Anda di halaman 1dari 10

“EFEKTIVITAS FISIOTERAPI DADA PADA ANAK-ANAK

DENGAN PNEUMONIA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS)

Mata Kuliah Keperawatan Kritis Pada Kasus Pneumonia

Dosen Pengampuh: Wirmando, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

NAMA: SHEILLA HATTU

NIM: C1814201041

TINGKAT: 3A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIK STELLA MARIS MAKASSAR

TAHUN AJARAN

2021
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS & BEBAS PLAGIARISME

Judul: “EFEKTIVITAS FISIOTERAPI DADA PADA ANAK-ANAK DENGAN


PNEUMONIA”

Identitas Penulis:

NAMA : SHEILLA HATTU

NIM : C1814201041

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas yang saya
kumpulkan ini adalah hasil kerja saya sendiri. Tugas ini tidak:

1. Mengandung materi atau tulisan yang telah dipublikasikan oleh orang lain,
kecuali yang telah saya sitasi dengan aturan referensi yang telah ditetapkan.
2. Mengandung materi yang telah ditulis oleh saya atau orang lain yang telah
dikumpulkan sebelumnya untuk penilaian pada mata kuliah ini atau mata
kuliah lain di institusi ini atau institusi lainnya.
3. Bertentangan dengan aturan akademik STIK STELLA MARIS MAKASSAR

Dengan pengumpulan tugas ini, saya juga memberikan izin kepada pemeriksa tugas
ini untuk:

1. Memperbaiki tugas ini dan menyediakan salinannya untuk tim pemeriksa mata
kuliah
2. Mengambil langkah untuk memeriksa originalitas tugas ini

Makassar, 1 Juni 2021

Sheilla Hattu
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pneumonia atau lebih sering disebut dengan paru-paru basah
menjadi salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat
banyak merenggut nyawa manusia terlebih anak-anak dengan usia 1-
5 tahun. Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang organ
pernapasan yang bersifat akut yang ditandai dengan nyeri pada saat
bernapas, adanya keterbatasan atau kekurangan oksigen
dikarenakan adanya pus (nanah) ataupun cairan pada alveolus, yang
dapat menyebabkan akumulasi sekret yang dapat berkontribusi untuk
memperburuk gejala serta meningkatkan resistensi pada saluran
pernapasan. Tanda dan gejala yang sangat spesifik dari pneumonia
seperti demam, takipnea, batuk, sesak napas, tarikan dinding dada
ke bawah, serta adanya penurunan saturasi oksigen. (Jelsma &
Morrow, 2011)
Pneumonia merupakan penyebab kematian pada anak dengan
angka kematian 18% secara global dan pada anak-anak dengan usai
1-5 tahun sangat rentang mengalami penyakit ini. (Jelsma & Morrow,
2011)
Penyebab dari pneumonia yaitu, virus, bakteri dan jamur serta
beberapa penelitian menunjukkan bahwa 70% disebabkan oleh
bakteri yaitu Streprococcus pneumonia dan Hemophilus influenza tipe
B. (Padang, 2014)
Klasifikasi pneumonia berdasarkan terjadinya infeksi yaitu
Community acquired pneumonia (CAP) banyak dijumpai pada
masyarakat dengan perekonomian yang kurang atau rendah dan
Hospital acquired pneumonia (HAP) pneumonia ini didapat dari
rumah sakit yang merupakan infeksi nasokomial. Dan jika dillihat dari
derajat yaitu bukan pneumonia, pneumonia dan pneumonia berat
yang bisa dilihat berdasarkan tanda dan gejala klinis. (Andersson-
marforio et al., 2020; Gss et al., 2019; Jelsma & Morrow, 2011)
Pengobatan pneumonia terdiri dari beberapa intervensi seperti,
perlindungan saat usia bayi yaitu diberikan ASI selama 6 bulan
pertama, melakukan vaksinasi untuk pneumonia, serta pengobatan
antibiotik atau simpomatik yang tepat sesuai dengan anjuran dokter.
Dan untuk pengobatan dari pneumonia sendiri dilihat dari tingkat
keparahan penyakit. (Jelsma & Morrow, 2011) Untuk mengetahui
apakah seorang anak menderita pneumonia maka perlu dilakukan
pemeriksaan diagnostik yang paling khas dari penyakit ini yaitu ketika
dilakukan CT toraks didapatkan adanya infiltrat pada bagian paru.
(Chaves et al., 2019)
Fisioterapi dada adalah tindakan mandiri perawat untuk
membersihkan saluran pernapasan dari secret, mencegah akumulasi
sekret yang berlebih, dan mempertahankan ekspansi paru. (Pada et
al., n.d.)
Tujuan utama dari fisioterapi dada pada anak-anak yaitu untuk
membersihkan sekresi trakeobronkial agar mampu menurunkan
resistensi pada saluran pernapasan, meningkatkan pertukaran gas,
dan anak mampu bernapas dengan lebih baik. (Chaves et al., 2019)
Prinisip dari fisioterapi pada anak mirip dengan orang dewasa,
namun tetap ada perubahan struktur dari fungsi pernapasan anak-
anak dan orang dewasa maka perawat perlu memperhatikan teknik
fisioterapi dada apa yang akan diberikan oleh anak-anak. (Chaves et
al., 2019)
Teknik dari fisioterapi dada ada beberapa jenis yaitu postural
drainase, perkusi, vibrasi, batuk efektif serta suction. (Pada et al., n.d.)
untuk fisioterapi ini tidak dapt diberikan secara tunggal tanpa
menggunakan terapi medikamentosa dan sebaliknya terapi
medikamentosa juga tidak dapat diberikan secara tunggal bagi anak-
anak maka dari itu diperlukan kombinasi antara pengobatan
medikamentosa dengan fisioterapi agar mendapatkan hasil
pengobatan yang maksimal dan dapat mengoptimalkan kesehatan
anak. (Jelsma & Morrow, 2011; Morrow, 2015)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas terapi dada pada anak dengan
pneumonia?

