Website: ejurnal.itspku.ac.id PENERAPAN FISIOTERAPI DADA TERHADAP KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN BRONKITIS USIA PRA SEKOLAH
Jurnal Publikasi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir
Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh:
HIDAYAH WIDIAS NINGRUM
2016.011898
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019 PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019; Website: ejurnal.itspku.ac.id PENERAPAN FISIOTERAPI DADA TERHADAP KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN BRONKITIS USIA PRA SEKOLAH
1 Mahasiwa DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta 2 Dosen DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta 3 Dosen DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta JL.Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 02 RW 32, Kadipiro, Surakarta Email: hidayahwidias13@gmail.com
Kata Kunci Abstrak
Bersihan Jalan Latar Belakang: Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran Nafas, pernafasan yang menyerang bronkus. Anak yang mengalami gangguan saluran Fisioterapi pernafasan sering terjadi peningkatan produksi dahak yang berlebih pada Dada, Bronkitis, paru-parunya dahak yang mengental dan menumpuk sehingga sulit untuk dikeluarkan, maka dari itu untuk membantu mempercepat penyembuhan dibantu dengan tindakan fisioterapi dada. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menyusun resume asuhan keperawatan dan mengidentifikasi manfaat fisioterapi dada untuk meningkatkan efektifitas bersihan jalan nafas pada asuhan keperawatan anak dengan bronkitis. Metode Penelitian: Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan case study research (studi kasus). Subjek yang digunakan dalam penelitian yaitu 2 anak laki-laki yang berumur 3 tahun dan 5 tahun yang mengalami Bronkitis. Penelitian ini dilakukan di bangsal Dadap Serep RSUD Pandan Arang Boyolali. Instrumen penelitian dalam penelitian ini meliputi Nursing kit, alat tulis, format pengkajian asuhan keperawatan anak, SOP fisioterapi dada, lembar observasi pasien, dan alat untuk fisioterapi dada. Hasil: Setelah dilakukan tindakan fisioterapi dada sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari bersihan jalan nafas pada kedua pasien efektif dengan kriteria hasil frekuensi pernafasan dalam batas normal, irama pernafasan dalam batas normal, mampu mengeluarkan sputum, tidak ada suara nafas tambahan, batuk berkurang. Kesimpulan: Fisioterapi dada efektif bermanfaat meningkatkan bersihan jalan nafas pada asuhan keperawatan anak dengan kasus bronkitis.
IMPLEMENTATION OF CHEST PHYSIOTHERAPY OF CLEAN ROAD CLEAN
EFFECTIVENESS IN BRONCITISM PATIENTS PRE SCHOOL AGE
Key Words: Abstract
Breathing, Background: Bronchitis is an infectious disease of the respiratory tract that Chest attacks the bronchi. Children who experience respiratory tract disorders often Physiotherapy, occur an increase in the production of excessive phlegm in the lungs of phlegm Bronchitis, which thickens and accumulates so that it is difficult to remove, therefore to help speed healing assisted by chest physiotherapy. Objective: This study aims to develop nursing care resumes and identify the benefits of chest physiotherapy to improve airway cleaning effectiveness in nursing care of children with bronchitis. Research Method: The type of research method used is descriptive research method with a case study research approach (case study). The subjects used in the study were 2 boys aged 3 years and 5 years who had bronchitis. This research was conducted in the ward Dadap Serep Pandan Arang Hospital Boyolali. The research instruments in this study PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019; Website: ejurnal.itspku.ac.id included Nursing kits, stationery, child nursing care assessment formats, chest physiotherapy SOPs, patient observation sheets, and tools for chest physiotherapy. Results: After performing chest physiotherapy twice a day for 3 days of airway clearance in both patients effectively with the criteria for respiratory frequency within normal limits, respiratory rhythm within normal limits, being able to remove sputum, no additional breath sounds, coughing decreased. Conclusion: Effective chest physiotherapy is useful to improve airway clearance in child nursing care with cases of bronchitis.
