1 yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru
praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di
masyarakat atau dididalam rumah sakit atau pusat perawatan.
Berdasarkan data yang diambil di Puskesmas Tahuna Timur pada tahun
2021 terdapat 1.799 anak yang mengalami penyakit ISPA di wilayah
kerja Puskesmas Tahuna Timur.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Asuhan keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif
pada anak dengan ISPA di wilayah kerja Puskesmas Tahuna Timur.
B. Rumusan Masalah C. Tujuan Studi Kasus
Bagaimanakah Asuhan Diketahuinya Asuhan
keperawatan bersihan jalan keperawatan bersihan jalan
napas tidak efektif pada anak napas tidak efektif pada
dengan ISPA di wilayah anak dengan ISPA di wilayah
kerja Puskesmas Tahuna kerja Puskesmas Tahuna
Timur ? Timur.
3
DEFINISI
5
ANALISA DATA
6
Berdasarkan hasil pengkajian pada tabel 3 ditemukan keluhan utama pada an.
G.O yaitu batuk berlendir. Suriani (2018) menyebutkan gambaran secara klinis
klien yang mengalami ISPA adalah batuk berdahak. Sejalan dengan penelitian
Alif (2017) Gejala umum yang biasanya terjadi pada penyakit ISPA yaitu Batuk.
Dari data subjektif dan objektif pada tabel 5 yang didapatkan dalam penelitian
ditetapkan satu fokus masalah utama berdasarkan standar diagnosis keperawatan
Indonesia yaitu bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi
yang tertahan.
PEMBAHASAN
7
Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang ditemukan pada
kasus dengan menggunakan standar intervensi keperawatan Indonesia. Pada diagnosa bersihan
jalan napas tidak efektif intervensi yang ditetapkan yaitu latihan batuk efektif: 1) Identifikasi
kemampuan batuk; 2) Monitor adanya retensi sputum; 3) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif; 4) Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspetoran.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada An. G.O semua tindakan yang dilakukan
berdasarkan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan. Intervensi yang dilakukan yaitu latihan
batuk efektif seluruh intervensi dapat dilakukan karena sesuai dengan situasi klien dan respon baik
dari keluarga kemudian dilakukan juga tindakan kolaboratif pemberian mukolitik atau ekspetoran
sesuai dengan terapi obat yang diresepkan.
Evaluasi keperawatan dilakukan dalam SOAP (subjektif, objektif, assessment dan planning).
Evaluasi yang didapatkan dari masalah bersihan jalan napas tidak efektif yaitu teratasi pada
perawatan hari ketiga ditandai dengan batuk klien berkurang, batuk tidak efektif meningkat, pola
napas membaik, frekuensi napas membaik R= 20 x/mnt
8
KESIMPULAN
9
Thanks
!
Any questions?
10