C. Batasan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah diatas masalah dalam
penulisan esai ini adalah:
1. Efektivitas terapi dada pada anak dengan pneumonia

D. Metode Pencarian
Dalam penulisan esai ini menggunakan metode tinjauan literatur,
systematic review, original article dan research article yang meliputi
pencarian artikel di databased seperti Pubmed, dan Google Scholar
dengan kata kunci “chest physiotherapy”, “children”, “pneumonia”.

II. Hasil
1. Efektivitas fisioterapi dada pada anak.

Berdasarkan penelitian (Lukrafka et al., 2012) bahwa fisioterapi pada


anak mampu mempertahankan kebersihan jalan napas selain itu juga dapat
meningkatkan ekspansi paru. Pneumonia merupakan penyakit infeksi pada
organ pernapasan yang ditandai dengan adanya penumpukan nanah
(pupus) atau juga cairan pada alveolus sehingga terjadi obstruksi pada jalan
napas dan dengan pemberian fisioterapi maka dapat membantu ventilasi
paru dan ekspansi paru serta mengurangi produksi sputum. (Lukrafka et al.,
2012) (Africa, 2018; Andersson-marforio et al., 2020; Gss et al., 2019;
Lukrafka et al., 2012; Sari, 2016)
III. Pembahasan
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran
pernapasan dan menjadi penyebab dari kematian tunggal bagi anak-anak.
(Andersson-marforio et al., 2020; Chen et al., 2021; Gss et al., 2019; Morrow,
2015; Principi & Esposito, 2011)
Pneumonia ditandai dengan adanya batuk, demam, produksi sekret
yang berlebihan, sesak napas, serta takipnea dan retraksi dada. Ketika timbul
infeksi maka produksi sekret akan berlebihan dan dapat terjadi obstruksi jalan
napas sehingga menyebabkan sesak napas. (Lukrafka et al., 2012; Pada et
al., n.d.; Padang, 2014; Sari, 2016)
Fisioterapi dada ini merupakan tindakan mandiri perawat yang sangat
berguna bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan pernapasan baik akut
maupun kronis. (Africa, 2018; Andersson-marforio et al., 2020; Fisioterapi &
Husada, 2018; Gss et al., 2019; Jelsma & Morrow, 2011; Lukrafka et al., 2012;
Morrow, 2015; Morrow & Health, 2019; Pada et al., n.d.; Padang, 2014; Sari,
2016)
Terdapat beberapa teknik fisioterapi yang digunakan yaitu postural
drainase perkusi, vibrasi, suction dan batuk efektif. Teknik perkusi ini dapat
mengirimkan gelombang serta berbagai amplitude dan frekuensi yang dapat
mengubah konsistensi dan lokasi sekret. Berdasarkan penelitian telah
dibuktikan bahwa fisioterapi dada dapat membersihkan jalan napas dan
memudahkan untuk pengeluaran sekret. (Gss et al., 2019; Morrow, 2015;
Principi & Esposito, 2011)
Fisioterapi dada biasanya dilakukan selama 3-5 menit untuk setiap
segmen dengan bebrapa teknik dan biasanya dikombinasikan teknik-teknik
fisoterapi ini setiap dilakukan fisioterapi terapi dengan tiap sesinya dilakukan
satu kali dalam sehari selama kurang lebih 6 hari/minggu. Untuk setiap sesi
atau prosedur dari fisioterapi dada ini biasanya berlangsung selama 30 menit.
(Andersson-marforio et al., 2020; Fisioterapi & Husada, 2018; Morrow &
Health, 2019)