1. PENDAHULUAN balita, gejala infeksi pernafasan bawah
Masalah kesehatan anak yaitu salah biasanya lebih parah dibandingkan dengan satu masalah utama dalam bidang kesehatan penyakit pernafasan atas dan dapat yang saat ini terjadi di negara Indonesia. mencakup gejala gangguan respiratori yaitu Derajat kesehatan anak mencerminkan batuk, disertai produksi secret berlebih, derajat kesehatan bangsa, sebab anak sesak nafas, retraksi dada, dan lain-lain sebagai generasi penerus bangsa, memiliki (Maidartati, 2014). kemampuan yang dapat dikembangkan Bronkitis merupakan penyakit dalam meneruskan pembangunan bangsa. infeksi pada saluran pernapasan yang Berdasarkan alasan tersebut maka masalah menyerang bronkus. Penyakit ini banyak kesehatan anak diprioritaskan dalam menyerang anak-anak yang lingkungannya perencanaan atau penataan pembangunan banyak polutan, misalnya orang tua yang bangsa. Masalah kesehatan pada anak yang merokok di rumah, asap kendaraan terutama yaitu pada sistem pernafasan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat (Hidayat, 2009). masak yang menggunakan bahan bakar Penyakit pada sistem pernafasan kayu. Di Indonesia masih banyak keluarga menjadi salah satu penyebab dari kematian yang setiap hari menghirup polutan ini, dan suatu penyakit terbanyak yang diderita kondisi ini menyebabkan angka kejadian oleh anak-anak di negara berkembang. penyakit bronkhitis sangat tinggi (Marni, Angka kematian anak di provinsi Jawa 2014). Di Indonesia yang terinfeksi Tengah berdasarkan hasil survei demografi bronkitis sekitar 1.6 juta orang (WHO, kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 2013). adalah 11,85 kematian per 1000 kelahiran Anak yang mengalami gangguan hidup angka tersebut menunjukkan saluran pernafasan sering terjadi peningkatan, dibandingkan pada tahun 2011 peningkatan produksi lendir yang yaitu 11,50 kematian per 1000 kelahiran berlebihan pada paru-parunya, lendir atau hidup (Kemenkes RI, 2012). dahak sering menumpuk dan menjadi kental Pada kebanyakan kasus gangguan sehingga sulit untuk dikeluarkan, pernafasan yang terjadi pada anak bersifat terganggunya transportasi pengeluaran ringan akan tetapi sepertiga kasus dahak ini dapat menyebabkan penderita mengharuskan anak mendapatkan semakin kesulitan untuk mengeluarkan penanganan khusus. Akibatnya anak lebih dahaknya. Kemampuan anak untuk memungkinkan untuk memerlukan mengeluarkan sputum dipengaruhi kunjungan ke penyediaan layanan beberapa faktor diantaranya usia. Anak- kesehatan seperti pada penyakit asma, anak pada umumya belum bisa bronkitis, tuberkulosis, dan pneumonia. mengeluarkan dahak atau sputum dengan Penyakit-penyakit saluran pernafasan pada sendiri oleh sebab itu untuk mempermudah anak-anak dapat memberi kecacatan sampai hal tersebut dan mempercepat dewasa, dimana ditemukan adanya penyembuhan dapat dibantu dengan terapi hubungan dengan terjadinya Chronic farmakologi dan non-farmakologi (Putri, Obstructive Pulmonary Disease. Pada 2016). PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019; Website: ejurnal.itspku.ac.id Obat farmakologi memiliki dengan judul “Penerapan Fisioterapi Dada kelebihan lebih cepat untuk proses Terhadap Ketidakefektifan Bersihan Jalan penyembuhan, namun obat farmakologi Nafas Pada Pasien Bronkitis Usia Pra belum tentu aman karena memiliki efek Sekolah” karena penerapan fisioterapi dada samping. Terapi non-farmakologi seperti merupakan salah satu tindakan intervensi fisioterapi dada dapat digunakan untuk