Anda di halaman 1dari 9

PROFESI (Profesional Islam)

Media Publikasi Penelitian; 2019;


Website: ejurnal.itspku.ac.id
PENERAPAN FISIOTERAPI DADA TERHADAP
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN
NAFAS PADA PASIEN BRONKITIS
USIA PRA SEKOLAH

Jurnal Publikasi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir


Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:

HIDAYAH WIDIAS NINGRUM


2016.011898

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN


PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2019;
Website: ejurnal.itspku.ac.id
PENERAPAN FISIOTERAPI DADA TERHADAP KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN BRONKITIS
USIA PRA SEKOLAH

Hidayah Widias Ningrum1, Yuli Widyastuti2, Anik Enikmawati3


1
Mahasiwa DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta
2
Dosen DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta
3
Dosen DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta
JL.Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 02 RW 32, Kadipiro, Surakarta
Email: hidayahwidias13@gmail.com

Kata Kunci Abstrak


Bersihan Jalan Latar Belakang: Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran
Nafas, pernafasan yang menyerang bronkus. Anak yang mengalami gangguan saluran
Fisioterapi pernafasan sering terjadi peningkatan produksi dahak yang berlebih pada
Dada, Bronkitis, paru-parunya dahak yang mengental dan menumpuk sehingga sulit untuk
dikeluarkan, maka dari itu untuk membantu mempercepat penyembuhan
dibantu dengan tindakan fisioterapi dada. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk menyusun resume asuhan keperawatan dan mengidentifikasi manfaat
fisioterapi dada untuk meningkatkan efektifitas bersihan jalan nafas pada
asuhan keperawatan anak dengan bronkitis. Metode Penelitian: Jenis metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan case study research (studi kasus). Subjek yang digunakan dalam
penelitian yaitu 2 anak laki-laki yang berumur 3 tahun dan 5 tahun yang
mengalami Bronkitis. Penelitian ini dilakukan di bangsal Dadap Serep RSUD
Pandan Arang Boyolali. Instrumen penelitian dalam penelitian ini meliputi
Nursing kit, alat tulis, format pengkajian asuhan keperawatan anak, SOP
fisioterapi dada, lembar observasi pasien, dan alat untuk fisioterapi dada.
Hasil: Setelah dilakukan tindakan fisioterapi dada sebanyak 2 kali sehari
selama 3 hari bersihan jalan nafas pada kedua pasien efektif dengan kriteria
hasil frekuensi pernafasan dalam batas normal, irama pernafasan dalam batas
normal, mampu mengeluarkan sputum, tidak ada suara nafas tambahan, batuk
berkurang. Kesimpulan: Fisioterapi dada efektif bermanfaat meningkatkan
bersihan jalan nafas pada asuhan keperawatan anak dengan kasus bronkitis.

IMPLEMENTATION OF CHEST PHYSIOTHERAPY OF CLEAN ROAD CLEAN


EFFECTIVENESS IN BRONCITISM PATIENTS
PRE SCHOOL AGE

Key Words: Abstract


Breathing, Background: Bronchitis is an infectious disease of the respiratory tract that
Chest attacks the bronchi. Children who experience respiratory tract disorders often
Physiotherapy, occur an increase in the production of excessive phlegm in the lungs of phlegm
Bronchitis, which thickens and accumulates so that it is difficult to remove, therefore to
help speed healing assisted by chest physiotherapy. Objective: This study aims
to develop nursing care resumes and identify the benefits of chest
physiotherapy to improve airway cleaning effectiveness in nursing care of
children with bronchitis. Research Method: The type of research method used
is descriptive research method with a case study research approach (case
study). The subjects used in the study were 2 boys aged 3 years and 5 years
who had bronchitis. This research was conducted in the ward Dadap Serep
Pandan Arang Hospital Boyolali. The research instruments in this study
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2019;
Website: ejurnal.itspku.ac.id
included Nursing kits, stationery, child nursing care assessment formats, chest
physiotherapy SOPs, patient observation sheets, and tools for chest
physiotherapy. Results: After performing chest physiotherapy twice a day for 3
days of airway clearance in both patients effectively with the criteria for
respiratory frequency within normal limits, respiratory rhythm within normal
limits, being able to remove sputum, no additional breath sounds, coughing
decreased. Conclusion: Effective chest physiotherapy is useful to improve
airway clearance in child nursing care with cases of bronchitis.

