OLEH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
yang mampu menurunkan imunitas tubuh manusia seperti HIV dan DM, kurangnya status
gizi dan juga meningkatnya penularan diusia anak-anak hingga usia produktif dan terjadinya
resistensi terhadap obat tuberkulosis (Multi Drug Resistance). Kemiskinan dan kurangnya
pengetahuan mengenai gejala serta penularan berbagai macam penyakit juga dianggap
faktor penting yang dapat meningkatkan resiko dari paparan penyakit seperti tuberkulosis
Pada kasus tuberkulosis paru masalah yang sering muncul salah satunya bersihan
jalan napas tidak efektif Masalah bersihan jalan napas tidak efektif karena disebabkan oleh
penumpukan sekret. Sekret tersebut akan terkumpul pada jalan nafas pasien saat penderita
tuberkulosis tidur dan akumulasi sekret yang terus menerus dapat menyebabkan
penyempitan jalan nafas sehingga timbul permasalahan keperawatan bersihan jalan napas
tidak efektif
Menurut World Health Association (2019) menyatakan bahwa ada 10.000.000 orang
sudah terkena Tuberkulosis parudi tahun 2018 dan ada 1.500.000 orang diantaranya sudah
dinyatakan meninggal dunia. Indonesia berada diperingkat kedua dari negara dengan kasus
orang menderita tuberkulosis paling banyak sedunia (WHO, 2019). Kasus tuberkulosis
ditemukan kurang lebih sebanyak 330.910 hanya dalam waktu satu tahun di Indonesia,
berterbangan melalui udara dan masuk kedalam suatu jaringan paru-paru orang sehat
melalui jalan nafas (droplet infection) hingga alveolus. Basil tubercle mencapai permukaan
alveolus ini membiasa proses dari inhalasi dan juga terdapat 1-3 unit basil, hal tersebut
Normal suatu secret pada jalan pernafasan akan bisa diberhentikan dengan merubah posisi
seperti batuk efektif. Pada saat pasien imobilise secret yang terkumpul dijalan nafas akibat
gaya tarik bumi dapat mengganggu proses dari disfusi O2 dan CO2 didalam alveoli. Dan
upaya batuk efektif guna mengeluarkan secret juga bisa terhambat karena tonus otot-otot
pernafasan yang melemah, hal tersebut menyebabkan permasalahan yaitu bersihan jalan
nafas. Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan ketidakmampuan untuk membersihkan
sekresi atau dengan cara obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan
terkait
penyakit tuberkulosis yaitu berupa DOTS (Direct Observed Treatment Short). DOTS
berfokus sebagai alat penemu dan pengobatan penyakit tuberkulosis, prioritas hanya
diberikan untuk klien tuberkulosis tipe menular. Strategi DOTS berupaya memutus rantai
suatu penularan penyakit tuberkulosis paru dan menurunkan insidensi tuberkulosis paru
dahulu adalah cara unggul sebagai upaya pencegahan penularan penyakit tuberkulosis paru.
terdiri dari input seperti: manusia, program, dana, dan material. Sedangkan proses seperti:
ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat dilakukan dengan teknik latihan nafas dalam dan
batuk efektif. Teknik latihan nafas dalam berpengaruh terhadap konsentrasi O2 darah
diperifer. Berdasarkan hasil penelitian Aminah & Novitasari (2019), telah didapatkan hasil
terdapat pengaruh laen latihan nafas dalam terhadap konsentrasi oksigen darah di perifer
pada penderita tuberkulosis paru (Aminah & Novitasari, 2019). Kegiatan perawat lain
dalam melewati masalah bersihan jalan napas jalan nafas adalah dengan cara batuk efektif.
Batuk efektif mampu menghemat energi sehingga pasien tidak cepat lelah dan mampu
secret satu hari sebelum pemeriksaan, namun klien juga perlu didorong agar minum ±2liter
penurunan angka sakit dan mati yang akibat dari penyakit tuberkulosis. Penanggulangan
dilakukan dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang efektif sesuai diagnosa
keperawatan pasien. Harapannya tidak terulang menjadi faktor kesehatan bagi pasien.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan upaya pelayanan kesehatan
dengan memberikan asuhan keperawatan pada Tn. F.D dengan masalah Tubercolosis
1.2Tujuan
Tubercolosis pada Tn. F.D dengan mengaplikasikan Pengawas Menelan Obat di Dusun 2
RT 18 Desa Manusak.
