Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

LOW BACK PAIN E.C. SUSPEK HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

Disusun oleh:
Jesica Putri Sudarman (202106010042)

Pembimbing:
Dr. dr. Felicia Kurniawan, M.Kes
Dr. dr. Nanny Djaja, Sp.GK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT-


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KETOLIK ATMA JAYA
PERIODE 13 MARET - 15 APRIL 2023
LEMBAR PENATALAKSANAAN KASUS
KEDOKTERAN KELUARGA

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. E
Tanggal Lahir/ Usia : 24 Februari 1973
Usia : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Seni, Pondok Aren
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Tanggal Pemeriksaan : 30 Maret 2023

B. Anamnesis Penyakit (Disease)

1. Keluhan Utama
Nyeri pinggang bawah menjalar ke pangkal bokong sejak 2
minggu yang lalu.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan nyeri punggung bawah sejak 2 minggu lalu.
Nyeri yang dirasakan timbul setiap pasien berdiri lama dan mengangkat
beban berat di toko. Nyeri dirasakan dengan NRS 7. Nyeri menjalar dari
punggung bawah hingga ke pangkal bokong. Pasien kemudian istirahat
dan mengkonsumsi obat trampara dan eperisone HCL, keluhan kemudian
membaik.
5 bulan yang lalu pasien mengalami nyeri punggung bawah yang
serupa. Kemudian pasien berobat ke puskesmas Pondok Aren. Pasien
diberikan obat-obatan dan merasa membaik dan pasien tidak kontrol lagi.
2 bulan kemudian, pasien kembali merasakan nyeri punggung bawah
setelah mengangkat beban berat. Pasien mencoba untuk mengonsumsi
obat-obatan pereda nyeri (paracetamol) dan istirahat namun nyeri belum

2
berkurang dengan signifikan. Pasien kemudian kembali berobat ke
puskesmas Pondok Aren kemudian dirujuk ke RS IMC untuk dilakukan
pemeriksaan lanjutan. Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan oleh
dokter dan menjalani foto rontgen yang menunjukkan adanya
penyempitan ruas tulang belakang. Pasien kemudian diberi obat
Trampara 2 x 1 tablet dan Eperisone HCL 2 x 50 mg untuk 2 minggu.
Keluhan pasien membaik setelah 1 minggu mengkonsumsi obat dan
istirahat cukup. Kemudian pasien tidak kembali kontrol ke rumah sakit
lagi.
Pasien menyangkal keluhan BAK atau BAB. Tidak ada rasa
kesemutan, baal, dan kelemahan ekstremitas. Pasien menyangkal adanya
riwayat penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, lemas, ataupun
demam. Pasien saat ini bekerja di toko sembako, pasien sering
mengangkat galon, gas, dan beras. Riwayat hipertensi, diabetes melitus,
penyakit jantung, penyakit ginjal, keganasan, dan operasi disangkal.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


● Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal.
● Riwayat operasi dan rawat inap di fasilitas kesehatan disangkal.
● Riwayat Hipertensi : Disangkal
● Riwayat Diabetes mellitus : Disangkal
● Riwayat Penyakit ginjal : Disangkal
● Riwayat Penyakit jantung : Disangkal
● Riwayat Serebrovaskuler : Disangkal
● Riwayat Penyakit paru : Disangkal
● Riwayat Penyakit pencernaan : Disangkal
● Riwayat Autoimun : Disangkal
● Riwayat Keganasan : Disangkal
● Riwayat COVID-19 : Disangkal
● Riwayat vaksinasi COVID-19 : vaksin pertama pada bulan April
2021, vaksin kedua pada bulan Mei 2021, Vaksin ketiga pada
bulan Desember 2021.

3
4. Riwayat Penyakit Keluarga
● Riwayat keluhan atau penyakit lain serupa disangkal

5. Riwayat Personal Sosial


Keluarga: Pasien saat ini tinggal di rumah bersama kedua anak dan
istrinya. Istri pasien merupakan seorang asisten rumah tangga dan anak
pasien perempuan dan laki-laki keduanya berusia 9 tahun dan 12 tahun.
Hubungan pasien dan keluarga baik dan harmonis.
Pendidikan: Pasien menyelesaikan pendidikan SMP
Kebiasaan: Pasien memiliki kebiasaan tidur 6-7 jam sehari, namun karena
nyeri punggung yang dirasakan, pasien menjadi sulit untuk memulai tidur
dan terkadang terbangun dari tidur. Kebiasaan merokok ½ bungkus sehari.
Aktivitas fisik: Pasien sering mengangkat beban berat akibat tuntutan
pekerjaan sebagai tukang antar sembako di tempat pekerjaannya. Pasien
sering mengangkat barang seperti karung beras, galon air, dan gas.
Kesehatan: Pasien memiliki asuransi kesehatan BPJS kelas III.
Kehidupan sosial dan agama: Pasien memiliki hubungan baik dengan
keluarga pasien dan teman kerjanya. Pasien rutin beribadah sholat 5 waktu
dan pergi beribadah ke masjid.
Hobi: bermain game di handphone

