Disusun Oleh :
dr. Yessi Setianegari
Pembimbing :
dr. Ari Widodo
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah subhanahuwata’ala, karena berkat
rahmat, karunia dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mini project ini. Penulisan
mini project ini dilakukan sebagai salah satu syarat pada Program Internship Dokter Indonesia.
Penulis menyadari bahwa mini project ini jauh dari sempurna sehingga penulis senantiasa
terbuka kepada saran dan kritik yang membangu terkait mini project ini.
Penulis.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan/Identifikasi Masalah......................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................7
2.1 Letak Geografis...............................................................................................................7
2.2 Anemia dalam Kehamilan..............................................................................................7
2.2.1 Definisi Anemia........................................................................................................7
2.2.2 Penyebab Anemia dalam Kehamilan.....................................................................8
2.2.3 Dampak Anemia Pada Kehamilan.......................................................................10
2.3 Pengaruh Zat Besi Pada Ibu Hamil.............................................................................10
2.3.1 Definisi Zat Besi.....................................................................................................10
2.3.2 Manfaat Tablet Fe Pada Ibu Hamil.....................................................................11
2.3.3 Kebutuhan Fe Bagi Ibu Hamil.............................................................................11
2.3.4 Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe...................................12
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................................14
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................................14
3.2 Rancangan Penelitian...................................................................................................14
3.3 Populasi dan Sampel.....................................................................................................14
3.3.1 Populasi...................................................................................................................14
3.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi...............................................................................14
3.3.2.1 Kriteria Inklusi......................................................................................................14
3.3.3 Sampel.....................................................................................................................15
3.4 Variabel Penelitian........................................................................................................15
3.5 Variabel dan Definisi Operasional..............................................................................16
3.6 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................................17
3.7 Instrumen Penelitian.....................................................................................................18
iii
3.8 Analisis Data..................................................................................................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................19
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................................................19
4.1.1 Analisa Univariat...................................................................................................19
4.1.2 Analisa Bivariat.....................................................................................................21
4.2 Pembahasan...................................................................................................................21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 2 Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi TTD dengan Anemia Pada Ibu Hamil............21
v
BAB I
PENDAHULUAN
dan anak. Masalah anemia pada ibu hamil memerlukan perhatian serius dari semua
pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2010). Kekurang- an zat besi
pada wanita hamil merupakan penyebab kejadian morbiditas dan mortalitas ibu pada
waktu hamil dan pada waktu melahirkan atau nifas sebagai akibat komplikasi
kehamilan.
Risiko seorang wanita meninggal akibat anemia yakni sekitar 23 kali lebih tinggi di
negara berkembang dibandingkan dengan wanita yang tinggal di negara maju (WHO,
2014). Di Indonesia, kejadian kematian ibu banyak berasal dari provinsi Sumatera
Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Rata-rata
nasional ibu hamil menderita anemia sebesar 37,1% (Kemenkes RI, 2015).
usia 15-49 tahun sebesar 44,2%. Sedangkan Riskesdas 2018 menyatakan bahwa di
Indonesia sebesar 48,9% ibu hamil mengalami anemia. Sebanyak 84,6% anemia pada ibu
Cakupan pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) pada ibu hamil di Indonesia tahun
2019 adalah 64,0%. Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2019 yaitu 98%.
