Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN BERSIHAN JALAN


NAFAS DENGAN PEMBERIAN FISIOTERAPI DADA PADA
ANAK ISPA DI PUSKESMAS PERAMPUAN
TAHUN 2021
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III
(D.III) Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Mataram
Tahun Akademik 2020/2021

OLEH :
BAIQ DWI FITRA SULISTYA
NIM.P07120118055

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN
KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III (D.III)
KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah

kesehatan yang utama karena merupakan penyebab kematian dan

kesakitan yang terbanyak di dunia. Infeksi saluran pernafasan atas

merupakan penyebab kematian dan kesakitan balita dan anak di Indonesia.

Angka kejadian penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada

balita dan anak masih tinggi (Safarina, 2015). Anak yang menderita

gangguan pada sistem pernafasan sering kali mengalami kelebihan

produksi lendir di prau-parunya. Dahak dan sputum biasanya akan

menumpuk hingga kental dan menjadi sulit untuk dikeluarkan . penyakit

pada sistem pernafasan yang paling sering di derita oleh anak antara lain

infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), pneumoni, asma, dan tuberculosis

(Aryayuni dan Siregar, 2019).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran

pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik

atau bakteri, virus maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang

parenkim paru. ISPA adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus,

riketsia) ke dalam saluran pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit

yang dapat berlangsung sampai 14 hari.


Menurut Kemenkes RI (2017) kasus ISPA mencapai 28% dengan

533.187 kasus yang ditemukan pada tahun 2016 dengan 18 provinsi

diantaranya mempunyai prevalensi di atas angka nasional. Selain itu ISPA

juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit dan di

puskesmas.

Adapun berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui survey

awal penelitian di Puskesmas Perampuan Kabupaten Lombok barat

Provinsi Nusa Tenggara Barat bahwa jumlah pasien yang mengalami

Infeksi Saluran Pernafasan Atas tercatat sebanyak 807 pasien (Puskesmas

Perampuan Kabupaten Lombok Barat NTB, 2019).

Gejala ISPA timbul hingga 3 hari sesudah kontak dengan virus.

Tenggorokan gatal dan tidak nyaman merupakan gejala pertama yang

dapat di temukan pada anak. Kemudian diikuti dengan hidung mampet dan

keluarnya cairan ingus bening yang cair. Gejala tenggorokan akan

menghilang dalam 1-2 hari, kemudian akan diikuti oleh keluhan di hidung

disertai batuk, baik berdahak maupun kering. Pada balita, gejala pada

hidung ini akan sangat dominan, sehingga mengganggu tidur. Gejala

demam juga sering dijumpai pada bayi dengan gangguan ISPA. (Jenkins

R, 2007)

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan ketidakmampuan

dalam mempertahankan kebersihan jalan nafas dari benda asing yang

menyumbat di saluran pernafasan. Oleh karena itu di perlukan penanganan


yang tepat untuk mengeluarkan dahak atau sputum yang menumpuk pada

pasien, salah satunya intervensidalam keperawatan yang dapat digunakan

adalah fisioterapi dada yang telah terbukti efektif dapat membersihkan

dahak pada saluran pernafasan (Tahir et al, 2019).

Fisioterapi dada merupakan salah satu terapi penting dalam

pengobatan pada penyakit pernafasan anak-anak yang menderita penyakit

pernafasan (Purnamiasih, 2020). Fisioterapi dada merupakan kelompok

terapi non farmakologis yang digunakan dengan kombinasi untuk

mobilisasi sekresi pulmonal (Yanwar, 2016). Tujuan utama dilakukannya

fisioterapi dada adalah untuk membersihkan obstruksi jalan nafas,

mengurangi hambatan jalan nafas, meningkatkan pertukaran gas.

Dari hasil penelitian, setelah dilakukan teknik perkusi dada

(clapping) dan vibrasi responden mengalami peningkatan pada

pengeluaran sputum (Chania et al, 2020). Perkusi dada (clapping)

merupakan tehnik manual yang melibatkan tepukan di dada/punggung

dada area dibawah lengan pasien untuk melonggarkan lendir yang kental

dan lengket dari sisi paru-paru. Hal ini menyebabkan sekresi untuk pindah

ke sa luran nafas yang lebih besar saat menarik nafas dalam sehingga

pasien dapat batuk dan mengeluarkan secret secara efektif. Sedangkan

vibrasi adalah tehnik melakukan getaran pada dada untuk mendorong

secret dari jalan nafas agar secret dapat keluar dengan mudah dengan cara

menginstruksikan klien untuk menarik nafas dengan lambat melalui


hidung dan hembuskan melalui mulut dengan bibir membentuk huruf o

setelah itu digetarkan dengan cepat selama 5 menit (Ningrum et al, 2019).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan aplikasi jurnal dalam asuhan keperawatan yang dituangkan

dalam Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Bersihan

Jalan Nafas Dengan Pemberian Fisioterapi Dada Pada Anak ISPA di

Puskesmas Perampuan.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah Bagaimanakah

Asuhan Keperawatan gangguan bersihan jalan napas dengan pemberian

fisioterapi dada pada anak ISPA di Puskesmas Perampuan?

C. TUJUAN STUDI KASUS

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan gangguan bersihan

jalan napas dengan pemberian fisioterapi dada pada anak ISPA di

Puskesmas Perampuan

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengkajian pasien dengan gangguan bersihan jalan

napas pada anak ISPA di Puskesmas Perampuan

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pasien dengan gangguan bersihan

jalan napas pada anak ISPA di Puskesmas Perampuan


c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pasien dengan gangguan

bersihan jalan napas pada anak ISPA di Puskesmas Perampuan

d. Melaksanakan implementasi pasien dengan gangguan bersihan jalan

napas pada anak ISPA di Puskesmas Perampuan

e. Melaksanakan evaluasi keperawatan pasien dengan gangguan bersihan

jalan napas pada anak ISPA di Puskesmas Perampuan

D. MANFAAT STUDI KASUS

1. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya keluarga dalam

bersihan jalan nafas pada anak ISPA melalui metode pemberian fisioterapi

dada

2. Manfaat Bagi Institusi Kesehatan

Sebagai dasar masukan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan

pelayanan serta Asuhan Keperawatan kepada Anak tentang gangguan

pernafasan khususnya pada anak yang mengalami infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA).

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan,serta sebagai bahan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan

penelitian khususnya dalam bidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai