Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah : Pengkajian KMB Lanjutan

Tugas : Clinical exposure

PENGKAJIAN PENERAPAN TEORI KEPERAWATAN


UNPLEASANT SYMPTOMS (AUDREY GIFT) PADA
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

OLEH:

ANDI SULFIKAR
R012181001

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

1
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan limpahan-
Nyalah sehingga Tugas mata kuliah Pengkajian KMB Lanjutan ini dapat
terselesaikan. Tak lupa pula salawat dan salam kepada junjungan besar kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tugas Clinical
exposure pengkajian penerapan teori keperawatan Unpleasant Symptoms (Audrey
Gift) pada gangguan sistem pencernaan yang merupakan salah satu evaluasi
penilaian pada mata kuliah Pengkajian KMB Lanjutan. Tak lupa pula penulis
ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini.Demikian pula dengan kritik dan saran penulis butuhkan
demi kelengkapan tugas ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan.Semoga tugas ini dapat membawa
manfaat bagi kita semua khususnya bagi ilmu keperawatan.

Makassar, 1 Mei 2019

Andi Sulfikar

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami gejala pasien adalah penting karena gejala adalah salah satu
alasan paling umum yang dicari oleh tenaga kesehatan. Mengalami beberapa
gejala secara bersamaan berbeda dengan gejala tunggal yang hasilnya
memiliki banyak efek negatif pada pasien. Selain itu banyak gejala yang dapat
menghambat penilaian secara akurat terhadap pasien baik diagnosis dan
perawatan, yang dapat berakibat fatal pada manajemen gejala. The National
Institute of Nursing Research menekankan pentingnya pemahaman beberapa
gejala untuk meningkatkan manajemen klinis penyakit.
TOUS dikembangkan pada tahun 1995 dan diperbaharui pada tahun 1997
untuk mendukung pemahaman beberapa gejala yang terjadi secara bersamaan,
THE THEORY of Unpleasant Symptoms (TOUS) dikembangkan untuk
meningkatkan pemahaman hubungan di antara banyak gejala dan pengalaman
gejala untuk mengelola gejala yang tidak menyenangkan melalui intervensi
yang efektif. Berdasarkan kasus tentang adenokarsinoma yang memiliki
banyak gejala dan beberapa diantaranya muncul secara bersamaan hingga
menyebabkan sesuatu yang tidak menyenangkan maka dari itu teori ini
digunakan.

B. Tujuan
Memberikan gambaran pada konsep dasar teori keperawatan TOUS dan
penerapannya dalam pengkajian asuhan keperawatan pada kasus keganasan
seperti pasien dengan cancer. Mampu mengaplikasikan teori TOUS pada
asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan.

1
1
BAB II
TINJAUAN KASUS DENGAN FORMAT PENGKAJIAN SISTEM
PENCERNAAN BERDASARKAN TEORI UNPLEASANT SYMPTOMS

A. TAHAP IDENTIFIKASI :
1. Identitas Pasien
a. Inisial Pasien : Tn. B
b. Usia : 40 Tahun
c. Alamat : Emmy saelan, luwu utara, sul-sel
d. Pekerjaan : Buruh tambang
e. Pendidikan : SMA
f. Agama : Islam
g. Suku Bangsa : Bugis
h. Tanggal masuk RS : 23 April 2019
i. Diagnosa medis : adenokarsinoma recti 1/3 distal, metastase
hepar

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GEJALA YANG DI ALAMI


a) Pengkajian Fisiologis
Pengkajian Subjektif

1. Alasan masuk rumah sakit : pasien masuk rumah sakit dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah. Nyeri dirasakan sejak 1 minggu yang lalu pada
daerah bekas post operasi. Nyeri dirasakan seperti tertekan dan pasien
selalu mengerang kesakitan. Sebelumnya pasien telah menjalani operasi
laparatomi dan pembuatan stoma. Namun setelah dilakukan operasi
kondisi pasien semakin menurun. Oleh karena itu keluarga membawa ke
RS umum Batara guru dan dirujuk ke RS Bhayangkara Makassar untuk
mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Pada saat dikaji pasien mengeluh nyeri pada abdomen bagian bawah,
nampak luka post operasi berlubang dibagian bawah dan mengeluarkan
pus, serta terdapat stoma. Pasien nampak lemah dan selalu mengerang

2
3

kesakitan. Keluarga pasien mengatakan terkadang pasien mengalami


mual dan muntah, nafsu makan menurun, nampak sesak serta sulit
bergerak.
2. Riwayat Kesehatan : pasien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
Sekitar 7 bulan yang lalu pasien dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut
JALA AMMARI dengan keluhan tidak bisa buang air besar. Keluhan
dirasakan sejak 5 hari yang lalu dan pasien mengeluh nyeri pada abdomen
dan anus. Pasien dirawat dirumah sakit selama 1 minggu. Namun karena
keterbatasan alat, pasien dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien di diagnosa penyempitan usus dan
dlakukan tindakan operasi. Setelah dilakukan operasi dan dilakukan
pemeriksaan PA, diketahui bahwa pasien menderita adenokarsinoma recti
1/3 distal.
3. Riwayat Penggunaan obat-obatan : pasien biasanya mengkonsumsi obat
yang dibeli secara bebas di toko obat ketika sakit dan terkadang datang ke
puskesmas untuk berobat.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak ada anggota keluarga pasien yang
menderita penyakit yang sama dengan pasien. Ibu pasien meninggal
karena penyakit gondok dan ayah pasien meninggal karena faktor usia.
Pasien belum menikah dan tinggal bersama kakaknya di Sorowako.
Namun selama sakit pasien tinggal bersama adiknya di Masamba.
5. Kebiasaan sehari-hari : pasien sehari-hari bekerja sebagai pekerja
tambang. Pasien merokok dan suka minum kopi. Pasien tidak pernah
berolahraga dan terbiasa tidur larut malam. Pasien suka makan mie
instant. Dalam sehari pasien biasa makan mie instant 1-2 kali.
6. Riwayat alergi : tidak ada riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-
obatan tertentu.
7. Status Nutrisi & Cairan :
Mual muntah : Keluarga pasien mengatakan pasien terkadang
mual dan muntah. Dalam 24 jam pasien biasanya
muntah 2-3 kali dengan jumlah sekitar 50-100 cc
4

tiap muntah. Hal ini paling sering terjadi pada


saat beberapa jam setelah makan.
Diet khusus : Tidak ada diet khusus yang diberikan kepada
pasien. Sebelumnya pasien juga tidak pernah
mengikuti diet khusus. Namun selama ini
(sebelum sakit) pasien sering mengkonsumsi mie
instan setiap hari. Dalam sebulan pasien bisa
mengkonsumsi mie instan 1-2 dos. Menurut
pasien itu adalah cara yang praktis untuk makan
karena tidak ada yang menyiapkan makanan
untuk pasien baik sebelum berangkat kerja
maupun sepulang bekerja.
Nafsu makan : keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien
menurun selama pasien sakit. Porsi makan tidak
pernah dihabiskan. Pasien hanya mampu
menghabiskan makanan 5-6 sendok setiap kali
makan. Berat badan sebelum masuk rumah sakit
65 kg. berat badan saat ini tidak dikaji karena
pasien tidak bisa berdiri. Namun menurut
keluarga pasien mengalami penurunan berat
badan yang drastis (nampak sangat kurus).
Asupan Nutrisi : saat ini pasien mengkonsumsi bubur dan telur
yang dibuatkan oleh petugas gizi rumah sakit.
Asupan cairan : saat ini asupan cairan pasien berupa air putih
dan cairan infus NaCl 0,9 % drips KCL.
8. Status eliminasi: saat ini pasien menggunakan stoma untuk eliminasi
BAB (terpasang kantong kolostomi) dan kateter urine untuk BAK.
9. Aktifitas dan Istirahat : pasien nampak lemah. Seluruh aktifitas dilakukan
di atas tempat tidur dan dibantu oleh keluarga. Istirahat dan tdurnya
terganggu ketika merasakan nyeri.
5

10. Pengkajian nyeri:


Penyebab nyeri : luka post operasi
Kualitas nyeri : seperti tertekan dan terasa nyut-nyut
Region : abdomen bagian bawah
Skala nyeri : skala 7-8 ( berat)

Pengkajian Objektif :

