi HCI, pepsinogen dan substansi lain yang
disekresi adalah enzim, elektrolit (ion Na, kalium dan klorida).
Data Subjektif :
6
dari rektum) biasan klien mengeluh (kembung, distensi atau merasa
penuh). Kaji adanya asci dan riwayat mengkonsumsi alkohol, obat-obatan
dan stress.
2. Riwayat medis
a. Riwayat penyakit sebelumnya: colitis ulseratif, ulkus peptikum,
hepatitis sirosis, pancreatitis atau apendiksitis, diabetes melitus.
b. Riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan: alergi terhadap
ikan atau zat makanan lainnya dan alergi terhadap antibiotik.
c. Riwayat konsumsi obat sebelum masuk rumah sakit: misal
penggunaan asetaminofen, penggunaan obat terlarang, pencahar atau
antasida, ste- roid, anti diare, anti emetik, anti hipertensi, barbiturate
dan lain-lain.
d. Riwayat penyakit dalam keluarga: penyakit kanker kolon, kanker lam-
bung, hepatitis, sirosis hepatis, kolesistitis, kolelithiasis, obesitas,
diabetes melitus dan sindrom malabsorpsi.
e. Riwayat sosial: interaksi sosial, kebiasaan merokok, minum kopi, dan
pola konsumsi makanan, rumah tangga tidak harmonis, gaya hidup.
f. Riwayat pekerjaan: lingkungan pekerjaan yang stressful, pekerjaan
travelling.
Data Obyektif
7
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
8
Palpasi
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan melakukan palpasi
yaitu :
9
dalam rongga abdomen dapat teraba saat memantul. Teknik ballottement
juga dapat dipakai untuk memeriksa ginjal.
8. Bila teraba massa tentukan ukuran/besar, bentuk, lokasi, kon-sistensi, tepi,
permukaan, fiksasi/mobilitas, nyeri spontan/tekan, dan warna kulit diatas-
nya.
9. Palpasi hati dapat dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan
(bimanual) pada kuadran kanan atas. Palpasi dilakukan dari bawah ke atas
pada garis pertengahan antara mid-line dan spina iliaka anterior superior
(SIAS) dan minta pasien untuk napas dalam sehingga hati dapat teraba.
Pembesaran hati dinyatakan dalam sentimeter (di bawah lengkung costa
dan di bawah prosesus xiphoideus).
Auskultasi
10
lebih tinggi seperti dentingan keping uang logam (metallic sound). Bila
terjadi peritonitis, peristaltik usus akan melemah, frekuensinya lambat,
bahkan sampai hilang. Pada saat mendengarkan suara pembuluh darah, bising
dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolik, atau kedua fase. Misalnya
pada aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada
hipertensi portal, terdengar adanya bising vena (venous hum) di daerah
epigastrium.
Perkusi
11
5. Gangguan pola eliminasi fecal; Konstipasi berhubungan dengan kebiasaan
kurang sehat atau efek imobilisasi
6. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masu-
kan makanan lebih dari kebutuhan tubuh, faktor psikososial, status sosial
ekonomi.
2.4 Rencana atau intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah pada klien gangguan sistem
pencernaan, dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan
yaitu sebagai berikut :
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh.
Tujuan : Pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria hasil :
a. Makan habis satu porsi.
b. Menunjukkan peningkatan berat badan.
c. Turgor kulit dan tonus otot baik.
d. Hasil pemeriksaan albumin serum normal.
Intervensi keperawatan :
a. Kaji status nutrisi dan pola makan klien, untuk menentukan intervensi
selanjutnya.
b. Berikan makan sedikit demi sedikit tetapi sering atau makan dengan
perlahan, untuk mencegah muntah.
c. Jelaskan agar klien duduk saat makan atau minum, untuk mencegah
aspirasi.
d. Jelaskan agar menghindari makanan yang mengandung gas (seperti
kol, nangka), karena dapat mempengaruhi nafsu makan dan
membatasi masukan nutrisi.
e. Identifikasi makanan yang disukai bersama klien dan masukkan
dalam program diet, karena hal tersebut dapat meningkatkan masukan
makanan.
f. Ciptakan lingkungan yang nyaman saat makan, untuk me-ningkatkan
nafsu makan.
