Blok 26
Laporan Diare
di PUSKESMAS TOMANG
Tanggal 28 Juli 2016
Aryananda Andika
102013048
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2016
BAB 1
Pendahuluan
1.1.Latar belakang
Diare adalah buang air besar dengan tinja yang cair atau setengah cair dengan frekuensi lebih
dari 3 kali per hari. Diare sendiri akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
sedangkan diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Di masyarakat,
diare umumnya disebabkan oleh infeksi oleh bakteri, virus, dan parasit. Dehidrasi dapat
timbul jika terjadi diare yang berat dan asupan cairan tubuh yang kurang ataupun diare yang
disertai mual dan muntah. Tingkat diare berdasarkan dehidrasi dibagi menjadi ringan,
sedang, dan berat. Tingkat diare ini dapat dinilai tugor kulit, nadi, dan pernapasan. Dehidrasi
berat dapat menimbulkan syok hipovolemik akibat pengeluaran cairan yang berlebihan tidak
diimbangin oleh asupan cairan yang adekuat.
Di Indonesia sendiri kasus diare lebih banyak ditemukan pada anak – anak sehingga
menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Tetapi pada kasus yang saya dapat
adalah seorang ibu yang menderita diare. Menurut Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 8,4% diare di derita oleh umur 45 – 54 tahun.1 Penderita diare lebih banyak
diderita oleh orang penderita yang berpendidikan rendah.1
1.2.Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang penyakit diare baik penyebab dan komplikasinya
serta menerapkan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran secara komprehensif dan
holistik dan peran aktif dari pasien dan keluarga.
2. Untuk memenuhi tugas Skill Lab Family Folder pada blok community medicine.
3. Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya kesehatan.
4. Memberikan penyuluhan mengenai faktor - faktor resiko diare dan cara
pencegahannya.
5. Menciptakan komunitas masyarakat yang sehat.
1.3.Manfaat
Mengetahui bagaimana masalah kesehatan di lingkungan masyarakat.
Mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan pada masyarakat.
Mengetahui bagaimana cara menghadapi pasien secara langsung.
BAB II
Data Pasien
1.Identitas
Usia : 46 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Telepon : 082114625274
Penyakit keturunan :-
Psikologis Keluarga
Kebiasaan buruk :-
Pengambilan keputusan : Keluarga ataupun oleh mantu anak pertamanya (laki – laki)
Ketergantungan obat :-
Tempat mencari pel. Kesehatan: Puskesmas tomang, rumah sakit Pelni Pertamburan
Keadaan Rumah/Lingkungan
Penerangan : Kurang
Kebersihan : Cukup
Ventilasi : Kurang
Dapur : Ada
Spiritual Keluarga
Kultural Keluarga
Adat yang berpengaruh : mantu berasal dari suku Batak (budaya patriarki)
Lain-lain :-
No Nama Hub dgn Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan Keadaan Imunisasi KB
KK kesehatan gizi
Riwayat penyakit sekarang : Diare sejak 7 jam lalu disertai dengan mual muntah, terdapat
ampas, warna tidak diketahui, tidak terdapat darah dan lender.
Jumlah cairan yang keluar tidak diketahui. Tidak terdapat demam.
Malam sebelumnya jajan diluar makan pecel lele.2
Health Promotion: Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah makan,
kurangi membeli makan diluar, dan edukasi mengenali tanda – tanda dehidrasi dan cara
membuat oralit. Edukasi untuk hipertensi dengan cara mengurangi asupan garam. Untuk
mencegah ISPA yang berulang dengan cara membuat ventilasi dan juga sinar matahari
dikarenakan di kost tersebut tedapat pasien dengan riwayat TB (orang sakitnya sudah pindah).
Spesific protection: Jika salah satu anggota keluarga terkena ISPA, diharapkan menggunakan
masker untuk mencegah tertularnya ISPA. Untuk maag, diharapkan untuk menghindari makanan
yang merangsang asam lambung seperti kopi, teh, mie, dll.
Early diagnosis and promt treatment: Pergi ke tenaga kesehatan jika terjadi dehidrasi akibat diare
untuk ditangani lebih lanjut. Kontrol ke puskesmas untuk menjaga tekanan darah agar dalam
batas normal.
Disability limitation dan rehabilitation : minum obat yang diberikan oleh dokter di puskesmas,
meningkatkan asupan cairan oral atau minum oralit. Minum obat yang diberikan oleh dokter
untuk maag dan hipertensi secara teratur.
Prognosis:
Penyakit : Bila pasien teratur meminum obat yang diberikan dan selalu memeriksa tekanan
darah ke Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan pola hidup sehat yang baik maka
prognosis penyakit pasien adalah baik.
Keluarga : Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien serta keluarga yang
sangat mendukung kesehatan pasien agar pasien terus minum obat secara teratur dan mengontrol
ke puskesmas.
Masyarakat : Masyarakat dapat mendukungan dengan menjaga kebersihan lingkungan maka
prognosis baik.
Resume : Ny. Eni berumur 46 tahun, didiagnosa diare akut. Pemeriksaan fisik dalam batas
normal. Sudah diberikan obat oleh pihak puskemas. Tempat tinggal pasien
mempunyai faktor – faktor risiko tinggi terkena ISPA ataupun TB.
BAB III
Pembahasan
Diare merupakan salah satu keluhan yang sering ditemukan pada anak – anak maupun dewasa.