1. Performance Pasien : pasien nampak lemah. Ekspresi wajah nampak


meringis. Pasien nampak gelisah. Saat dikaji pasien lebih banyak diam
dan tidak mau bicara. Kebanyakan hanya menjawab ya dan tidak. Ketika
diminta memberikan penjelasan pasien mengelak dan hanya memanggil
keluarganya untuk membantu menjawab.
2. Pemeriksaan Kognitif :
Kemampuan berkonsentrasi : pasien tidak mampu berkonsentrasi. Pasien
agak sulit diajak berkomunikasi dan lebih fokus pada nyeri yang
dirasakan.
Mekanisme Koping : mekanisme koping pasien kurang baik. Pasien
selalu menolak untuk berbincang-bincang dengan orang lain. Pasien
hanya terbaring ditempat tidur dan mengerang kesakitan. Tidak ada upaya
yang dilakukan pasien untuk mengurangi nyeri meskipun sudah diajarkan
oleh perawat dan keluarga.
3. Tanda-tanda vital :
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,6 0 C
b) Pengkajian Psikologis :
1. Perasaan terhadap penyakitnya : pasien merasa sedih dengan
kondisinya sekarang. Keluarga pasien mengatakan terkadang pasien
emosi dan menyalahkan takdir yang terjadi pada dirinya. Keluarga
pasien mengatakan pasien merasa tidak berguna karena menderita
6

penyakit ini. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh


dan mengatakan merasa risih karena kondisinya yang tidak normal
serta bau luka dan stoma nya yang menyengat sehingga merasa malu
jika ada yang mendekati atau berkunjung.
2. Harapan Pasien Terhadap Penyakitnya : pasien berharap bisa sembuh
dan pulih kembali. Pasien berharap setelah dilakukan tindakan radiasi
dia bisa pulih dan sehat kembali.
3. Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya : pasien memahami
bahwa penyakit yang dideritanya adalah penyakit yang cukup berat.
c) Pengkajian Situasional
1. Kondisi lingkungan rumah sakit : pasien merasa kurang nyaman
dengan lingkungan tempat dirawat khususnya dikamar pasien karena
merupakan bangsal yang terdiri dari beberapa pasien sehingga pasien
merasa privasinya terganggu. Selain itu ruangan yang panas membuat
pasien tidak betah dan kurang nyaman.
2. Status ekonomi keluarga : pasien dari keluarga yang sederhana.
Selama ini pasien hidup dari hasil kerjanya sendiri sebagai buruh
tambang. Pasien belum menikah sehingga hanya mencari nafkah
untuk dirinya sendiri.
3. Dukungan keluarga : dukungan keluarga diperoleh dari saudara atau
adik pasien yang merawat pasien dengan baik.
4. Perilaku dan gaya hidup : pasien sebelumnya adalah seorang perokok
dan suka mengkonsumsi kopi. Pasien juga suka mengkonsumsi mie
instant.
BAB III
PEMERIKSAAN FISIK
A. GEJALA YANG TIDAK MENYENANGKAN YANG MERUPAKAN
PENGALAMAN SECARA INDIVIDU
1. Pemeriksaan Fisik :
a. Inspeksi :
Nampak bekas luka operasi pada daerah abdomen. Luka post operasi
bagian paling bawah nampak berlubang dan mengeluarkan pus. Tidak
ada striae. Nampak stoma dan terpasang kantong kolostomi. Dalam
kantong kolostomi nampak cairan sedikit berwarna kuning pucat.
b. Auskultasi :
Bising Usus : tidak dikaji. Pasien menolak karena merasa
kesakitan
c. Perkusi :
Cairan : tidak dilakukan
Benda Padat : tidak dilakukan (pasien menolak)
d. Pemeriksaan rektal
Perubahan Kulit / Lesi : tidak dilakukan
Wasir : pasien mengatakan tidak ada wasir.
Feses : melalui stoma (cair)
2. Gejala 1 : nyeri
a. Intensitas : nyeri dirasakan terus menerus dengan skala nyeri 7-8
(berat)
b. Timing : dirasakan hilang timbul dengan durasi 5-10 menit.
c. Distres : dirasakan lebih berat pada saat bergerak
d. Kualitas : seperti tertekan dan terasa nyut-nyut
3. Gejala 2 : mual/muntah
a. Intensitas : biasanya dialami beberapa jam setelah makan
b. Timing : 2-3 kali sehari
c. Distres : jika banyak bergerak