Provinsi dengan cakupan tertinggi pemberian TTD pada ibu hamil adalah Sulawesi
Utara (100,1%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Sulawesi Selatan
vi
(1,7%). Di Banten pada tahun 2011 jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1
sebanyak 79.2% dan cakupan Fe3 adalah 74.5% sementara Pada tahun 2010 jumlah
Bumil yang mendapatkan tablet Fe1 sebanyak 89,10% dan cakupan Fe3 adalah 80,1%
kehamilan ≥ 36 mi nggu. Pada masa ini kebutuhan zat besi meningkat sehingga janin
dapat menimbun cadangan besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan
pertama sesudah lahir. Anemia pada usia kehamilan ≥ 36 minggu juga akan
menyebabkan ibu kesulitan saat bersalin, seperti rahim tidak berkontraksi dengan
baik dan cepat lelah mengedan. Begitu pun ketika selesai persalinan, rahim ibu juga
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi timbulnya anemia ibu hamil antara lain:
umur ibu, jarak kehamilan, paritas, penyakit infeksi (Yanti, et al., 2015), kurang
konsumsi zat besi, folat, vitamin B12, perdarahan kronis (Laksmi, 2008), status gizi,
pola makan, kepatuhan mengonsumsi tablet Fe, gangguan penyerapan zat besi dalam
Ibu hamil dengan pengetahuan tentang anemia yang baik diharapkan bisa lebih
mencegah atau melindungi dirinya dari anemia. Asyirah (2012) menunjukkan adanya
vii
berhubungan dengan kejadian anemia, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh
Wiwit Hidayah dan Tri Anasari (2012) tentang hubungan kepatuhan ibu hamil dalam
hubungan antara kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia
Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Chrisna Paksi Mandarika (2014) yang
pada ibu hamil TM III di Puskesmas Kalikajar 1 Wonosobo yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia pada ibu hamil TM III di Puskesmas Kalikajar 1 Wonosobo pada tahun 2014
kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil juga telah di
lakukan di DIY lebih tepatnya di Kota Yogyakarta, yaitu penelitian Wahidah Adilestarin
(2017) tentang hubungan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian
bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe
dengan kejadian anemia dengan nilai p sebesar 0,004 yang berarti Ha diterima dan H0
Beberapa penelitian tentang faktor-faktor anemia pada ibu hamil juga telah
dilakukan di Indonesia diantaranya adalah Penelitian Desi Ari Madi Yanti dkk (2015)
yang tentang faktor-faktor anemia pada ibu hamil primigravida di wilayah kerja
viii
Puskesmas Pringsewu menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan, status
ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Penelitian Atik Purwandari dkk (2016) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tonsea Lama menunjukkan bahwa
terdapat hubungan signifikan antara paritas, umur ibu, dan kunjungan ANC dengan
Pola makan juga berhubungan dengan status anemia. Pola makan yang dimaksud
adalah konsumsi makanan sumber Fe, karena kebutuhan zat besi pada ibu hamil
berlipat ganda dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil dan salah satu untuk
memenuhi kebutuhan zat besi dapat melalui makanan. Wulandari (2010), menunjukkan
bahwa dari 71 responden sebanyak 19 (27%) ibu hamil trimester III mengalami
anemia karena pola konsumsi makan yang masih rendah terutama konsumsi makan
sumber Fe.
Sumber Fe selain dari makanan, dari suplemen juga sangat penting untuk
pemenuhan kebutuhan zat besi ibu hamil agar terhindar dari anemia. Yanti, et al.,
dari 168 orang dan yang tidak patuh mengonsumsi tablet dan mengalami anemia
masalah anemia. Strategi yang telah dilaksanakan pemerintah berupa promosi makanan
kaya zat besi, pencegahan kecacingan, dan penyediaan tablet Fe telah menunjukkan
ix
adanya penurunan masalah anemia, namun prevalensi anemia masih cukup tinggi
(Marry, 2015).
pengaruh kepatuhan konsumsi tablet fe terhadap prevalensi anemia pada ibu hamil oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Kepatuhan
Konsumsi Tablet FE Terhadap Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil di Kecamatan Ciruas
konsumsi Tablet Tambah Darah terhadap prevalensi anemia pada ibu hamil di 5 Desa
wilayah Kecamatan Ciruas, yaitu Desa Cigelam, Citerep, Pelawad, Ranjeng dan Gosara
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan konsumsi tablet tambah darah terhadap
prevalensi anemia pada ibu hamil di 5 Desa wilayah Kecamatan Ciruas yaitu Desa
Cigelam, Citerep, Pelawad, Ranjeng dan Gosara bulan Juni-Agustus 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet tambah darah
di Desa Cigelam, Citerep, Pelawad, Ranjeng dan Desa Gosara.
b. Untuk mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil yaitu Desa Cigelam,
Citerep, Pelawad, Ranjeng dan Desa Gosara.
c. Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan konsumsi tablet tambah darah terhadap
prevalensi anemia pada ibu hamil di 5 Desa wilayah Kecamatan Ciruas yaitu
Desa Cigelam, Citerep, Pelawad, Ranjeng dan Desa Gosara.
x
1.4 Manfaat Penelitian
xi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kecamatan Ciruas memiliki latar belakang budaya dan sejarah yang panjang.
Perjalanan panjang ini telah membentuk masyarakat sehingga kemudian terdiri atas
berbagai suku dan etnis. Masyarakat Ciruas bersifat heterogen yaitu bukan penduduk asli
melainkan penduduk campuran yang berasal dari kota-kota lain.
