Pendahuluan
Pada Jumat, 20 Juli 2018, saya berserta kelompok Family Folder 23 diberi tugas
melakukan kunjungan ke Puskesmas Jelambar Baru dan juga membuat Family folder dari
keluarga pasien yang mendapatkan perawatan di Puskesmas tersebut. Pada kunjungan tersebut,
saya diberikan kesempatan untuk mewawancara dan mengunjungi pasien yang bernama ibu
Betaria Suhenda yang berusia 59 tahun di Jalan Sukajaya No.32 RT 5/RW1, Jelambar Baru,
Kota Jakarta Barat. Ibu Betaria pergi ke puskesmas karena merasakan sakit perut setelah makan
pedas, oreo dan makan keripik seperti (keripik kusuka) dan ibu Betaria pergi ke puskesmas
untuk meminta surat rujukan dari puskesmas ke dokter penyakit dalam untuk dilakukan USG
dan Endoskopi.
Makalah ini dibuat dengan tujuan mengkaji dan membahas keadaan kesehatan yang
diderita oleh pasien dan keluarganya dan juga tatalaksana terhadap penyakit tersebut dengan
berbasiskan pendekatan kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga adalah dokter praktek
umum yang dalam prakteknya melayani pasien menerapkan prinsip-prinsip kedokteran
keluarga. Kompetensi dokter keluarga tercermin dalam profil the five stars doctor yaitu care
provider, decision maker, communicator, community leader dan manager.
Tinjauan Pustaka
Dispepsia
A. Pasien Utama
1. Identitas Pasien
Nama : Betaria Suhenda
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan Sukajaya No.32 RT/RW :05/01
Telepon : 08179180096
2. Keluhan Utama
Saat saya berada di puskesmas, saya diberi kesempatan untuk mewawancarai
pasien dari hasil wawancara saya dengan pasien, pasien datang ke puskesmas
dengan keluhan utama merasakan perut terasa mules.
3. Keluhan Tambahan
-
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan perut mules dan sakit sejak 3 bulan yang lalu dimana pasien
merasakan mules apabila mengkonsumsi makanan seperti makanan pedas,
minum teh, makan snack-snack seperti oreo, keripik dan makanan lainnya.
Namun keluhan utama yang dirasakan pasien ini tidak terjadi terus-menerus dan
hanya kadang-kadang saja terjadi apabila dia makan-makanan yang di sebutkan
diatas. Dari puskesmas sendiri memberikan obat untuk mengurangi rasa mules,
sakit pada perut pasien yaitu obat antasida. Dari pemeriksaan lab didapatkan
kadar kolesterol pasien 220 dimana kadar kolesterol pasien tinggi sehingga
diberikan juga obat menurunkan kolesterol berupa simvastatin. Pasien juga
sudah pernah melakukan endoskopi dan dari hasil endoskopi normal tidak
terdapat adanya kelaianan pada saluran cerna bagian atas pasien.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah tidak dapat tidur seharian karena merasakan perutnya sangat sakit
dan mual yang disertai muntah sesudah makan pedas dan minum es teh manis
di warung makan.
6. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Pasien tinggal didalam rumah bersama 5 orang lainnya. Pasien mengaku bahwa
anaknya mengalami gatal-gatal pada bagian kaki karena sebelumya anaknya
makan- makanan seafood. Untuk selebihnya pasien mengaku anggota keluarga
dalam keadaan sehat walafiat.
7. Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien mengaku untuk berolahraga biasanya mengikuti senam satu minggu
sekali dilakukan pada hari minggu bersama tetangga di kompleks rumah. Pasien
jarang jajan makanan luar dan pasien lebih suka makan di rumah. Untuk pola
makan pasien sendiri teratur dan dirumah pasien sendiri tidak ada yang merokok
dan minum minuman yang beralkohol. Rekreasi biasanya dilakukan pasien
bersama anak dan cucunya setiap hari sabtu.
8. Hubungan Psikologis dengan Keluarga
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
9. Aktifitas Sosial
Pasien tidak pernah ikut kegiatan di kelurahan. Namun hubungan dengan
tetangga sekitar baik
10. Kegiatan Kerohanian
Pasien bersama keluarga rajin beribadah di gereja
B. Keluarga
1. Riwayat Biologis Keluarga (ayah dari pasien meninggal karena penyakit jantung pada
tahun 2002 di usia 69 tahun dan kakak dari pasien juga sudah meninggal akibat penyakit
jantung)
a. Keadaan Kesehatan Keluarga sekarang berada dalam status kesehatan yang baik
hanya anaknya yang merasakan gatal di bagian kaki.
