Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)

E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

STUDI KASUS BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA


PASIEN PNEUMONIA DI RSUD AJIBARANG

CASE STUDY OF IN EFFECTIVE AIRWAY CLEANING ON


PNEUMONIA PATIENTS IN AJIBARANG HOSPITAL

Ken Utari Ekowati1, Hernowo Budi Santoso2, Tri Sumarni3


Program Studi Keperawatan Program Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas
Harapan Bangsa
e-mail:*kenutari.ekowati@gmail.com

INDEX ABSTRAK
Kata kunci: Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia dengan angka kematian
Bersihan jalan yang tinggi baik di negara berkembang negara dan di negara maju seperti
napas tidak Amerika, Kanada dan negara-negara Eropa. Infeksi ini umumnya menyebar
efektif, dari seseorang yang terpapar di lingkungan sekitar atau memiliki kontak
pneumonia langsung dengan orang yang terinfeksi melalui tangan atau dengan
menghirup udara (droplet) karena batuk atau bersin. Tujuan penelitian
untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan bersihan jalan napas tidak
efektif pada pasien Pneumonia dengan metode penelitian deskriptif studi
kasus. Sampel penelitian adalah pasien Pneumonia yang mengalami
bersihan jalan napas tidak efektif dan teknik pengambilan data melalui
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi. Hasil
studi kasus menunjukkan bahwa pasien memiliki tanda dan gejala terdapat
suara nafas tambahan ronchi, RR 26 x/menit dan klien mengatakan batuk
berdahak, dahak susah dikeluarkan dan susah untuk bernafas jika batuk.
Kesimpulan untuk melakukan asuhan keperawatan bersihan jalan napas
tidak efektif pada pasien pneumonia, dapat dilakukan tindakan
keperawatan fisioterapi dada dan batuk efektif.

Keywords: Pneumonia is a health problem in the world with a high mortality rate
Ineffective both in developing countries and in developed countries such as America,
airway Canada and European countries. This infection is generally spread from
clearance, someone who is exposed to the surrounding environment or has direct
pneumonia contact with an infected person through hands or by breathing air
(droplets) due to coughing or sneezing. The purpose of the study was to
describe ineffective airway clearance nursing care in pneumonia patients
with a case study descriptive research method. The research sample was
pneumonia patients who experienced ineffective airway clearance and
data collection techniques through interviews, observations, physical
examinations and documentation studies. The results of the case study
showed that the patient had signs and symptoms of additional ronchi
breath sounds, RR 26 x/minute and the client said he was coughing up
phlegm, phlegm was difficult to expel and it was difficult to breathe when
coughing. The conclusion is that to carry out nursing care for ineffective
airway clearance in pneumonia patients, chest physiotherapy nursing
actions and effective coughing can be carried out.

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 10
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

PENDAHULUAN (Kemenkes RI, 2019 dalam Akbar et al.,


Pneumonia dalam arti umum 2021). Berdasarkan hasil studi
merupakan peradangan parenkim yang pendahuluan yang telah dilakukan, data
dikarenakan oleh mikroorganisme dari rekam medis tercatat sebanyak 262
bakteri, virus, jamur, parasit, namun kasus pneumonia yang masuk melalui
pneumonia dapat juga disebabkan Instalasi Gawat Darurat, RSUD
karena bahan kimia atau karena paparan Ajibarang pada tahun 2021 dengan
fisik seperti suhu ataupun radiasi rincian sebanyak 182 kasus pneumonia
(Djojodibroto et al., 2017). dewasa dan 80 kasus pneumonia pada
Pneumonia adalah penyebab anak.
kematian infeksi tunggal terbesar pada Masalah keperawatan yang sering
anak-anak di seluruh dunia. Pneumonia muncul pada pasien dengan pneumonia
membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif
tahun pada 2019, menyumbang 14% dari yang disebabkan oleh benda asing yang
semua kematian anak di bawah lima berawal dari akumulasi secret yang
tahun, tetapi 22% dari semua kematian berlebih. Obstruksi jalan nafas
pada anak berusia 1 hingga 5 tahun. merupakan suatu kondisi individu
Pneumonia memengaruhi anak-anak dan mengalami ancaman pada kondisi
keluarga di mana pun, tetapi kematian pernapasanya yang berkaitan dengan
tertinggi di Asia Selatan dan Afrika sub- ketidakmampuan batuk secara efektif,
Sahara. Anak-anak dapat dilindungi dari yang dapat disebabkan oleh sekresi
pneumonia, dapat dicegah dengan yang kental atau berlebih akibat
intervensi sederhana, dan diobati penyakit infeksi, imobilisasi, sekresi
dengan pengobatan dan perawatan dan batuk tidak efektif (Fatimah &
berbiaya rendah dan berteknologi Syamsudin, 2019).
rendah (Wibowo & Ginanjar, 2020). Intervensi yang bisa dilakukan
Di Indonesia, pneumonia meningkat sesuai pedoman Standar Intervensi
sebesar 1,6% dan meningkat di tahun Keperawatan Indonesia untuk mengatasi
2018 menjadi 2,0%. Provinsi Bali masalah keperawatan bersihan jalan
memiliki pravelensi pneumonia di tahun napas tidak efektif pada pasien dengan
2013 sebesar 0,8% dan meningkat pneumonia adalah teknik batuk efektif
pada tahun 2018 menjadi 1,0% dan fisioterapi dada. Teknik batuk

