DENGAN PNEUMONIA”
Disusun Oleh:
NIM: C1814201041
TINGKAT: 3A
TAHUN AJARAN
2021
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS & BEBAS PLAGIARISME
Identitas Penulis:
NIM : C1814201041
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas yang saya
kumpulkan ini adalah hasil kerja saya sendiri. Tugas ini tidak:
1. Mengandung materi atau tulisan yang telah dipublikasikan oleh orang lain,
kecuali yang telah saya sitasi dengan aturan referensi yang telah ditetapkan.
2. Mengandung materi yang telah ditulis oleh saya atau orang lain yang telah
dikumpulkan sebelumnya untuk penilaian pada mata kuliah ini atau mata
kuliah lain di institusi ini atau institusi lainnya.
3. Bertentangan dengan aturan akademik STIK STELLA MARIS MAKASSAR
Dengan pengumpulan tugas ini, saya juga memberikan izin kepada pemeriksa tugas
ini untuk:
1. Memperbaiki tugas ini dan menyediakan salinannya untuk tim pemeriksa mata
kuliah
2. Mengambil langkah untuk memeriksa originalitas tugas ini
Sheilla Hattu
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pneumonia atau lebih sering disebut dengan paru-paru basah
menjadi salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat
banyak merenggut nyawa manusia terlebih anak-anak dengan usia 1-
5 tahun. Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang organ
pernapasan yang bersifat akut yang ditandai dengan nyeri pada saat
bernapas, adanya keterbatasan atau kekurangan oksigen
dikarenakan adanya pus (nanah) ataupun cairan pada alveolus, yang
dapat menyebabkan akumulasi sekret yang dapat berkontribusi untuk
memperburuk gejala serta meningkatkan resistensi pada saluran
pernapasan. Tanda dan gejala yang sangat spesifik dari pneumonia
seperti demam, takipnea, batuk, sesak napas, tarikan dinding dada
ke bawah, serta adanya penurunan saturasi oksigen. (Jelsma &
Morrow, 2011)
Pneumonia merupakan penyebab kematian pada anak dengan
angka kematian 18% secara global dan pada anak-anak dengan usai
1-5 tahun sangat rentang mengalami penyakit ini. (Jelsma & Morrow,
2011)
Penyebab dari pneumonia yaitu, virus, bakteri dan jamur serta
beberapa penelitian menunjukkan bahwa 70% disebabkan oleh
bakteri yaitu Streprococcus pneumonia dan Hemophilus influenza tipe
B. (Padang, 2014)
Klasifikasi pneumonia berdasarkan terjadinya infeksi yaitu
Community acquired pneumonia (CAP) banyak dijumpai pada
masyarakat dengan perekonomian yang kurang atau rendah dan
Hospital acquired pneumonia (HAP) pneumonia ini didapat dari
rumah sakit yang merupakan infeksi nasokomial. Dan jika dillihat dari
derajat yaitu bukan pneumonia, pneumonia dan pneumonia berat
yang bisa dilihat berdasarkan tanda dan gejala klinis. (Andersson-
marforio et al., 2020; Gss et al., 2019; Jelsma & Morrow, 2011)
Pengobatan pneumonia terdiri dari beberapa intervensi seperti,
perlindungan saat usia bayi yaitu diberikan ASI selama 6 bulan
pertama, melakukan vaksinasi untuk pneumonia, serta pengobatan
antibiotik atau simpomatik yang tepat sesuai dengan anjuran dokter.
Dan untuk pengobatan dari pneumonia sendiri dilihat dari tingkat
keparahan penyakit. (Jelsma & Morrow, 2011) Untuk mengetahui
apakah seorang anak menderita pneumonia maka perlu dilakukan
pemeriksaan diagnostik yang paling khas dari penyakit ini yaitu ketika
dilakukan CT toraks didapatkan adanya infiltrat pada bagian paru.
(Chaves et al., 2019)
Fisioterapi dada adalah tindakan mandiri perawat untuk
membersihkan saluran pernapasan dari secret, mencegah akumulasi
sekret yang berlebih, dan mempertahankan ekspansi paru. (Pada et
al., n.d.)
