Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 10 No 1 Tahun 2022

PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874


Dea Mitha Apriliani, Etika Dewi Cahyaningrum “Asuhan Keperawatan Pasien Anak dengan Masalah
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Kasus ISPA”

Received Revisied Accepted


07 Januari 2022 15 Januari 2022 26 Januari 2022

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK DENGAN MASALAHBERSIHAN


JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA KASUS ISPA

Dea Mitha Apriliani1), Etika Dewi Cahyaningrum2)


1
Universitas Harapan Bangsa, Program Studi Keperawatan Program Ners
Email : deamithaapriliani@gmail.com
2
Universitas Harapan Bangsa, Program Studi Keperawatan Program Ners
Email : Tita.etika@gmail.com

ABSTRAK

Masalah yang sering dijumpai pada penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah
ketidakmampuan mengeluarkan sekret yang bisa mengakibatkan bersihan jalan nafas tidak efektif.
Rata-rata prevalensi ISPA di Indonesia pada tahun 2018 adalah 9,3%. Salah satu cara menangani
ISPA pada anak dengan menggunakan pemberian batuk efektif untuk melancarkan dan membersihan
jalan nafas. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pasien anak dengan
masalah bersihan jalan napas tidak efektif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
studi kasus. Subjek penel itian adalah An. N masalah bersihan jalan napas tidak efektif di ruang
Cendana III RSUD Kardinah Kota Tegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah bersihan
jalan napas tidak efektif dapat teratasi dengan pemberian intervensi batuk efektif untuk membantu
mengeluarkan sekret pada kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).

Kata Kunci: ISPA; bersihan jalan napas tidak efektif; batuk efektif

ABSTRACT

The problem that is often encountered in patients with Acute Respiratory Infections (ARI) is the
inability to excrete secretions, which can result in ineffective airway clearance. The average
prevalence of ARI in Indonesia in 2018 was 9.3%. One way to deal with ARI in children is to use
effective coughing to expedite and clear the airway. This study aims to describe the nursing care of
pediatric patients with ineffective airway clearance problems. This type of research is descriptive
with a case study approach. The research subject is the problem of ineffective airway clearance in
the Cendana III room at Kardinah Hospital, Tegal City. The results showed that the problem of
ineffective airway clearance could be resolved by providing an effective cough intervention to help
remove secretions in cases of Acute Respiratory Infections (ARI).

Keywords: ARI; ineffective airway clearance; effective coughing

P a g e | 53
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 10 No 1 Tahun 2022
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Dea Mitha Apriliani, Etika Dewi Cahyaningrum “Asuhan Keperawatan Pasien Anak dengan Masalah
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Kasus ISPA”

PENDAHULUAN Hasil penelitian dari Permatasari (2019)


menyebutkan bahwa, bersihan jalan nafas
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sesudah dilakukan batuk efektif dan nafas
merupakan penyakit infeksi akut yang dalam pada anak ISPA di Puskesmas Dau
menyerang salah satu atau lebih dari Malang sebagian besar masuk dalam
saluran pernapasan, mulai dari hidung kategori bersih dan terdapat pengaruh
(saluran atas) hingga alveoli (saluran sebelum dan sesudah pemberian batuk
bawah) beserta organ adneksanya seperti efektif dan nafas dalam.
sinus-sinus, rongga telinga tengah dan Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin
pleura (Hartono & Rahmawati, 2012). menggambarkan menggambarkan asuhan
Menurut World Health Organzation keperawatan pasien anak dengan masalah
(WHO) tahun 2019 jumlah penderita bersihan jalan napas tidak efektif.
ISPA adalah 59.417 anak dan
memperkirakan di Negara berkembang METODE PENELITIAN
berkisar 40-80 kali lebih tinggi dari
Negara maju. Rata-rata prevalensi ISPA Jenis penelitian ini adalah deskriptif
di Indonesia pada tahun 2018 adalah 9,3%, dengan pendekatan studi kasus. Subjek
dengan NTT di urutan pertama (15,4%) penelitian adalah An. N masalah bersihan
dan Jawa Tengah urutan ke-16 (8,5%) jalan napas tidak efektif di ruang Cendana
(Kemenkes, 2018). III RSUD Kardinah Kota Tegal. Metode
Ketidakefektifan bersihan jalan napas pengumpulan data yang digunakan dalam
merupakan masalah yang sering muncul penelitian ini melalui wawancara,
pada anak dengan ISPA. Ketidakefektifan observasi, pemeriksaan fisik, dan studi
bersihan jalan nafas merupakan keadaan dokumentasi. Analisis dan penyajian data
dimana individu tidak mampu disajikan dalam teks naratif disertai
mengeluarkan sekret dari saluran nafas dengan ungkapan verbal dari subjek
untuk mempertahankan kepatenan jalan berupa asuhan keperawatan.
nafas (Ginting, 2010).
Salah satu cara menangani ISPA pada HASIL DAN PEMBAHASAN
anak dengan menggunakan pemberian
batuk efektif untuk melancarkan dan Pengkajian
membersihan jalan nafas anak. Batuk
efektif penting dilakukan pada anak yang Pengkajian pada An.N dilakukan dengan
mengalami ISPA. Tindakan ini bertujuan cara anamnesa (keluhan utama, riwayat
untuk menghilangkan gangguan yang berhubungan dengan keluhan
pernapasan dan menjaga paru-paru agar utama, pengkajian psikososial, spiritual,
tetap bersih. Anak yang melakukan nafas observasi, wawancara pada keluarga
dalam dan batuk efektif mampu klien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
mengembalikan dan memelihara fungsi diagnostik).
otot-otot pernafasan, membantu Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan
membersihkan sekret dari bronkus dan data objektif pasien An. N. mengalami
mencegah penumpukan sekret sehingga bersihan jalan napas tidak efektif dengan
membersihkan jalan nafas (Potter & hasil ibu An. N mengatakan An. N batuk
Perry,2018). berdahak tetapi tidak bisa dikeluarkan, ibu
An. N mengatakan lemas dan pusing.