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 11
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

efektif merupakan cara untuk melatih menghasilkan sputum berlendir,


pasien yang tidak memiliki kemampuan purulen, atau bercak darah), sakit dada
batuk secara efektif dengan tujuan karena pleuritis dan sesak. Gejala umum
untuk membersihkan laring, trakea, dan lainnya adalah pasien lebih suka
bronkiolus dari sekret atau benda asing berbaring pada sisi yang sakit dengan
di jalan napas (Fatimah & Syamsudin, lutut tertekuk karena nyeri dada
2019). (Sartiwi et al., 2021).
Asuhan keperawatan pada pasien Menurut Tim pokja SDKI DPP PPNI
Pneumonia meliputi: pengkajian, (2017), tanda dan gejala pasien
diagnosa, intervensi, implementasi, dan pneumonia dengan bersihan jalan napas
evaluasi keperawatan. Pengkajian tidak efektif sesuai dengan standar
meliputi keluhan utama yang sering diagnosa keperawatan Indonesia
menjadi alasan klien dengan pneumonia terdapat tanda dan gejala mayor dan
untuk meminta pertolongan kesehatan tanda gejala minor yang diuraikan
adalah sesak napas, batuk, dan sebagai berikut:
peningkatan suhu tubuh/demam (Wahit a. Data mayor
& Suprapto, 2013). Data yang perlu 1) Subjektif: tidak tersedia.
dikaji pada pasien dengan bersihan jalan 2) Objektif: Batuk tidak efektif, tidak
napas tidak efektif adalah batuk tidak mampu batuk, sputum berlebih,
efektif pasien, ketidakmampuan batuk mengi, wheezing dan atau ronkhi
pasien, sputum berlebih yang dihasilkan kering.
pasien, adanya mengi, wheezing dan b. Data minor
atau ronkhi kering, dyspnea, sulit 1) Subjektif : Dyspnea, sulit bicara,
bicara, ortopnea, gelisah atau tidaknya ortopnea.
pasien, ada atau tidaknya sianosis, kaji 2) Objektif : Gelisah, sianosis, bunyi
bunyi napas, frekuensi napas berubah, napas menurun, frekuensi napas
dan pola napas berubah (Tim pokja SDKI berubah, pola napas berubah.
DPP PPNI, 2017).
Pada penderita pneumonia, Bersihan jalan nafas tidak efektif
biasanya ditemui gejala khas seperti adalah ketidakmampuan membersihkan
demam, menggigil, berkeringat, batuk sekret atau obstruksi jalan napas untuk
(baik non produktif atau produktif atau mempertahankan jalan nafas tetap

