Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ANALISIS JURNAL

PATENSI JALAN NAFAS PADA PENDERITA INFEKSI


SALURAN PERNAFASAN AKUT

OLEH :
KELOMPOK 11
Aprillyanti Izzah, S.Kep 2014901110011
Elta Nur Afifah, S.Kep 2014901110022
Hanifa Ilmiati, S.Kep 2014901110033

Pembimbing :
Nor Isna Tauhidah, Ns., M.Kep

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHAP PROFESI NERS
2021
1. Pendahuluan
Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA adalah infeksi akut yang
menyerang satu komponen saluran pernapasan bagian atas. Bagian saluran
pernapasan atas yang terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan
laring. Bagian sistem pernapasan tersebut akan mengarahkan udara yang
kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru di mana respirasi
berlangsung. Penyakit ISPA adalah salah satu penyebab paling umum saat
kunjungan ke dokter. Secara khusus, jenis infeksi ini adalah penyakit yang
paling umum yang menyebabkan banyak penderitanya tidak dapat ke
sekolah atau bekerja. Meskipun infeksi saluran pernapasan atas dapat
terjadi kapan saja, tapi penyakit paling sering terjadi pada musim hujan,
dari bulan September sampai Maret (Wijayaningsih, 2013).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, tercatat 1.385


kasus ISPA pada minggu 34 tahun 2019. Sementara, pada minggu 36
meningkat menjadi 1.428 kasus. Atau, selama memasuki masa dimana
kota Seribu Sungai dikepung oleh kabut asap. Menurut Kabid
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan
Banjarmasin dr Bandiyah Marifah, peningkatan kasus ISPA yang terjadi
selama kabut asap tidak begitu signifikan. “Karena peningkatan masih
dalam taraf rata-rata,” kata dr Bandiyah kepada Kanalkalimantan.com,
Senin (16/9). Jika dilihat dari sebaran kasus ISPA akibat kabut asap di
kota Seribu Sungai, dr Bandiyah menyebut sebarannya hampir merata.

Salah satu tanda dari ISPA yaitu batuk yang disertai dengan dahak, cara
menangani batuk ISPA pada anak yang dengan disertai dahak yaitu
dengan menggunakan nafas dalam dan batuk efektif untuk melancarkan
dan membersihan jalan nafas anak. Nafas dalam dan batuk efektif penting
dilakukan pada anak yang mengalami ISPA. Tindakan ini bertujuan untuk
menghilangkan gangguan pernapasan dan menjaga paru-paru agar tetap
bersih. Anak yang melakukan nafas dalam dan batuk efektif mampu
mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan, membantu
membersihkan sekret dari bronkus dan mencegah penumpukan sekret
sehingga membersihkan jalan nafas.
Latihan nafas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan
diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
mengembang penuh. Tujuan pemberian nafas dalam untuk meningkatkan
ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,
merilekskan tegangan otot, meningkatkan efesiensi batuk sehingga
melancarkan pernafasan pada anak, apabila pemberian nafas dalam tidak
dilakukan anak secara maksimal maka anak perlu melakukan batuk efektif.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani bersihan jalan napas tidak
efektif dengan cara memberikan tindakan batuk efektif untuk membantu
klien mengeluarkan dahak, karena teknik relaksasi ini dimana klien dapat
menghemat energi sehingga klien tidak mudah lelah dan dapat
mengeluarkan dahak secara maksimal (Apriyadi, 2013).

Teknik napas dalam dan batuk efektif merupakan teknik batuk efektif yang
menekan inspirasi maksimal yang di mulai dari ekspirasi yang bertujuan
untuk merangsang terbukanya system kolateral, meningkatkan distribusi
ventilasi, dan meningkatkan volume paru memfasilitasi pembersihan
saluran napas sehingga bersihan jalan napas tidak efektif dapat
menggunakan cara teknik relaksasi napas dalam dan batuk efektif ini. Dan
juga apabila ingin lebih efektif lagi teknik relaksasi napas dalam ini dapat
dilakukan selama 2-3 jam setelah bangun tidur pada pagi hari dan juga
teknik relaksasi napas dalam ini dapat dilakukan selama 2 hari berturut-
turut agar bersihan jalan napas dapat efektif secara maksimal (Mardiono,
2013).

Teknik relaksasi napas dalam dan batuk efektif sangat efektif untuk
membantu pengeluaran sputum pada klien yang mengalami bersihan jalan
napas tidak efektif, karena teknik relaksasi napas dalam ini merupakan
teknik yeng benar untuk pengeluaran sputum yang berfungi untuk
membuka diafragma pada paru-paru sehingga dapat membuka jalan napas
dan mempermudah pengeluaran sputum secara maksimal dan juga teknik
relaksasi napas dalam ini sangat mudah dipahami oleh responden dan
membuat responden lebih nyaman setelah diberikan teknik relaksasi napas
dalam dan batuk efektif sehingga klien mau melaksanskan sesuai dengan
prosedur.
Teknik relaksasi napas dalam dan batuk efektif ini berfungsi untuk
mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta untuk
mengurangi kerja bernapas. Meningkatkan inflasi alveolar maksimal,
meningkatkan relaksasi otot dan juga teknik relaksasi napas dalam dan
batuk efektif ini berfungsi sebagai meningkatkan mobilisasi sekresi
sehingga sputum mudah dikeluarkan dari jalan napas.

