Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENYULUHAN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIRLANGU


KABUPATEN BANDUNG BARAT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pembimbing:
Anastasia Yani Triningtyas, dr. M.Kes

Pembimbing Lapangan :
Defi Pratama Putri, dr.

Disusun oleh :
Nursyifa Dewi Afifah (4151171443)

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019
BERITA ACARA

Pada hari Kamis, tanggal 10 Oktober 2019 telah dilaksanakan kegiatan


penyuluhan oleh Nursyifa Dewi Afifah (NIM: 4151171443), Dokter Muda
Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat UNJANI/RS DUSTIRA. Rincian
pelaksanaan kegiatan tersebut diantaranya:

Materi yang disajikan : Imunisasi Dasar Lengkap


Tempat penyajian : Posbindu Desa Sadangmekar RW.09
Peserta yang hadir : 28 orang

Demikian berita acara ini dibuat untuk diketahui sebagaimana mestinya.

Pembimbing Lapangan

Defi Pratama Putri, dr.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
penyuluhan Imunisasi Dasar Lengkap. Laporan penyuluhan ini disusun sebagai
salah satu tugas kepaniteraan Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. H. Sutedja, dr., SKM., selaku kepala Laboratorium Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani.
2. Anastasia Yani Triningtyas, dr., M.Kes, selaku pembimbing Laboratorium
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal
Achmad Yani.
3. Daniel Tristo, dr., MM, selaku kepala Puskesmas Pasirlangu.
4. Defi Pratama Putri, dr., dan selaku pembimbing lapangan di Puskesmas
Pasirlangu.
5. Seluruh staf di Puskesmas Pasirlangu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil penulisan dalam laporan
penyuluhan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi semua pihak yang membaca.

Cimahi, Oktober 2019


Penulis
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

I. Judul Penyuluhan
Imunisasi Dasar Lengkap

II. Latar Belakang Penyuluhan


Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Imunisasi dasar merupakan imunisasi rutin yang diberikan pada bayi sebelum
berusia satu tahun.1 Imunisasi dalam pemberiannya terdiri dari imunisasi dasar
dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar berdasarkan indikator cakupan imunisasi
dasar lengkap (IDL) yang meliputi HB0 1 kali, BCG 1 kali, DPT-HB-Hib 3 kali,
polio 4 kali, dan campak 1 kali pada bayi usia 1 tahun dengan cakupan minimal
85% dari jumlah sasaran bayi di desa.1,2
Setiap tahun lebih 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai
penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa penyakit
menular yang termasuk dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
(PD3I) antara lain difteri, tetanus, hepatitis B, meningitis, tuberkulosis, pertusis,
dan polio. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dan terhindar dari
kesakitan, kecacatan, atau kematian. Diperkirakan 1,7 juta kematian atau 5%
terjadi pada balita di Indonesia akibat PD3I. WHO memperkirakan kasus TB di
Indonesia merupakan nomor 3 terbesar di dunia setelah Cina dan India dengan
asumsi prevalensi BTA (+) 130 per 100.000 penduduk. Sejak tahun 1991, kasus
pertusis muncul sebagai kasus yang sering dilaporkan di Indonesia, sekitar 40%
kasus pertusis menyerang balita. Kemudian insidensi tetanus di Indonesia untuk
daerah perkotaan sekita 67 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan di pedesaan
angkanya lebih tinggi sekitar 23 kalinya yaitu 1.123 per 1000 kelahiran hidup
dengan jumlah kematian kira-kira 60.000 bayi setiap tahunnya. Selanjutnya,
hepatitis B diperkirakan menyebabkan sedikitnya satu juta kematian per tahun.
Sedangkan untuk kasus polio, data terakhir dilaporkan secara total terdapat 295