12
g. Catat masukan makanan/cairan setiap hari, untuk mengetahui status
nutrisi.
h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium: albumin serum.
i. Timbang berat badan klien setiap hari dengan timbangan yang sama.
j. Berikan vitamin seperti injeksi, dan folat sesuai program medik, untuk
mencegah anemia karena gangguan absorpsi.
k. Berikan diet cair melalui selang nasogastrik (NG)/hiperalimentasi
sesuai program medik.
2.5 Evaluasi Keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat, klien menunjukkan :
a. Makan habis satu porsi.
b. Peningkatan berat badan.
c. Turgor kulit dan tonus otot baik.
d. Hasil pemeriksaan albumin serum normal.
2. Rasa nyaman klien terpenuhi; nyeri abdomen teratasi, klien menun-
jukkan :
a. Skala nyeri klien 0-2.
b. Ekspresi wajah klien tenang.
c. Klien menyatakan nyeri berkurang.
d. Dapat tidur/istirahat minimal 6-8 jam sehari
3. Pola defekasi normal (diare teratasi), klien menunjukkan :
a. Minum 2-3 liter setiap hari.
b. Makan makanan rendah dan rendah lemak
c. Frekuensi BAB sekali sehari.
d. Klien melaporkan feses berbentuk (tidak encer).
4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, klien menunjukkan
a. Tanda-tanda vital klien dalam batas normal.
b. Konsumsi cairan per oral edekuat 2-3 liter sehari.
c. Melaporkan tidak ada keletihan dan kelemahan otot.
d. Membran mukosa lembab dan turgor kulit baik.
e. Masukan dan pengeluaran cairan seimbang.
f. Hasil pemeriksaan laboratorium: elektrolit normal.
13
5. Pola defekasi normal (konstipasi teratasi), klien menunjukkan :
a. Patisipasi dalam program latihan reguler.
b. Menghindari penyalahgunaan laksatif.
c. Minum 2-3 liter setiap hari.
d. Makan makanan tinggi serat: seperti buah segar, kacang, sereal, dan
sayuran, dan lain-lain.
e. BAB secara rutin setiap hari atau setiap 2-3 hari.
f. Klien melaporkan feses berbentuk dan lunak.
6. Berat badan klien ideal atau normal, klien menunjukkan :
a. Perubahan pola makan.
b. Partisipasi dalam program latihan.
c. Penurunan berat badan sampai pada BB ideal/normal.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi system gastrointestinal pada umumnya dapat dipertahankan
sebagaimana manusia sehat. Gangguan fungsi biasanya terjadi apabila
terdapat proses patologis pada organ tertentu, atau bilamana terjadi stress lain
yang memperberat organ dari organ yang sudah mulai menurun fungsi dan
anatomiknya. Mulai dari gigi sampai anus terjadi perubahan morfologik,
antara lain: atrophy pada mukosa, kelenjar dan otot pencernaan sehingga
menyebabkan perubahan fungsional ataupun patologik (gangguan
mengunyah, gangguan menelan, perubahan nafsu makan dan penyakit yang
berhubungan dengan GIT).
3.2 Saran
Kami berharap para pembaca dapat memahami pembahasan kami
tentang Gangguan Gastrointestinal, Sebagai calon perawat, kita harus
mengetahui konsep penyakit gastrointestinal baik dari definisi sampai asuhan
keperawatannya agar bisa diterapkan dalam masyarakat sekitar
15
DAFTAR PUSTAKA
Diyono dan Sri Mulyanti. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Sistem
Pencernaan. Jakarta: Kencana.
16