6. Review Sistem
● Sistem Respirasi : dalam batas normal
● Sistem Kardiovaskular : dalam batas normal
● Sistem Pencernaan : dalam batas normal
● Sistem Urinarius : dalam batas normal
● Sistem Reproduksi : dalam batas normal
● Sistem Muskuloskeletal : nyeri punggung bawah
● Sistem Integumen : dalam batas normal

C. Anamnesis Pengalaman Sakit (Illness)

Pengalaman Sakit Pasien


- Pikiran

4
Bagaimana cara agar bisa bekerja seperti biasa dan tidak merasa nyeri lagi
saat mengangkat beban berat. Pasien tidak tahu pilihan terbaik untuk
menyembuhkan penyakitnya.
- Perasaan
Pasien khawatir karena penyakitnya sering muncul secara tiba-tiba dan
mengganggu pekerjaan pasien. Pasien takut apabila suatu hari nyeri
menetap dan bertambah parah sehingga dipecat karena tidak mampu bekerja
- Efek pada fungsi
Pasien merasakan nyeri yang memberat apabila melakukan aktivitas berat
dan jalan terlalu jauh sehingga mengganggu pekerjaan pasien sehari-hari
sebagai tukang sembako.
- Harapan
Pasien berharap agar penyakit yang dialaminya dapat berkurang dan sembuh
dengan bantuan dokter sehingga dapat menjalani aktivitas pekerjaan seperti
biasa lagi dikemudian hari. Pasien berharap dapat dilakukan pengobatan
yang terbaik tanpa perlu operasi.

D. Instrumen Penilaian Keluarga (Family Assessment Tools)

1. Genogram Keluarga (Family Genogram)


Genogram Tn.E (usia 40 tahun)

2. Bentuk Keluarga (Family Structure)


Nuclear Family (Keluarga inti): Suami, Istri, dan anak kandung

3. Tahapan Siklus Kehidupan Keluarga

5
Berdasarkan Duvall (1977), keluarga pasien berada pada tahapan ke 4 yaitu
keluarga dengan anak sekolah dimana anak tertua pasien berusia 12 tahun.

4. Peta Keluarga (Family Map)

5. APGAR Keluarga (Family APGAR)


(Adaptive-Partnership-Growth-Affection-Resolve) Istilah instrumen
APGAR berikut sebagai skrining awal untuk melihat adanya disfungsi
keluarga

APGAR Hampir Kadang- Hampir


Selalu Kadang Tidak
(2) (1) pernah (0)

1. Saya merasa puas karena saya ✔


dapat meminta pertolongan

6
kepada keluarga saya ketika saya
menghadapi masalah

2. Saya merasa puas dengan cara ✔


keluarga saya membahas
berbagai hal dengan saya dan
berbagi masalah dengan saya

3. Saya merasa puas karena ✔


keluarga saya menerima dan
mendukung keinginan-keinginan
saya untuk memulai kegiatan
stau tujuan baru dalam hidup
saya

4. Saya merasa puas dengan cara ✔


keluarga saya mengungkapkan
kasih sayang dan menanggapi
perasaan-perasaan saya, seperti
kemarahan, kesedihan, dan cinta

5. Saya merasa puas dengan cara ✔


keluarga saya dan saya berbagi
waktu bersama

Skor Total 10 (Keluarga sangat fungsional)

Skor:
8 - 10 = sangat fungsional
4 - 7 = disfungsional sedang
0 - 3 = disfungsional berat

6. SCREEM Keluarga (Family SCREEM)


(Social-Cultural-Religious-Educational-Economic-Medical)

Aspek SCREEM Sumber Daya Patologis

7
Social Hubungan antara Tidak ada
pasien dan istri serta
kedua anak baik

Cultural Pasien merupakan Tidak ada


keturunan Jawa,
sehingga pasien
mempercayai
jamu-jamuan dalam
pengobatan penyakit,
namun pasien
mengaku tetap
mengikuti anjuran
pengobatan dan
protokol kesehatan
resmi pemerintah dan
badan kesehatan.