Untuk teknik fisoterapi dada yaitu drainase postural biasanya dilakukan
lebih awal untuk mengatur posisi pasien agar dengan mengatur posisi pasien
maka gravitasi atau posisi pasien akan mempermudah dalam proses
pengeluatan sekret atau lender pada setiap segmen paru. (Chaves et al.,
2019; Fisioterapi & Husada, 2018; Jelsma & Morrow, 2011)
Untuk teknik fisioterapi dada yaitu perkusi dada dilakukan dengan 3
atau 4 jari dan menggunakan alat perkusi khusus untuk neonatus kemudian
dilakukan vibrasi secara manual pada anak. Posisi untuk terknik perkusi yaitu
dimana meletakkan jari-jari serta satu tangan pada bagian dada bayi dan dan
dilakukan teknik perkusi dan vibrasi secara bersamaan serta tetap
memperhatikan keamanan anak seperti tetap menopang kepala anak selama
prosuder dilakukan. (Chaves et al., 2019; Fisioterapi & Husada, 2018; Sari,
2016)
Fisioterapi dada tidak dapat diberikan secara tunggal tetapi
dikombinasikan dengan terapi medikamentosa seperti obat-obat golongan
antibiotik, golongan mukolitik ataupun ekspektoran dan sebaliknya terapi
medikamentosa ini juga dapat dikombinasi dengan fisioterapi dada agar
mendapatkan hasil pengobatan yang optimal (Chaves et al., 2019; Kawaguchi
et al., 2020; Lukrafka et al., 2012; Pada et al., n.d.; Padang, 2014). Artinya
bahwa pemberian fisioterapi dada ini merupakan tindakan yang mampu
memberikan efek bagi terapi-terapi yang lain juga. (Africa, 2018; Andersson-
marforio et al., 2020; Chaves et al., 2019; Fisioterapi & Husada, 2018;
Kawaguchi et al., 2020; Lukrafka et al., 2012; Morrow & Health, 2019)

IV. Penutup (kesimpulan dan saran)


Sangat penting untuk diterapkannya fisioterapi dada pada anak
karena fisoterapi dada juga dapat dikombinasikan dengan pengobatan
medikamentosa dan mampu mengoptimalkan kesehatan anak dengan
pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap remeh
karena jika dalam proses pengobatan terlambat maka akan mengalami
kematian. Anak dengan usia 1-5 tahun sangat penting untuk tetap
diperhatikan kesehatannya apalagi dengan usia seperti ini dimana merupakan
masa emas bagi anak untuk dapat bertumbuh dan menjalani kehidupan
apabila anak dengan usia seperti ini tidak diperhatikan kesehatannya makan
sudah tentu anak-anak tidak dapat menjalani kehidupan seoptimal mungkin.
Maka dari itu pemerintah dan para orang tua harus memiliki focus yang
benar-benar serius untuk kesehatan anak-anak dengan usia seperti ini karena
mereka belum mempunyai sistem pertahanan tubuh yang matur atau matang
sehingga sangat rentang sekali terinfeksi penyakit apalagi penyakit infeksi
pernapasan seperti pneumonia ini. Perlunya peran orang tua untuk
memperhatikan kebersihan lingkungan dan kebersihan diri (PHBS) agar
dengan cara ini mencegah terjadinya penyakit infeksi pada anak dan anak
mampu bertumbuh dengan optimal.
Pemerintah pun harus bisa melihat setiap keterbatasan ataupun
kekurangan dari program-program dinas kesehatan pusat, provinsi, kota
bahkan kabupaten agar kehidupan yang sehat baik fisik maupun psikis dapat
dicapai dan disamaratakan.
DAFTAR PUSTAKA