1
2

kasus polio tersebar di 10 provinsi dan 22 kabupaten/kota di Indonesia. Demikian


juga dengan kasus campak, angka kejadiannya tercatat 30.000 kasus per tahun
yang dilaporkan. Kasus PD3I yang sangat menjadi perhatian yang besar. Akhir-
akhir ini adalah dilaporkan beberapa daerah di Indonesia dinyatakan telah terjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri. Angka kematian akibat difteri di Indonesia
sekitar 15% dan terus mengalami peningkatan.2,3
Angka kesakitan bayi di Indonesia relatif masih cukup tinggi. Namun telah
menunjukkan penurunan dalam satu dekade terakhir. Imunisasi terbukti menjadi
cara yang efektif dalam mengontrol dan mengeliminasi penyakit infeksi
berbahaya yang menyebabkan kematian antara dua sampai tiga juta jiwa tiap
tahun. Tujuan imunisasi adalah untuk melindungi individu terhadap penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi, mengurangi prevalensi penyakit, dan
mengeradikasi penyakit tersebut.3
Data yang dilansir oleh Kemenkes RI tahun 2016 berdasarkan data rutin
menjelaskan bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap periode tahun 2014-2015 di
Indonesia mengalami penurunan serta tidak mencapai target yang diharapkan
(90%-91%). Capaian sementara tahun 2015 sebesar 86,5%. Cakupan
desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) meningkat secara perlahan
pada periode tahun 2010-2014, kemudian mengalami sedikit penurunan pada
tahun 2015. Meskipun cenderung terjadi peningkatan cakupan desa/kelurahan
UCI, namun tidak pernah mencapai target tahun 2010-2014. Cakupan desa
kelurahan UCI Provinsi Jawa Barat tahun 2015 sudah mencapai >95%. Capaian
kelima imunisasi dasar lengkap tahun 2015 berada pada rentang 90%-100%.1
Saat ini penyakit infeksi yang bisa mengakibatkan penderitaan dan kematian
antara lain campak, Haemophilus influenza (Hib), pertusis, dan tetanus neonatal.
Penyakit-penyakit ini memiliki mortalitas terbesar di antara yang dapat dicegah
dengan vaksinasi. Setiap tahun 10,6 juta anak meninggal sebelum usia 5 tahun
dan 1,4 juta diantaranya adalah diakibatkan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Penghentian pemberian vaksin dapat mengakibatkan terjadi lagi
penularan dan penyebaran penyakit atau bahkan kejadian luar biasa atau wabah
penyakit tersebut.4
3

Beberapa hal yang beredar dalam masyarakat yang mempengaruhi target


cakupan imunisasi antara lain rumor yang salah tentang imunisasi, masyarakat
berpendapat imunisasi menyebabkan anaknya menjadi sakit, cacat atau bahkan
meninggal dunia, pemahaman masyarakat terutama orang tua yang masih kurang
tentang imunisasi, dan motivasi orang tua untuk memberikan imunisasi pada
anaknya masih rendah.2
Bayi atau anak yang memperoleh imunisasi dasar secara lengkap akan
memperoleh perlindungan dari berbagai penyakit berbahaya dan akan mencegah
terjadinya penularan ke lingkungan di sekitarnya. Imunisasi akan meningkatkan
kekebalan tubuh, sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi tersebut. Jika anak tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka
tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut.
Bila kuman berbahaya yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu
melawan kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat, atau
meninggal. Anak yang tidak diimunisasi akan menyebarkan kuman-kuman ke
lingkungan di sekitarnya sehingga dapat menimbulkan wabah yang menyebar,
menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak. Imunisasi merupakan salah satu
upaya prioritas Kementerian Kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit
menular yang dilakukan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah
untuk menurunkan angka kematian pada anak.5,6
Berdasarkan paparan diatas, penulis melaksanakan penyuluhan dengan topik
“Imunisasi Dasar Lengkap”. Dengan dilakukannya penyuluhan tersebut, penulis
berharap agar sasaran penyuluhan dapat lebih mengerti manfaat dan kepentingan
dari imunisasi sebagai salah satu program puskesmas yaitu Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.

III. Sasaran Penyuluhan


Pasien yang datang ke Posbindu Desa Sadang Mekar RW.09 pada tanggal
10 Oktober 2019.
4

IV. Target Penyuluhan


Pasien yang datang ke Posbindu Desa Sadang Mekar RW.09 pada tanggal
10 Oktober 2019.

V. Lokasi Penyuluhan
Posbindu Desa Sadang Mekar RW.09.

VI. Metode Penyuluhan


Leaflet dan diskusi.