Menggambarkan Asuhan keperawatan kepada Tn. F.D dengan penyakit Tubercolosis dengan
Tuberkolosis
Masalah Tubercolosis
Tubercolosis
1. Mahasiswa
Hasil Karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat menjadi bahan bacaan bagi semua mahasiswa,
serta menambah wawasan ilmu dan pengalaman penulis, serta sebagai sayrat untuk
2. Lahan praktek
Hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan diperpustakaan institusi
pendidikan
Hasil karya Ilmiah Ners ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi puskesmas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit Tuberkolosis
2.3.1 Pengertian
Tuberkulosis paru (TBC) yaitu suatu penyakit infeksius menyerang organ parenkim pada paru
(Brunner & Suddarth, 2016). Tuberkulosis paru yaitu penyakit pada paru-paru yang diserang
oleh penyakit infeksius biasa ditandai adanya pembentukan granuloma yang menyebabkan
terjadinya nekrosis pada jaringan dan sifatnya menahun dan juga menular dari sipenderita TBC
mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar bakteri tuberkulosis menyerang paru- paru, tetapi
Tuberkulosis paru (TBC) merupakan bakteri berupa batang yang tahan asamalkohol
Penyakit tuberkulosis paru yaitu suatu penyakit dari basil kecil tahan terhadap asam dinamakan
mycobacterium tuberculosis yang dapat menular melalui bersin batuk air ludah dari penderita
2.3.2.Etiologi
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri dinamakan Mycobacterium Tuberculosis, Jenis bakteri ini
berbentuk seperti batang amat kecil panjang ukuran 1-4 /um dan tebalnya 0,3-0,6/um (Guyton &
Hall, 2016). Mycobacterium Tuberculosis termasuk bakteri sifatnya aerob kemudian kuman
tersebut menyerang jaringan yang mempunyai konsentrasi tinggi terhadap oksigen termasuk
paru-paru. Tuberkulosis paru merampak parenkim paru melalui droplet batuk, bersin dan pada
saat berbicara kemudian berterbangan melalui udara dari penderita ke orang lain. Kuman
Mycobacterium Tuberculosis berupa batang, dan bersifat mampu bertahan terhadap pewarnaan
atau asam, maka dari itu dinamakan basil tahan asam atau disingkat (BTA) (Angelina, 2016).
Mycobacterium Tuberculosissangat rentan terkena paparan sinar matahari secara langsung, tetapi
mycobacterium tuberculosis mampu hidup bertahan diruang gelap dan lembab hingga beberapa
jam. Pada jaringan tubuh bakteri tuberkulosis dapat melakukan dorman atau inaktif (penderita
tertidurnya lama) hingga beberapa tahun lamanya. Penyebaran dari Mycobacterium Tuberculosis
dapat melewati droplet hingga nukles, kuman tuberkulosis dihirup oleh orang dari udara
tuberkulosis paru dengan BTA positif yang tidak diobati dapat 10-15 orang tertular disetiap
2.3.3.Klasifikasi
Klasifikasi dari penyakit tuberkulosis paru, diantaranya adalah sebagai berikut (Angelina, 2016):
a. Tuberkulosis Paru-paru.
Tuberkulosis pada paru merupakan sumber penyakit penyerang jaringan parenkim paru. Bukan
Tuberkulosis yang menyerang organ fisik selain paru, seperti parietal, selaput dalam otak,
pericardium, tulang atau alat gerak, kulit, usus, ginjal, saluran air seni, alat reproduksi, dan
lainnya.
Tuberkulosis Paru
positif.
memburuk.
adrenali.
Yaitu klien TBC sudah melakukan pengobatan tuberkulosis dan telah dibuktikan sembuh melalui
pemberian obat-obatan lengkap, tetapi didiagnosis lagi menunjukkan BTA hasilnya positif.
Yaitu klien yang sudah berhenti minum obat2 bulan lebih tetapi pemeriksaan BTA hasilnya
positif.
2.3.4.Patofisiologi
Asal muasal penularan penyakit penderita tuberkulosis paru diuji BTA paru hasilnya positif.
Disaat penderita batukatau bersin, bakteri berterbangan keudara dalam bentuk basil berasal dari
percikan dahak. Penderita tuberkulosis bersin sekaligus batuk mampu memproduksi berkisar tiga
ribu basil percikan doplet dahak. Secara umum penularan TB dalam ruangan terbuka terjadi
dalam waktu panjang. Karena terdapat adanya sirkulasi udara dapat mengurangi jumlah percikan
ludah, sementara panas cahaya matahari mampu membunuh kuman mycobacterium tuberculosis.