Religious Pasien beragama islam Tidak ada


dan melakukan sholat
5 waktu

Educational Pasien telah Jenjang pendidikan


menyelesaikan pasien kurang
pendidikan terakhir maksimal
yaitu sekolah
menengah pertama

Economic Saat ini kondisi Tidak ada


ekonomi cukup untuk
memenuhi kehidupan
sehari-hari

Medical Pasien memiliki Tidak ada

8
jaminan kesehatan
BPJS, Akses pasien ke
pelayanan kesehatan
(puskesmas terdekat)
untuk berobat mudah
dijangkau

7. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)


Pada perjalanan hidup pasien dan keluarga tidak terdapat life event/crisis
tertentu yang mempengaruhi penyakit atau keparahan penyakit pasien

8. Langkah Preventif dalam Pandemi COVID-19


Edukasi yang dapat diberikan pada pasien dan keluarga sebagai langkah
preventif mengurangi risiko infeksi COVID-19 yaitu:
● Edukasi pasien untuk menerapkan 3M: memakai masker, mencuci
tangan, dan menjaga jarak serta tidak keluar rumah apabila terdapat
urusan mendesak dalam masa pandemi COVID-19.

E. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum: tampak sakit sedang

2. Kesadaran: Compos Mentis

3. Tanda-tanda vital:
- Tekanan darah : 120/75 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36.5
- Respirasi : 18 x/menit
- SpO2 : 99 % on room air

4. Antropometri
- Tinggi Badan : 165 cm

9
- Berat Badan : 70 kg
- Indeks Massa Tubuh (IMT) : 25,7
- Status Gizi : Overweight

5. Pemeriksaan Umum
Kulit : Sawo matang
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Otot : Normotonus, normotrophic
Tulang : Tidak ditemukan adanya deformitas
Sendi : Tidak ditemukan adanya nyeri, krepitasi (-)
Kepala : Normocephalic
Mata : Pupil isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Deformitas (-/-), sekret (-/-)
Telinga : Deformitas (-/-), sekret (-/-)
Mulut dan gigi : Tidak ada kelainan
Tenggorokan : Tidak ada kelainan, tonsil T1/T1
Leher : Tidak ada kelainan
Thorax
Paru
- Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan
- Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
- Perkusi : sonor (+/+)
- Auskultasi : suara vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : tidak dilakukan
- Palpasi : tidak dilakukan
- Perkusi : redup pada jantung
- Auskultasi : bunyi 1-2 normal, galop -, murmur -
Abdomen
- Inspeksi : tidak dilakukan
- Palpasi : tidak dilakukan
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus normal

10
F. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Lainnya
- Patrick : +/-
- Kontra Patrick : +/-
- Bragard : +/-
- Sicard : +/-
- Laseque : +/-
- Kerniq : +/-

G. Pemeriksaan Penunjang
Lab :

Pemeriksaan Hasil Unit Nilai rujukan

Darah rutin
Hemoglobin 13 g/dL 12 - 14
Leukosit 9,500 /μL 4,000 - 10,000
Hematokrit 43 % 37-47
Eritrosit 5,2 juta/μL 3,8-5,2

Indeks eritrosit
MCV 82,8 fL 80-100
MCH 27,8 Pg 26-34
MCHC 33,6 g/dL 32-36
Trombosit 370,000 /μL 150,000-450,000

Hitung Jenis
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 2 % 1-5
Neutrofil batang 0 % 0-4
Neutrofil segmen 60 % 50-65
Lifosit 20 % 20-45
Monosit 7 % 1-8
NLR 3,55 <3.13
ALC 2120 /μL 1750-3500
Laju endap darah 45/83 <20

11
Rontgen Lumbosakral :
- Lateralisasi ringan lumbal dengan anterior weight bearing
- Spondilosis lumbal dengan penyempitan ringan ruang diskus L4-L5, L5-S1.
- Sendi sacroiliaca sulit dievaluasi, saran : MRI sacroiliac joint.
Lainnya : Tidak ada

H. Diagnosis Banding
Tn. E, 40 tahun dengan suspek:
- ICD-10 K44 Hernia Nucleus Pulposus
- ICD-10 M47.816 Spondylosis without myelopathy or radiculopathy Lumbar
region
- ICD-10 S33 Sprain and Strain of Lumbar Spine
Saran Pemeriksaan
- Melakukan MRI lumbosakral untuk menegakkan diagnosis dan staging Hernia
Nucleus Pulposus dan mengetahui segmen vertebra yang mengalami HNP
sehingga terapi yang diberikan dapat lebih akurat.