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 12
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

paten. Adapun tanda dan gejala yang HASIL


ditimbulkan seperti, batuk tidak efektif, Berdasarkan pengelolaan kasus
sputum berlebih, suara napas mengi, yang telah dilakukan sesuai urutan
wheezing dan ronkhi (Tim pokja SDKI pelaksanaan proses keperawatan mulai
DPP PPNI, 2017). dari pengkajian sampai dengan
evaluasi. Di dalam kasus tersebut telah
METODE muncul beberapa hal yang perlu untuk
Penelitian ini menggunakan dibahas sehubungan dengan adanya
metode deskriptif studi kasus. Pada permasalahan yang timbul dalam
studi kasus ini yang menjadi subjek keperawatan, rencana tindakan atau
adalah Ny. R dengan masalah intervensi dan respon klien atau
keperawatan bersihan jalan nafas tidak perkembangan masalah yang tercapai
efektif di ruang Kenari Atas RSUD setelah dilakukan tindakan asuhan
Ajibarang yang dilaksanakan selama 3 keperawatan pada Ny. R dengan
hari yaitu dari tanggal 06-08 Desember pneumonia yang penulis kelola selama
2021 mulai dari pengkajian sampai tiga hari. Dan penulis telah menemukan
dengan evaluasi. Pengumpulan data prioritas masalah keperawatan bersihan
dimulai metode wawancara didapatkan jalan nafas tidak efektif berhubungan
hasil anamnesa, identitas pasien dan dengan mucus berlebih.
identitas penanggung jawab pasien. Penulis mengambil diagnosa
Metode observasi untuk mendapatkan bersihan jalan nafas tidak efektif
hasil TTV, keluhan pasien setiap harinya menjadi masalah keperawatan utama
dan pemeriksaan fisik melalui teknik karena ketidakefektifan bersihan jalan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan nafas merupakan masalah sistem
auskultasi serta studi dokumentasi. oksigenasi berperan penting dalam
Teknik penyajian data yang digunakan mengatur pertukaran oksigen dan
yaitu dengan metode verbal. Masalah karbondioksida antara udara dan darah.
etik yang harus diperhatikan yaitu Oksigen diperlukan disemua sel untuk
Confidentiality (kerahasiaan), Informed dapat menghasilkan sumber energi.
Consent (persetujuan setelah Karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-
penjelasan), Beneficience dan non sel secara metabolisme aktif
maleficience. membentuk asma yang harus dibuang

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 13
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

oleh tubuh (Damawan, 2019 dalam terdapat mekonium dijalan nafas.


Mutiyani et al., 2021). Sedangkan tanda-tanda minor pada
pemeriksaan subyektif terdapat
PEMBAHASAN dipsnea, sulit bicara, dan ortopnea
Pengkajian dengan tanda objektif minor berupa
Pengkajian yang dilakukan pada gelisah, sianosis, bunyi nafas menurun,
tanggal 06 Desember 2021 yang meliputi frekuensi nafas berubah dan pola nafas
pengkajian data (riwayat keperawatan, berubah. Penyebabnya antara lain:
kebutuhan dasar khusus, pemeriksaan. spasme jalan nafas, hipersekresi jalan
Ditemukan data klien terdapat suara nafas, disfungsi neuromuskuler, benda
nafas tambahan ronchi, RR 26 x/menit asing dalam jalan nafas, adanya jalan
dan klien mengatakan batuk berdahak, nafas buatan, sekresi yang tertahan,
dahak susah dikeluarkan dan susah untuk hiperplasia dinding jalan nafas, proses
bernafas jika batuk. Dari data tersebut infeksi, respon alergi dan efek agen
muncul masalah keperawatan bersihan farmakologis (misal: anestesi) (Tim
jalan nafas tidak efektif. pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Berdasarkan batasan karakteristik
Diagnosa Keperawatan dan faktor yang berhubungan, yang
Diagnosa keperawatan yang sudah dipenuhi pada kasus Ny. R
diambil yaitu bersihan jalan nafas tidak terdapat suara nafas tambahan, batuk
efektif berhubungan dengan sekresi fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
yang berlebih. Bersihan jalan tidak tidak efektif, perubahan pola nafas,
efektif adalah ketidakmampuan sputum dalam jumlah yang berlebih.
membersihkan sekret atau obstruksi Berdasarkan batasan karakteristik dan
jalan napas untuk mempertahankan faktor yang berhubungan dalam hasil
jalan napas tetap paten. pengkajian sudah mencukupi untuk
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas menegakkan diagnosa bersihan jalan
terjadi jika ditemukan tanda-tanda nafas tidak efektif.
mayor sebagai berikut: Batuk tidak Penulis menegakkan masalah
efektif, tidak mampu batuk, sputum keperawatan bersihan jalan napas tidak
berlebih, mengi, wheezing dan atau efektif berdasarkan yang ditemukan
ronchii kering serta pada neonatus pada Ny. R, antara lain: Ny. R terdapat