Kuman mycobacterium tuberculosis yang keluar melalui percikan ludah hanya mampu bertahan
beberapa jam saja dikeadaan yang gelap dan lembab. Daya penularan penyakit dapat
diperhentikan berdasarkan banyaknya bakteri dari paru. Derajat kepositifan makin tinggi hasil
pemeriksaan dahak, makin menularlah pengidap tersebut. Penyebab orang terpapar bakteri
mycobacterium tuberculosis ditentukan oleh banyaknya jumlah percikan diudara dan lamanya
Leukosit memfagosit, leukosit tergantikan oleh makrofag setelah hari pertama. Alveolus yang
sudah terinfeksi akan mengalami konsolidasi. Kemudian makrofag mengadakan infiltrasi dapat
menyatu menjadi sel-sel tuberkel epiteloid. Jaringan kemudian mengalami necrose ceseosa dan
jaringan granulasi akan menjadi fibrosa berlebih kemudian terbentuklah jaringan seperti parutan
kemudian terjadinya penumpukan sekret. TB sekunder ada apabila bakteri dengan dorman aktif
Bukti gejala tuberkulosis dibagi 2 (dua) golongan seperti gejala sistemik dan gejala respiratorik
2.3.5.Manifestasi klinis
1. Gejala sistemik.
a. Badan Panas
Tuberkulosis paru gejala pertamanya kadang kala muncul suhu meningkat sedikit disiang hingga
disore hari. Badan suhu meningkat menjadi makin tinggi apabila prosess jadi progresif kemudian
b. Badan Kedinginan/menggigil
Badan merasa dingin terjadi apabila suhu fisik akan naik secara kilat, tetapi tidak ada panas
Peluh malam bukan salah satu gejala patognomonis dari penyakit TB paru. Tetapi peluh malam
pada umumnya akan timbul jika proses sudah lanjut, kecuali penderita dengan vasodilation labil,
peluh malam juga bisa muncul lebih awal. tachycardia dan kliyengan hanya muncul apabila
disertai panas.
a. Malaise
Lantaran penyakit Tuberkulosis paru sifatnya radang menahun, maka penderita akan merasakan
badan sakit tidak enak dirasakan, nafsu makan berkurang, pegal linu,badan semakin kurus,
2. Gejala Respiratorik
a. Batuk-batuk
Batuk awal mulai muncul jika proses dari penyakit TBC sudah mengena bronkeolus, selanjutnya
mengakibatkan peradangan bronkeolus, dan batuk menjadi aktif. Kemudian bermanfaat sebagai
b. Sekret
Sesuatu yang sifatnya mukoid membuntangi paru-paru dan keluar dengan jumlah sedikit,
kemudian akan menjelma seperti muko purulen berwarna kuning atau hijau sampai purulen
tersebut mengalami perubahan dengan tekstur kental jika secret telah terbentuk menjadi lunak
Nyeri dadakan muncul jika sistem syaraf yang ada dalam parietal sudah mengenai, gejala yang
a. Ronchii
Satu hasil pemeriksaan yang tersiar bunyi tambahan seperti suara gaduh terutama pada saat
1. Cek Lab darah rutin untuk mengetahui LED normal atau terjadi
peningkatan.
menetap.
Suatu cara untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru, akan tetapi pemeriksaan tidak sensitif
yaitu hanya 30-70% penderita TBC yang terdiagnosis hanya berdasarkan pemeriksaan sputum
BTA.
Cara untuk menguji serologi dari imunoperoksidase dengan memakai alat histogen
imunoperoksidase staning untuk menentukan ada tidaknya IgG bersifat spesifik terhadap suatu
basil Tuberkulosis.
Mendeteksi DNA kuman Mycobacterium Tuberculosis secara spesifik melalui aplifikasi dengan
berbagai tahap sehingga mampu mendeteksi meskipun hanya ada-1 mikro organisme didalam
spesimen. Dan juga dapat mendeteksi adanya retensi adanya TB.
Mendeteksi dengan cara grouth index berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari suatu metabolisme
Mampu mendeteksi respon humoral yang memakai antigen atau anti body yang terjadi. Cara
pelaksanaannya cukup rumit dan antibodynya dapat menetap diwaktu lama sehingga dapat
dalam fase susulan hingga 4 atau 7 candra. Perpaduan obat yang dipakaiyaitu perpaduan obat
pertama dan pula obat susulan(Guyton & Hall, 2016). Obat pertama yang dipakai dalam terapi
1. Obat rifampisin
Obat rifampisin mampu mengakibatkan air seni/kencing berwarna merah, peluh, air mata, dan
selera. Proses metabolisme yang memproses air seni berwarna merah dan termasuk obat yang
tidak berbahaya. Hal tersebut harus diinfokan kepada pengidap supaya dipahami dan tidak perlu
dikhawatirkan.