I. Diagnosis Holistik

● Aspek Klinis:
Tn. E, 40 tahun, dengan:
○ ICD-10 M54.5 Low back pain
○ ICD-10 M47.816 Spondylosis without myelopathy or radiculopathy
Lumbar region
● Aspek Personal:

Alasan Datang Nyeri punggung bawah, menjalar ke tungkai


kanan

Kekhawatiran Pasien khawatir karena penyakitnya sudah


lama dan semakin dirasa memburuk. Pasien
takut apabila suatu hari penyakitnya semakin
parah hingga tidak bisa jalan lagi dan
penyakitnya tidak bisa sembuh. Pasien merasa

12
terganggu dengan rasa nyeri yang timbul
setiap hari.

Harapan Pasien berharap agar penyakit yang


dialaminya dapat berkurang dan sembuh
dengan bantuan dokter sehingga dapat
menjalani aktivitas pekerjaan seperti biasa lagi
dikemudian hari. Pasien berharap dapat
dilakukan pengobatan yang terbaik tanpa perlu
operasi.

Persepsi Pasien menyadari bahwa pasien memiliki


penyakit yang dapat diobati dengan pilihan
terapi yang tepat.

● Aspek Risiko Internal:

Genetik Tidak ada

Kondisi Biologis Pasien memiliki status gizi berat badan lebih

Perilaku/Gaya Hidup Pasien saat ini bekerja sebagai kuli di toko


sembako. Pasien sering mengangkat barang
berat seperti galon air, gas, dan karung beras.

Kondisi Psikologis Pasien tampak dalam keadaan cemas

● Aspek Risiko Eksternal

Ekonomi Pasien masih bekerja sebagai karyawan swasta


untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Istri
pasien merupakan pembantu rumah tangga.
Ekonomi pasien saat ini cukup untuk
kebutuhan sehari-hari.

13
Lingkungan Sosial Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
anak-anak dan istrinya

Lingkungan Budaya Tidak ada

Lingkungan Fisik Pasien tinggal dirumah yang memiliki


ventilasi, pencahayaan, dan sumber air baik
dan bersih

Lingkungan Kimia Pasien tinggal di pemukiman yang jauh dari


pencemaran limbah

Lingkungan Biologi Tidak ada

● Aspek Derajat Fungsional

Aktivitas Menjalankan Fungsi Sosial dalam Skor


Kehidupan

Mampu melakukan aktivitas fisik seperti belum 1


sakit

Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di 2


dalam rumah dan di luar rumah

Mampu merawat diri, tidak mampu melakukan 3


pekerjaan ringan

Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat 4


diri, tapi sebagian besar aktivitas hanya duduk dan
berbaring

Perawatan diri oleh orang lain, hanya berbaring 5


pasif

14
J. Pengelolaan Komprehensif

1. Patient-Centered
Upaya Promotif dan Preventif
● Memberikan edukasi kepada Tn. E mengenai kondisi saat ini. Memberikan
edukasi terkait dengan kondisi Low Back Pain (LBP) yang dialami pasien
saat ini. Menjelaskan mengenai faktor risiko, komplikasi yang dapat timbul,
pilihan tatalaksana, dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan.
● Memberikan edukasi kepada pasien bahwa LBP pada pekerja biasanya
disebabkan oleh adanya hernia nucleus pulposus (HNP) merupakan suatu
masalah saraf pada tulang belakang yang menyebabkan peradangan dan
penekanan saraf tulang belakang.
● Memberikan penjelasan bahwa apabila sakit tidak membaik selama 6
minggu pengobatan atau bertambah buruk dan mengganggu aktivitas
sehari-hari secara signifikan maka perlu konsul ke dokter untuk dilakukan
MRI tulang belakang untuk mengetahui penyebab utama LBP yang dialami,
sehingga dapat diberi pilihan terapi yang lebih spesifik.
● Menjelaskan kepada pasien bahwa LBP yang terjadi pada pasien dapat
dipengaruhi oleh faktor usia dimana saat ini pasien berusia 40 tahun
(bisanya HNP sering terjadi pada usia 30-50 tahun), jenis kelamin pria (pria
lebih sering daripada wanita), faktor mekanik seperti pekerjaan pasien yang
sering mengangkat beban berat, dan berat badan berlebih yang dialami
pasien.
● Memberikan edukasi kepada pasien bahwa kondisi nyeri punggung bawah
yang diikuti gejala seperti nyeri, kebas, atau kelemahan pada area tertentu
merupakan tanda-tanda HNP. Biasanya keluhan berupa nyeri akut atau
kronis punggung bawah yang dapat menjalar hingga ke tungkai.
● Mengedukasi mengenai tanda dan gejala yang berbahaya dan patut
diperhatikan diantaranya yaitu adanya penurunan berat badan drastis,
demam, gejala retensi urin, gangguan seksual, kelemahan otot ekstremitas
bawah, mati rasa pada ekstremitas bawah, inkontinensia urin atau
inkontinensia feses.
● Edukasi mengenai cara dan postur tubuh untuk duduk dan berjalan dengan
baik dan benar untuk mengurangi risiko hernia nucleus pulposus. Pasien