Africa, S. (2018). Use of airway clearance therapy in children hospitalised with acute
lower respiratory tract infections in a South African paediatric hospital. 1–8.

Andersson-marforio, S., Josenby, A. L., Hansson, E. E., & Hansen, C. (2020). The
effect of physiotherapy including frequent changes of body position and
stimulation to physical activity for infants hospitalised with acute airway infections
. Study protocol for a randomised controlled trial. 1–10.

Chaves, G. S. S., Freitas, D. A., Santino, T. A., Nogueira, P. A. M. S., Fregonezi, G.


A. F., & Mendonça, K. M. P. P. (2019). Chest physiotherapy for pneumonia in
children. Cochrane Database of Systematic Reviews, 2019(1).
https://doi.org/10.1002/14651858.CD010277.pub3

Chen, L., Miao, C., Chen, Y., Han, X., Lin, Z., Ye, H., Wang, C., & Zhang, H. (2021).
Age-specific risk factors of severe pneumonia among pediatric patients
hospitalized with community-acquired pneumonia. 1–13.

Fisioterapi, A., & Husada, W. (2018). PENGARUH CHEST THERAPY DAN INFRA
RED PADA BRONCHOPNEUMONIA CHEST THERAPY AND INFRA RED
EFFECT IN BRONCHOPNEUMONIA. 2(1), 9–16.

Gss, C., Ta, S., Pams, N., & Gaf, F. (2019). Chest physiotherapy for pneumonia in
children (Review).
https://doi.org/10.1002/14651858.CD010277.pub3.www.cochranelibrary.com

Jelsma, J., & Morrow, B. M. (2011). Chest physiotherapy in children with acute
bacterial pneumonia. 1–10. https://doi.org/10.4102/sajp.v71i1.256

Kawaguchi, A., Bernier, G., Lacroix, J., Salti, S. El, Cheng, M. P., Lee, T. C., Khwaja,
K., & Jouvet, P. (2020). Comparison of two methods to clear the airways of
critically ill children and adults with COVID-19 infection : a structured sum- mary
of a study protocol for a pilot ran- domized controlled trial. 20–21.
Lukrafka, J. L., Fuchs, S. C., Fischer, G. B., Flores, J. A., Fachel, J. M., & Castro-
Rodriguez, J. A. (2012). Chest physiotherapy in paediatric patients hospitalised
with community-acquired pneumonia: A randomised clinical trial. Archives of
Disease in Childhood, 97(11), 967–971. https://doi.org/10.1136/archdischild-
2012-302279

Morrow, B. M. (2015). Chest Physiotherapy in the Pediatric Intensive Care Unit. C,


174–181.

Morrow, B. M., & Health, C. (2019). Airway clearance therapy in acute paediatric
respiratory illness : A state-of-the-art review. 1–12.

Pada, T., Ppok, P., Rumah, D. I., & Paru, S. (n.d.). Active Cycle Of Breathing
Technique (ACBT). 1–16.

Padang, M. D. (2014). Hubungan Status Gizi dengan Derajat Pneumonia pada Balita.
5(1), 250–255.

Principi, N., & Esposito, S. (2011). Management of severe community-acquired


pneumonia of children in developing and developed countries. 815–822.
https://doi.org/10.1136/thx.2010.142604

Sari, D. P. (2016). Upaya Mempertahankan Kebersihan Jalan Napas Dengan


Fisioterapi Dada Pada Anak Pneumonia. Electronic Theses and Dissertations
Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/44483

Anda mungkin juga menyukai