keperawatan yang efektif dibandingkan penanganan pada penyakit paru obstruktif dengan terapi farmakologis yang memiliki menahun yang meliputi bronkitis, asma, efek samping lebih besar terhadap respon. efisema (Putri dan Soemarno, 2013). Fisioterapi dada adalah suatu cara 2. METODE PENELITIAN terapi yang sangat berguna bagi Jenis metode penelitian yang penderitapenyakit respirasi baik respirasi digunakan adalah metode penelitian akut maupun kronis. Adapun teknik deskriptif dengan pendekatan case study fisioterapi yang digunakan berupa postural research (studi kasus). Subjek yang drainage, perkusi dan vibrasi. Fisioterapi digunakan dalam penelitian yaitu 2 anak dada ini sangat efektif dalam upaya laki-laki yang berumur 3 tahun dan 5 tahun mengeluarkan sekret dan memperbaiki yang mengalami Bronkitis. Penelitian ini ventilasi pada pasien dengan fungsi paru dilakukan di bangsal Dadap Serep RSUD yang terganggu. Maka tujuan fisioterapi Pandan Arang Boyolali. Instrumen pada penyakit paru adalah untuk penelitian dalam penelitian ini meliputi memelihara dan mengembalikan fungsi Nursing kit, alat tulis, format pengkajian pernapasan dan membantu mengeluarkan asuhan keperawatan anak, SOP fisioterapi sekret dari bronkus untuk mencegah dada, lembar observasi pasien, dan alat penumpukan sekret dalam bronkus, untuk fisioterapi dada. memperbaiki pergerakan dan aliran sekret sehingga dapat memperlancar jalan napas 3. HASIL DAN PEMBAHASAN (Ariasti dkk, 2014). A. Hasil Hasil dari jurnal penelitian yang Resume asuhan keperawatan anak berjudul “Pengaruh Fisioterapi Dada pada kasus penerapan fisioterapi dada untuk Terhadap Pengeluaran Sputum Pada Anak meningkatkan keefektifan bersihan jalan Dengan Penyakit Gangguan Pernafasan Di nafas pada An. F dan An. W di bangsal Poli Anak RSUD Kota Depok” terdapat Dadap Serep RSUD Pandan Arang sempel penelitan sebanyak 11 anak yang Boyolali. Resume asuhan keperawatan ini diteliti, anak yang mengeluarkan sputum meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa sebelum fisioterapi dada sebanyak 8 orang keperawatan, intervensi, implementasi dan dan setelah dilakukan fisioterapi dada evaluasi. Asuhan keperawatan anak pada pengeluaran sputum terjadi pada 11 anak. pasien 1 dilakukan pada tanggal 10 – 12 Jadi dari hasil tersebut disimpulkan bahwa februari 2019 serta asuhan keperawatan tindakan fisioterapi dada sangat efektif anak pada pasien 2 dilakukan pada tanggal dalam pengeluaran sputum (Aryayuni dan 15 – 17 Februari 2019. Siregar, 2015). Pengkajian pada pasien 1 dilakukan Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 10 Februari 2019 sekitar pukul dari Rekam Medik RSUD Pandan Arang 13.00 WIB diperoleh data identitas pasien Boyolali pada tahun 2017 ditemukan 1 dengan nama An. F, umur 3 tahun, agama jumlah kasus bronkitis sebanyak 220 islam, jenis kelamin laki-laki, alamat kasus. Sedangkan jumlah kasus bronkitis Boyolali. An. F masuk RS pada hari yang terjadi pada tahun 2018 sampai bulan Minggu tanggal 10 Februari 2019 pukul januari 2019 sebanyak 180 kasus. Di RSUD 06.30 WIB dengan keluhan utama pada An. Pandan Arang Boyolali mencatat kejadian F adalah batuk, kesulitan mengeluarkan bronkitis hingga saat ini terus bertambah di dahak serta demam selama 3 hari tidak bangsal anak yakni di bangsal Dadap Serep. kunjung sembuh dan keluarga langsung Berdasarkan uraian diatas penulis membawa ke RSUD Pandan Arang untuk tertarik untuk mengambil studi kasus PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019; Website: ejurnal.itspku.ac.id mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. pasien semi fowler untuk memaksimalkan Hasil pemeriksaan fisik meliputi: Suhu: ventilasi, (3) Lakukan fisioterapi dada, (4) 37,60C, RR: 40 x/menit, Nadi: 122 x/menit, Ajarkan klien untuk batuk dan memotivsi SpO2: 98%, keadaan umum lemas. Hasil untuk membuang sputum (sekret), (5) pemeriksaan fisik paru-paru: bentuk dada Ajarkan pasien bagaimana menggunakan simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri inhaler yang sesuai, (6) Berikan obat tekan, pengembangan dada antara kanan bronkodilator bila perlu, (7) Monitor status dan kiri sama, perkusi sonor, terdapat suara pernafasan dan oksigenasi, (8) Gunakan nafas ronkhi, letak sekret dibagian lobus teknik yang menyenangkan untuk paru sebelah kiri. Hasil data penunjang: memotivasi bernafas dalam pada anak- Leokosit 183400/ul, Hb 10,6g/dl. anak. Pengkajian pada pasien 2 pada Implementasi keperawatan yang tanggal 15 Februari 2019 sekitar pukul telah dilakukan pada An. F pada tanggal 10 09.00 WIB didapatkan biodata pasien 2 Februari 2019 dimulai sekitar pukul 13.00 dengan nama An. W, umur 5 tahun, agama WIB sampai selesai dan pada An. W 15 islam, jenis kelamin laki-laki, alamat candi Februari 2019 dimulai sekitar pukul 09.00 rejo. An. W masuk RS pada hari Kamis WIB sampai selesai. Implementasi tanggal 14 Februari 2019 pukul 21.00 WIB keperawatan pada hari pertama dan kedua dengan keluhan utama pada An. W meliputi yaitu melakukan pengkajian dan melakukan batuk sulit mengeluarkan dahaknya, sedikit pemeriksaan tanda-tanda vital, memonitor sesak nafas selama 4 hari yang lalu tidak status pernafasan, menjelaskan maksud dan kunjung sembuh disertai demam dengan tujuan prosedur tentang pemberian hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang fisioterapi dada, memberikan posisi meliputi: suhu: 37oC, RR: 38 x/menit, nadi: nyaman, melakukan fisioterapi dada 2 kali 112 x/menit, SpO2: 96%, keadaan umum dalam sehari, menganjurkan orang tua lemas, dan hasil pemeriksaan fisik paru- untuk rajin meminumkan air putih hangat. paru: bentuk dada simetris, tidak ada luka, Hasil evaluasi yang dilakukan pada tidak ada nyeri tekan, pengembangan dada hari ke tiga pada An. F pada tanggal 12 sama, perkusi sonor, terdengar suara ronkhi, Februari 2019 didapatkan hasil batuk sudah letak sekret dibagian lobus paru sebelah berkurang, dahak sedikit keluar, tetapi kiri. Hasil data penunjang: Leukosit masih terdapat suara nafas ronki, hasil 168000/ul, Hb 10,7g/dl. pemeriksaan tanda-tanda vital: nadi: 118 Berdasarkan data yang didapatkan x/menit, suhu: 36oC, RR: 28 x/menit, SpO2: pada An. F dan An. W didapatkan diagnosa 98%. Hasil pemeriksaan fisik paru-paru: keperawatan yang muncul dari kedua bentuk dada simetris, tidak ada luka, tidak pasien berdasarkan hasil pemeriksaan dan ada nyeri tekan, pengembangan dada sama, pengkajian yaitu ketidakefektifan bersihan perkusi sonor, terdengar suara ronkhi masih jalan nafas berhubungan dengan obstruksi ada, letak sekret dibagian lobus paru jalan nafas (mukus berlebih). Tujuan dan sebelah kiri. Analisa: masalah kriteria hasil (NOC): setelah dilakukan ketidakefektifan bersihan jalan nafas tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan teratasi sebagian. Planing: intervensi kepatenan jalan nafas pada klien efektif dipertahankan dengan memberikan minum dengan kriteria hasil; frekuensi pernafasan air putih hangat, menghabiskan obat oral dalam batas normal (20-30 