15
diharapkan agar tetap aktif pada aktivitas aktivitas sedang agar tidak terjadi
kelemahan otot dan kekakuan sendi.
● Edukasi mengenai program latihan/ olahraga ringan tanpa stress. Olahraga
endurance seperti latihan aerobik memberi stress minimal pada punggung
contohnya yaitu jalan kaki, naik sepeda, atau berenang dapat mengurangi
nyeri punggung bawah.
● Edukasi untuk mengurangi berat badan berlebih dengan target berat badan
51 - 68 kg berdasarkan BMI normal yaitu 18,5-24.9 dengan lingkar
pinggang <90 cm. Penurunan berat badan dapat membantu mengurangi
beban diskus yang mengalami herniasi untuk menahan beban yang berat
dimana dapat menyebabkan stress pada tulang belakang.

Upaya Kuratif
Tatalaksana Non-Medikamentosa
● Edukasi pasien untuk mengurangi aktivitas berat sehari-hari dan
pekerjaan berat yang merupakan salah satu faktor risiko LBP. Sebaiknya
mengurangi beban kerja baik dalam hal pekerjaan, hobi, maupun aktivitas
sehari-hari. Perbanyak istirahat untuk meringankan beban kompresi tulang
belakang.
● Edukasi pasien untuk menggunakan korset lumbal sebagai upaya
pencegahan timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri punggung kronis. Korset
dapat mengurangi beban diskus serta dapat mengurangi spasme.
● Edukasi pasien untuk berhenti merokok. Merokok dapat menjadi racun
dalam tubuh melalui aliran darah dan jaringan tubuh yang akan
mengganggu bantalan tulang punggung sehingga tulang menjadi berkurang
elastisitasnya dan mudah rusak.
● Edukasi pasien kontrol ulang ke dokter apabila gejala tidak membaik
dalam jangka waktu lebih dari 6 minggu atau nyeri punggung bawah
mempengaruhi kerja otot. Pasien diberikan informasi mengenai
kemungkinan perlunya tindakan operasi apabila hernia semakin berat.

● Edukasi pasien mengenai pemilihan fisioterapi sebagai upaya


rehabilitasi medis. Fisioterapi dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri,

16
meningkatkan kekuatan otot, lingkup gerak sendi, dan meningkatkan
kemampuan aktivitas fungsional.

Tatalaksana Medikamentosa
● Memberikan pengobatan medikamentosa untuk LBP ec suspek HNP.
○ Obat pereda nyeri: Trampara 2 x 1 tab PO
○ Pelemas otot: Eperisone HCL 2 x 50 mg PO

Tatalaksana Operatif
● Terapi bedah dilakukan apabila:
○ Pasien mengalami HNP grade 3 atau 4
○ Tidak ada perbaikan, gejala nyeri tersisa, gangguan fungsional
setelah terapi konservatif diberikan selama 6-12 minggu
○ Terjadinya rekurensi sering dari gejala yang dialami pasien yang
menyebabkan keterbatasan fungsional pada pasien, meskipun terapi
konservatif diberikan tiap terjadi rekurensi dapat menurunkan gejala
dan memperbaiki fungsi pasien.

Intervensi Gizi yang Direkomendasikan:


● Perhitungan Kalori Pasien
○ BB aktual pasien : 70
○ TB pasien : 165
○ BMI pasien : 25.7
○ Kebutuhan energi basal (BMR) Harris Benedict
- Dihitung dengan rumus:
BMR = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) - (6.8 x U)
66.5 + (13.7 x 70) + (5 x 165) - (6.8 x 40)
66.5 + 959 + 825 - 272
= 1578.5 kkal
○ Estimasi total kebutuhan energi sehari/ Total energy expenditure
(TEE)
- Dihitung dengan rumus:
TEE = BMR x AF x SF

17
TEE = 1578.5 x 1.3 = 2052 kkal
○ Defisit kalori harian
TEE - 500 kkal = 2052 - 500 = 1,552 kkal
○ Komposisi makanan dalam sehari
- Karbohidrat : 55% dari kebutuhan total
55% x 1394 = 854 kkal
- Protein : 20% dari kebutuhan total
20% x 1394 = 310 kkal
- Lemak : 25% dari kebutuhan total
25% x 1394 = 388 kkal
- Serat : 25-30 gram/hari
- Natrium/ garam : <1500 mg/hari

Jadwal dan Kalori Contoh menu makanan

Makan pagi Nasi tim (150 gr) → 175 kkal


(25% total kalori) = 388 kkal Telur ayam (1 butir) → 75 kkal
Tahu goreng (1 potong) → 125 kkal