Anemia dapat didefinisikan sebagai tidak cukupnya jumlah sel darah merah
(membawa oksigen) untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis
seseorang dapat dipengaruhi usia, jenis kelamin, ketinggian, perilaku merokok, dan juga
kehamilan. Kekurangan zat besi diduga menjadi penyebab anemia paling sering (WHO,
2011)
12
Defisiensi zat besi berdampak pada perkembangan otak janin yang berlanjut
hingga dewasa. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan,
abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan
mordibitas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada
ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun
mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan premature juga lebih
besar (Ikeanyi dkk, 2015).
Anemia adalah masalah kesehatan yang mencerminkan nilai keesejahteraan sosial
eekonomi dalam masyarakat yang berpengaruh terhdap penurunan kualitas sumber daya
manusia. Anemia pada ibu hamil disebut potensial danger of mother and child yaitu
anemia potensial yang membahayakan kesehatan ibu serta anak (Ağalarov, 2016).
Menurut WHO batas haemoglobin normal pada wanita hamil adalah 11.0 g/l.
Pada wanita dengan zat besi yang cukup, haemoglobin akan mengalami perubahan yang
drastic selama kehamilan guna mengakomodasi peningkatan volume darah dan
kebutuhan zat besi janin. Konsentrasi haemoglobin mulai menurun pada trimester awal,
hingga mencapai konsentrasi terendah pada trimester kedua, dan mulai meningkat
kembali pada trimester ketiga. WHO hingga kini tidak merekomendasikan nilai
haemoglobin pada kehamilan berdasarkan trimester, namun pada trimester kedua
penurunan dapat terjadi hingga 5g/l.
Menurut WHO kebutuhan zat besi yang besar (1000mg) selama hamil tidak
cukup apabila didapatkan dari makanan saja, sehingga harus dibantu suplementasi tablet
besi. Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Diperkirakan angka kejadian anemia
13
mencapai 12,8% dari kematian ibu selama kehamilan dan persalinan di Asia dan
prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil Indonesia sebesar 50,5% (Kemenkes RI,
2014).
Penyebab langsung, banyak berpantang makanan tertentu selagi hamil dapat
memperburuk keadaan anemia gizi besi. Biasanya ibu hamil enggan makan daging, ikan,
hati atau pangan hewani lainnya dengan alasan yang tidak rasional. Selain karena adanya
pantangan terhadap makanan hewani. Faktor ekonomi merupakan penyebab pola
konsumsi masyarakat kurang baik, tidak semua masyarakat dapat mengkonsumsi lauk
hewani dalam setiap kali makan. Padahal pangan hewani merupakan sumber zat besi
yang tinggi absorbsinya (Waryana, 2016).
Kekurangan besi dalam tubuh tersebut disebabkan karena kekurangan konsumsi
makanan kaya besi, terutama yang berasal dari sumber hewani, kekuranagn besi karena
kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan. Masa tumbuh kembang serta pada
penyakit infeksi(malaria dan penyakit kronis lainnya misalnya TBC), kehilangan besi
yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang berlebih. Sering melahirkan dan
pada infestasi cacing ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan besi dibandingkan
dengan penyerapan dari makanan (Waryana, 2016).
Salah satu tanda yang paling sering dikatakan dengan anemia adalah pucat. Pucat
biasanya karena kurangnya volume darah, kurangnya hemoglobin dan vasokontriksi
untuk memaksimalkan pasokan 02 ke organorgan vital. Indicator yang baik dalam
menilai pucat jika dibandingkan dengan warna kulit ialah bantalan kuku, telapak tangan,
dan membrane mukosa. Gejala anemia yang paling sering dijumpai adalah 5L yaitu lesu,
lemah, letih, lelah dan lalai. Sedangkan gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu sering
mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu
makan menurun, konsentrasi hilang serta nafas pendek pada penderita anemia parah
(Shafa & Putri, 2017)
Anemia dalam kehamilan berpengaruh sangat kurang baik bagi ibu, baik selama
dalam masa kehamilan, saat persalinan maupun dalam masa nifas. Pengaruh yang
ditimbulkan dalam masa kehamilan antara lain ialah persalinan premature, abortus,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terinfeksi, risiko dekompenssasi
14
kordis, mola hidatidosa, giperemesis gravidum, perdarahan anterpartum, dan ketupan
pecah dini (Shafa & Putri, 2017).