x/menit), irama yang diberi dokter, fisioterapi dada jika pernafasan dalam batas normal, mampu sputum masih ada, terapi nebulizer jika mengeluarkan sputum, tidak ada suara nafas diperlukan. Hasil evaluasi An. W pada tambahan, batuk berkurang. Intervensi yang tanggal 17 Februari 2019 didapatkan hasil dapat dilakukan pada masalah keperawatan batuk berkurang, tidak sesak nafas lagi, ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu lebih lega dari sebelumnya, hasil dengan manajemen jalan nafas yang pemeriksaan tanda-tanda vital: suhu: 36oC, meliputi (1) Auskultasi suara nafas, catat nadi: 110 x/menit, RR: 26 x/menit, SpO2: area yang ventilasinya menurun atau tidak 96%. hasil pemeriksaan fisik paru-paru: adanya suara nafas tambahan, (2) Posisi bentuk dada simetris, tidak ada luka, tidak PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019; Website: ejurnal.itspku.ac.id ada nyeri tekan, pengembangan dada sama, berhubungan dengan obstruksi jalan nafas perkusi sonor, suara nafas vesikuler. (mukus berlebih). Ketidakefektifan bersihan Analisa: masalah ketidakefektifan bersihan jalaan nafas merupakan ketidakmampuan jalan nafas sudah teratasi. Planing: membersihkan sekresi atau obstruksi dari Intervensi dipertahankan dengan saluran nafas untuk mempertahankan menghabiskan obat oral yang diberi dokter, bersihan jalan nafas menurut Herdman dan pemberian fisioterapi dada jika tidak Kamitsuru (2015). Berdasarkan diagnosa di mampu mengeluarkan sekret dan rajin atas dalam menangani permasalahan meminum air putih hangat. tersebut dengan melakukan fisioterapi dada. B. Pembahasan Fisioterapi dada merupakan cara tindakan Bronkitis adalah suatu peradangan non farmakologi yang berguna bagi pada bronkus (saluran udara ke paru-paru) penderita penyakit akut maupun kronis yang disebabkan oleh virus dan bakteri. yang menggunakan teknik postural Tanda gejala bronkitis meliputi batuk drainase, perkusi dan vibrasi yang sangat berdahak, sesak nafas, flu, demam dan efektif dalam upaya mengeluarkan sekret terdapat suara nafas tambahan (ronkhi) dan memperbaiki ventilasi pada pasien (Suryo, 2010). dengan fungsi paru yang terganggu. Tujuan Hasil pengkajian yang didapatkan fisioterapi dada yaitu memelihara, dari An. F dan An. W dengan diagnosa mengembalikan fungsi pernafasan dan medis bronkitis dengan keluhan batuk membantu mengeluarkan sekret dari berdahak, sulit mengeluarkan dahaknya, bronkus untuk mencegah penumpukan sesak nafas, demam, dan terdapat suara sekret dalam bronkus, dan memperbaiki nafas tambahan berupa ronkhi. Serangan pergerakan dan aliran sekret sehingga bronkitis disebabkan karena tubuh terpapar dapat memperlancar jalan nafas menurut agen infeksi maupun non infeksi (terutama Ariasti dkk (2014). rokok), iritan (zat yang menyebabkan Menurut Rosyidin (2013) iritasi) akan menyebabkan timbulnya fisioterapi dada meliputi beberapa respon inflamasi yang menyebabkan fase rangkaian yaitu dengan postural drainase dilatasi, kongesti, edema mukosa, dan (membaringkan klien dalam posisi yang bronkospasme. Tidak seperti efisema, sesuai dengan segmen paru yang tersumbat) bronkitis lebih mempengaruhi jalan nafas bertujuan untuk membantu mengalirkan kecil dan besar dibandingkan alveoli. pengeluaran sekresi dengan cara Dalam keadaan bronkitis aliran udara masih memposisikan klien berlawanan dengan memungkinkan tidak mengalami hambatan. letak segmen paru yang ada sumbatannya Pada keadaan normal, paru-paru memiliki selama 5 menit, perkusi dada (tepukan atau