Tujuan utama dari fisioterapi dada pada anak-anak yaitu untuk
membersihkan sekresi trakeobronkial agar mampu menurunkan
resistensi pada saluran pernapasan, meningkatkan pertukaran gas,
dan anak mampu bernapas dengan lebih baik. (Chaves et al., 2019)
Prinisip dari fisioterapi pada anak mirip dengan orang dewasa,
namun tetap ada perubahan struktur dari fungsi pernapasan anak-
anak dan orang dewasa maka perawat perlu memperhatikan teknik
fisioterapi dada apa yang akan diberikan oleh anak-anak. (Chaves et
al., 2019)
Teknik dari fisioterapi dada ada beberapa jenis yaitu postural
drainase, perkusi, vibrasi, batuk efektif serta suction. (Pada et al., n.d.)
untuk fisioterapi ini tidak dapt diberikan secara tunggal tanpa
menggunakan terapi medikamentosa dan sebaliknya terapi
medikamentosa juga tidak dapat diberikan secara tunggal bagi anak-
anak maka dari itu diperlukan kombinasi antara pengobatan
medikamentosa dengan fisioterapi agar mendapatkan hasil
pengobatan yang maksimal dan dapat mengoptimalkan kesehatan
anak. (Jelsma & Morrow, 2011; Morrow, 2015)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas terapi dada pada anak dengan
pneumonia?
C. Batasan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah diatas masalah dalam
penulisan esai ini adalah:
1. Efektivitas terapi dada pada anak dengan pneumonia
D. Metode Pencarian
Dalam penulisan esai ini menggunakan metode tinjauan literatur,
systematic review, original article dan research article yang meliputi
pencarian artikel di databased seperti Pubmed, dan Google Scholar
dengan kata kunci “chest physiotherapy”, “children”, “pneumonia”.
II. Hasil
1. Efektivitas fisioterapi dada pada anak.
Africa, S. (2018). Use of airway clearance therapy in children hospitalised with acute
lower respiratory tract infections in a South African paediatric hospital. 1–8.
Andersson-marforio, S., Josenby, A. L., Hansson, E. E., & Hansen, C. (2020). The
effect of physiotherapy including frequent changes of body position and
stimulation to physical activity for infants hospitalised with acute airway infections
. Study protocol for a randomised controlled trial. 1–10.
Chen, L., Miao, C., Chen, Y., Han, X., Lin, Z., Ye, H., Wang, C., & Zhang, H. (2021).
Age-specific risk factors of severe pneumonia among pediatric patients
hospitalized with community-acquired pneumonia. 1–13.
Fisioterapi, A., & Husada, W. (2018). PENGARUH CHEST THERAPY DAN INFRA
RED PADA BRONCHOPNEUMONIA CHEST THERAPY AND INFRA RED
EFFECT IN BRONCHOPNEUMONIA. 2(1), 9–16.
Gss, C., Ta, S., Pams, N., & Gaf, F. (2019). Chest physiotherapy for pneumonia in
children (Review).
https://doi.org/10.1002/14651858.CD010277.pub3.www.cochranelibrary.com
Jelsma, J., & Morrow, B. M. (2011). Chest physiotherapy in children with acute
bacterial pneumonia. 1–10. https://doi.org/10.4102/sajp.v71i1.256
Kawaguchi, A., Bernier, G., Lacroix, J., Salti, S. El, Cheng, M. P., Lee, T. C., Khwaja,
K., & Jouvet, P. (2020). Comparison of two methods to clear the airways of
critically ill children and adults with COVID-19 infection : a structured sum- mary
of a study protocol for a pilot ran- domized controlled trial. 20–21.
Lukrafka, J. L., Fuchs, S. C., Fischer, G. B., Flores, J. A., Fachel, J. M., & Castro-
Rodriguez, J. A. (2012). Chest physiotherapy in paediatric patients hospitalised
with community-acquired pneumonia: A randomised clinical trial. Archives of
Disease in Childhood, 97(11), 967–971. https://doi.org/10.1136/archdischild-
2012-302279
Morrow, B. M., & Health, C. (2019). Airway clearance therapy in acute paediatric
respiratory illness : A state-of-the-art review. 1–12.
Pada, T., Ppok, P., Rumah, D. I., & Paru, S. (n.d.). Active Cycle Of Breathing
Technique (ACBT). 1–16.
Padang, M. D. (2014). Hubungan Status Gizi dengan Derajat Pneumonia pada Balita.
5(1), 250–255.