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 14
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

suara nafas tambahan ronchi, RR 26 intervensi pendukung berupa Fisioterapi


x/menit dan klien mengatakan batuk Dada.
berdahak dan dahak susah untuk Tindakan keperawatan yang
dikeluarkan dan susah untuk bernafas dilakukan dengan cara postural drinase,
ketika batuk. clapping, dan vibrating pada pasien
Penulis mengambil diagnosa dengan gangguan sistem pernafasan.
tersebut karena sistem oksigenasi Bertujuan meningkatkan efisiensi pola
berperan penting dalam mengatur pernafasan dan membersihkan jalan
pertukaran oksigen dan karbondioksida nafas. Selain itu, terdapat tindakan
antara udara dan darah. Oksigen batuk efektif yang memiliki manfaat
diperlukan disemua sel untuk dapat untuk membantu pengeluaran sekret
menghasilkan sumber energi. dari dalam tubuh, untuk melakukan
Karbondioksida yang dihasilkan oleh sel- tindakan batuk efektif sebaiknya diberi
sel secara metabolisme aktif air hangat untuk mengencerkan secret
membentuk asma yang harus dibuang pada jalan nafas, sehingga lebih mudah
oleh tubuh (Damawan, 2019 dalam saat mengeluarkan sekret (Damawan,
Mutiyani et al., 2021). 2019 dalam Mutiyani et al., 2021).
Batuk efektif dengan cara tarik
Intervensi Keperawatan nafas dalam melalui hidung selama 4
Penulis menyusun rencana detik, kemudian ditahan selama 2 detik,
keperawatan dengan kriteria hasil (SLKI) kemudian dikeluarkan dengan mulut
setelah dilakukan tindakan keperawatan mencucu (huruf O) selama 8 detik.
selama 3 x 24 jam batuk efektif dari 2 Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam
meningkat menjadi 4, produksi sputum hingga 3 kali kemudian anjurkan batuk
dari 2 meningkat menjadi 4, dipsneu dengan kuat langsung setelah tarik nafas
dari 2 meningkat menjadi 4 , frekuensi dalam yang ketiga.
nafas dari 2 membaik menjadi 4 dan Fisioterapi dada merupakan salah
pola nafas dari 2 membaik menjadi 4. satu dari pada fisioterapi dada yang
Intervensi yang diterapkan (SIKI) adalah sangat efektif dalam upaya
Latihan Batuk Efektif (I.0006), mengeluarkan sekret dan memperbaiki
Manajemen Jalan Nafas (I.01011), dan ventilasi pada pasien dengan fungsi paru
Pemantauan Repirasi (I.01014) dengan yang terganggu. Jadi tujuan utama

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 15
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

fisioterapi dada pada pasien Pneumonia mencucu (huruf O) selama 8 detik.


adalah mengembalikan dan memelihara Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam
fungsi otot-otot pernafasan dan hingga 3 kali kemudian anjurkan batuk
membantu membersihkan sekret dari dengan kuat langsung setelah tarik nafas
bronkus dan untuk mencegah dalam yang ketiga. Serta berkolaborasi
penumpukan sekret, memperbaiki dengan dokter untuk pemberian N-
pergerakan dan aliran sekret (Hanafi & Acetylcisteine.
Arniyanti, 2020). Implementasi manajemen jalan
nafas dilakukan dengan mengobservasi
Implementasi Keperawatan pola nafas, memonitor bunyi nafas
Implementasi keperawatan yang tambahan, dan memonitor sputum.
sudah berjalan sesuai dengan intervensi Terapi keperawatan yang dilakukan
yang di pilih, sebagai berikut: pada hari yaitu memposisikan pasien semi fowler,
pertama sampai dengan ketiga penulis memberikan minum hangat, melakukan
melakukan pengkajian mengenai fisioterapi dada dan memberikan
bersihan jalan nafas yang sedang dialami oksigen 2 liter per menit. Edukasi yang
oleh pasien, mengkaji tekanan darah, dilakukan adalah menganjurkan asupan
nadi, suhu, kemampuan batuk, mengobservasi dengan mengidentifikasi
memonitor adanya retensi sputum, cairan 2 liter per hari dan mengajarkan
memonitor tanda dan gejala infeksi teknik batuk efektif. Drainase postural,
saluran nafas, memonitor input dan vibrasi, perkusi, batuk adalah teknik
output cairan. Terapi keperawatan yang konvensional yang bertujuan untuk
dilakukan adalah mengatur posisi semi memfasilitasi pembersihan mukosiliar.
fowler, memasang perlak dan bengkok di Fisioterapi dada dapat dikelola sendiri
pangkuan pasien, dan membuang secret atau dilakukan dengan bantuan orang
pada tempat sputum. Edukasi yang lain seseorang (fisioterapis, orang tua,
diberikan adalah menjelaskan tujuan atau pengasuh), misalnya ketika
dan prosedur batuk efektif, melakukan teknik-teknik yang
menganjurkan untuk tarik nafas dalam melibatkan penanganan manual, seperti:
melalui hidung selama 4 detik, getaran manual dan perkusi (Chaves et.
kemudian ditahan selama 2 detik, al., 2019 dalam Purnamiasih, 2020).
kemudian dikeluarkan dengan mulut Pada saat melakukan vibrasi,