2. Isoniazid(INH)
Dosis yang diberikan untuk obat INH adalah 5 mg/kg berat badan, maximal 300mg, 10 mg/kg
berat badan 3x/seminggunya, 15 mg/kgBB 2x/1 minggu atau (300 mg/hari untuk orang cukup
Efek samping ringan muncul tanda terjadi keracunan syaraf tepi,kesemutan, rasa terbakar di kaki
dan nyeriotot. Efek sampingnya bisa dikurangi dengan pemberian piridoksin dengan dosis
100mg/hari dengan vitamin Bkompleks. Pada suasana tersebut penyembuhan bisa dijalankan.
Efek samping berat bisa berupa hepatitis yang mungkin muncul kurang lebihnya0,5% pengidap.
Jika terjadi hepatitis dampak obat, Hentikan OAT dan penyembuhan sinkron dengan arahan
1. Pirazinamid
Obat ini digunakan pada saat faseintensif 25mg/kg berat badan, 35mg/kg berat badan
3x/semingggunya, 50 mg/kg berat badan 2 x/satu mingggu atau: berat badan lebih 60 kg :1500
tuberkulosis disuasana privat.Nyeri persendian dirasakanbisa diberikan aspirin dan kadang kala
dapat mengakibatkan serbuan arthritis Gout, hal itu barang kali diakibatkan oleh terbatasnya
ekskresi dan pengumpulan asam urat. Kadang kala timbul reaksi seperti: panas dingin, meluah,
2. Streptomisin
Pada obat streptomisin ini diberikan dosis 15mg/kg berat badan /(BB lebih 60kg sampai 1000mg,
BBnya 40-60kg=750mg, BB kurang 40kg =sesuai berat badan). Efek samping yang pertama
dapat terjadi keburukan pada syaraf kedelapan yang berangkaian pada kesepadanan dan
pendengaran. Efek lainya ini akan melonjak seiring dengan tingkat dosis yang digunakan dan
Untuk obat ini diberikan fase intensif dengan dosis 20mg/kg BB, fase lanjut 15 mg/kg berat
badan, 30mg/kg berat badan 3x/seminggunya, 45 mg/kg berat badan 2x/seminggu atau : (BB
:1000mg, berat badan kurang 40 kg :750 mg, Dosis intermiten 40 mg/kg BB/ kali).
penglihatan, buta warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian keracunan okuler
tersebut tergantung dosis yang digunakan, ronggang terjadi bila dosisnya 15-25mg/kg BB perhari
atau 30 mg/kg BB diberikan 3 x/seminggu. Gangguan pendangan bisa normal lagi setelah
seputar minggu obat diperhentikan. Dianjurkan etambutol tak dikasihkan untuk anak-anak akibat
risiko keburukan okuler dan sulit dideteksi (Guyton & Hall, 2016).
keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber
observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.
a. Data Umum
5. Tipe keluarga
6. Suku bangsa
7. Agama
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
d. Struktur keluarga
4. Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
5. Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
e. Pemeriksaan Fisik
a. Pengerian keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing– masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 2018).
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi social, peran dan
tugas (Spredley, 2016 dalam Murwani, 2018).
Menurut Salvicion G. Bailon & Aracelis Maglaya (2017) dalam Murwani (2015)
menjelaskan bahwa keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing –
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah beberapa
individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang mempunyai ikatan perkawinan, ada
hubungan keluarga, sanak famili, maupun adopsi yang hidup bersama sesuai dengan
tujuan keluarga tersebut.
b.Tipe Keluarga
Tipe-tipe keluarga secara umum menurut Friedman tahun 2018 yang
dikemukakan untuk mempermudah pemahaman literatur tentang keluarga adalah :
a. Keluarga inti (konjugal) adalah keluarga yang menikah, sebagai orang tua
atau pemberian nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak mereka
(anak kandung, anak adopsi atau keduanya).
b. Keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang di dalamnya
seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar adalah keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh
darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu
teman keluarga inti.