Total → 375 kkal (200 k, 100 p, 101 l)

Cemilan Pagi Jagung muda rebus (100 gr) → 25 kkal


(10% total kalori) = 155 kkal Susu sapi (1 gelas) → 125 kkal

Total → 150 kkal (104k, 50p, 46l)

Makan Siang Nasi putih (100 gram) → 175 kkal


(30% total kalori) = 466 kkal Ayam bakar (1 potong) → 200 kkal
cah buncis (1 porsi) → 75 kkal

Total → 450 kkal

Camilan Sore Tempe (1 buah) → 125 kkal


(15% total kalori) = 232 kkal Bakso (5 butir) → 80 kkal

18
Total → 205 kkal

Makan Malam Nasi putih (100 gram) → 175 kkal


(20% total kalori) - 310 kkal Hati ayam goreng (1 butir) → 125 kkal

Total → 300 kkal

Family focused

No Na Status Skrining Konseling Imunisasi Kemopr


ma Keseha ofilaksis
tan

1 Tn. LBP ec Pemeriksaan Perilaku hidup Sudah Menggu


E suspek kesehatan bersih dan sehat, mendapatk nakan
HNP rutin menganjurkan an vaksin korset
(Tanda-tanda melakukan COVID-19 lumbal
vital, aktivitas fisik sebanyak
pemeriksaan ringan, dan 3x Obat
darah menerapkan 5M. (booster) analgesi
lengkap, k
profil lipid, Memberi edukasi Trampar
GDS, fungsi bahwa LBP yang a2x1
ginjal, dialami tab PO
urinalisis merupakan
lengkap, asam akibat dari Obat
urat) pekerjaan dan kortikost
kegiatan eroid
mengangkat dexamet
beban berat yang hasone
dilakukan ,

19
edukasi faktor
resiko,
komplikasi, dan
terapi pilihan.

Apabila nyeri
tidak membaik
atau bertambah
parah setelah 6
minggu
pengobatan maka
perlu cek
kembali ke
dokter dan perlu
dilakukan MRI.

Edukasi
mengenai cara
dan postur tubuh
untuk duduk dan
berjalan

Edukasi
mengenai
pentingnya
pencegahan
COVID-19

2 Ny. Sehat Pemeriksaan Perilaku hidup Sudah Tidak


S kesehatan bersih dan sehat, mendapatk ada
rutin menganjurkan an vaksin
(Tanda-tanda melakukan COVID-19

20
vital, aktivitas fisik sebanyak
pemeriksaan ringan, dan 3x
darah menerapkan 5M. (booster)
lengkap,
profil lipid, Edukasi
GDS, fungsi mengenai
ginjal, penyakit kronik
urinalisis (hipertensi,
lengkap, asam dislipidemia,
urat) DM)

Pemeriksaan Edukasi
SADARI mengenai
(pemeriksaan pentingnya
payudara pencegahan
mandiri) yang COVID-19
dilakukan
minimal 1x
tiap bulan)

Pemeriksaan
papsmear
(setiap 3
bulan sekali)

3 An Sehat Pemeriksaan Perilaku hidup Sudah Tidak


.M kesehatan bersih dan sehat, mendapatk ada
rutin menganjurkan an vaksin
(tanda-tanda melakukan COVID-19
vital, aktivitas fisik sebanyak
pemeriksaan ringan, dan 3x
darah menerapkan 5M. (booster)
lengkap)

21
4 An Sehat Pemeriksaan Perilaku hidup Sudah Tidak
.I kesehatan bersih dan sehat, mendapatk ada
rutin menganjurkan an vaksin
(tanda-tanda melakukan COVID-19
vital, aktivitas fisik sebanyak
pemeriksaan ringan, dan 3x
darah menerapkan 5M. (booster)
lengkap)

● Community-oriented
a. Memberikan edukasi kepada masyarakat terkait definisi, faktor
resiko, tanda dan gejala, deteksi dini, tatalaksana, komplikasi, dan
upaya pencegahan Hernia nucleus pulposus (HNP).
b. Memberikan promosi kesehatan pada masyarakat tentang pola
makan dan olahraga untuk mencegah obesitas.
c. Memberikan edukasi kepada masyakat mengenai pentingnya
melakukan protokol kesehatan 5M di masa pandemi COVID-19
serta pentingnya mendapatkan vaksinasi.
d. Edukasi mengenai cara dan postur tubuh untuk duduk dan berjalan
untuk mencegah dengan baik dan benar untuk mengurangi risiko
hernia nucleus pulposus.