Dari berbagai cara tersebut diatas Pada penerapan intervensi keperawatan


penulis lebih menekankan kepada pemberian fisioterapi dada dan batuk
efektif. Hal tersebut sesuai dengan teori (Maidartati, 2014) yang
menjelaskan bahwa pemberian fisioterapi dada dapat membantu
membersihkan dan mengeluarkan secret serta melonggarkan jalan napas.
Sedangkan dalam teori yang dikemukakan oleh (Apriyadi, 2013) batuk
efektif dalam kalangan medis adalah sebagai terapi untuk menghilangkan
lendir atau secret yang menyumbat saluran pernapasan akibat sejumlah
penyakit.

2. Kasus
An. MM pada tanggal 21 januari 2020 datang ke poli anak dengan keluhan
mengalami batuk berdahak, pilek, demam selama kurang lebih 2 hari
disertai pegal dikedua kaki. Dengan TTV N: 88x/m, RR: 27x/m, T: 39,1
°C. Dan Antropometri TB: 110,5 cm, BB: 18 kg dan IMT : 14,74
(Normal).

3. Rumusan masalah
Pertanyaan Klinik :
1. Mana yang lebih efektif antara terapi nafas dalam dan batuk efektif
dengan fisioterapi dada untuk membebaskan jalan nafas (patensi jalan
nafas)?
2. Bagaimana melakukan prosedur membebaskan jalan nafas dengan
terapi nafas dalam dan batuk efektif dengan fisioterapi dada?
(Patient, Batuk berdahak (bersihan jalan nafas) pada pasien
Population or
problem) ISPA

(Intervention) Nafas dalam dan batuk efektif

(Comparasion
or Fisioterapi dada
Intervention)

(Outcome) Patensi jalan nafas (secret berkurang)

Keyword: ISPA, Nafas dalam dan batuk efektif, Fisioterapi dada.

4. Metode/strategi penelusuran bukti


Jurnal pertama :
Judul : Pengaruh pemberian nafas dalam dan batuk efektif
terhadap kebersihan jalan nafas pada anak infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA)
Alamat jurnal : Jurnal Nursing News Vol.4 No.1 April 2019 hlm.
11-19
Waktu penelitian : 2018

Jurnal kedua :
Judul : Penerapan Fisioterapi Dada Untuk Mengeluarkan
Dahak Pada Anak Yang Mengalami Jalan Napas
Tidak Efektif
Alamat jurnal : Jurnal Keperawatan Profesional Vol. 1, No.1
November 2020, pp 44-50
Waktu penelitian : Tahun 2020
5. Hasil Penelusuran
No Judul Jurnal Validity Important Applicable
1. Pengaruh pemberian Metode penelitian : Desain Latihan jalan nafas dalam adalah bernafas 1. Mudah dalam mengaplikasikannya
nafas dalam dan penelitian yang digunakan yaitu dengan perlahan menggunakan diafragma, 2. Prosedurnya mudah sehingga mudah
batuk efektif Quase experiment dengan sehingga memungkinkan abdomen terangkat dipahami pasien/responden
terhadap kebersihan nonequevalent pretest and posttest perlahan dan dada mengembang penuh. 3. Resiko yang akan terjadi dalam
jalan nafas pada design. Populasi dalam penelitian Pemberian nafas alam bertujuan untuk penerapannya rendah
anak infeksi saluran ini adalah pasien ISPA dengan usia meningkatkan ventilasi alveoli, meningkatkan 4. Dapat dilakukan secara mandiri setelah
pernafasan atas 6-8 tahun yang datang puskesmas efesiensi batuk sehingga melancarkan diajarkan
(ISPA) Dau Malang. pernapasan pada anak. Nafas dalam dan batuk
Jumlah sampel : 15 responden efektif penting dilakukan pada anak yang
dengan teknik quota sampling. mengalami ISPA. Yang bertujuan untuk
menghilangkan gangguan pernapasan dan
menjaga paru-paru agar tetap bersih. Pemberian
nafas dalam dan batuk efektif pada anak
dilakukan setiap 2 jam sekali dan didampingi
oleh orangtua. Teknik ini dilakukan selama 3
kali sehari (pagi, siang dan sore) dalam 3 hari.
2. Penerapan Metode penelitian : Fisioterapi dada merupakan salah satu terapi 1. Mudah di dilakukan tanpa bantuan alat
Fisioterapi Dada Penelitian ini merupakan penelitian penting dalam pengobatan pada penyakit 2. Resiko yang akan terjadi dalam
Untuk Mengeluarkan kuantitatif menggunakan rancangan pernapasan untuk anak-anak yang menderita penerapannya rendah
Dahak Pada Anak Quasi Eksperimental pendekatan penyakit pernapasan. Fisioterapi dadah 3. Prosedur pelaksanaannya mudah
Yang Mengalami One Group Pre-Post Desig merupakan kelompok terapi non farmakologis 4. Ada kontraindikasi yang perlu dipahami
Jalan Napas Tidak Jumlah sampel : 17 balita yang yang digunakan dengan kombinasi untuk sebelum melakukan terapi
Efektif mengalami penyakit ISPA dengan mobilisasi seksresi pulmonal. Yang bertujuan
responden yang digunakan berusia untuk membersihkan obstruki jalan nafas,
3 – 5 tahun sebanyak 30 balita yang mengurangi hambatan jalan nafas,
terdiri dari 15 responden kelompok meningkatkan pertukaran gas dan mengurangi
kontrol dan 15 responden kelompok kerja pernapasan. fisioterapi dada berpengaruh
intervensi terhadap kebersihan jalan napas dan dapat
meningkat terhadap pengeluaran sputum yang
dilakukan pada pagi dan siang hari.
Perkusi dada (Clapping) dan vibrasi : merupakan
Teknik manual yang melibatkan pukulam didada
dan dipunggung dada area dibawah lengan
pasien untuk melonggarkan lender yang kental
dan lengket dari sisi paru-paru dengan cara
menarik nafas dengan lambat melalui hidung
ddan hembuskan melalui mulut dengan bibir
membentuk huruf “o” setelah itu di getarkan
dengan cepat selama 5 menit