Sedangkan menurut Wahid Iqbal (2016) tipe keluarga ada 15 antara lain :
1) Tradisional nuclear
2) Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu
rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
3) Extended family
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek,
kakek,keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
4) Reconstituted nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan suami / istri, tinggal
dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
5) Niddle age / aging couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua-duanya bekerja di
rumah,anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah / perkawinan /
meniti karier.
6) Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya / salah
satu bekerja diluar rumah.
7) Single parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian / kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah / di luar rumah.
8) Dual carrier
Suami istri / keduanya orang karier dan tanpa anak.
9) Commuter married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
10) Singgle adult
Wanita / pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
kawin.
11) Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
12) Institusional
Anak-anak / orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti.
13) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua / lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
14) Group marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunananya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
15) Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
16) Cohibing couple
17) Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
Menurut Murwani (2017) tipe keluarga dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan
anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah, missal kakek, nenek, paman dan bibi.
3) Keluarga Dyad yaitu suatu keluarga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4) Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah / ibu) dengan anak (kandung / angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian / kematian.
5) Single adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk
bekerja atau kuliah).
b. Tipe keluarga non tradisional
1) The unmarriedtrenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi
anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
4) The non marital heterosexual cohibitang family yaitu keluarga yang
hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana suami istri (marital partners).
6) Cohabiting couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group marriage family yaitu beberapa orang dewasa menggunakan alat-
alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi
sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.
8) Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan
tanggung jawab membesarkan anak.
9) Foster family yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat
orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga aslinya.
10) Homeless family yaitu keluarga yang membentuk dan tidak
mendapatkan perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
11) Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupan.
c.Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2018) adalah :
1) Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru,
keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau
status lajang ke hubungan baru yang intim.
2) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30
bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama
mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang
setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan
ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah
dipercaya kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan
ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.
3) Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5
tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin
terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami-ayah, istri-ibu,anak laki-
laki-saudara, anak perempuan-saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan
berbeda.
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga
biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir
tahap ini.
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun,
meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih
awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau
20 tahun.
6) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,ketika anak
terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang,
tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak
anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
7) Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi
oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai
ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang
pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
8) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
d.Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas perkembangan keluarga menurut Friedman (2018) yaitu :
1) Tahap I : Keluarga pemula
Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
2) Tahap II : Keluarga yang sedang mangasuh anak
Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
3) Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan.
Mensosialisasikan anak.
Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain.
Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga
besar dan komunitas).
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
Meningkatkan komunikasi terbuka
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
6) Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa muda.
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7) Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
Meningkatkan keakraban pasangan
8) Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia.
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
Melakukan “ Life Review”
e.Masalah-masalah kesehatan
Masalah-masalah kesehatan pada keluarga yang muncul menurut Friedman (2018)
yaitu :
1) Tahap I : Keluarga pemula
Penyesuaian seksual dan peran perkawinan
Penyuluhan dan konseling keluarga berencana
Penyuluhan dan konseling prenatal
Komunikasi
2) Tahap II : Keluarga yang sedang mangasuh anak
Pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga
Perawatan bayi yang baik
Pengenalan dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik secara dini
Imunisasi
Konseling perkembangan anak
Keluarga berencana
Interaksi keluarga
Bidang-bidang peningkatan kesehatan umum (gaya hidup)
3) Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-penyakit menular
yang lazim pada anak dan jatuh, luka bakar
Keracunan
Kecelakaan-kecelakaan yang lain yang terjadi selama usia sekolah
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol
Keluarga berencana
Kehamilan yang tidak dikehendaki
Pendidikan dan konseling seks
6) Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa muda.
Masa komunikasi dewasa muda-orang tua
Transisi peran suami-isteri
Memberi perawatan (bagi orang tua lanjut usia)
Kondisi kesehatan kronis misalnya kolesterol tinggi, obesitas, tekanan
darah tinggi
Masalah menopause
Efek-efek : minum, merokok, diet
7) Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.
Promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur,nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur, pengurangan
barat badan hingga berat nadan yang optimum, berhenti merokok,
berhenti atau mengurangi alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan
preventif.
Masalah berhubungan dengan perkawinan
Komunikasi & hubungan dengan anak-anak, ipar, cucu dan orangtua
yang lanjut usia.
Masalah berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan
orangtua yang lanjut usia dan tidak mampu merawat diri.
8) Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia.