7
8

d. Kualitas : keluarga pasien mengatakan setiap muntah cairan yang


keluar 50-100 cc.
4. Gejala 3 : lemah / susah bergerak
a. Intensitas : pasien sulit menggerakkan badannya, selalu dibantu
keluarga
b. Timing : pasien dibantu keluarga untuk mobilisasi miring kanan
dan kiri tiap 2 jam
c. Distres : pasien susah untuk bergerak karena jika bergerak nyeri
abdomen bertambah berat
d. Kualitas : pasien bergerak jika dibantu oleh keluarga
5. Gejala 4 : berduka / harga diri rendah
a. Intensitas : pasien selalu sedih dan terkadang emosi dengan
kondisinya saat ini
b. Timing : keluarga pasien mengatakan hampir setiap hari pasien
mengeluh tentang penyakitnya
c. Distres : pasien merasa risih jika ada orang lain yang mendekati
atau berkunjung
d. Kualitas : pasien merasa tidak berguna karena penyakit yang
dideritanya

B. HASIL OUTPUT (PERFORMANCE)


1. Fisik (kognitif) : pasien merasa nyeri, mengalami mual dan muntah serta
nampak lemah / susah bergerak.
2. Mental : pasien mengalami berduka dan harga diri rendah
BAB IV
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. PEMERIKSAAN DARAH
Tanggal pemeriksaan : 24 April 2019
1. Darah rutin
Jenis pemeriksaan Nilai Nilai normal
WBC 14,8 x 103/mm3 4,0-10,0 x 103/mm3
RBC 2,71 x 106/mm3 4,50-6,50 x 106/mm3
HGB 8,0 g/dL 13-17 g/dL
HCT 24,1 % 40-54 %
MCV 89 µm3 80-100 µm3
MCH 29,4 pg 27,0-32,0 pg
MCHC 33,0 g/dL 32,-36,0 g/dL
PLT 504 x 103/mm3 150-500 x 103/mm3

2. Hematologi

Jenis pemeriksaan nilai Nilai normal


Hematologi (koagulasi)
PT 12,2 detik 10-14 detik
INR 1,17 -
APTT 31,4 detik 22-33 detik
Kimia darah
GDS 163 mg/dl 140 mg/dl
Fungsi ginjal
Ureum 35 mg/dl 10-50 mg/dl
Kreatinin 0,7 mg/dl L (< 1,3) P (<1,1)
mg/dl
Fungsi hati
SGOT 53 U/L < 38 U/L
SGPT 14 U/L < 41 U/L
Albumin 2,0 gr/dl 3,5- 5,0 gr/dl
Immunoserologi
HbsAg (ICT) Non reactive Non reactive
Kimia darah (elektrolit)

9
10

Natrium 134 mmol/l 136-145 mmol/l


Kalium 2,5 mmol/l 3,5-5,1 mmol/l
Kalsium 99 mmol/l 97-111 mmol/l
Kesan :

Hipoalbuminemia
Imbalance elektrolit

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
tidak ada pemeriksaan diagnostik. Pasien baru direncanakan dilakukan
pemeriksaan colon in loop.

C. TERAPI
1. Omeprazole 1 amp/24 jam/IV
2. Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
3. Ondansetron 4 mg/24 jam/IV
4. Transfusi PRC 1 bag/ hari
5. Rencana radioterapi jika KU baik
BAB V
PEMBAHASAN