kemampuan yang disebut mucocilliary energi mekanik pada dada yang diteruskan defence yaitu sistem penjagaan paru-paru pada saluran nafas paru) bertujuan untuk yang dilakukan oleh mukus dan siliari. Pada melepaskan atau melonggarkan sekret yang pasien dengan bronkitis sistem ini tertahan dengan cara menghimpitkan 3 jari mengalami kerusakan sehingga lebih kemudian ditepukkan ke segmen paru yang mudah terinfeksi. Ketika timbul infeksi, tersumbat dengan melakukan fleksi dan kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan ekstensi pergelangan tangan secara hiperplasia (ukuran membesar dan jumlah bergantian dengan cepat selama 2 menit, bertambah) sehingga mukus akan vibrasi (melakukan kompresi dada meningkat. Infeksi juga menyebabkan menggetarkan sekret ke jalan nafas) dinding bronkial meradang, menebal dan dilakukan bersamaan dengan batuk efektif mengeluarkan mukus kental. Mukus yang bertujuan untuk mendorong agar sekret kental dan pembesaran mukus akan mudah keluar dengan cara mengobstruksi jalan nafas terutama selama menginstruksikan klien untuk bernafas ekspirasi (Utama, 2018). dalam dengan lambat melalui hidung dan Berdasarkan tanda dan gejala menghembuskan melalui mulut dengan tersebut muncul diagnosa keperawatan bibir membentuk huruf ‘o’ kemudian di yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas getarkan dengan cepat (getaran tersebut PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019; Website: ejurnal.itspku.ac.id dapat membantu paru-paru melepaskan Hasil penelitian fisioterapi dada ini mukus hal ini dilakukan selama 5 kali didukung penelitian yang telah dilakukan berakhir dengan batuk efektif dengan cara oleh Ariasti (2014) yang berjudul melakukan nafas dalam sebanyak 3 kali “Pengaruh Pemberian Fisioterapi Dada kemudian menahan nafas 3 hitungan Terhadap Kebersihan Jalan Nafas Pada kemudian dibatukkan (Fitria dkk, 2017). Pasien ISPA Di Desa Pucung Eromoko Implementasi utama yang telah Wonogiri” yang menunjukkan 26 dilakukan untuk masalah ketidakefektifan responden yang sebelumnya dilakukan bersihan jalan nafas pada An. F dan An. W fisioterapi dada sebanyak 3 (11,53%) yaitu dengan fisioterapi dada sebanyak 2 menunjukkan kebersihan jalan nafas bersih kali dalam sehari saat pagi hari dan sore dan sebanyak 23 (88,47%) menunjukkan hari. Dari implementasi pada An.F dan An. kebersihan jalan nafas tidak bersih W tersebut diperoleh data dari lembar kemudian dilakukan fisioterapi dada dan observasi klien terdapat perbedaan antara sesudah dilakukan fisioterapi dada, sebelum dan setelah dilakukan fisioterapi responden untuk katagori kebersihan jalan dada, diantaranya ketika di hari ke-3 pada nafas bersih sebanyak 18 (69,23%), An. F sesak nafas berkurang, RR: 28 sedangkan untuk katagori kebersihan jalan x/menit, batuk berkurang, bisa nafas tidak bersih berjumlah 8 (30,70%) mengeluarkan dahak dan masih terdapat dari hasil tersebut disimpulkan bahwa suara nafas tambahan yaitu ronki hal ini fisioterapi dada sangat berpengaruh disebabkan karena An. F saat dilakukan terhadap kebersihan jalan nafas pada fisioterapi dada pada saat postural drainase pasien ISPA di Desa Pucung Eromoko tidak maksimal An. F bergerak sangat aktif Wonigiri. Serta hasil penelitian Eva jadi saat mempertahankan posisi postural Fitriananda (2017), juga menyimpulkan drainase An. F hanya bisa melakukannya bahwa Chest phisiotherapy (fisioterapi kurang dari 5 menit. Postural drainase yaitu dada) yang merupakan terapi kombinasi salah satu dari serangkaian cara fisioterapi yang digunakan untuk memobilisasi sekresi dada yang sangat penting yang berguna yang meliputi serangkaian teknik postural untuk mengalirkan pengeluaran sekret. drainase, perkusi, dan vibrasi yaang Sedangkan, pada klien An. W suara nafas bertujuan membersihkan jalan nafas dari tambahan tidak ada, RR: 26 x/menit, sesak mukus untuk melancarkan jalan nafas nafas tidak ada, batuk berkurang, dan dapat sehingga dapat mengurangi gejala bronkitis mengeluarkan dahak. salah satunya adalah batuk berdahak. Berdasarkan tindakan fisioterapi C. Keterbatasan Studi Kasus dada yang telah dilakukan untuk Ada satu keterbatasan yang dialami meningkatkan bersihan jalan nafas pada An. oleh penulis dalam melakukan penelitian F dengan hasil frekuensi pernafasan (RR: studi kasus yaitu pada klien An. F, anak 28 x/menit), irama pernafasan (reguler), tersebut tidak bisa mempertahankan posisi mampu mengeluarkan sputum, batuk postural drainase selama 5 menit sehingga berkurang, dan masih terdapat suara nafas dalam melakukan tindakan fisioterapi dada tambahan yaitu ronki sehingga masalah kurang maksimal dan sehingga didapatkan ketidakefektifan bersihan jalan nafas hasil kurang optimal. teratasi sebagian. Sedangkan pada An. W didapatkan hasil frekuensi pernafasan (RR: 4. SIMPULAN 26 x/menit), irama pernafasan (reguler), Simpulan mampu mengeluarkan sputum, tidak ada Setelah mengidentifikasi manfaat suara nafas (vesikuler), batuk jarang, tentang fisioterapi dada sebagai upaya sehingga masalah ketidakefektifan bersihan untuk meningkatkan efektifitas bersihan jalan nafas sudah teratasi. Kemudian klien jalan nafas pada asuhan keperawatan anak dianjurkan untuk membatasi aktivitas dengan kasus bronkitis, maka penulis dapat supaya tidak terlalu kelelahan dan sering menyimpulkan beberapa hal diantaranya: meminum air putih hangat agar dahak tetap encer sehingga mudah keluar. PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019; Website: ejurnal.itspku.ac.id 1. Asuhan keperawatan anak dengan kasus studi kasus tentang pelaksanaan tindakan bronkitis dilakukan pada tanggal 10-12 fisioterapi dada supaya lebih konsisten Februari 2019 pada An. F dan tanggal 15- dalam melakukan fisioterapi dada agar 17 Februari 2019 pada An. W dengan hasil mendapatkan hasil yang optimal. pengkajian didapatkan klien mengeluh batuk, kesulitan mengeluarkan dahak, 5. REFERENSI demam, dan sesak nafas. Analisa dari Ariasti, D. Aminingsih, S. Endrawati. 2014. pengkajian ditegakkan diagnosa Pengaruh Pemberian Fisioterapi keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan Dada Terhadap Pasien ISPA Di nafas berhubungan dengan obstruksi jalan Desa Pucung Eromoko Wonogiri. nafas (mukus berlebih). Intervensi Jurnal Keperawatan vol.2 No.2. keperawatan utama yaitu melakukan Surakarta: Akper Panti Kosala. fisioterapi dada selama 2 kali sehari selama kurang lebih 10 menit dengan tujuan setelah Aryayuni, C & Siregar, T. 2015. Pengaruh dilakukan tindakan keperawatan selama Fisioterapi Dada Terhadap 3x24 jam kepatenan jalan nafas pasien Pengeluaran Sputum Pada Anak efektif. Hasil evaluasi dari kedua klien Dengan Penyakit Gangguan setelah dilakukan tindakan keperawatan Pernafasan Di Poli Anak RSUD dengan fisioterapi dada selama 3 hari Kota Depok. Jurnal Keperawatan berturut-turut menunjukkan bahwa Widya Gantari Vol.2 No.2. Jakarta: frekuensi pernafasan menjadi normal, irama S1 Keperawatan Fakultas Ilmu pernafasan menjadi teratur, mampu Kesehatan Universitas mengeluarkan