Anda di halaman 1dari 4

SINOPSIS

“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


ISPA ( INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT) DENGAN FOKUS INTERVENSI
PEMBERIAN INHALASI SEDERHANA MINYAK KAYU PUTIH UNTUK
MENINGKATKAN BERSIHAN JALAN NAFAS “
Dosen Pembimbing : Ns. Meity MS, M.Kes

Disusun Oleh :
Luluk Ismawadatul M (2001020)

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AN NUR PURWODADI
2023/2024
JUDUL :
“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN ISPA ( INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT)
DENGAN FOKUS INTERVENSI PEMBERIAN INHALASI SEDERHANA
MINYAK KAYU PUTIH UNTUK MENINGKATKAN BERSIHAN JALAN
NAFAS “
SINOPSIS :
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada
anak. World Health Organization (WHO) memperkirakan insidensi (ISPA) di negara
berkembang 0,29% (151 juta jiwa) dan negara industri 0,05% (5 juta jiwa) (WHO, 2012).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada
anak di negara berkembang. Infeksi saluran pernapasan akut ini menyebabkan empat dari 15
juta perkiraan kematian pada anak setiap tahunnya, sebanyak dua pertiga kematian tersebut
adalah bayi. Episode batuk-pilek pada anak di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun
(WHO, Epidemic-prone and pandemic-prone acute respiratory diseases: Infection prevention
and control in `helath-care facilities, 2018).
Insiden kejadian ISPA pada anak diperkirakan 0,29 kasus per anak/tahun di negara
berkembang 0,05 kasus per anak/tahun di negara maju. Terdapat 156 juta kasus ISPA dan
paling banyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta), dan Pakistan (10 juta) serta
Bangladesh, Indonesia dan Nigeria masing-masing 6 juta kasus. Dari semua kasus ISPA yang
terjadi di masyarakat, 7-13% merupakan kasus berat dan memerlukan kasus berat dan
memerlukan perawatan dirumah sakit (Zulfa, 2017).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) diawali dengan panas disertai salah satu atau
lebih gejala, tenggorokan terasa sakit atau nyeri saat menelan, pilek, batuk kering atau
berdahak. Di Indonesia, periode Prevalensi ISPA dihitung dalam kurun waktu 1 bulan
terakhir terdapat lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (41,7%),
Papua (31,1%), Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%),
sedangkan, prevalensi ISPA di Jawa Tengah adalah 15,7% (Riskesdas, 2013).
Menurut jurnal Erniawati Pujiningsih (2018), yang berjudul Pengaruh Steam
Inhalation Dengan Tetesan Minyak Kayu Putih Terhdap Pengeluaran Sekret Pada Anak Yang
Menderita Ispa Di Puskesmas menyebutkan bahwa Di Jawa Tengah penemuan dan
penanganan penderita ISPA tahun 2014 sebanyak 71.451 kasus (26,11%) meningkat
dibanding tahun 2013(25,85%). Angka ini masih sangat jauh dari target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) tahun 2010 (100%). Pada tingkat kabupaten/kota, ada satu kota yang
mempunyai persentase cakupan tertinggi yaitu Kabupaten Pekalongan (95,9%), sementara
kabupaten dengan persentase cakupan terendah adalah Kabupaten Sragen (0,2%) (Dinkes
Jateng, 2014). Sedangkan di wilayah dapatkan data total 17.436 orang menderita penyakit
infeksi saluran pernapasan akut dan 3.793 terjadi pada anak usia 0-14 tahun (Pujiningsih,
2018).
Umumnya penyakit infeksi saluran pernapasan akut biasanya ditandai dengan keluhan
dan gejala yang ringan, namun seiring berjalannya waktu, keluhan dan gejala yang ringan
tersebut bisa menjadi berat kalau tidak segera diatasi. Oleh sebab itu, jika anak/bayi sudah
menunjukkan gejala sakit ISPA, maka harus segera diobati 2 agar tidak menjadi berat yang
bisa menyebabkan gagal napas atau bahkan kematian. Gejala yang ringan biasanya diawali
dengan demam, batuk, hidung tersumbat dan sakit tenggorokan, Sehingga dapat
menunjukkan manifestasi klinis sebagai berikut :
1. Batuk
2. Serak, yaitu anak bersuara perau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada waktu
berbicara atau menangis).
3. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C
Dengan gejala lain meliputi :

1. Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun
atau lebih
2. Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer).
3. Tenggorokan berwarna merah.
4. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
5. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.