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 16
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

getaran, atau batuk yang dibantu secara produksi sputum, dipsnea, frekuensi
manual, termasuk kompresi manual pernafasan, dan pola nafas teratasi
toraks selama ekspirasi dan berhenti sesuai kriteria yang ditetapkan dari awal
pada akhir ekspirasi untuk membantu yaitu dari skor 2 menjadi 4.
pergerakan sekresi paru, memfasilitasi
inhalasi aktif, dan meningkatkan KESIMPULAN DAN SARAN
ventilasi alveolus. Alasan dari teknik ini Kesimpulan
didasarkan pada efek tekan pada saluran Penulis telah melakukan
udara, meningkatkan kecepatan aliran pengkajian pada Ny. R dengan bersihan
udara (Chaves, 2019 dalam Purnamiasih, jalan napas tidak efektif. Langkah-
2020). langkah yang digunakan penulis dalam
pengkajian yaitu metode teknik
Evaluasi Keperawatan wawancara, observasi, dan pemeriksaan
Pada tahap ini dilakukan tindakan fisik serta studi dokumentasi. Sebagai
mengevaluasi respon verbal dan langkah awal penulis melakukan
nonverbal pasien (klien) dan membuat pengkajian agar dapat mengumpulkan
penilaian keberhasilan tindakan data yang lebih lengkap, maka dapat
keperawatan berdasarkan standar mempermudah dalam menentukan
tujuan dan kriteria keberhasilan yang masalah.
telah ditetapkan sebelumnya Pada tahap penegakan diagnosa
menggunakan pendekatan SOAP. S keperawatan penulis mengambil data
(Subjective) yaitu pernyataan atau dari analisis data yang diperoleh melalui
keluhan dari pasien, O (Objective) yaitu pengkajian. Prioritas masalah yang
data yang diobservasi oleh perawat atau muncul pada Ny. R adalah bersihan jalan
keluarga, A (Analisys) yaitu kesimpulan keperawatan merupakan tahap proses
dari objektif dan subjektif, P (Planning) keperawatan dimana penulis membuat
yaitu rencana tindakan yang akan rencana keperawatan sesuai dengan
dilakukan berdasarkan analisis (Pieter et masalah yang timbul. Intervensi yang
al., 2017). Evaluasi hasil dari kasus penulis buat sesuai dengan Standar
asuhan keperawatan yang diberikan Intervensi Keperawatan indonesia (SIKI).
selama 3 hari masalah bersihan jalan Pelaksanaan tindakan keperawatan
nafas tidak efektif dengan batuk efektif, dalam tahap ini penulis sesuai dengan

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 17
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