Salah satu tanda yang paling sering dikatakan dengan anemia adalah pucat. Pucat
biasanya karena kurangnya volume darah, kurangnya hemoglobin dan vasokontriksi
untuk memaksimalkan pasokan oksigen ke organ-organ vital. Indikator yang baik dalam
menilai pucat jika dibandingkan dengan warna kulit ialah bantalan kuku, telapak tangan,
dan membrane mukosa. Gejala anemia yang paling sering dijumpai adalah 5L yaitu lesu,
lemah, letih, lelah dan lalai. Sedangkan gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu sering
mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu
makan menurun, konsentrasi hilang serta nafas pendek pada penderita anemia parah
(Shafa & Putri, 2017)
Anemia dalam kehamilan berpengaruh sangat kurang baik bagi ibu, baik selama
dalam masa kehamilan, saat persalinan maupun dalam masa nifas. Pengaruh yang
ditimbulkan dalam masa kehamilan antara lain ialah persalinan premature, abortus,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terinfeksi, risiko dekompenssasi
kordis, mola hidatidosa, giperemesis gravidum, perdarahan anterpartum, dan ketuban
pecah dini (Shafa & Putri, 2017).
Zat besi merupakan mineral yang esensial bagi tubuh. Zat besi berperan penting
dalam proses sintesis hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb) merupakan bagian dari
eritrosit yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin terdiri dari Heme (zat besi) dan rantai
polipeptida globin. Besi bebas terdapat dalam dua bentuk yaitu ferro (Fe2+) dan ferri
(Fe3+). Konversi kedua bentuk tersebut relatif mudah. Pada konsentrasi oksigen tinggi,
umumnya besi dalam bentuk ferri karena terikat hemoglobin, sedangkan pada proses
transport transmembran, deposisi dalam bentuk ferritin dan sintesis heme, besi dalam
bentuk ferro. Dalam tubuh, zat besi diperlukan untuk pembentukkan kompleks besi sulfur
15
dan heme. Kompleks zat besi sulfur diperlukan dalam kompleks enzim yang berperan
dalam metabolisme energi. Heme tersusun atas cincin porfirin dengan atom besi di
sentrai cincin yang berperan mengangkut oksigen pada hemoglobin dalam eritrosit dan
mioglobin dalam otot. Zat besi juga berperan penting untuk proses hematopoesis pada
masa kehamilan seperti pembentukan energi, masa pertumbuhan dan perkembangan
janin.
Saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak dibandingkan
saat tidak hamil. Zat besi yang dibutuhkan diperkirakan sebanyak 1000-1200 mg selama
kehamilan. Dua pertiga dari total kebutuhan besi berperan untuk kebutuhan ibu, dan
sepertiga dari kebutuhan total zat besi berperan untuk jaringan plasenta dan janin.
(Branon P, Taylor C. Iron Supplementation during Pregnancy and Infancy: Uncertainties
and Implications for Research and Policy. Nutrients. 2017; 1327(9):1-17). Jumlah ini
diperlukan untuk ditransfer ke janin (300 mg), pembentukan plasenta (50-75 mg),
16
meningkatkan jumlah hemoglobin maternal (450-500 mg), diekskresikan melalui usus,
urin, dan kulit (200 mg), dan sisanya akan hilang ketika melahirkan (200 mg).
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, zat besi yang dibutuhkan semakin
banyak, terutama pada trimester II dan III. Dengan demikian resiko anemia zat besi
semakin besar. Hal ini disebabkan pada trimester I pertumbuhan janin masih lambat dan
tidak terjadinya mentruasi pada wanita sehingga zat besi yang dibutuhkan sedikit. Pada
trimester II dan III terjadi peningkatan pertumbuhan janin, sehingga volume darah pada
tubuh wanita akan meningkat hingga 35%, sama dengan 450 mg zat besi untuk
memproduksi hemoglobin. Hemoglobin akan membawa oksigen lebih banyak ke janin.
Ketika melahirkan wanita akan kehilangan darah sehingga membutuhkan tambahan zat
besi sekitar 300-350 mg. Kebutuhan wanita akan zat besi hingga melahirkan mencapai
dua kali lipat atau sekitar 40 mg per hari.
17
2.3.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi
Tablet Fe
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.1 Populasi
Populasi adalah sekelompok objek atau individu yang mempunyai
karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah
seluruh ibu hamil yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Ciruas
sebanyak 1773 ibu hamil.
3.3.3 Sampel
Sampel adalah sebagian kecil dari populasi atau objek yang memiliki
19
nilai/karakteristik yang nantinya dipakai untuk menduga karakteristik dari
populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus
Slovin sebagai berikut :
Dimana :
n : Besar sampel
N : Ukuran populasi dari 15 Desa di Kecamatan Ciruas
e : Persen kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat di tolerir (0,05)
20
kriteria, respon, dan output (hasil). Variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas).
