PENDAHULUAN
berbahaya bagi kesehatan tubuh karena rokok mengandung zat adiktif yang
Rokok mengandung 3 racun utama yang berbahaya yaitu nikotin, tar, dan
vinyl chloride, dan senyawa anorganik seperti nikel (Ni), arsenik (As), kromium
WHO,2010).
Asap rokok merupakan salah satu Particulate Matter (PM) yang berada di
udara. Ukuran partikel PM ada yang besar atau gelap sehingga sebagai asap
(smoke), dengakan partikel lainnya berukuran sangat kecil sehingga hanya tampak
jika diperiksa dengan mikroskop elektron. Partikel yang halus dapat terhirup
masuk ke bagian paling dalam paru sehingga dapat terserap ke dalam pembuluh
darah atau mengendap dalam waktu yang lama. Jika PM terhirup dapat
kanker paru. Nikotin merupakan zat paling sering dibicarakan dan diteliti orang,
Kadar nikotin sekitar 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari
bahan kimia yang terkandung di dalam rokok dan merangsang permukaan sel
getar yang terdapat dalam hidung sebagian besar dilumpuhkan oleh asap rokok
2013).
membahayakan pada perokok aktif ataupun perokok pasif, terutama pada balita
yang tidak sengaja terkontak asap rokok. Nikotin dengan ribuan bahaya beracun
asap rokok lainnya masuk ke saluran pernapasan bayi yang dapat menyebabkan
Infeksi pada saluran pernapasan. Nikotin dengan ribuan bahaya beracun asap
rokok lainnya masuk ke saluran pernapasan bayi. Nikotin yang terhirup melalui
saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan berakumulasi di
dibandingkan orang dewasa, dimana sudah terbukti bahwa anak - anak menyerap
nikotin dua kali lebih banyak dibandingkan orang dewasa (Hanas, 2007). Balita
yang menjadi perokok pasif didalam rumahnya memiliki resiko yang lebih tinggi
lainnya serta penyakit asma dan juga infeksi telinga (Edlin & Golanty, 2010).
dari asap rokok yaitu berupa cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
menimbulkan gangguan pada silia permukaan organ paru dan mengiritasi dinding
paru. Silia tersebut berfungsi sangat penting yaitu untuk memfilter berbagai
kuman dan zat toksik yang masuk ke jaringan paru dan selanjutnya dibuang keluar
tubuh. Selain itu, tar juga akan menyebabkan paralisis silia akibat tar mengalami
umur 10 tahun ke atas yang merokok sebesar 23.7% dan pada tahun 2013 sebesar
29.3% dan didapatkan bahwa perokok aktif di Indonesia melakukan aktivitas
merokok di rumah ketika bersama anggota rumah tangga lain sebesar 85.4%.
menyebutkan bahwa perokok pasif terbesar adalah anak balita dengan prevalensi
69.5%. Tingginya prevalensi perokok pasif pada anaka adalah karna mereka
masih tinggal satu rumah dengan orang dewasa, baik orang tua atau saudara, yang
menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe cit Fawzani dan Triratnawati, 2005).
Seperti yang diungkapkan Leventhal dan Clearly dalam Purba (2009), terdapat
empat tahapan bagi seseorang hingga dapat disebut sebagai perokok. Keempat
1) Tahap Preparatory adalah ketika pertama kali muncul minat untuk mulai
membaca.
salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Pada saat ini
terjadi adalah batuk-batuk, lidah terasa getir, dan perut menjadi mual.
dan lambat laun berlanjut menjadi kebiasaan yang pada akhirnya berubah
nikotin sebagai zat adiktif di dalam rokok (Komalasari dan Helmi, 2008).
pengaruhnya. Dampak buruk rokok baru akan terasa setelah 10-20 tahun
adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap
lingkungan sekitar.