rencana keperawatan yang telah dibuat. DAFTAR PUSTAKA


Tindakan keperawatan dilakukan Akbar, H., Hamzah, B., & Paundanan, M.
selama 3 hari. SIKI yang digunakan yaitu (2021). Hubungan Lingkungan Fisik
Rumah dengan Kejadian Pneumonia
Latihan Batuk Efektif (I.0006) dan
pada Balita di Wilayah Kerja
Manajemen Jalan Nafas (I.01012). Puskesmas Plumbon. Jurnal Kesmas
Dalam melakukan setiap intervensi Jambi, 5(2), 1–8. https://online-
journal.unja.ac.id/jkmj/article/vie
tindakan yang direncanakan, penulis
w/14306
memantau dan mencatat respon pasien Djojodibroto, R. D., Suyono, Y. J., &
terhadap keperawatan yang telah Melinda, E. (2017). Respirologi
(respiratory medicine) (2nd ed.).
dilakukan.
EGC.
Evaluasi keperawatan pada tahap Fatimah, S., & Syamsudin. (2019).
ini penulis sesuai kriteria tujuan, PENERAPAN TEKNIK BATUK EFEKTIF
tindakan keperawatan pada hari ke-3 MENGATASI KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAPAS PADA Tn. M
pada masalah Bersihan Jalan Nafas tidak DENGAN TUBERKULOSIS. Jurnal
efektif sudah teratasi. Keperawatan Karya Bhakti, 5, 26–
30.
http://ejournal.akperkbn.ac.id/ind
Saran
ex.php/jkkb/article/view/53
Penulis harus menguasai konsep Hanafi, P. C. M. M., & Arniyanti, A.
dan asuhan keperawatan yang dibuat (2020). Penerapan Fisioterapi Dada
untuk mengeluarkan Dahak Pada
agar dapat menentukan intervensi lebih
Anak Yang Mengalami Jalan Napas
cepat dan sesuai kebutuhan pasien. Tidak Efektif. Jurnal Keperawatan
Hendaknya penulis selalu Profesional, 1(1), 44–50.
Mutiyani, T., Sumarni, T., & Wirakhmi, I.
memperhatikan setiap keluhan pasien
N. (2021). Studi Kasus pada Pasien
dan menjalankan komunikasi terapeutik, Tuberkulosis Paru Ny. S dengan
agar implementasi dapat berjalan sesuai Ketidakefektifan Bersihan Jalan
rencana tindakan keperawatan. Nafas di Desa Pengadegan
Kecamatan Pengadegan Kabupaten
Masyarakat khususnya responden
Purbalingga. Seminar Nasional
diharapkan mampu mengetahui tentang Penelitian Dan Pengabdian Kepada
penatalaksanaan pada pneumonia Masyarakat, 1451–1455.
Pieter, Zan, H., Lubis, & Lumongga, N.
tentang bersihan jalan nafas tidak
(2017). Pengantar Psikologi dalam
efektif. Keperawatan. Kencana.

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 18
P-ISSN: 2338-4514 Jurnal Keperawatan Notokusumo (JKN)
E-ISSN: 2808-1781 Volume 10, Nomor 1, Juni 2022

Purnamiasih, D. P. K. (2020). Pengaruh asuhan keperawatan pada gangguan


fisioterapi dada terhadap perbaikan sistem respirasi (1st ed.). Trans Info
klinis pada anak dengan pneumonia. Media.
Syntax Literate; Jurnal Ilmiah http://ucs.sulsellib.net//index.php?
Indonesia, 5(10), 1053–1064. p=show_detail&id=31650
Sartiwi, W., Nofia, V. R., & Sari, I. K. Wibowo, D. A., & Ginanjar, G. (2020).
(2021). LATIHAN BATUK EFEKTIF HUBUNGAN FAKTOR DETERMINAN
PADA PASIEN PNEUMONIA DI RSUD PENYAKIT INFEKSI SALURAN
SAWAHLUNTO. Jurnal Abdimas PERNAPASAN AKUT (ISPA) DENGAN
Saintika, 3(1`), 152–156. KEJADIAN INPEKSI SALURAN
https://doi.org/http://dx.doi.org/1 PERNAFASAN AKUT (ISPA)
0.30633/jas.v3i1.1124 PNEUMONIA PADA BALITA DI
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPAKU
Standar Diagnosa Keperawatan KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2020.
Indonesia (1st ed.). Dewa pengurus Jurnal Keperawatan Galuh, 2(2), 43–
pusat persatuan perawat nasional 52.
indonesia. https://pdfs.semanticscholar.org/1e
http://lib.stikesyatsi.ac.id//index.p 95/cb8a584beef4044d358326847f665
hp?p=show_detail&id=7732 7dda4c2.pdf
Wahit, A., & Suprapto, I. (2013).
Keperawatan medikal bedah:

Studi Kasus Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Pasien


Pneumonia di RSUD Ajibarang
Ken Utari Ekowati, Hernowo Budi Santoso, Tri Sumarni 19

Anda mungkin juga menyukai