Anda di halaman 1dari 4

REFLEKTIF JURNAL

1. Differences/Doubt
Apakah terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ISPA pada anak?

2. Description
Pada tanggal 5 Desember 2021 pasien datang ke PGD pukul 16.00 WITA, Pasien tersebut
berjenis kelamin laki-laki, berumur 1 tahun. Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami
batuk pilek sejak 2 hari yang lalu, ibu pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien sudah
pernah mengalami keluhan yang sama, setelah di kaji lebih lanjut bahwa terdapat salah satu
anggota keluarga yang merokok yaitu ayah dari pasien tersebut. Setelah dilakukan
pemeriksaan, didapatkan hasil pemeriksaan fisik yaitu pasien tampak batuk, di hidung
terdapat secret bening,terdengar suara ronchi, RR: 35x/menit, nadi :130x/mnt, S :36,8 0C, BB :
9,7 kg. Ibu pasien mengatakan anaknya hanya minum obat yang diberikan oleh Puskesmas
dan tidak pernah mencoba alternatif lain untuk pengobatan anaknya. Diagnosa medis yang
ditetapkan untuk pasien tersebut adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Kami
berfikir adakah cara lain yang dapat dilakukan untuk meringankan ISPA pada anak ?

3. Dissection (Dianalisis)
Pada saat menemukan masalah pada pasien, fokus penilaian yang kami lakukan pada
pasien adalah melakukan pemeriksaan fisik dengan hasil pasien tampak batuk, dihidung
terdapat secret bening, terdengar suara ronchi, RR : 35 x/menit, N : 130 x/menit, S : 36,8 C,
BB : 9,7 Kg. Setelah itu diberikan obat ambroxol dan acetyl, lalu kami mengajarkan teknik
uap sederhana minyak kayu putih, tindakan ini dilakukan 2x sehari (pagi dan sore) selama 15
menit, nantinya akan diharapkan hasilnya, pasien dapat mengeluarkan secret, batuk pilek
mereda namun setelah dilakukan tindakan selama 2x didapatkan hasil tidak optimal yaitu
pasien masih mengeluarkan secret, batuk pilek. Kami menganggap bahwa terapi uap
sederhana dengan minyak kayu putih tersebut dapat meredakan keluhan pasien, akan tetapi
terapi tersebut tidak menunjukkan hasil yang optimal diakibatkan oleh beberapa factor yaitu
keadaan pasien yang tidak bisa diam ketika dilakukan tindakan sehingga uap sederhana tidak
dapat terhirup dengan maksimal dan factor lingkungan dari keluarga yang dimana terdapat
salah satu anggota keluarga yang merokok.

