Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

TENTANG “INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS” TIM PKRS

RSU KARYA DHARMA HUSADA

TANGGAL 11 JUNI 2019

RSU KARYA DHARMA HUSADA


TAHUN 2019
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS

a) Pendahuluan
1. Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab
kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA menyebabkan
empat dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah lima tahun pada setiap
tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut adalah bayi. Hampir empat juta
orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya disebabkan oleh infeksi saluran
pernafasan bawah. Tingkat mortalitas akibat ISPA pada bayi, anak dan orang lanjut
usia tergolong tinggi terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah
dan menengah. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau
rawat inap di sarana pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak
(WHO, 2007).
Di Indonesia, prevalensi nasional ISPA 25% (16 Provinsi di atas angka
rasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada bayi 2,2%, balita 3%,
sedangkan angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8% dan balita 15,5%. ISPA
hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di negara
berkembang. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan
terjadi tiga sampai enam kali per tahun. ISPA merupakan salah satu penyebab utama
kunjungan klien di sarana pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 40-60% kunjungan
berobat di Puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat di rawat jalan dan rawat inap
rumah sakit (Depkes, 2009).
Program penanganan dan pencegahan ISPA secara khusus telah dimulai sejak
tahun 1984,dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematiankhususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun
kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi (Rasmaliah,
2004).
2. Tujuan
2.1 tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan ibu dan anak dapat memahami danmenjelaskan
tentangpencegahan dan penanganan pada penyakit ISPA
2.2 tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai ISPA, diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
1. Menyebutkan pengertian ISPA
2. Menyebutkan jenis-jenis ISPA
3. Menyebutkan faktor penyebab ISPA
4. Menyebutkan Tanda dan Gejala ISPA
5. Memahami proses penularan ISPA
6. Memahami penatalaksanaan ISPA
7. Menjelaskan pencegahan ISPA

3. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah yaitu penyaji
menyampaikan materi tentang ISPA dan di akhir penyuluhan di sediakan waktu untuk
tanya jawab.
4. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Selasa,11 Juni 2019
Pukul : 09.00-12.30 Wita
Tempat :
5. Sasaran
Ibu dan Balita
6. Jumlah Peserta
48 Orang
7.Pemberi Penyuluhan
Tim PKRS
9. Media promosi
Media yang di gunakan adalah :
 Leaflet
b) Pelaksanaan Kegiatan dan Evaluasi Penyuluhan
1. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan ISPA ini diikuti oleh ibu-ibu yang sedang melakukan posyandu.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini terdiri dari berbagai kegiatan, yaitu:
 Pembukaan oleh moderator
 Penyampaian materi
 Tanya jawab
 Pembagian leaflet
 Penutup oleh moderator

2. Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan tentang ISPA ini dilakukan oleh tim
PKRS RSU Karya Dharma Husada dengan menggunakan media leaflet.
Berdasarkan kriteria evaluasi pada Satuan Acara Penyuluhan, terdapat pertanyaan
yang perlu dievaluasi, sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari ISPA ?


Jawab : Infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan batuk pilek, atau
keluarnya cairan dari hidung yang disebabkan oleh virus (Micsovirus, Adenovirus,
Koronavirus).

2. Sebutkan tanda dan gejala ISPA ?


Jawab : Batuk, pilek, demam (ringan) batuk, pilek sesak, nafas (sedang) batuk, pilek,
tarikan dinding dada (berat).

3. Apa bahaya dari ISPA ?


Jawab : Menular pada orang lain, daya tahan tubuh menurun, biaya pengobatan
mahal.
4. Bagaimana penanganan ISPA ?
Jawab :
 Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral,
oksigen dan sebagainya.
 Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral.
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik.
c) Simpulan
Dari 48 peserta yang mengikuti penyuluhan ISPA, dapat disimpulkan bahwa 73,5 %
memahami materi yang diberikan, sedangkan 26,5 % belum memahami materi yang
diberikan, dikarenakan :
1. Konsentrasi kurang
2. Kurang minat sosialisasi

d) Penutup

Demikian laporan penyelenggaraan penyuluhan “ ISPA” di Tegal Mawar. Dengan


diadakannya kegiatan penyuluhan ini diharapkan peserta lebih mengerti dan memahami
ISPA sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Demikian laporan ini dibuat
semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Singaraja, 12 Juni 2019


Disiapkan oleh Mengetahui,
Sekertaris Tim PKRS Ketua Tim PKRS

(Luh Damayanti) (dr. Dewa Putu Subagia)

Anda mungkin juga menyukai