Diare akut adalah buang air besar dengan tinja yang cair atau setengah padat lebih dari 3 kali
sehari dan berlangsung kurang dari 14 hari. Etiologi dari diare sendiri diantara lain disebabkan
oleh infeksi, keracunan makanan, malabsorpsi, dan lain – lain. Pada masyarakat luas, diare
disebabkan oleh infeksi akibat sanitasi yang buruk, seperti sumber air tercemar oleh feses,
makanan yang tidak hygiene, ataupun tidak mencuci tangan sebelum makan.2
Diare yang terus menerus dan diperparah oleh mual muntah dapat menyebabkan dehidrasi.
Pasien mengeluh dengan rasa haus yang meningkat dan jumlah air kencing menjadi sedikit.
Tingkat dehidrasi dapat kita nilai dengan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan penunjang antara lain darah rutin (HB, HT, Leukosit, Trombosit), kultur tinja untuk
mengetahui bakteri araupun parasit penyebab diare, ureum dan kreatinin untuk memeriksa
apakah terjadi gagal ginjal akut akibat dehidrasi berat, dan kadar elektrolit.2
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah rehidrasi yang adekuat, jika dehidrasi ringan maka dapat
dilakukan secara oral dengan minum oralit. Jika dehidrasi berat, maka harus diinfus dengan
cairan isotonic seperti NaCL 0,9%. Tidak perlu pemberian obat antimikroba karena diare
merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri. Apabila diare berkelanjutan dapat diberikan
obat seperti attalpugite atau loperamid.2
Analisa kunjungan rumah
a) Kondisi pasien
Kondisi pasien baik karena didapatkan hasil pemeriksaan tanda- tanda vital dengan tekanan
darah ,nadi, frekuensi nafas, suhu yang normal.
b) Pendidikan
Pasien berpendidikan rendah karena hanya tamat SD. Ibu Eni sendiri tidak bisa membaca.
c) Keadaan rumah
Lokasi :
Rumah pasien terdapat dalam gang. Sekitar 500 m dari Puskesmas Kelurahan
Tomang.
Kondisi :
Jenis bangunan rumah pasien adalah permanen. Rumah tersebut lantainya terbuat
dari keramik, beratap genteng. Rumah tampak tidak rapi dikarenakan banyak
kardus tetapi cukup bersih.
Luas rumah : tidak diketahui. Ibu tinggal di kost yang berdinding triplek dengan
luas sekitar 2 x 1 m.
d) Ventilasi
Tidak terdapat ventilasi yang cukup memadai yang mengakibatkan udara di dalam rumah pengap
dan sering terjadi ISPA oleh penghuni rumah tersebut.
e) Pencahayaan
Pencahayaan didalam rumah sangat buruk. Pencahayaan hanya diterangi oleh lampu masing –
masing kamar. Sinar matahari tidak menembus jendela akibat kanopi. Pada ditanyakan, ternyata
terdapat penghuni yang mempunyai tuberkulosis tetapi sudah pindah dari kost.
f) Kebersihan
Kebersihan dalam rumah kurang baik. Banyak kardus – kardus dan botol – botol yang
menumpuk. Rumah hanya dibersihkan dengan disapu dan dipel.
g) Sanitasi dasar
Sumber air berasal dari air pam yang digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. Terdapat
satu kamar mandi permanen yang dilengkapi dengan kakus. Kamar mandi kurang bersih karena
jarang dibersihkan.
a) Keadaan Biologis
Keadaan biologis pasien agak kurang karena kurang tidur akibat bekerja dan juga menjaga cucu
– cucunya. Anak pertama, Ibu Okta, mengeluh sakit di ulu hati dan belum pergi ke dokter. Cucu
– cucu dari Ibu Eni, sering mengalami ISPA. Cucu – cucu ibu eni terutama yang pertama, dilihat
dari KMS gizinya cukup tetapi mengalami penurunan berat badan.
b) Keadaan Psikologis
Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga terjalin dengan baik. Semua keluarga turut
bekerja sama dan pasien terlihat bahagia dengan keluarga yang dimilikinya.
c) Keadaan Sosiologis
Ibu Eni dulunya sering mengikuti pengajian tetapi sekarang jarang akibat berdagang. Hubungan
antara keluarga Ibu Eni dengan tetangganya baik karena mereka saling mengenal satu sama lain.
d) Keadaan ekonomi
Ibu Eni sendiri bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan membantu anak – anaknya. Anak –
anak ibu Eni sendiri sudah bias menghidupi diri sendiri. Ibu Eni sendiri ekonominya ditanggung
oleh mantu dari anak pertama yang bekerja di sebagai pegawai kantoran di perusahaan swasta.
e) Keadaan spiritual
Ibu Eni dulunya sering mengikuti pengajian. Keluarga Ibu Eni merupakan Muslim yang taat
karena sering sholat lima waktu.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan: Diare merupakan penyakit akibat sanitasi yang kurang baik. Untuk mencegahnya
diperlukan kesadaran dari diri sendiri. Dengan tindakan promotif dan preventif maka diare dapat
dicegah. Selain itu, pencegahan tidak juga hanya dilakukan pada pasien tersebut tetapi juga
keluarga pasien dikarenakan rumah yang kurang layak huni untuk keluarga pasien akibat tidak
ada ventilasi, sinar matahari, penghuni rumah yang terlalu padat, dan banyak kardus – kardus
yang berserakan.
Daftar pustaka
1. Kementrian Kesehatan RI. Buletin diare: situasi diare di Indonesia. Jakarta: Bakti
Husada;2011.
2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga Medical Series;
2007.
3. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, dst. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 6. Jakarta: Interna
Publishing;2014
LAMPIRAN