4. Discover
Inhalasi sederhana merupakan suatu cara yang diperkenalkan untuk menggunakan
metode terapi paling cepat dan sederhana untuk segala usia, para ahli anak menganjurkan
sebagai pengobatan yang berhubungan dengan paru dan bermanfaat pada flu ringan yang baru
saja terjadi, batuk bersekret, paru-paru basah, batuk bersekret berat dan lama, batuk kronis
atau batuk yang beruang-ulang (Erniawati, 2018)
Minyak kayu putih diproduksi dari daun tumbuhan Melaleuca leucadendra dengan
kandungan terbesarnya adalah eucalyptol (cineole). Hasil penelitian tentang khasiat cineole
menjelaskan bahwa cineole memberikan efek mukolitik (mengencerkan dahak),
bronchodilating (melegakan pernafasan), anti inflamasi dan menurunkan rata-rata eksaserbasi
kasus paru obstruktif kronis dengan baik (Mubarak, Indarawati dan Susanto, 2015).
Terapi inhalasi uap air dan minyak kayu putih adalah terapi inhalasi uap air dan minyak
kayu putih adalah minyak kayu putih yang di masukan ke dalam air hangat sebanyak 5 tetes
lalu anak di minta untuk menghirup dari uap air yang sudah di berikan minyak kayu putih
tersebut selama 15 menit selama 2x sehari pada pagi dan sore hari, dan melihat status
pernafasan, kenyamanan anak, pengeluaran sekret. Hasil evaluasi menunjukkan intervensi
keperawatan inhalasi uap air dan minyak kayu putih efektif dalam mengatasi bersihan jalan
nafas anak ISPA (Susi, 2020).
Teridentifikasi bersihan jalan nafas sesudah di lakukan terapi inhalasi uap panas dengan
menggunakan minyak kayu putih pada pasien ISPA terhadap frekuensi nafas yaitu rata rata
penunrunan 19x/mnt, penurunan suara nafas vestikular, tidak adanya penumpukan secret dan
tidak terlihat pengunaan otot bantu nafas. Semakin sering dilakukan terapi inhalasi uap panas
dengan menggunakan minyak kayu putih maka akan menurun kan bersihan jalan nafas pada
pasien infeksi saluran pernafasan akut (Wahyu, 2020).
Penelitian yang dilakukan Irianto (2014) tentang terapi inhalasi uap panas dengan minyak
kayu putih terhadap bersihan jalan nafas pada anak dengan ISPA di wilayah Puskesmas Kota
Bambu Selatan, bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi inhalasi uap panas dengan
minyak kayu putih terhadap bersihan jalan nafas. Hasilnya menunjukkan mengenai adanya
perbedaan Bersihan Jalan Nafas sebelum dan sesudah melakukan terapi inhalasi uap panas
dengan menggunakan minyak kayu putih, sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi
berupa terapi inhalasi uap panas dengan menggunakan minyak kayu putih berpengaruh
terhadap Bersihan Jalan Nafas pada pasien ISPA, yaitu terjadinya Bersihan Jalan Nafas yang
signifikan sesudah melakukan terapi inhalasi uap panas dengan menggunakan minyak kayu
putih.
Hasil penelitian didukung penelitian yang dilakukan Agustina (2017) tentang
pemanfaatan minyak kayu putih (melaleuca leucadendra linn) sebagai alternatif pencegahan
ISPA: studi etnografi di pulau buru menyatakan hasil alam Pulau Buru dari olahan daun
Melaleuca leucadendra Linn berupa minyak kayu putih berpotensi untuk digunakan sebagai
alternatif pencegahan ISPA di Pulau Buru dengan metode inhalasi. Kandungan utama dari
tanaman tersebut memiliki khasiat sebagai pengencer dahak, melegakan saluran pernafasan,
anti inflamasi dan penekan batuk.
Pada usia anak dan balita mekanisme batuk belum sempurna sehingga tidak dapat
membersihkan jalan nafas dengan sempurna sehingga diperlukan tindakan aktif dan pasif
untuk mengeluarkan sputum dan membersihkan jalan nafas pada anak dan balita, adanya
teknik perkusi dan vibrasi tersebut mempermudah pengeluaran sputum sehingga sputum
menjadi lepas dari saluran pernafasan dan akhirnya dapat keluar dari mulut dengan adanya
proses batuk. (Maidartati, 2014).
Perkusi merupakan teknik yang dilakukan dengan membentuk mangkuk pada telapak
tangan dan tepukan ringan pada dinding dada yang berirama dan sistematis diatas segmen
paru yang akan dialirkan. Perkusi bertujuan untuk melepaskan sekret yang tertahan di
bronkus. Penelitian pendukung lain mengatakan vibrasi merupakan serangkaian getaran kuat
yang dihasilkan oleh kedua tangan yang diletakkan mendatar diatas dada pasien bertujuan
untuk menggerakan sekret kejalan nafas yang besar (Mubarak, 2007 dalam Henita 2020).
Dalam penelitian Arista, Aminingsih, Endrawati (2014) terdapat pengaruh pemberian
fisioterapi dada terhadap bersihan jalan nafas pada pasien ISPA. Hal tersebut di dukung oleh
penelitian Henita (2020) yang mengatakan bahwa perkusi dan vibrasi efektif untuk
mengeluarkan sputum pada balita dengan ISPA.
Rokok merupakan benda beracun yang memberi efek yang sangat membahayakan pada perokok
aktif ataupun perokok pasif, terutama pada balita yang tidak sengaja terkontak asap rokok. Nikotin
dengan ribuan bahaya beracun asap rokok lainnya masuk ke saluran pernapasan bayi yang dapat
menyebabkan Infeksi pada saluran pernapasan (Hidayat, 2005 dalam Reni, 2016). Nikotin yang
terhirup melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan berakumulasi di
tubuh balita dan membahayakan kesehatan balita tersebut.