Menurunnya fungsi
Menurunkan kekuatan fisik, sumber financial yang tidak memadai,
isolasi sosial, kesepian
Kerentanan psiklogis
f.Struktur keluarga
Struktur keluarga menurut Mubarak (2019) antara lain :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan, komunikasi
keluarga bagi pengirim : memberikan pesan, memberikan umpan balik dan
valid. Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila: tertutup,
adanya issu atau gosip negatif, tidak berfokus pada satu hal dan selalu
mengulang issu dan pendapat sendiri, komunikasi keluarga bagi pengirim
bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental exspresi dan
komunikasi tidak sesuai. Penerima gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif
(bersifat negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau
informal.
c. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk, mengontrol,
mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang
diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat sekitar keluarga.
g.Fungsi dan tugas keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2018) dalam Murwani (2017) sebagai
berikut:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul
karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 2018).
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan
menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak
balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan disekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan
perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan
dan interaksi keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi keebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga seperti memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memnuhi kebutuhan akan makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan
yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahn
yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan
atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari
tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Friedman, 2018 dalam
Murwani, 2017) :
Mengenal masalah kesehatan
Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat
h.Peran perawat keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan sebagai unit
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk
mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat adalah membantu keluarga untuk
menyesuaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga
melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan (Murwani, 2017).
Peran perawat menurut Sudiharto (2015) adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggungjawab memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan
Perawat bertanggungjawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif. Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk
menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit kesehatan (puskesmas dan
rumah sakit).
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak
pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.
Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga
melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi
maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih
dahulu atau secara mendadak.
e. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak
keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta
memodifikasi sistem pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan
kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas perawat untuk
memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat
unruk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi
masalah.
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-
masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah kesehatan
yang muncul di dalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya
yang dipraktikan keluarga. Misalnya, diare pada balita terjadi karena budaya
menjaga kebersihan makanan dan minuman kurang diperhatikan.
Peran sebagai peneliti difokuskan pada kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi penyebab,
menanggulangi, dan melakukan promosi kepada anggota keluarganya. Selain itu, perawat perlu
mengembangkan asuhan keperawatan keluarga terhadap binaannya
Konsep Latihan Batuk Efektif (SOP )
1. Defenisi
Melatih kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan faring,trakea,dan brokus dari
sekret atau benda asing di jalan napas
Diagnosis Keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif
Luaran bersihan jalan napas meningkat
2. Tujuan
1.Merangsang terbukanya sistem kolateral
2.Meningkatkan distribusi ventilasi
3.Meningkatkan volume paru
4.Memfasilitasi pembersihan saluran napas
5.Membantu mengeluarkan lendir
6.Menurunkan resiko pneumonia,atelektasis dan emboli paru (Jenkins,1996 dalam
mutflik.dkk,2017.hal.11)
3. Indikasi dan kontra indikasi
1.Indikasi : COPD/PPOK,emphysema,fibrosis,asma,Chest infection,dan pasien bedrest atau
post operasi ((mutflih,dkk,2017.hal.12.)
2.Kontra indikasi : Hemomoptoe,tension pneumothoraks,gangguan kardiovasculer,edema
paru,efusi pleura yang luas (Somarno dan putri,2013,hal.7)
4. Prosedur Batuk Efektif (SOP)
1.Identifikasi pasien
2.Jelaskan tujuan dan langkah –langkah prosedur
3.Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a.sarung tangan bersih jika perlu
b.Tisu
c.Bengkok dengan cairan desinfektan
d.oksigen bila perlu
e.Pengalan atau underpad
4.Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5.pasang sarung tangan bersih jika perlu
6.Identifikasi kemampuan batuk
7.Atur posisi semi fowler dan fowler
8.Anjurkan menarik napas melalui hidung selam 4 detik,menahan napas selama 2
detik,kemudian menghembuskan napas dari mulut dengan bibir di bulatkan (mencucu )
selama 8 detik
9.Anjurkan mengulang tindakan menarik napas dan hembuskan selama 3 kali
10.Anjurkan batuk dengan kuat setelah tarik napas dalam yang ketiga.
11.Kolaboarasi pemberian mukolitikdan ekspektoran,jika perlu
12.Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
13. Lepaskan sarung tangan
14.Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
DAFTAR PUSTAKA
Angelina, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (5th ed.). Jakarta: EGC.
Brunner, & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Guyton, & Hall. (2016). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapore: Elsevier.
Inayah, S., & Wahyono, B. (2018). Penanggulangan Tuberkulosis Paru dengan Strategi
DOTS Samhatul. 2(2), 331–341.
Inayah, S., & Wahyono, B. (2018). Penanggulangan Tuberkulosis Paru dengan Strategi
DOTS Samhatul. 2(2), 331–341.