P a g e | 54
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 10 No 1 Tahun 2022
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Dea Mitha Apriliani, Etika Dewi Cahyaningrum “Asuhan Keperawatan Pasien Anak dengan Masalah
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Kasus ISPA”

Sedangkan hasil dari observasi yaitu memiliki rencana tindakan yaitu monitor
mukosa bibir terlihat kering, ronkhi (+), frekuensi pernafasan ,posisikan fowler,
tidak mampu batuk, batuk tidak efektif, berikan minum hangat dan mengajarkan
frekuensi pernafasan 24 x/menit, nadi An.N batuk efektif yang benar agar
100x/menit, suhu tubuh 37.1 ºC, An. N sputumnya dapat keluar : jelaskan tujuan
terlihat lesu, lemas dan gelisah. Selain itu dan prosedur tindakan batuk efektif pada
batasan karakteristik yang mengacu pada pasien/orang tua, monitor frekuensi nafas
diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif pasien, monitor jumlah dan karakteristik
yaitu terdapat suara tambahan, perubahan sputum, posisikan An. N duduk tegak di
pola nafas, perubahan frekuensi nafas, tempat tidurnya, kemudian An. N tarik
batuk tidak efektif. nafas dalam secara maksimal dan
Dari hasil pengkajian penulis perlahan, setelah itu An. N suruh
mendapatkan kesamaan tanda dan gejala menahan nafas selama 3-5 detik lalu
seperti demam, sesak, batuk berdahak, hembuskan secara perlahan melalui
pilek, sputum berwarna hijau, tidak nafsu mulut, selanjutnya An. N ambil nafas
makan, mual dan muntah, diare, nyeri kedua dan tahan, kemudian suruh An. N
abdomen. Menurut Elizabeth (2009) untuk membatukkan dengan kuat dari
reaksi inflamasi menyebabkan dada, setelah itu An. N istirahat selama 2-
peningkatan produksi mucus yang 3 menit, lakukan batuk efektif secara
berperan menimbulkan ISPA, yaitu berulang.
kongesti atau hidung tersumbat, sputum Menurut Somantri (2010), penumpukan
berlebihan, dan radang hidung (pilek), sputum akan mengalami penyempitan
sakit kepala, demam ringan dan malaise jalan nafas, untuk mengeluarkan sputum
juga dapat terjadi akibat reaksi inflamasi yang lengket maka diperlukan bantuan
(Elizabeth, 2009). yang dapat membersihan jalan nafas
sehingga kembali efektif. Adanya teknik
Diagnosa Keperawatan batuk efektif tersebut mempermudah
pengeluaran sputum sehingga sputum
Dari hasil analisa data didapat masalah menjadi lepas dari saluran pernafasan dan
keperawatan bersihan jalan napas tidak akhirnya dapat keluar mulut dengan
efektif berhubungan dengan sekresi yang adanya proses batuk efektif.
tertahan.
Implementasi
Intervensi
Implementasi yang dilakukan yaitu
Prinsip terapi pada kasus ini ditunjukkan membantu memposisikan pasien dengan
untuk membantu pengeluaran secret, nyaman yaitu fowler, memberikan minum
dalam hal ini penatalaksanaan ditujukan hangat, mengajarkan batuk efektif yang
untuk pasien dengan bersihan jalan napas benar, menjelaskan tujuan dan prosedur
tidak efektif selain dengan menggunakan tindakan batuk efektif pada pasien/orang
nebulizer untuk mengeluarkan secret yaitu tua, memonitor frekuensi nafas pasien,
dengan cara latihan batuk efektif yang monitor jumlah dan karakteristik sputum,
benar. memposisikan An. N duduk tegak di
Intervensi yang dilakukan penulis tempat tidurnya, kemudian An. N tarik