2) Perokok pasif ialah orang lain yang tidak merokok dan menghirup
karbon monoksida lima kali lebih banyak serta nikotin dan tar
ISPA
yang menyebabkan kejadian ISPA pada anak. Kebiasaan merokok orang tua
didalam rumah menjadikan balita perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok.
meningkatkan kejadian ISPA 7,83 kali dibandingkan rumah anak yang orang
merusak mekanisme pertahanan fisik pada saluran nafas dan mengubah respons
imun selular dan humoral terhadap mikroba. Mekanisme yang terlibat ditengarai
yang diproduksi oleh limfosit CD4. Pajanan asap rokok juga mengubah respons T
helper tipe 1 yang ditandai dengan diproduksinya Interferon (IFN) gamma, IL-2,
Pajanan asap rokok pasif memiliki efek pada sel T dapat memberikan
dampak berupa regulasi gen, fungsi inflamasi sel, produksi sitokin, dan sintesis
IgE. Efek tersebut cukup penting untuk diperhatikan dalam konteksnya terhadap
tahun 2013, didapatkan bahwa pajanan asam rokok primer dan sekunder secara
imunitas. Perubahan presentasi antigen tersebut dapat terjadi tidak hanya dalam
saluran pernapasan, namun juga dapat terjadi pada bagian tubuh lain dimana zat
toksik dalam asap rokok terdistribusi. Makrofag adalah sel efektor poten dalam
antaranya patogen penyebab infeksi pada saluran nafas. Ada beberapa komponen
spesifik dari pajanan asap rokok sekunder yang dapat memberikan dampak buruk
pada paru-paru anak, di antaranya adalah endotoksin bakteri yang dikenal sebagai
lipopolisakarida.
Aktivasi makrofag dapat terjadi akibat dari pajanan endotoksin tersebut.
Hal ini menyebabkan terjadinya kaskade inflamasi dan sintesis sitokin yang
berkaitan seperti IL-1, IL-6, dan IL-8, serta metabolit asam arakidonat yang
Pajanan terhadap endotoksin dari asap rokok sekunder in utero, selama masa bayi,
bahwa semakin berat perilaku merokok orang tua maka semakin besar potensi
anak balitanya menderita ISPA. Hal ini diperkuat dengan uji statistik yang
diperoleh nilai korelasi Chi-square didapat nilai P-value 0,000 (<0,05) yang
berarti ada hubungan antara perilaku merokok orang tua terhadap kejadian ISPA
pada balita. Dengan OR 13,325 berarti balita dengan orang tua perokok
mempunyai risiko 13,325 kali terkena penyakit ISPA daripada orang tua yang
bukan perokok.
kali lipat dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak merokok. Penelitian
lain menunjukkan bahwa episode ISPA meningkat 2 kali lipat akibat orang tua
merokok.
2.3. Kerangka Teori
Faktor Risiko
Asi Perilaku
Imunisasi Pendidikan Status Gizi
Eksklusif Merokok
Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA)
2.5 Hipotesis
Terdapat hubungan perilaku merokok anggota keluarga dengan kejadian infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) di Poli Anak Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2020
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Definisi
Variabel Alat Ukur Kategori Rasio
Operasional
Perilaku Ada anggota Kuesioner 0= Tidak Nominal
merokok keluarga yang 1= Ya
anggota terbiasa merokok
yang bertempat
keluarga
tinggal sama dengan
balita
ISPA penyakit infeksi akut Rekam 0= Tidak ISPA Nominal
yang menyerang medis 1= ISPA
salah satu bagian
atau lebih dari
saluran napas mulai
dari hidung sampai
alveoli termasuk
jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga
telinga tengah, dan
pleura yang
berlangsung selama
14 hari
akut (ISPA) adalah kuesioner dan rekam medis. Kuesioner yang digunakan
untuk mengukur perilaku merokok anggota keluarga yang dibuat berdasar kan
teori yang relevan. Kategori jawaban perilaku merokok anggota keluarga dari
pernyataan “tidak” diberi skor 0 dan “ya” diberi skor 1. Alat ukur untuk variable
ISPA diambil berdasarkan rekam medis. Kategori jawaban ISPA diberi skor 1