VII. Proses Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada Kamis, 10 Oktober 2019 bertempat
di Posbindu Desa Sadang Mekar RW.09. Kegiatan dilaksanakan pada pukul 10.00
WIB─10.30 WIB dan dihadiri oleh 28 orang pasien. Penyuluhan dilaksanakan
dengan metode presentasi berdasarkan leaflet yang ditampilkan. Materi yang
disampaikan merupakan penjelasan mengenai imunisasi dasar lengkap.
Penyuluhan ini bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami
manfaat dan kepentingan dari imunisasi. Penyuluhan dilanjutkan dengan sesi
diskusi (tanya jawab) yang berkaitan dengan materi penyuluhan.

VIII. Diskusi
Pertanyaan yang diajukan peserta, yaitu :
1. Jika sudah diimunisasi lengkap pada usia balita, apakah di sekolah
perlu diimunisasi lagi? Mengapa perlu? (Ibu S, Desa Ciroyom)
2. Bengkak, kemerahan setelah disuntik vaksin pakah akibat salah suntik
atau vaksin kadaluarsa? Apakah berbahaya? (Ibu E, Ciroyom)
3. Sesudah diimunisasi apakah pasti tidak akan tertular penyakit
tersebut? (Ibu W, Ciroyom)
Jawaban dari pertanyaan peserta:
1. Imunisasi yang perlu diberikan ulangan pada sekolah dasar yaitu
imunisasi campak dan DT. Banyak anak yang sudah diimunisasi masih
5

dapat tertular penyakit tersebut sehingga imunisasi ulangan dirasa


penting.
2. Setelah penyuntikkan vaksin dapat timbul reaksi lokal di tempat
penyuntikkan misalnya bengkak, kemerahan, gatal, nyeri, selama 2
sampai 3 hari. Hal itu tidak berbahaya karena merupakan reaksi normal
dari tubuh terhadap vaksin yang bersifat individual. Kompres hangat
dapat mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang benjolan kecil yang
agak keras selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umumnya tidak
perlu dilakukan tindakan apapun. Terkadang disertai reaksi umum
berupa demam, rewel, tergantung pada jenis vaksinnya. Reaksi tersebut
umumnya ringa, mudah diatasi oleh orangtua atau pengasuh dan akan
hilang dalam 1-2 hari.
3. Bayi atau anak yang telah diimunisasi masih dapat tertular penyakit
tersebut, namun jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara
alami.

IX. Permasalahan yang Didapat


Permasalahan yang didapat dalam pelaksanaan penyuluhan adalah
masyarakat sebagian sudah dipulangkan sehingga masih kurangya target yang
diharapkan masih kurang optimal.

X. Hasil Evaluasi dari Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan penyuluhan sudah berjalan dengan baik, peserta antusias dalam
memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan sehingga materi
yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta penyuluhan, bahkan
ada 3 ibu yang memberikan pertanyaan sebagai bentuk perhatian terhadap
penyuluhan.
6

XI. Kesimpulan Kegiatan


Penyuluhan dengan tema Imunisasi Dasar dilaksanakan pada hari Kamis, 10
Oktober 2019 bertempat di Posbindu Desa Sadang Mekar RW.09. Kegiatan
dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB–10.30 WIB dan dihadiri oleh 28 orang
pasien yang datang ke Posyandu Desa Sadangmekar RW.09. Kegiatan
penyuluhan berlangsung dengan baik dan mendapat respon baik dari peserta.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. PERMENKES RI No 12 tentang


Penyelenggaraan Imunisasi. Permenkes RI No 12; 2017. p. 67-72.

2. Triana, V. Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar


Lengkap Pada Bayi Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas.
2017. p. 123.

3. World Health Organization. WHO International. [Online].; 2013 [cited 2017


Mei 21. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs307/en/.

4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Badan


Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014; ed.5.

5. Kementerian Kesehatan. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi Keputusan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2004.

6. Soedjatmiko. Imunisasi Penting untuk Mencegah Penyakit Berbahaya.


[Online].; 2014 [cited 2019 October 10. Available from:
http://www.ykai.net/index.php?view=article&id=328:imunisasi-penting-
untuk-mencegah-penyakit-berbahaya-.

7
LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Hadir Peserta

8
9

Lampiran 2. Leaflet
10

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan


11

Anda mungkin juga menyukai