K. Data Anggota Keluarga Inti

No. Nama JK Usia Pekerjaan No. HP Status


Kesehatan

1 Tn. E Laki-l 40 Karyawan 0811889**** LBP e.c.


aki Swasta suspek
HNP

2 Ny. S Pere 35 Asisten Tidak ada Sehat


mpua Rumah data

22
n Tangga

3 An. M Pere 9 Pelajar Tidak ada Sehat


mpua data
n

4 An. I Laki-l 12 Pelajar Tidak ada Sehat


aki data

L. Rumah dan Lingkungan Sekitar

1. Kondisi Rumah
Pasien tinggal di sebuah rumah berukuran 80 m2 dengan dua lantai. Rumah
pasien terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan 1 kamar mandi.
Rumah pasien mendapatkan sinar matahari yang cukup dan memiliki
ventilasi yang baik. Rumah pasien dibersihkan secara rutin setiap hari.

2. Lingkungan Sekitar Rumah


Rumah pasien berada di sebuah daerah pemukiman yang tidak padat
penduduk. Lingkungan pemukiman terjaga dengan baik dan rutin
dibersihkan, terdapat pekarangan di area rumah pasien. Akses jalan dapat
dilalui motor atau mobil.

3. Lingkungan Pekerjaan
Pasien bekerja di sebuah toko sembako dekat dengan tempat tinggal pasien.
Pasien memiliki tempat lingkungan kerja yang bersih dan terawat. Ruangan
tempat kerja pasien memiliki pencahayaan yang baik, memiliki banyak
jendela, dan ventilasi yang baik.

M. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga

No. Jawaban

Ya Tidak

1. Persalinan ditolong oleh tenaga ✔

23
kesehatan

2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi ✔


usia 0-6 bulan.

3. Menimbang berat badan balita setiap ✔


bulan.

4. Menggunakan air bersih yang ✔


memenuhi syarat kesehatan

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan ✔


sabun

6. Menggunakan jamban sehat ✔

7. Melakukan pemberantasan sarang ✔


nyamuk di rumah dan lingkungannya
sekali seminggu

8. Mengonsumsi sayuran dan/atau buah ✔


setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik atau ✔


olahraga

10 Tidak merokok di dalam rumah ✔

Kesimpulan: Pasien menjawab Ya pada 9 dari 10 indikator PHBS, menunjukkan


bahwa hampir semua indikator PHBS sudah dilakukan.

N. Catatan Tambahan Hasil Kunjungan Rumah (Follow-Up)

Tanggal Catatan, Kesimpulan, dan Bukti


Rencana Tindak Lanjut

24
6 April ● S: Pasien masih
2023 mengeluhkan rasa nyeri
terutama saat melakukan
aktivitas berat ketika bekerja
terlalu berat. Nyeri dirasakan
menjalar hingga ke tungkai
kanan atas dan hilang timbul.
Rasa yang dideskripsikan
seperti "nyut-nyutan" dan
tidak dapat ditunjuk. Keluhan
dirasakan membaik ketika
minum obat anti nyeri. Pasien
sudah menerapkan diet untuk
mengurangi berat badannya.
Pasien sudah menerapkan
posisi duduk dan berdiri yang
baik sesuai dengan pedoman.
Pasien saat ini sudah berhenti
merokok.
● O: TD 110/79 mmHg , HR 87
x/menit, Suhu 36,5 oC
● A: Low back pain e.c. suspek
Hernia Nucleus Pulposus
● P: Melanjutkan pengobatan
(Analgesik Trampara 2 x 1
tab, obat pelemas otot:
eperisone HCL 2 x 50 mg
PO), mengedukasi pasien
menghindari aktivitas fisik
berat untuk sementara waktu,
Mengedukasi pasien untuk
kontrol ke dokter apabila
keluhan dirasakan memberat

25
dan tidak kunjung membaik
setelah 6 minggu pengobatan,
edukasi pasien melakukan
aktivitas fisik sedang untuk
mengurangi berat badan

8 April ● S: Rasa nyeri yang dirasakan


2023 pasien berkurang karena tidak
melakukan aktivitas fisik
berat selama 2 hari terakhir.
Pasien tetap rutin
mengkonsumsi obat.
● O: TD 120/81 mmHg, HR 82
x/menit, Suhu 36,5o C
● A: Low back pain e.c. suspek
Hernia Nucleus Pulposus
● P: Apabila sudah tidak nyeri
maka → stop pengobatan
(Analgesik Tranpara 2 x 1
tab, obat pelemas otot:
eperisone HCL 2 x 50 mg
PO), mengedukasi pasien
untuk kontrol ke dokter
apabila keluhan dirasakan
memberat dan tidak kunjung
membaik setelah 6 minggu
pengobatan, edukasi pasien
melakukan aktivitas fisik
sedang untuk mengurangi
berat badan)