Konsep teori unpleasant symptom (TOUS) berfokus pada gejala yang


tidak menyenangkan , sehingga sangat cocok digunakan untuk mengelola
pasien dengan gangguan kenyamanan. Teori ini menggambarkan beberapa
gejala yang terjadi secara bersama-sama dan berhubungan satu sama lain
sehingga menyiratkan bahwa pengelolaan satu gejala akan memberikan
kontribusi pada manajemen gejala yang lain. Dengan manajemen gejala yang
tepat, diharapkan rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari gejala suatu
penyakit dapat diminimalkan sehingga klien merasa nyaman meskipun gejala
masih muncul (Peterson, S & Bredow, T, 2013).
Pada pengkajian dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori
TOUS, diperoleh beberapa gejala yang ditampilkan oleh pasien berdasarkan
pengkajian fisiologis, psikologis dan situasional. Namun dalam pengkajian ini
data subjektif lebih banyak diperoleh dari keluarga pasien. Pasien hanya
menjawab jika pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan tertutup. Jika
diajukan pertanyaan terbuka pasien hanya memanggil keluarganya untuk
menjawab pertanyaan dari perawat.
Dari pengkajian fisiologis diperoleh 3 gejala yang ditampilkan pasien
yaitu nyeri, mual dan muntah serta kelemahan. Nyeri yang dirasakan pasien
disebabkan karena luka post operasi yang dilakukan 7 bulan yang lalu
berlubang dan mengeluarkan pus. Nyeri dirasakan seperti tertekan dan nyut-
nyut. Nyeri pada daerah abdomen bagian bawah dengan skala nyeri 7-8
(berat). Nyeri dirasakan setiap saat. Selain nyeri, keluarga pasien mengatakan
pasien mengalami mual dan muntah. Hal ini dirasakan setiap hari (2-3 kali
dalam sehari) dengan muntah sekitar 50-100 cc tiap kali muntah. Hal ini
terjadi beberapa jam setelah makan. Selain itu pasien nampak lemah. Pasien
hanya berbaring diatas tempat tidur. Untuk menggerakkan badan saja pasien
nampak kesulitan dan harus dibantu oleh keluarga. Segala aktifitas dilakukan
diatas tempat tidur dan dibantu oleh keluarganya.

11
12

Dari pengkajian psikologis diperoleh data bahwa pasien nampak sedih


dengan kondisinya. Menurut keluarga, pasien terkadang marah-marah ataau
emosi dan merasa tidak menerima dengan kondisi yang dialaminya sekarang.
Pasien merasa risih dengan bau luka yang menyengat serta penggunaan stoma
(colostomi). Pasien merasa tidak berguna karena penyakit yang dideritanya.
Dari pengkajian situasional diperoleh data bahwa pasien merasa tidak
nyaman dengan lingkungan rumah sakit khususnya tempat dia dirawat
(bangsal). Pasien merasa tidak ada privasi dan merasa malu karena bau
lukanya bisa menggangu pasien yang lain diruangan tersebut.
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari pengkajian dapat disimpulkan bahwa performence yang dapat dilihat


adalah dari segi fisik (kognitif) diperoleh hasil bahwa pasien nampak nyeri,
mengalami mual dan muntah serta nampak lemah / susah bergerak sedangkan dari
segi mental pasien mengalami kondisi berduka dan harga diri rendah.
Pengkajian dengan menggunakan TOUS memiliki kelebihan dimana teori
ini sangat cocok digunakan pada pasien ini dimana pasien mengalami beberapa
gejala yang tidak menyenangkan atau ketidaknyamanan seperti adanya nyeri,
mual dan muntah, kelemahan, dan berduka. Dengan pengkajian ini perawat dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak terkait permasalahan pasien untuk
menentukan intervensi yang efektif untuk mencegah, memperbaiki atau mengelola
gejala yang tidak menyenangkan.
Namun kekurangan dari teori TOUS ini adalah karena teori ini merupakan
gejala yang tidak menyenangkan dan sifatnya sangat subjektif, sehingga sulit
untuk diterapkan pada pasien yang mengalami masalah dalam berkomunikasi atau
menolak berkomunikasi dengan perawat. Sulit mendapatkan data langsung dari
pasien terkait gejala atau masalah sehingga teori ini lebih efektif diterapkan pada
pasien yang bersedia berkomunikasi dengan perawat.
Pada dasarnya teori TOUS ini dapat digunakan pada pengkajian gangguan
sistem pencernaan khususnya bila terdapat gejala-gejala yang menimbulkan
ketidaknyamanan pada pasien. Namun perlu dikaji terlebih dahulu apakah pasien
mampu berkomunikasi dengan baik dengan perawat atau petugas kesehatan
karena data atau ungkapan subjektif dari pasien merupakan elemen penting dalam
menentukan gejala yang dirasakan pasien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Lee, S. E., Vincent, C., & Finnegan, L. (2017). An analysis and evaluation of the
theory of unpleasant symptoms. Advances in Nursing Science, 40(1), E16–
E39. https://doi.org/10.1097/ANS.0000000000000141

Peterson, S, J., & Bredow, T, S. (2013). Middle range theories : application to


nursing research (3rd ed). Philadelphia: Wolters Kluwer Health Lippincott
Williams & Wilkins.

13

Anda mungkin juga menyukai