P a g e | 55
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 10 No 1 Tahun 2022
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Dea Mitha Apriliani, Etika Dewi Cahyaningrum “Asuhan Keperawatan Pasien Anak dengan Masalah
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Kasus ISPA”

nafas dalam secara maksimal dan SIMPULAN


perlahan, setelah itu An. N suruh
menahan nafas selama 3-5 detik lalu Setelah diberikan asuhan keperawatan
hembuskan secara perlahan melalui selama 3 hari, ibu An. N mengatakan
mulut, selanjutnya An. N ambil nafas anaknya sudah jarang batuk, Ibu An. N
kedua dan tahan, kemudian suruh An. N mengatakan anaknya bisa melakukan
untuk membatukkan dengan kuat dari batuk efektif dengan sendiri, Ibu An. N
dada, setelah itu An. N istirahat selama 2- mengatakan anaknya sudah rileks dan
3 menit, lakukan batuk efektif secara tidak pusing, Nadi 90 x/menit, RR 21
berulang. x/menit, S 37.10C, dahak berwana
kuning
Pemberian batuk efektif dan nafas dalam 1 cc. Maka disimpulkan bahwa masalah
pada penelitian ini dilakukan selama 3 bersihan jalan napas tidak efektif teratasi
hari, 3 kali dalam sehari dapat membantu dengan pemberian intervensi batuk efektif
pengeluaran sekresi atau dahak pada karena dapat membantu mengeluarkan
penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas secret pada An. N yang menderita Infeksi
(ISPA) pada anak. Saluran Pernafasan Atas (ISPA).

Evaluasi SARAN

Evaluasi yang dilakukan data subyektif : Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Ibu An. N mengatakan anaknya menambah pengetahuan tentang proses
batuknya jarang, Ibu An. N mengatakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak
anaknya bisa melakukan batuk efektif dengan ISPA dengan menerapkan tekhnik
dengan sendiri, Ibu An. N mengatakan batuk efektif dan juga sebagai
anaknya sudah rileks dan tidak pusing. pengembangan dalam pelayanan asuhan
Data objektif : An. N masih tampak keperawatan
sedikit batuk, An. N terlihat rileks, An.
N sedikit tenang, An. N mempraktekkan UCAPAN TERIMA KASIH
cara batuk efektif, N 90 x/menit, RR 21
x/menit, S 37.10C, dahak berwana kuning Terima kasih sebesar-besarnya kepada
1 cc. Analisa masalah bersihan jalan semua pihak yang telah membantu dalam
napas tidak efektif teratasi. menyelesaikan studi ini.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ayu (2019) tentang DAFTAR PUSTAKA
pemberian nafas dalam dan batuk efektif
terhadap kebersihan jalan napas pada anak Hartono & Rahmawati, D.
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), (2012).Gangguan Pernafasan pada
didapatkan bahwa p value = 0,048 Anak: ISPA. Yogyakarta: Nuha
(0,048 < 0,05), yang artinya terdapat Medika.
pengaruh pemberian nafas dalam dan
batuk efektif terhadap kebersihan jalan Kementerian Kesehatan RI. (2018).
nafas di Puskesmas Dau Malang. Prevalensi ISPA Menurut Provinsi
Tahun 2018.

P a g e | 56
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 10 No 1 Tahun 2022
PISSN 2337649X/EISSN 2655-8874
Dea Mitha Apriliani, Etika Dewi Cahyaningrum “Asuhan Keperawatan Pasien Anak dengan Masalah
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Kasus ISPA”

Potter & Perry. (2018). Buku Ajar.


Fundamental Keperawatan.Konsep,
Proses dan Praktik.Edisi 4. Jakarta:
EGC.

Permatasari, Novita ayu. (2017).


Pemberian Nafas Dalam, Batuk
Efektif dan Kebersihan Jalan Nafas
Pada Anak Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA). Poltekkes
Kemenkes Malang.

Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku


Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya
Media.

Somantri. (2010) Asuhan Keperawatan pada


Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: SalembaMedika.

P a g e | 57

Anda mungkin juga menyukai