Postural Drainage : untuk pengeluaran sputum


pada pasien dengan posisi tubuh semifowler
dengan cara meletakkan kedua ibu jari dibawah
procexus xipoideus dan mendorong dengan jari
saat untuk mengeluarkan udara, lalu pasien
disuruh menahan 3-5 detik kemudia
dihembuskan secara perlahan melalui mulut
6. Diskusi
A. Pengaruh pemberian nafas dalam dan batuk efektif terhadap
kebersihan jalan nafas pada anak infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA)
Kelebihan :
1) Mudah dalam mengaplikasikannya
2) Prosedurnya mudah sehingga mudah dipahami pasien/responden
3) Resiko yang akan terjadi dalam penerapannya rendah
4) Dapat dilakukan secara mandiri setelah diajarkan
Kekurangan :
1) Jika prosedur terapi tida dilakukan dengan benar maka tidak akan
berefek maksimal
2) Penggunaan terapi harus dengan pasien yang kooperatif

B. Penerapan Fisioterapi Dada Untuk Mengeluarkan Dahak Pada Anak


Yang Mengalami Jalan Napas Tidak Efektif
Kelebihan :
a. Mudah di dilakukan tanpa bantuan alat
b. Resiko yang akan terjadi dalam penerapannya rendah
c. Prosedur pelaksanaannya mudah

Kekurangan :
a. Jika tidak dilakukan dengan benar maka tidak akan berefek atau
bahkan mencederai
b. Tidak bisa dilakukan pada klien dengan gagal jantung, infeksi
paru, patah tulang iga dan kelainan perdarahan
c. Memerlukan orang lain dalam melakukan perkusi/vibrasi
d. Ada kontraindikasi yang perlu diwaspadai sebelum melakukan
terapi
7. Kesimpulan
Dari data diatas di dapatkan hasil bahwa teknik nafas dalam dan batuk
efektif lebih efektif di terapkan dari pada fisioterapi dada pada pasien yang
mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Hal tersebut dikarenakan
pada terapi nafas dalam dan batuk efektif kontraindikasi lebih minim
dibandingkan dengan fisioterapi dada. Prosedur terapi lebih mudah
dilakukan secara mandiri untuk pasien yang sudah bisa memahami
prosedur/bisa diajarkan. Namun kedua teknik dapat digabungkan untuk
mencapai bersihan jalan nafas yang maksimal dengan tetap
memperhatikan indikasi dan kontraindikasi pada kedua tindakan.

8. Daftar Pustaka
Apriyadi. (2013). Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif.
Maidartati. (2014). Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Bersihan Jalan
Nafas Pada Anak Usia 1 - 5 Tahun Yang Mengalami Gangguan
Bersihan Jalan Nafas Di Puskesmas Moch.Ramdhan Bandung.
Mardiono, Sasono, 2013 Pengaruh Latihan Batuk Efektif Terhadap
Frekuensi Pernafasan Pasien TB Paru Di Inhalasi Rawat Inap
Penyakit Dalam Rumah Sakit Pelabuhan Palembang. Jurnal
Harapan Bangsa, Vol.1 No.2
Putri, Cahya Mutiara., Hanafi., Andi. (2020). Penerapan Fisioterapi Dada
Untuk Mengeluarkan Dahak Pada Anak Yang Mengalami Jalan
Napas Tidak Efektif. Jurnal Keperawatan Profesional vol 1 No 1,
pp 44-55
Riskesdas. (2013). Riset kesehatan dasar. Diperoleh tanggal 21 Januari
2020 dari http://www.depkes.go.id/
Wijayaningsih, K. S. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: Cv.
Trans Info Media.
Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,
(Nor Isna Tauhida, Ns,. M.Kep) (Hj.Dewi Yulianti, S.Kep., Ns)
Banjarbaru, 18 April 2021

Anda mungkin juga menyukai