26
11 April ● S: Pasien sudah tidak
2023 merasakan nyeri sejak 2 hari
terakhir. Pasien sudah tidak
melakukan aktivitas berat
selama 3 hari terakhir. Pasien
Pasien sudah tidak
mengkonsumsi obat 2 hari
terakhir.
● O: TD 119/82 mmHg, HR 83
x/menit , Suhu 36,5 oC
● A: Low back pain ec Suspek
Hernia Nucleus Pulposus
● P: Sudah tidak nyeri → stop
pengobatan (Analgesik
Tranpara 2 x 1 tab, obat
pelemas otot: eperisone HCL
2 x 50 mg PO) , mengedukasi
pasien untuk kontrol ke
dokter apabila keluhan
dirasakan memberat dan tidak
kunjung membaik setelah 6
minggu pengobatan, edukasi
pasien melakukan aktivitas
fisik sedang untuk
mengurangi berat badan)

27
DAFTAR PUSTAKA

1. George Steven Z, Fritz Julie M, Silfies Sheri P, Schneider Michael J, Beneciuk Jason
M, Lentz Trevor A, Gilliam John R, Hendren Stephanie, Norman Katherine S.
Interventions for the Management of Acute and Chronic Low Back Pain. Journal of
Orthopaedic and Sports Physical Therapy. 2021.
2. Anthony E. Chiodo, MD, Lead, Suvarna N. Bhat, MBBS, R. Van Harrison, PhD,
Gregory D. Shumer, MD, Ronald A. Wasserman, MD, Paul Park, MD, Consultant,
and Rakesh D. Patel, MD, Consultant.1 Ambulatory Clinical Guidelines Oversight: R.
Van Harrison, PhD, April L. Proudlock, RN, and Karl T. Rew, MD. Low Back Pain.
Michigan Medicine University of Michigan. 2020.
3. Andaru Cahya S, Widodo Mardi Santoso, Machlusil Husna, Badrul Munir, Shahdevi
Nandar Kurniawan. Low Back Pain. Journal of Pain, vertigo, and headache. 2021.
4. Varrassi Giustino. Hanna Magdi. Stefano Coaccioli. Meto Suada. Serge Perrot.
DANTE Study: The First Randomised, Double-Blind, Placebo and Active-Controlled,
Parallel Arm Group Study Evaluating the Analgesic Efficacy and Safety of
Dexketoprofen TrometAmol aNd Tramadol Hydrochloride Oral FixEd Dose
Combination on Moderate to Severe Acute Pain in Patients with Acute Low Back
Pain—Rationale and Design. Pain Ther. 2022.
5. Shirt Rahman, Hassani Kobra Falah, Heliovaara Markku, Solovieva Svetlana, Amiri
Sohrab, Lallukka Tea, Burdrorf Alex. Risk Factor for Low Back Pain:
Population-based Longitudinal Study. American College of Rheumatology. 2019.
6. Shiri R, Falah-Hassani K, Heliövaara M, et al. Risk Factors for Low Back Pain: A
Population-Based Longitudinal Study. Arthritis Care Res. 2019
7. Shiri R, Coggon D, Falah-Hassani K. Exercise for the Prevention of Low Back Pain:
Systematic Review and Meta-Analysis of Controlled Trials. Am J Epidemiol. 2018
8. Chiodo Anthony E, Alvarez David J, Haig Andrew J, Graziano Gregory P, Harrison
R. Van, Park Paul, Standiford Connie J. Acute Low Back Pain. Michigan Medicine
University of Michigan. 2018.
9. Damayanti D, Lestari N. Gizi Dalam Daur Kehidupan. 1st ed. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2017.

28
10. Foster Nadine E, Anema Jphannes R, Cherkin Dan, Chou Roger, Cohen Steven P,
Gross Douglas P. Prevention and treatment of Low back pain: evidence challenges,
and promising direction. The Lancet. 2018.
11. Rao Dinesh, Scuderi Gaelyn, Scuderi Chris, Grewal Reetu, Sandhu Sukhwinder JS.
The Use of Imaging in Management of Patients with Low Back Pain. 2018.
12. Cashin AG, Folly T, Bagg MK, Wewege MA, Jones MD, Ferraro MC, Leake HB,
Rizzo RRN, Schabrun SM, Gustin SM, Day R, Williams CM, McAuley JH. Efficacy,
acceptability, and safety of muscle relaxants for adults with non-specific low back
pain: systematic review and meta-analysis. BMJ. 2021.

29

Anda mungkin juga menyukai