1. PENDAHULUAN balita, gejala infeksi pernafasan bawah


Masalah kesehatan anak yaitu salah biasanya lebih parah dibandingkan dengan
satu masalah utama dalam bidang kesehatan penyakit pernafasan atas dan dapat
yang saat ini terjadi di negara Indonesia. mencakup gejala gangguan respiratori yaitu
Derajat kesehatan anak mencerminkan batuk, disertai produksi secret berlebih,
derajat kesehatan bangsa, sebab anak sesak nafas, retraksi dada, dan lain-lain
sebagai generasi penerus bangsa, memiliki (Maidartati, 2014).
kemampuan yang dapat dikembangkan Bronkitis merupakan penyakit
dalam meneruskan pembangunan bangsa. infeksi pada saluran pernapasan yang
Berdasarkan alasan tersebut maka masalah menyerang bronkus. Penyakit ini banyak
kesehatan anak diprioritaskan dalam menyerang anak-anak yang lingkungannya
perencanaan atau penataan pembangunan banyak polutan, misalnya orang tua yang
bangsa. Masalah kesehatan pada anak yang merokok di rumah, asap kendaraan
terutama yaitu pada sistem pernafasan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat
(Hidayat, 2009). masak yang menggunakan bahan bakar
Penyakit pada sistem pernafasan kayu. Di Indonesia masih banyak keluarga
menjadi salah satu penyebab dari kematian yang setiap hari menghirup polutan ini,
dan suatu penyakit terbanyak yang diderita kondisi ini menyebabkan angka kejadian
oleh anak-anak di negara berkembang. penyakit bronkhitis sangat tinggi (Marni,
Angka kematian anak di provinsi Jawa 2014). Di Indonesia yang terinfeksi
Tengah berdasarkan hasil survei demografi bronkitis sekitar 1.6 juta orang (WHO,
kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 2013).
adalah 11,85 kematian per 1000 kelahiran Anak yang mengalami gangguan
hidup angka tersebut menunjukkan saluran pernafasan sering terjadi
peningkatan, dibandingkan pada tahun 2011 peningkatan produksi lendir yang
yaitu 11,50 kematian per 1000 kelahiran berlebihan pada paru-parunya, lendir atau
hidup (Kemenkes RI, 2012). dahak sering menumpuk dan menjadi kental
Pada kebanyakan kasus gangguan sehingga sulit untuk dikeluarkan,
pernafasan yang terjadi pada anak bersifat terganggunya transportasi pengeluaran
ringan akan tetapi sepertiga kasus dahak ini dapat menyebabkan penderita
mengharuskan anak mendapatkan semakin kesulitan untuk mengeluarkan
penanganan khusus. Akibatnya anak lebih dahaknya. Kemampuan anak untuk
memungkinkan untuk memerlukan mengeluarkan sputum dipengaruhi
kunjungan ke penyediaan layanan beberapa faktor diantaranya usia. Anak-
kesehatan seperti pada penyakit asma, anak pada umumya belum bisa
bronkitis, tuberkulosis, dan pneumonia. mengeluarkan dahak atau sputum dengan
Penyakit-penyakit saluran pernafasan pada sendiri oleh sebab itu untuk mempermudah
anak-anak dapat memberi kecacatan sampai hal tersebut dan mempercepat
dewasa, dimana ditemukan adanya penyembuhan dapat dibantu dengan terapi
hubungan dengan terjadinya Chronic farmakologi dan non-farmakologi (Putri,
Obstructive Pulmonary Disease. Pada 2016).
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2019;
Website: ejurnal.itspku.ac.id
Obat farmakologi memiliki dengan judul “Penerapan Fisioterapi Dada
kelebihan lebih cepat untuk proses Terhadap Ketidakefektifan Bersihan Jalan
penyembuhan, namun obat farmakologi Nafas Pada Pasien Bronkitis Usia Pra
belum tentu aman karena memiliki efek Sekolah” karena penerapan fisioterapi dada
samping. Terapi non-farmakologi seperti merupakan salah satu tindakan intervensi
fisioterapi dada dapat digunakan untuk keperawatan yang efektif dibandingkan
penanganan pada penyakit paru obstruktif dengan terapi farmakologis yang memiliki
menahun yang meliputi bronkitis, asma, efek samping lebih besar terhadap respon.
efisema (Putri dan Soemarno, 2013).
Fisioterapi dada adalah suatu cara 2. METODE PENELITIAN
terapi yang sangat berguna bagi Jenis metode penelitian yang
penderitapenyakit respirasi baik respirasi digunakan adalah metode penelitian
akut maupun kronis. Adapun teknik deskriptif dengan pendekatan case study
fisioterapi yang digunakan berupa postural research (studi kasus). Subjek yang
drainage, perkusi dan vibrasi. Fisioterapi digunakan dalam penelitian yaitu 2 anak
dada ini sangat efektif dalam upaya laki-laki yang berumur 3 tahun dan 5 tahun
mengeluarkan sekret dan memperbaiki yang mengalami Bronkitis. Penelitian ini
ventilasi pada pasien dengan fungsi paru dilakukan di bangsal Dadap Serep RSUD
yang terganggu. Maka tujuan fisioterapi Pandan Arang Boyolali. Instrumen
pada penyakit paru adalah untuk penelitian dalam penelitian ini meliputi
memelihara dan mengembalikan fungsi Nursing kit, alat tulis, format pengkajian
pernapasan dan membantu mengeluarkan asuhan keperawatan anak, SOP fisioterapi
sekret dari bronkus untuk mencegah dada, lembar observasi pasien, dan alat
penumpukan sekret dalam bronkus, untuk fisioterapi dada.
memperbaiki pergerakan dan aliran sekret
sehingga dapat memperlancar jalan napas 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Ariasti dkk, 2014). A. Hasil
Hasil dari jurnal penelitian yang Resume asuhan keperawatan anak
berjudul “Pengaruh Fisioterapi Dada pada kasus penerapan fisioterapi dada untuk
Terhadap Pengeluaran Sputum Pada Anak meningkatkan keefektifan bersihan jalan
Dengan Penyakit Gangguan Pernafasan Di nafas pada An. F dan An. W di bangsal
Poli Anak RSUD Kota Depok” terdapat Dadap Serep RSUD Pandan Arang
sempel penelitan sebanyak 11 anak yang Boyolali. Resume asuhan keperawatan ini
diteliti, anak yang mengeluarkan sputum meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa
sebelum fisioterapi dada sebanyak 8 orang keperawatan, intervensi, implementasi dan
dan setelah dilakukan fisioterapi dada evaluasi. Asuhan keperawatan anak pada
pengeluaran sputum terjadi pada 11 anak. pasien 1 dilakukan pada tanggal 10 – 12
Jadi dari hasil tersebut disimpulkan bahwa februari 2019 serta asuhan keperawatan
tindakan fisioterapi dada sangat efektif anak pada pasien 2 dilakukan pada tanggal
dalam pengeluaran sputum (Aryayuni dan 15 – 17 Februari 2019.
Siregar, 2015). Pengkajian pada pasien 1 dilakukan
Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 10 Februari 2019 sekitar pukul
dari Rekam Medik RSUD Pandan Arang 13.00 WIB diperoleh data identitas pasien
Boyolali pada tahun 2017 ditemukan 1 dengan nama An. F, umur 3 tahun, agama
jumlah kasus bronkitis sebanyak 220 islam, jenis kelamin laki-laki, alamat
kasus. Sedangkan jumlah kasus bronkitis Boyolali. An. F masuk RS pada hari
yang terjadi pada tahun 2018 sampai bulan Minggu tanggal 10 Februari 2019 pukul
januari 2019 sebanyak 180 kasus. Di RSUD 06.30 WIB dengan keluhan utama pada An.
Pandan Arang Boyolali mencatat kejadian F adalah batuk, kesulitan mengeluarkan
bronkitis hingga saat ini terus bertambah di dahak serta demam selama 3 hari tidak
bangsal anak yakni di bangsal Dadap Serep. kunjung sembuh dan keluarga langsung
Berdasarkan uraian diatas penulis membawa ke RSUD Pandan Arang untuk
tertarik untuk mengambil studi kasus
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2019;
Website: ejurnal.itspku.ac.id
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. pasien semi fowler untuk memaksimalkan
Hasil pemeriksaan fisik meliputi: Suhu: ventilasi, (3) Lakukan fisioterapi dada, (4)
37,60C, RR: 40 x/menit, Nadi: 122 x/menit, Ajarkan klien untuk batuk dan memotivsi
SpO2: 98%, keadaan umum lemas. Hasil untuk membuang sputum (sekret), (5)
pemeriksaan fisik paru-paru: bentuk dada Ajarkan pasien bagaimana menggunakan
simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri inhaler yang sesuai, (6) Berikan obat
tekan, pengembangan dada antara kanan bronkodilator bila perlu, (7) Monitor status
dan kiri sama, perkusi sonor, terdapat suara pernafasan dan oksigenasi, (8) Gunakan