sekret, dan tidak ada suara Pembangunan Nasional. nafas tambahan. Fitria, N, C. Sarifah, S. Wardani, K, I. 2.Fisioterapi dada memberikan manfaat 2017. Buku Keterampilan pada An. F dan An. W dalam meningkatkan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) efektifitas bersihan jalan nafas yang Skill Lab II. Jasmine: Sukoharjo. meliputi frekuensi pernafasan pasien dalam batas normal, irama pernafasan pasien Fitriananda, Eva. 2017. Pengaruh Chest dalam batas normal, pasien mampu Phisiotherapy Terhadap Penurunan mengeluarkan sputum, tidak ada suara nafas Frekuensi Batuk Pada Balita tambahan, batuk berkurang. Dengan Bronkitis Akut Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Saran Surakarta.Volume 07 No. 3. 1. Bagi klien dan keluarga hasil penelitian Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan menunjukkan bahwa penelitian ini Universitas Muhammadiyah memberikan hasil sehingga diharapkan Surakarta. klien dan keluarga klien dapat memanfaatkan terapi ini sebagai tindakan Herdman & Kamitsuru. 2015. NANDA non farmakologi dari pemberian obat bagi International Nursing Diagnosis anak yang mengalami ketidakefektifan Keperawatan: Definisi dan bersihan jalan nafas salah satunya bronkitis Klasifikasi 2015-2017, Edisi 10. sehingga mempercepat proses Alih Bahasa BudiAnna Keliat. penyembuhan. Jakarta: EGC. 2. Bagi keperawatan hendaknya dapat merekomendasikan terapi ini sebagai Hidayat, A, A. Musrifatul, U. 2014. penunjang pengobatan secara medis Pengantar Kebutuhan Dasar sehingga dapat membancu mempercepat Manusia Buku 2, Edisi 2. Salemba membersihkan jalan nafas terhadap Medika: Jakarta. ketidakefektifan bersihan jalan nafas salah satunya penyakit bronkitis. Kemenkes RI. 2012. Riset Kesehatan Dasar 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Survei Demografi Kesehatan 2012. peneliti dapat mengatasi keterbatasan pada PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019; Website: ejurnal.itspku.ac.id Jakarta. Diakses 28 September 2018. Rosyidin, Kholid. 2013. Prosedur Praktik http//pppl.depkes.go.id/SURVEI%2 Keperawatan Jilid 1. CV. Trans Info 0Kesehatan.pdf. Media: Jakarta.
Maidartati. 2014. Pengaruh Fisioterapi Suryo, J. 2010. HERBAL Penyembuhan
Dada Terhadap Bersihan Jalan Nafas Gangguan Sistem Pernapasan. Pada Anak Usia 1-5 Tahun Yang Bentang Pustaka: Yogyakarta. Mengalami Gangguan Bersihan Jalan Nafas Di Pukesmas Moch. Ramdhan Utama, A,Y, Saktya. 2018. Buku Ajar Bandung. Jurnal ilmu keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi. vol.11 No. 1. Bandung: Fakultas Budi Utama: Yogyakarta. Keperawatan Universitas BSI. World Health Organization. 2013. Putri, AP. 2016. Jurnal Keperawatan Vol.2 Pencegahan dan Pengendalian No.1 2016. Pengaruh Chest Therapy Infeksi Sluran Pernapasan Akut Yang Terhadap Penurunan Respiratory Cenderung Menjadi Epidemi Dan Rate Pada Balita Dengan Bronkitis Pndemi Di Fasilitas Pelayanan Di Rs Trihars Surakarta. Diakses Kesehatan. Diakses pada tanggal 23 pada tanggal 02 januari 2019. September 2018. https://www.k4health.org/sites/defaul Putri, H dan Soemarno, S. Jurnal d/fils/laporanNasional%20Riskesdas Fisioterapi vol.13 No.2. Perbedaan %202013.pdf. Postural Drainage dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nebulizer Wulandari, D dan Erawati, M. 2016. Buku Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk Ajar Keperawatan Anak. Pustaka Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3- Pelajar: Jakarta 5 Tahun. Diakses pada tanggal 29 September 2018.