Salah satu upaya untuk mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif dapat dilakukan
dengan pemberian obat secara dihirup. Obat dapat dihirup untuk menghasilkan efek lokal
atau sistemik melalui saluran pernapasan dengan menggunakan uap, nebulizer, atau aerosol
semprot seperti nebulasi dan terapi inhalasi4 .
Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara inhalasi (hirupan) ke dalam saluran
respiratori. Penggunaan terapi ini sangat luas di bidang respirologi. Prinsip farmakologi terapi
inhalasi yang tepat untuk penyakit respiratori adalah obat dapat mencapai organ target dengan
menghasilkan partikel aerosol optimal agar terdeposisi di paruparu, awitan kerja cepat, dosis
kecil, efek samping minimal karena konsentrasi obat di dalam darah sedikit atau rendah,
mudah digunakan dan efek terapeutik segera tercapai yang ditujukan dengan adanya
perbaikan klinis.
Terapi ini lebih efektif dibanding karena obat bekerja lebih cepat dan langsung dan
tidak memiliki efek samping pada bagian tubuh lainnya. Keuntungan terapi inhalasi
sederhana antara lain lebih mudah untuk dilakukan dan biaya lebih terjangkau.
Salah satu metode inhalasi sederhana dapat dilakukan menggunakan minyak kayu
putih. Minyak kayu putih dapat bermanfaat meredakan masalah pernapasan. Menghirup
minyak kayu putih dapat meringankan gangguan pernapasan karena uap minyak kayu putih
berfungsi sebagai dekongestan yang jika dihirup dapat membantu mengurangi hidung
tersumbat dan gejala bronkitis6 .
Tujuan umum penerapan ini adalah untuk menggambarkan penerapan terapi inhalasi
sederhana dengan minyak kayu putih untuk meningkatkan bersihan jalan napas pada anak
usia prasekolah dengan ISPA.
Judul kedua :
“Asuhan Keperawatan Pada An.X dengan focus intervensi kompres hangat
untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien demam typoid di puskesmas toroh 1”
Judul Ketiga
“Asuhan Keperawatan pada An.X dengan focus intervensi pemberian extra
cacing tanah untuk mengurangi termoregulasi pada pasien demam typoid di puskesmas
toroh 1 ”

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, S. P. (2020). Efektifitas Terapi Uap Air Dan Minyak Kayu Putih Terhadap
Bersihan Jalan Nafas Anak Usia Balita 3-5 Tahun Pada Penderita Infeksi Saluran Pernafasan
Akut Di Kelurahan Garegeh Bukittinggi . http://repository2.unw.ac.id/710/
Firdaus. A. 02 Desember 2010. Diagnosis dan Penatalaksanaan Kegagalan Napas
pada Neonatus. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD/RS Hasan Sadikin. Bandung.
Pratama, C. A., Widyastuti, Y & Enikmawati, A. (2019). Upsys Pemberian Inhalasi
uap dengan Minyak Kayu Putih terhadap Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas pada
Asuhan Keperawatan Anak dengan ISPA. STIKes PKU Muhammadiyah Surakarta. 2.
Ni’mah, W, F., Priyatno & Sukarno. (2019). Efektifitas Terapi Uap Air dan Minyak
Kayu Putih terhadap bersihan jalan Napas pada Anak Usia Balita pada Jurnal Cendikia Muda,
Volume 2, Nomer 4, Desember 2022 Handayani, Penerapan Terapi Inhalasi 550 penderita
Infeksi saluran Pernapasan atas di Puskesmas Layangan. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Ngudi waluyo Ungaran

Anda mungkin juga menyukai