nafas ronkhi, letak sekret dibagian lobus teknik yang menyenangkan untuk
paru sebelah kiri. Hasil data penunjang: memotivasi bernafas dalam pada anak-
Leokosit 183400/ul, Hb 10,6g/dl. anak.
Pengkajian pada pasien 2 pada Implementasi keperawatan yang
tanggal 15 Februari 2019 sekitar pukul telah dilakukan pada An. F pada tanggal 10
09.00 WIB didapatkan biodata pasien 2 Februari 2019 dimulai sekitar pukul 13.00
dengan nama An. W, umur 5 tahun, agama WIB sampai selesai dan pada An. W 15
islam, jenis kelamin laki-laki, alamat candi Februari 2019 dimulai sekitar pukul 09.00
rejo. An. W masuk RS pada hari Kamis WIB sampai selesai. Implementasi
tanggal 14 Februari 2019 pukul 21.00 WIB keperawatan pada hari pertama dan kedua
dengan keluhan utama pada An. W meliputi yaitu melakukan pengkajian dan melakukan
batuk sulit mengeluarkan dahaknya, sedikit pemeriksaan tanda-tanda vital, memonitor
sesak nafas selama 4 hari yang lalu tidak status pernafasan, menjelaskan maksud dan
kunjung sembuh disertai demam dengan tujuan prosedur tentang pemberian
hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang fisioterapi dada, memberikan posisi
meliputi: suhu: 37oC, RR: 38 x/menit, nadi: nyaman, melakukan fisioterapi dada 2 kali
112 x/menit, SpO2: 96%, keadaan umum dalam sehari, menganjurkan orang tua
lemas, dan hasil pemeriksaan fisik paru- untuk rajin meminumkan air putih hangat.
paru: bentuk dada simetris, tidak ada luka, Hasil evaluasi yang dilakukan pada
tidak ada nyeri tekan, pengembangan dada hari ke tiga pada An. F pada tanggal 12
sama, perkusi sonor, terdengar suara ronkhi, Februari 2019 didapatkan hasil batuk sudah
letak sekret dibagian lobus paru sebelah berkurang, dahak sedikit keluar, tetapi
kiri. Hasil data penunjang: Leukosit masih terdapat suara nafas ronki, hasil
168000/ul, Hb 10,7g/dl. pemeriksaan tanda-tanda vital: nadi: 118
Berdasarkan data yang didapatkan x/menit, suhu: 36oC, RR: 28 x/menit, SpO2:
pada An. F dan An. W didapatkan diagnosa 98%. Hasil pemeriksaan fisik paru-paru:
keperawatan yang muncul dari kedua bentuk dada simetris, tidak ada luka, tidak
pasien berdasarkan hasil pemeriksaan dan ada nyeri tekan, pengembangan dada sama,
pengkajian yaitu ketidakefektifan bersihan perkusi sonor, terdengar suara ronkhi masih
jalan nafas berhubungan dengan obstruksi ada, letak sekret dibagian lobus paru
jalan nafas (mukus berlebih). Tujuan dan sebelah kiri. Analisa: masalah
kriteria hasil (NOC): setelah dilakukan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan teratasi sebagian. Planing: intervensi
kepatenan jalan nafas pada klien efektif dipertahankan dengan memberikan minum
dengan kriteria hasil; frekuensi pernafasan air putih hangat, menghabiskan obat oral
dalam batas normal (20-30 x/menit), irama yang diberi dokter, fisioterapi dada jika
pernafasan dalam batas normal, mampu sputum masih ada, terapi nebulizer jika
mengeluarkan sputum, tidak ada suara nafas diperlukan. Hasil evaluasi An. W pada
tambahan, batuk berkurang. Intervensi yang tanggal 17 Februari 2019 didapatkan hasil
dapat dilakukan pada masalah keperawatan batuk berkurang, tidak sesak nafas lagi,
ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu lebih lega dari sebelumnya, hasil
dengan manajemen jalan nafas yang pemeriksaan tanda-tanda vital: suhu: 36oC,
meliputi (1) Auskultasi suara nafas, catat nadi: 110 x/menit, RR: 26 x/menit, SpO2:
area yang ventilasinya menurun atau tidak 96%. hasil pemeriksaan fisik paru-paru:
adanya suara nafas tambahan, (2) Posisi bentuk dada simetris, tidak ada luka, tidak
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2019;
Website: ejurnal.itspku.ac.id
ada nyeri tekan, pengembangan dada sama, berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
perkusi sonor, suara nafas vesikuler. (mukus berlebih). Ketidakefektifan bersihan
Analisa: masalah ketidakefektifan bersihan jalaan nafas merupakan ketidakmampuan
jalan nafas sudah teratasi. Planing: membersihkan sekresi atau obstruksi dari
Intervensi dipertahankan dengan saluran nafas untuk mempertahankan
menghabiskan obat oral yang diberi dokter, bersihan jalan nafas menurut Herdman dan
pemberian fisioterapi dada jika tidak Kamitsuru (2015). Berdasarkan diagnosa di
mampu mengeluarkan sekret dan rajin atas dalam menangani permasalahan
meminum air putih hangat. tersebut dengan melakukan fisioterapi dada.
B. Pembahasan Fisioterapi dada merupakan cara tindakan
Bronkitis adalah suatu peradangan non farmakologi yang berguna bagi
pada bronkus (saluran udara ke paru-paru) penderita penyakit akut maupun kronis
yang disebabkan oleh virus dan bakteri. yang menggunakan teknik postural
Tanda gejala bronkitis meliputi batuk drainase, perkusi dan vibrasi yang sangat
berdahak, sesak nafas, flu, demam dan efektif dalam upaya mengeluarkan sekret
terdapat suara nafas tambahan (ronkhi) dan memperbaiki ventilasi pada pasien
(Suryo, 2010). dengan fungsi paru yang terganggu. Tujuan
Hasil pengkajian yang didapatkan fisioterapi dada yaitu memelihara,
dari An. F dan An. W dengan diagnosa mengembalikan fungsi pernafasan dan
medis bronkitis dengan keluhan batuk membantu mengeluarkan sekret dari
berdahak, sulit mengeluarkan dahaknya, bronkus untuk mencegah penumpukan
sesak nafas, demam, dan terdapat suara sekret dalam bronkus, dan memperbaiki
nafas tambahan berupa ronkhi. Serangan pergerakan dan aliran sekret sehingga
bronkitis disebabkan karena tubuh terpapar dapat memperlancar jalan nafas menurut
agen infeksi maupun non infeksi (terutama Ariasti dkk (2014).
rokok), iritan (zat yang menyebabkan Menurut Rosyidin (2013)
iritasi) akan menyebabkan timbulnya fisioterapi dada meliputi beberapa
respon inflamasi yang menyebabkan fase rangkaian yaitu dengan postural drainase
dilatasi, kongesti, edema mukosa, dan (membaringkan klien dalam posisi yang
bronkospasme. Tidak seperti efisema, sesuai dengan segmen paru yang tersumbat)
bronkitis lebih mempengaruhi jalan nafas bertujuan untuk membantu mengalirkan
kecil dan besar dibandingkan alveoli. pengeluaran sekresi dengan cara
Dalam keadaan bronkitis aliran udara masih memposisikan klien berlawanan dengan
memungkinkan tidak mengalami hambatan. letak segmen paru yang ada sumbatannya
Pada keadaan normal, paru-paru memiliki selama 5 menit, perkusi dada (tepukan atau
kemampuan yang disebut mucocilliary energi mekanik pada dada yang diteruskan
defence yaitu sistem penjagaan paru-paru pada saluran nafas paru) bertujuan untuk
yang dilakukan oleh mukus dan siliari. Pada melepaskan atau melonggarkan sekret yang
pasien dengan bronkitis sistem ini tertahan dengan cara menghimpitkan 3 jari
mengalami kerusakan sehingga lebih kemudian ditepukkan ke segmen paru yang
mudah terinfeksi. Ketika timbul infeksi, tersumbat dengan melakukan fleksi dan
kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan ekstensi pergelangan tangan secara
hiperplasia (ukuran membesar dan jumlah bergantian dengan cepat selama 2 menit,
bertambah) sehingga mukus akan vibrasi (melakukan kompresi dada
meningkat. Infeksi juga menyebabkan menggetarkan sekret ke jalan nafas)
dinding bronkial meradang, menebal dan dilakukan bersamaan dengan batuk efektif
mengeluarkan mukus kental. Mukus yang bertujuan untuk mendorong agar sekret
kental dan pembesaran mukus akan mudah keluar dengan cara
mengobstruksi jalan nafas terutama selama menginstruksikan klien untuk bernafas
ekspirasi (Utama, 2018). dalam dengan lambat melalui hidung dan
Berdasarkan tanda dan gejala menghembuskan melalui mulut dengan
tersebut muncul diagnosa keperawatan bibir membentuk huruf ‘o’ kemudian di
yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas getarkan dengan cepat (getaran tersebut
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2019;
Website: ejurnal.itspku.ac.id
dapat membantu paru-paru melepaskan Hasil penelitian fisioterapi dada ini
mukus hal ini dilakukan selama 5 kali didukung penelitian yang telah dilakukan
berakhir dengan batuk efektif dengan cara oleh Ariasti (2014) yang berjudul
melakukan nafas dalam sebanyak 3 kali “Pengaruh Pemberian Fisioterapi Dada
kemudian menahan nafas 3 hitungan Terhadap Kebersihan Jalan Nafas Pada
kemudian dibatukkan (Fitria dkk, 2017). Pasien ISPA Di Desa Pucung Eromoko
Implementasi utama yang telah Wonogiri” yang menunjukkan 26
dilakukan untuk masalah ketidakefektifan responden yang sebelumnya dilakukan
bersihan jalan nafas pada An. F dan An. W fisioterapi dada sebanyak 3 (11,53%)
yaitu dengan fisioterapi dada sebanyak 2 menunjukkan kebersihan jalan nafas bersih
kali dalam sehari saat pagi hari dan sore dan sebanyak 23 (88,47%) menunjukkan
hari. Dari implementasi pada An.F dan An. kebersihan jalan nafas tidak bersih
W tersebut diperoleh data dari lembar kemudian dilakukan fisioterapi dada dan
observasi klien terdapat perbedaan antara sesudah dilakukan fisioterapi dada,
sebelum dan setelah dilakukan fisioterapi responden untuk katagori kebersihan jalan
dada, diantaranya ketika di hari ke-3 pada nafas bersih sebanyak 18 (69,23%),
An. F sesak nafas berkurang, RR: 28 sedangkan untuk katagori kebersihan jalan
x/menit, batuk berkurang, bisa nafas tidak bersih berjumlah 8 (30,70%)
mengeluarkan dahak dan masih terdapat dari hasil tersebut disimpulkan bahwa
suara nafas tambahan yaitu ronki hal ini fisioterapi dada sangat berpengaruh
disebabkan karena An. F saat dilakukan terhadap kebersihan jalan nafas pada
fisioterapi dada pada saat postural drainase pasien ISPA di Desa Pucung Eromoko
tidak maksimal An. F bergerak sangat aktif Wonigiri. Serta hasil penelitian Eva
jadi saat mempertahankan posisi postural Fitriananda (2017), juga menyimpulkan
drainase An. F hanya bisa melakukannya bahwa Chest phisiotherapy (fisioterapi
kurang dari 5 menit. Postural drainase yaitu dada) yang merupakan terapi kombinasi
salah satu dari serangkaian cara fisioterapi yang digunakan untuk memobilisasi sekresi
dada yang sangat penting yang berguna yang meliputi serangkaian teknik postural
untuk mengalirkan pengeluaran sekret. drainase, perkusi, dan vibrasi yaang
Sedangkan, pada klien An. W suara nafas bertujuan membersihkan jalan nafas dari
tambahan tidak ada, RR: 26 x/menit, sesak mukus untuk melancarkan jalan nafas
nafas tidak ada, batuk berkurang, dan dapat sehingga dapat mengurangi gejala bronkitis
mengeluarkan dahak. salah satunya adalah batuk berdahak.
Berdasarkan tindakan fisioterapi C. Keterbatasan Studi Kasus
dada yang telah dilakukan untuk Ada satu keterbatasan yang dialami
meningkatkan bersihan jalan nafas pada An. oleh penulis dalam melakukan penelitian
F dengan hasil frekuensi pernafasan (RR: studi kasus yaitu pada klien An. F, anak
28 x/menit), irama pernafasan (reguler), tersebut tidak bisa mempertahankan posisi
mampu mengeluarkan sputum, batuk postural drainase selama 5 menit sehingga
berkurang, dan masih terdapat suara nafas dalam melakukan tindakan fisioterapi dada
tambahan yaitu ronki sehingga masalah kurang maksimal dan sehingga didapatkan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas hasil kurang optimal.
teratasi sebagian. Sedangkan pada An. W
didapatkan hasil frekuensi pernafasan (RR: 4. SIMPULAN
26 x/menit), irama pernafasan (reguler), Simpulan
mampu mengeluarkan sputum, tidak ada Setelah mengidentifikasi manfaat
suara nafas (vesikuler), batuk jarang, tentang fisioterapi dada sebagai upaya
sehingga masalah ketidakefektifan bersihan untuk meningkatkan efektifitas bersihan
jalan nafas sudah teratasi. Kemudian klien jalan nafas pada asuhan keperawatan anak
dianjurkan untuk membatasi aktivitas dengan kasus bronkitis, maka penulis dapat
supaya tidak terlalu kelelahan dan sering menyimpulkan beberapa hal diantaranya:
meminum air putih hangat agar dahak tetap
encer sehingga mudah keluar.
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2019;
Website: ejurnal.itspku.ac.id
1. Asuhan keperawatan anak dengan kasus studi kasus tentang pelaksanaan tindakan
bronkitis dilakukan pada tanggal 10-12 fisioterapi dada supaya lebih konsisten
Februari 2019 pada An. F dan tanggal 15- dalam melakukan fisioterapi dada agar
17 Februari 2019 pada An. W dengan hasil mendapatkan hasil yang optimal.
pengkajian didapatkan klien mengeluh
batuk, kesulitan mengeluarkan dahak, 5. REFERENSI
demam, dan sesak nafas. Analisa dari Ariasti, D. Aminingsih, S. Endrawati. 2014.
pengkajian ditegakkan diagnosa Pengaruh Pemberian Fisioterapi
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan Dada Terhadap Pasien ISPA Di
nafas berhubungan dengan obstruksi jalan Desa Pucung Eromoko Wonogiri.
nafas (mukus berlebih). Intervensi Jurnal Keperawatan vol.2 No.2.
keperawatan utama yaitu melakukan Surakarta: Akper Panti Kosala.
fisioterapi dada selama 2 kali sehari selama
kurang lebih 10 menit dengan tujuan setelah Aryayuni, C & Siregar, T. 2015. Pengaruh
dilakukan tindakan keperawatan selama Fisioterapi Dada Terhadap
3x24 jam kepatenan jalan nafas pasien Pengeluaran Sputum Pada Anak
efektif. Hasil evaluasi dari kedua klien Dengan Penyakit Gangguan
setelah dilakukan tindakan keperawatan Pernafasan Di Poli Anak RSUD
dengan fisioterapi dada selama 3 hari Kota Depok. Jurnal Keperawatan
berturut-turut menunjukkan bahwa Widya Gantari Vol.2 No.2. Jakarta:
frekuensi pernafasan menjadi normal, irama S1 Keperawatan Fakultas Ilmu
pernafasan menjadi teratur, mampu Kesehatan Universitas
mengeluarkan sekret, dan tidak ada suara Pembangunan Nasional.
nafas tambahan. Fitria, N, C. Sarifah, S. Wardani, K, I.
2.Fisioterapi dada memberikan manfaat 2017. Buku Keterampilan
pada An. F dan An. W dalam meningkatkan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
efektifitas bersihan jalan nafas yang Skill Lab II. Jasmine: Sukoharjo.
meliputi frekuensi pernafasan pasien dalam
batas normal, irama pernafasan pasien Fitriananda, Eva. 2017. Pengaruh Chest
dalam batas normal, pasien mampu Phisiotherapy Terhadap Penurunan
mengeluarkan sputum, tidak ada suara nafas Frekuensi Batuk Pada Balita
tambahan, batuk berkurang. Dengan Bronkitis Akut Di Balai
Besar Kesehatan Paru Masyarakat
Saran Surakarta.Volume 07 No. 3.
1. Bagi klien dan keluarga hasil penelitian Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan
menunjukkan bahwa penelitian ini Universitas Muhammadiyah
memberikan hasil sehingga diharapkan Surakarta.
klien dan keluarga klien dapat
memanfaatkan terapi ini sebagai tindakan Herdman & Kamitsuru. 2015. NANDA
non farmakologi dari pemberian obat bagi International Nursing Diagnosis
anak yang mengalami ketidakefektifan Keperawatan: Definisi dan
bersihan jalan nafas salah satunya bronkitis Klasifikasi 2015-2017, Edisi 10.
sehingga mempercepat proses Alih Bahasa BudiAnna Keliat.
penyembuhan. Jakarta: EGC.
2. Bagi keperawatan hendaknya dapat
merekomendasikan terapi ini sebagai Hidayat, A, A. Musrifatul, U. 2014.
penunjang pengobatan secara medis Pengantar Kebutuhan Dasar
sehingga dapat membancu mempercepat Manusia Buku 2, Edisi 2. Salemba
membersihkan jalan nafas terhadap Medika: Jakarta.
ketidakefektifan bersihan jalan nafas salah
satunya penyakit bronkitis. Kemenkes RI. 2012. Riset Kesehatan Dasar
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Survei Demografi Kesehatan 2012.
peneliti dapat mengatasi keterbatasan pada
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2019;
Website: ejurnal.itspku.ac.id
Jakarta. Diakses 28 September
2018. Rosyidin, Kholid. 2013. Prosedur Praktik
http//pppl.depkes.go.id/SURVEI%2 Keperawatan Jilid 1. CV. Trans Info
0Kesehatan.pdf. Media: Jakarta.

Maidartati. 2014. Pengaruh Fisioterapi Suryo, J. 2010. HERBAL Penyembuhan


Dada Terhadap Bersihan Jalan Nafas Gangguan Sistem Pernapasan.
Pada Anak Usia 1-5 Tahun Yang Bentang Pustaka: Yogyakarta.
Mengalami Gangguan Bersihan Jalan
Nafas Di Pukesmas Moch. Ramdhan Utama, A,Y, Saktya. 2018. Buku Ajar
Bandung. Jurnal ilmu keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi.
vol.11 No. 1. Bandung: Fakultas Budi Utama: Yogyakarta.
Keperawatan Universitas BSI.
World Health Organization. 2013.
Putri, AP. 2016. Jurnal Keperawatan Vol.2 Pencegahan dan Pengendalian
No.1 2016. Pengaruh Chest Therapy Infeksi Sluran Pernapasan Akut Yang
Terhadap Penurunan Respiratory Cenderung Menjadi Epidemi Dan
Rate Pada Balita Dengan Bronkitis Pndemi Di Fasilitas Pelayanan
Di Rs Trihars Surakarta. Diakses Kesehatan. Diakses pada tanggal 23
pada tanggal 02 januari 2019. September 2018.
https://www.k4health.org/sites/defaul
Putri, H dan Soemarno, S. Jurnal d/fils/laporanNasional%20Riskesdas
Fisioterapi vol.13 No.2. Perbedaan %202013.pdf.
Postural Drainage dan Latihan Batuk
Efektif Pada Intervensi Nebulizer Wulandari, D dan Erawati, M. 2016. Buku
Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk Ajar Keperawatan Anak. Pustaka
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3- Pelajar: Jakarta
5 Tahun. Diakses pada tanggal 29
September 2018.

Anda mungkin juga menyukai