Dalam penelitian ini, kejadian anemia pada ibu hamil merupakan variabel terikat.
Pencapaian tingkat
1. Tidak Sekolah
pendidikan formal
2. SD
yang diselesaikan
3. SMP
4. Pendidikan oleh responden Angket Nominal
4, SMA/Sederajat
berdasarkan
5.
ketentuan
Diploma/Sarjana
Mendiknas
Jumlah kehamilan
yang diakhiri 1. Nulipara
5. Paritas dengan kelahiran Angket 2. Primipara Nominal
bayi hidup maupun 3. Multipara
lahir mati
21
Jumlah kehamilan
1. Primigravida
6. Gravida yang dialami Angket Nominal
2. Multigravida
responden saat ini
1. T1 (UK 0-12
Pengelompokkan minggu)
Trimester Usia Kehamilan 2. T2 (UK 13-27
7. Angket Nominal
Kehamilan berdasarkan minggu)
Kemenkes 2018 3. T3 (UK 28-40
minggu)
Kehamilan yang
memiliki risiko
meninggalnya bayi
ibu, melahirkan bayi
yang cacat, atau
terjadi komplikasi
kehamilan yang
lebih besar dari
risiko pada wanita
normal umumnya.
Diantaranya apabila
Risiko Tinggi
ada salah satu dari 1. Ya
8. Dalam Angket Nominal
4T : 2. Tidak
Kehamilan
1. Terlalu tua (Usia
>35 tahun)
2. Terlalu muda
(Usia <20 tahun)
3. Terlalu dekat
jarak antar
kehamilan (<2
tahun)
4. Terlalu banyak
(Jumlah anak >3)
22
informasi dari responden. Pada penelitian ini menggunakan instrumen berupa
kuesioner. Instrumen berupa kuesioner yang digunakan pada penelitian ini untuk
mengukur atau memperoleh data/informasi mengenai pengaruh kepatuhan konsumsi
tablet tambah darah terhadap prevalensi anemia pada ibu hamil di Kecamatan Ciruas.
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Univariat
Tabel 4. 1 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil di 5 Desa wilayah Kecamatan Ciruas (Desa Cigelam,
Citerep, Pelawad, Ranjeng dan Gosara)
24
Suami Mengingatkan
Ya 58 52.7
Tidak 52 47.3
Kepatuhan Konsumsi TTD
Patuh 72 65.5
Tidak Patuh 38 34.5
Komponen Penilaian Anemia
Tanda 5L
Ya 38 34.5
Tidak 72 65.5
Konjungtiva Anemis
Ya 20 18.2
Tidak 90 81.8
Nilai Hb
≥11gr% 80 72.7
9.0-10.9gr% 29 26.4
7.0-8.9gr% 1 0.9
Status Anemia
Ya 30 27.3
Tidak 80 72.7
*Sumber : Data Primer Juni-Agustus 2021
Karakteristik ibu hamil yang ada di 5 Desa wilayah Kecamatan Ciruas yaitu
Desa Cigelam, Citerep, Pelawad, Ranjeng dan Desa Gosara digambarkan pada
Tabel 4.1. Mayoritas ibu hamil dengan kategori usia antara 26-35 tahun yaitu
sebanyak 45 orang (40.9%) dan kategori usia yang paling sedikit yaitu usia 12-16
tahun sebanyak 1 orang (0.9%). Tingkat pendidikan ibu hamil mayoritas adalah
tamatan SMA sebanyak 67 orang (60.9%) dan kategori tingkat pendidikan yang
paling sedikit yaitu SD sebanyak 10 orang (9.1%).
Mayoritas ibu hamil di 5 Desa wilayah Kecamatan Ciruas adalah
multigravida sebanyak 75 orang (68.2%), multipara 72 orang (65.5%), dengan
usia kehamilan pada Trimester 1 sebanyak 68 orang (61.8%). Pada penelitian ini
ditemukan juga beberapa ibu hamil berisiko tinggi, seperti terlalu tua 29 orang
(26.4%), terlalu muda 4 orang (3.6%), terlalu banyak jumlah anak 18 orang
(16.4%), jarak kehamilan terlalu dekat 4 orang (3.6%).
Kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil dinilai
dari beberapa aspek yakni konsumsi TTD mencapai 90 tablet selama kehamilan,
konsumsi TTD secara teratur 1x/hari, riwayat lupa megkonsumsi TTD, segera
mendapat TTD dari fasilitas kesehatan setelah TTD habis, serta peran suami
dalam mengingatkan ibu hamil untuk mengkonsumsi TTD. Berdasarkan hasil
25
perhitungan skor didapatkan kesimpulan berupa 72 orang (65.5%) patuh dan 38
orang (34.5%) tidak patuh mengkonsumsi TTD, dengan persentase ibu hamil
yang mengkonsumsi TTD sebanyak 90 tablet adalah 77.3% dan yang belum
mengkonsumsi TTD sampai 90 tablet 22.7%. Sebanyak 96 orang (87.3%) ibu
hamil mengkonsumsi TTD secara teratur 1x/hari dan 14 orang (12.7%) tidak
teratur mengkonsumsi TTD. Sebagian besar ibu hamil pernah lupa mengkonsumsi
TTD yakni sebanyak 72 orang (65.5%) dan 38 orang (34.5%) mengaku tidak
pernah lupa mengkonsumsi TTD. Mayoritas ibu hamil (89.1%) mendapat TTD
dari bidan/posyandu segera setelah TTD habis. Peran suami dalam mengingatkan
ibu hamil untuk mengkonsumsi TTD masih kurang yakni 52.7%.
Anemia dinilai dari anamnesis keluhan lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai
(5L), pemeriksaan konjungtiva serta data nilai Hb yang tertera di buku KIA.
Sebanyak 72 orang (65.5%) ibu hamil tidak mengalami keluhan 5L dan 38 orang
(34.5%) lainnya mengalami keluhan 5L. Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan
konjungtiva anemis pada 20 orang (18.2%). Berdasarkan hasil nilai Hb
didapatkan paling banyak ibu hamil mengalami anemia ringan dengan kadar Hb
9.0-10.9gr% (26.4%) dan hanya 0.9% yang mengalami anemia sedang dengan
kadar Hb 7.0-8.9gr%. Sedangkan 80 orang (72.7%) lainnya tidak mengalami
anemia.
26
anemia. Sedangkan ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi TTD sebanyak 25
orang (65.8%) mengalami anemia. Hasil analisis hubungan kepatuhan
mengkonsumsi TTD dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh nilai
korelasi sebesar p=0.000, dengan nilai p<0.05 hal ini berarti secara statistik
terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan mengkonsumsi TTD dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil OR sebesar 0.039 (95% CI 0.013-0.120)
menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi TTD 0.039 kali
lebih besar kemungkinan mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang
patuh mengonsumsi TTD.
4.2 Pembahasan
Hasil uji analisis pada penelitian di 5 Desa wilayah Kecamatan Ciruas didapatkan
dari 38 ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi TTD, sebanyak 25 orang 65.8%
mengalami anemia. Sedangkan dari 72 ibu hamil yang patuh mengkonsumsi TTD, hanya
5 orang (6.9%) yang mengalami anemia. Beberapa literatur mengatakan kebutuhan zat
besi meningkat dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil, volume darah meningkat
50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Dalam
keadaan tidak hamil, cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras
persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan. Ibu hamil
dengan anemia zat besi akan mengakibatkan tidak mampu nya memenuhi kebutuhan zat
besi pada janin secara optimal sehingga sangat berisiko terjadi gangguan kematangan
atau kematuran organ-organ janin dan risiko terjadinya prematur (Tarwoto, 2007).
Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0.000, dapat disimpulkan ada hubungan
signifikan antara kepatuhan konsumsi TTD dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Hasil nilai OR 0.039, artinya ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi TTD berisiko
terjadi anemia sebesar 0.039 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang patuh
mengonsumsi TTD. Hasil kajian WHO menyebutkan bahwa ibu hamil yang
mendapatkan suplementasi zat besi memiliki kadar hemoglobin yang lebih tinggi
dibandingkan yang tidak (WHO, 2012a, Pavord S et al., 2011). Dampak yang paling
nyata pada ibu yang mengkonsumsi zat besi di trimester satu kehamilan dapat
27
menurunkan risiko kematian bayi dibandingkan pada trimester kedua (Dibley MJ et al.,
2012). Menurut penelitian Bothwell (2015), bahwa pencegahan dan penatalaksanaan
anemia dapat dilakukan dengan pemberian suplementasi zat besi selama kehamilan. Hal
ini memberikan gambaran kebutuhan zat besi meningkat yang tidak hanya tercukupi
dengan pola diet sehingga perlu adanya suplementasi besi selama kehamilan (Pavord S et
al., 2011). Kepatuhan konsumsi TTD memberi keuntungan bagi ibu hamil, sehingga
penambahan zat besi secara teratur sangat diperlukan, untuk mencegah hal-hal tidak
diinginkan. Sejalan dengan penelitian Simanjuntak (2014), menemukan bahwa ada
hubungan bermakna antara tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe terhadap kejadian
anemia pada ibu hamil OR = 8,19 (95 % CI 4,263 – 15,734). Oleh karena itu, kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD sangat penting dalam menurunkan angka kejadian
anemia.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepatuhan Konsumsi Tablet
Tambah Darah terhadap Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil di 5 Desa Wilayah Kecamatan
Ciruas Periode Juni-Agustus 2021, didapatkan kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna
antara kepatuhan mengkonsumsi TTD dengan prevalensi anemia pada ibu hamil. Sebanyak
65.8% ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi TTD berisiko 0.062 kali lebih besar
mengalami anemia.