5. Decission
a. Diharapkan keluarga dapat menjaga lingkungan rumah dari factor pencetus ISPA seperti asap
rokok, debu, dll.
b. Pada saat melakukan terapi uap sederhana dengan minyak kayu putih posisikan pasien
dalam keadaan yang nyaman, lalu modififikasi cara pemberian terapi uap sederhana jika
pasien rewel.
c. Usapkan minyak kayu putih pada bagian dada, punggung, dan leher, ketika pasien tertidur
sehingga aroma dari minyak kayu putih tersebut dapat terhirup oleh pasien meskipun
pasien dalam keadaan tertidur.
d. Intervensi dapat di berikan dengan menggunakan waslap basah hangat lalu di teteskan
minyak kayu putih. Kemudian dekatkan waslap tersebut ke hidung pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Z.A, Suharmiati. 2017. Pemanfaatan Minyak Kayu Putih (Melaleuca Leucadendra
Linn) Sebagai Alternatif Pencegahan ISPA: Studi Etnografi Di Pulau Buru. Diakses Pada
20 Desember 2021

Erniawati Pujiningsih Dan Musniati. 2018. Pengaruh Steam Inhalation Dengan Tetesan Minyak
Kayu Putih Terhdap Pengeluaran Sekret Pada Anak Yang Menderita Ispa Di Puskesmas.
Jurusan Ilmu Keperawatan, Universitas Nahdlatul Wathan, Mataram, Indonesia.

Henita Chania, dkk. 2020. Pengaruh Teknik Perkusi dan Vibrasi Terhadap Pengeluaran Sputum
Pada Balita Dengan ISPA Di Puskesmas Indralaya. Palembang

Irianto, Koes (2014). Ilmu Kesehatan Anak. Bandung : Alfabeta

Maidartati. Pengaruh Fisoterapi Dada Terhadap Bersihan Jalan Napas pada Anak Usia 1-5 Tahun
yang Mengalami Gangguan Bersihan Jalan Napas di Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung.
Jurnal Ilmu Keperawatan. 2014;11(1):47-56

Mubarak, Indrawati Dan Susanto. 2015. Buku 1 Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta :
Salemba Medika.

Reni Riyanto dan Anis Kusumawati. 2016. Pengaruh Asap Rokok Terhadap Frekuensi
Terjadinya Penyakit ISPA Pada Balita Di Puskesmas Kedung Banteng Banyumas. Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan. Vol 14 No. 3

Susi Putri Dewi. 2020. Efektifitas Terapi Uap Air Dan Minyak Kayu Putih Terhadap Bersihan
Jalan Nafas Anak Usia Balita 3-5 Tahun Pada Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Di Kelurahan Garegeh Bukittinggi Tahun 2020. Padang. Stikes Perintis Padang

Wahyu Farhatun Ni’mah. 2020. Efektifitas Terapi Uap Air Dan Minyak Kayu Putih Terhadap
Bersihan Jalan Napas Pada Anak Usia Balita Pada Penderita Infeksi Saluran Pernapasan
Atas Di Puskesmas Leyangan. Universitas Ngudi Waluyo

Anda mungkin juga menyukai