b. Kebersihan perorangan baik, hanya saja bagian rumah dari pasien kurang baik karena
rumah pasien dalam tahap renovasi
c. Penyakit yang sedang diderita keluarga : adik dari pasien menderita penyakit tiroid
dan sudah sekitar enam bulan mengkonsumsi obat.
d. Terdapat penyakit keturunan didalam keluarga berupa penyakit jantung
e. Tidak ada penyakit menular yang diderita oleh keluarga.
f. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kecacatan.
g. Pola makan baik, yaitu tiga kali sehari. Pasien mengaku makan apapun yang ada. Hal
ini juga berlaku untuk suami dan anaknya.
h. Pola istirahat didalam keluarga baik
2. Psikologis Keluarga
a. Kebiasaan buruk dalam keluarga tidak ada
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan dengan cara berunding. Pasien
mengaku bahwa cara ini dilakukan sekaligus untuk membangun hubungan yang baik
antar anggota keluarga.
c. Ketergantungan obat tidak ada
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan yaitu dipuskesmas karena keluarga pasien
memiliki akses ke puskesmas yang terjangkau. Pasien sendiri hanya ke rumah sakit saat
pertama kali melakukan endoskopi pada saluran cerna bagian atas.
e. Pola rekreasi cukup baik dimana keluarga sering rekreasi atau menghabiskan waktu
bersama saat liburan sekolah
3. Identifikasi Keadaan Rumah/Lingkungan
a.Jenis bangunan permanen
b. Lantai rumah terbuat dari keramik
c. Luas rumah 5 X 18 M2
d. Penerangan cukup baik, terdapat 5 buah lampu untuk menerangi 3 ruangan . Sinar
matahari yang masuk kerumah kurang di karenakan jendela pada rumah pasien hanya
terdapat 3 buah jendela sedangkan bagian belakang rumah tidak ada jendela dan pada
bagian rumah juga kurang ventilasi sehingga terasa panas dan pengap.
e. Kebersihan dalam keluarga juga cukup baik tetapi terdapat cukup banyak tumpukan
bahan – bahan sisa renovasi rumah dan barang bekas yang sudah tidak terpakai di
bagian teras rumah dan didalam rumah.
f. Ventilasi rumah juga kurang baik dimana tidak terdapat ventilasi di setiap ruagan.
Pertukaran udara dalam rumah kurang baik dan di kamar hanya menggunakan kipas
angin.
g. Dapur keluarga ada 1 didalam rumah kemudian terdapat dua buah kompor untuk
memasak.
h. Jamban keluarga ada dan terletak dekat dengan dapur dan tempat makan serta
penampungan air minum keluarga. Namun, jamban rutin dibersihkan sehingga pasien
bersama keluarga merasa tidak ada masalah dalam penggunaan jamban sehari-hari.
i. Sumber air minum keluarga berasal dari air galon
j. Sumber pencemaran tidak ada
k. Pemanfaatan pekarangan tidak ada karena rumah tidak memiliki pekarangan.
l. Sistem pembuangan air limbah dari rumah langsung mengalir ke saluran selokan di
samping rumah.
m.Tempat pembuangan sampah tersedia di depan rumah yang diangkut oleh petugas
kebersihan sekali dua hari.
n. Sanitasi lingkungan baik.
4. Spiritual Keluarga
a. Ketaatan beribadah baik
b. Keyakinan tentang kesehatan baik
5. Keadaan Sosial Keluarga
a. Tingkat pendidikan sedang
b. Hubungan antar anggota keluarga baik
c. Hubungan dengan orang lain terutama tetangga sekitar baik karena pasien sering
berkumpul bercerita dengan ibu-ibu di sekitar rumah
6. Kultur Keluarga
a. Adat yang berpengaruh tidak ada.
7. Daftar Anggota Keluarga
Nama Status Umur pendidikan Pekerjaan agama kesehatan Status
gizi
William Suami/ 62 th SMA Wiraswasta Kristen Terkontrol Baik
Ayah
Daftar Pustaka
1. Pickett G, Hanlon JJ. Kesehatan masyarakat: administrasi dan praktik. Edisi-9. Jakarta :
EGC; 2009. h.301-3.
2. Purnamasari L. Faktor Risiko, Klasifikasi dan Terapi Sindrom Dispepsia. Contiuning
Medical Education. 2017. Vol 44(12). h. 870-3.
3. Abdullah M, Gunawan J. Dispepsia. Contiuning Medical Education. 2012. Vol 39(9). h.
647-50.
4. Djojonigrat D. Dispepsia fungsional dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 2,edisi 6.
Jakarta. Interna Publishing.2014. h. 1807-15.
LAMPIRAN FOTO