5.2 Saran
1. Meningkatkan promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu khususnya
tentang anemia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya secara berkesimbungan
melalui penyuluhan, poster, leaflet, atau media lainnya sehingga ibu dapat lebih
memperhatikan faktor risiko anemia.
2. Membuat program monitoring untuk ibu hamil yang memiliki faktor risiko selama
kehamilan agar dapat diberikan perhatian khusus sehingga tidak terjadi anemia yang
berakibat pada komplikasi kehamilan.
3. Membuat program untuk mengedukasi pentingnya peran keluarga terutama suami
untuk mengingatkan ibu hamil mengkonsumsi TTD selama kehamilan.
4. Membuat pesan siar berupa pengingat konsumsi TTD melalui ruang obrolan
kelompok / pesan siar perseorangan di media Whatsapp secara berkala.
5. Memberi apresiasi kepada ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi TTD.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
2. WHO. Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015. Geneva: World Health Organization
Press; 2016
3. RI K. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta Kementrian Kesehatan RI; 2015.
4. Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Banten 2012, Profil Kesehatan
Provinsi Banten Tahun 2011: buku pedoman, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, diakses
16 Maret 2016. http://www.depkes.go.id/resource
5. Sinsin, Iis (2008). Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta:lex Media
6. Nurhidayati, Rohma. 2013. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Skribsi, Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
7. Asyirah. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Bajeng, Kabupaten Gowa. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.
8. Hidayah, Wiwit Dan Tri Anasari. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi
Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di Desa Pageraji Kecamatan CilongokKabupaten
Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 3 No. 2
9. Mandarika, Chrisna Paksi. 2014. Hubungan Kepatuhan Meminum Tablet Fe Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil TM III Di Puskesmas Kalikajar 1 Wonosobo. Program
Study Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta 13.
10. Adilestari, Wahidah.2017. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe
Dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Mantrijeron Yogyakart. Skripsi. Program Studi
Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
11. Ağalarov, M. 2016. Kural tabanlı Erasmus öneri sistemi (Vol. 3).
12. Ikeanyi EM, Ibrahim AI. 2015. Does Antenatal Care Attendance Prevent Anaemia in
Pregnancy at Term?’, Nigerian Journal of Clinical Practice. 18(3):323-7. doi:
10.4103/1119-3077.151730.
30
13. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta.
14. World Health Organization (WHO). Haemoglobin concentrations for the diagnosis of
anaemia and assessment of severity. 2011.
15. Shafa, DWI dan Putri, S. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu hHamil
Tentang Anemia Terhadap Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Fero
Sulfat di Wilayah Kerja Puskesmas Sematang Borang Palembang tahun
2016.
16. Waryana. 2016. Gizi Reproduksi (kedua). Yogyakarta: Pustaka Rihama.
31
LAMPIRAN
FORMULIR PENELITIAN
Kuesioner Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tamblet Tambah Darah dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Kecamatan Ciruas Periode Juni – Agustus 2021
Desa:
A. Data Sosiodemografi
Nama :
Usia :
Pendidikan Terakhir ☐ SD ☐ SMP ☐ SMA/sederajat
☐ Diploma/Sarjana
G☐ P☐ A☐ Usia Kehamilan … minggu
Risiko Kehamilan ☐ Terlalu tua (≥35 tahun)
☐ Terlalu muda (<20 tahun)
☐ Jarak kehamilan terlalu dekat (<2tahun)
☐ Jumlah anak terlalu banyak (>3 anak)
B. Komponen Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah
1. Apakah selama hamil ibu ☐ Ya ☐ Tidak
mengkonsumsi Tablet tambah darah
sebanyak 90 tablet?
2. Apakah ibu teratur dalam ☐ Ya ☐ Tidak
mengkonsumsi tablet tambah darah
sesuai dosis 1 tablet untuk 1 hari ?
3. Apakah ibu pernah lupa meminum ☐ Ya ☐ Tidak
tablet tambah darah tersebut?
4. Apakah ketika tablet tambah darah ☐ Ya ☐ Tidak
habis ibu langsung ke fasilitas
kesehatan untuk mendapatkan tablet
tersebut?
32
5. Apakah suami ibu mengingatkan ibu ☐ Ya ☐ Tidak
untuk minum tablet tambah darah ?
C. Penilaian Anemia
1. Apakah ibu merasa lemah, letih, lesu, ☐ Ya ☐ Tidak
lelah, dan lalai?
2. Konjungtiva anemis (diisi oleh ☐ Ya ☐ Tidak
pemeriksa)
3. Kadar hemoglobin (diisi oleh pemeriksa) g/dl
33
SPSS
Tabel Frekuensi
Rentang usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 12-16 tahun 1 .9 .9 .9
17-25 tahun 33 30.0 30.0 30.9
26-35 tahun 45 40.9 40.9 71.8
36-45 tahun 31 28.2 28.2 100.0
Total 110 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 10 9.1 9.1 9.1
SMP 22 20.0 20.0 29.1
SMA / sederajat 67 60.9 60.9 90.0
Diploma / Sarjana 11 10.0 10.0 100.0
Total 110 100.0 100.0
Gravida
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Primigravida 35 31.8 31.8 31.8
Multigravida 75 68.2 68.2 100.0
Total 110 100.0 100.0
Paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Nulipara 38 34.5 34.5 34.5
Multipara 72 65.5 65.5 100.0
Total 110 100.0 100.0
34
Usia Kehamilan (Trimester)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Trimester I 68 61.8 61.8 61.8
Trimester III 42 38.2 38.2 100.0
Total 110 100.0 100.0
35
Mendapat TTD 90 Tablet
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 25 22.7 22.7 22.7
Ya 85 77.3 77.3 100.0
Total 110 100.0 100.0
36
Keluhan 5L (Lemah, Letih, Lesu, Lalai, dan Lelah)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 38 34.5 34.5 34.5
Tidak 72 65.5 65.5 100.0
Total 110 100.0 100.0
Conjungtiva Anemis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 20 18.2 18.2 18.2
Tidak 90 81.8 81.8 100.0
Total 110 100.0 100.0
Nilai Kadar Hb
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Hb ≥11 g/dl 80 72.7 72.7 72.7
Hb 9.0-10.9 g/dl 29 26.4 26.4 99.1
Hb 7.0-8.9 g/dl 1 .9 .9 100.0
Total 110 100.0 100.0
Anemia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 30 27.3 27.3 27.3
Tidak 80 72.7 72.7 100.0
Total 110 100.0 100.0
Kepatuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Patuh 72 65.5 65.5 65.5
Tidak Patuh 38 34.5 34.5 100.0
Total 110 100.0 100.0
37
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Anemia * Kepatuhan 110 100.0% 0 0.0% 110 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 43.423 a
1 .000
Continuity Correction b
40.507 1 .000
Likelihood Ratio 43.769 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 43.028 1 .000
N of Valid Cases 110
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,36.
b. Computed only for a 2x2 table
38
Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
Value Standard Errora Approximate Tb Significance
Interval by Interval Pearson's R -.628 .078 -8.393 .000c
39
Under the conditional independence assumption, Cochran's statistic is
asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution, only if the number of
strata is fixed, while the Mantel-Haenszel statistic is always asymptotically
distributed as a 1 df chi-squared distribution. Note that the continuity correction is
removed from the Mantel-Haenszel statistic when the sum of the differences
between the observed and the expected is 0.
40
Desa * Kepatuhan Crosstabulation
Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Total
Desa Cigelam Count 11 11 22
% within Kepatuhan 15.3% 28.9% 20.0%
Citerep Count 11 11 22
% within Kepatuhan 15.3% 28.9% 20.0%
Pelawad Count 16 6 22
% within Kepatuhan 22.2% 15.8% 20.0%
Ranjeng Count 15 7 22
% within Kepatuhan 20.8% 18.4% 20.0%
Gosara Count 19 3 22
% within Kepatuhan 26.4% 7.9% 20.0%
Total Count 72 38 110
% within Kepatuhan 100.0% 100.0% 100.0%
41